
“Bang Aseng… Kalo diewein mungkin bisa lebih panas tubuhnya, bang…” usul Farah untuk menghangatkan tubuh dingin Dea yang menggigil mengkhawatirkan. “Yang benar aja, Farah… Dia ini lagi dikerjain setan-setan itu… Masa diewein, sih? Ada-ada...

“Bang Aseng! Tolongin! Dea kesurupan!” teriak Farah lewat telpon. Suaranya panik dan ada suara geraman-geraman menyeramkan di balik suaranya. Si Dea itu kesurupan? Kok bisa? “Ya! Bentar!” aku langsung keluar kamar dan menuju ke kamar...

Jadi apa yang membuat Vivi suka sama lakikku ini? Awak tau dia luar dalam… Awak gak tau kerjanya apa aja di luar sana… Tapi dia gak akan mau merayu perempuan macam Vivi… Apa kira-kira?”...

“Ya udah… Kasian…” putus istriku. Beriringan aku menggiring Vivi, Nirmala, baby sitter bernama Sri dan Benget membawa berbagai bawaan mereka menuju lantai dua bersama istriku. Di depan tangga aku menyerah dan memilih ngedeprok di...

Mau pasrah dan terima aja tubuhku tenggelam di dalam rekahan lantai dan bumi yang terbelah rasanya kok sangat mengenaskan. Aku berguling menjauh dengan tenaga terakhirku, rekahan berderak itu ikut berbelok. Ini sangat tidak wajar....

“Masih bisa, bang?” tanya Julio melihat Aseng junior hanya mengendur sedikit aja dari kondisi tempur maksimalnya. Amei mengusap-usap sisa cairan kental yang menggenang di mulut liang kelaminnya. Dikorek-koreknya dengan ujung jarinya dan keknya gak...

Api lawannya adalah air. Tapi tidak sama halnya kalo kobaran api Banaspati bertemu air. Api Banaspati tidak bisa dipadamkan dengan menggunakan air seperti yang terjadi pada kolam renang rendah yang airnya menguap menjadi kabut....

Di sebuah hotel tempat kami janjian, aku menemukannya di lobi sedang menyesap coffee cup dari gerai franchise. Ia masih dalam balutan pakaian kerjanya yang berarti ia belum pulang sama sekali ke rumahnya. “Hai, Mayu-chan?”...

Setelah dua malam panas bersama Karina dan masalah dengan Agnès, keknya aku butuh time-out sebentar. Adrenalinku terus berpacu beberapa hari ini. Jantungku konstan berdegub kencang karena berbagai masalah dan kejutan yang datang silih berganti...

“Lima, deh…” ia malah minta lima ronde lagi. “Sebisanya aja ya, bu…” aku lalu berjongkok di depan single sofa itu, ia melepas kocokannya pada Aseng junior. “Kita panaskan dulu, ya?” aku menyosor mulutnya lagi....

Kimak memang ini para siluman dan demit dan setan-setan semuanya! KIMAK KLEN SEMUAA!! Rutukku sangat kesal kali… Dua kali… Dua kali aku dibuat kentang kek gini. Yang pertama okelah salah paham… Tapi yang kedua...

“Yon… Kontolku ilang!” teriakku kuat-kuat mendapati si Aseng junior tak ada lagi tempatnya biasa nongkrong, di antara dua kakiku. Bahkan dua bola pelernya juga hilang tak berbekas. Yang tertinggal hanya sebuah gundukan tipis berjembut...