Part #7 : Awalnya Sih Cuma Jadi Bahan Akhirnya Jadi Kenyataan
Kami mengobrol dengan keadaan telanjang dan bu ria memeluk saya. Setelah 15 menit bu ria berinisiatif untuk memulai memanaskan situasi dengan cara memainkan kontol saya yang masih lemas, 5 menit belum ada respon dari kontol saya bu ria kemudian menghampiri dengan mulutnya dan mulai mengulumnya memainkannya di mulutnya. Rasa hangat di dalam mulut bu ria membuahkan hasil kontol saya mulai membesar dan mengeras. Bu ria masih tetap memBJ kontol saya hingga menurutnya sudah cukup keras untuk dimasukkan ke vaginanya.
Saat dirasa cukup bu ria melepaskan kontol saya dari mulutnya dan melihat saya sambil tersenyum, kemudian dia menaiki badan saya, memposisikan vaginanya tepat di kontol saya dan mulai memasukannya ke dalam vaginanya. Hanya “uuhhh” yang keluar dari mulutnya kemudian tersenyum kembali kearah saya. Bu ria tidak langsung memompa vaginanya, membiarkan kontol saya diam sejenak di vaginanya. Dia meletakkan kedua tangannya didada saya, kudua ujung kakinya dia tekuk ke belakang dan di kuncikan di paha saya (saya tidak begitu yakin para suhu bisa membayangkannya, yang jelas tidak ada bagian tubuh bu ria yang menyentuh kasur, seluruh badannya berada di atas badan saya).
Bu ria tidak menggerakkan badannya naik turun, melainkan ke arah maju mundur dan terkadang dia memutarkan pinggulnya, gaya dan sesasi sex yang baru pertama kali saya rasakan, benar – benar nikmat sekali. Sangat lama kami berada di posisi tersebut, sesekali bu ria sambil mencium bibir saya dan saya mencoba meraih payudaranya untuk saya mainkan dan saya remas – remas. Kali ini saya bisa mengimbangi permainan bu Ria, mungkin karena kontol saya menjadi kurang sensitif karena sudah mendapatkan klimaks sebelumnya.
Bu Ria : kontol kamu enak ran, saya suka posisi ini…ehmmm
Bu Ria : saya tidak bisa lakuin posisi ini sama suami saya, dia selalu kesakitan kalau dadanya saya tekan
Saya : saya juga enak bu, vagina ibu sempit dan anget banget
Bu Ria : saya bisa keluar kalau posisi kaya gini
Saya : keluarin aja bu, yang banyak
Bu Ria : ga mau ran, saya masih enak
15 menit lebih kami di posisi tersebut dan bu ria belum menunjukan tanda – tanda akan mencapai klimaks, saya kemudian berinisiatif untuk berada di posisi duduk dengan bu ria masih di pangkuan, saya jilati leher bu ria dan dia merespon dengan mempercepat gerakan pinggul maju mundurnya, kemudian saya beralih ke payudaranya dan mulai menghisap putting Bu Ria,
Bu Ria : saya ga bisa ran kalau kaya gini semua dimainin
Bu Ria : enaak banget
Desahannya makin kencang diikuti goyangan pinggulnya yang semakin tinggi ritmenya
Bu Ria : ran enak banget..isepin pentilnya
Kemudian bu ria memeluk kepala saya di dekapkan di payudaranya sangat kencang, sambil terus menggoyangkan pantatnya
Bu Ria : saya keluar ran, isepin ran lagi..saya keluaaarrr…aaaahhhhh
Kalimat terakhir dari bu ria saat dia berhasil mencapai klimaks sambil tetap memeluk kepala saya & kami pun beepelukan hingga beberapa saat.
Bu Ria : kamu belum keluar ya
Saya : belum bu, kalau yang kedua luamayan lama biasanya
Bu Ria : ayok lanjut, tinggal 1 jam lagi nih,
Saya : bu ria emangnya masih sanggup?
Bu Ria : sayang kan kamu bayar hotel mahal – mahal
Saya :bu santai aja, nanti kalau ada kesempatan kita check in lagi, ga perlu mikirin uangnya, sekarang bisa berduaan sama ibu aja saya udah seneng banget.
Bu Ria : iya ran, tapi kontol kamu masih tegang banget itu, saya masih pengen ini
Saya : beneran ibu masih kuat
Bu Ria : masih ran, kamu mau gaya apa?
Saya : doggie lagi ya bu..hehe
Bu ria menurut dan langsung memposisikan diri untuk doggie style. Kami kembali bersetubuh dengan gaya tersebut dan memang berbeda rasanya saat posisi WOT dengan doggie, di posisi ini lubang vagina bu ria terasa lebih sempit dan sangat mencengkram dia bibir vaginanya. Rasanya seperti jika para suhu memakai kondom, bagian pangkal kondom yang berbentuk o ring tersebut digerakkan maju mundur, nah rasa cengkramannya hanya di area O ring tersebut.
Dengan masih di posisi doggie, saya mulai bermain agak kasar. Saya pukul pantat bu ria hingga memerah, saya juga menarik rambut bu ria hingga kepalanya mendongkak ke atas sambil terus saya pompa vaginanya.
Saya meminta bu ria berbaring miring ke kanan, saya angkat kaki kirinya ke atas dan kembali saya masukkan kontol saya ke vaginanya, saya pompa dengan frekuensi cepat dengan harapan saya juga akan mendapatkan klimaks, saya turunkan kakinya yang menjadikan vaginanya semakin sempit. Kembali saya pompa tetapi saya sedikit kesulitan karena terlalu sempit dan terhalang pantat bu ria yang besar. Sepertinya memang kontol saya yang kurang panjang sehingga kurang cocok untuk posisi seperti ini dengan bu ria.
Kembali saya meminta untuk mencoba posisi lain dan sekarang bu ria telentang di ujung kasur, saya berdiri di depan bibir kasur, kakinya saya buka lebar sehingga dengan mudah saya melakukan penetrasi. Kembali saya pompa dengan frekuensi tinggi yang membuat bu ria mendesah. Kakinya saya lepaskan dan saya peluk tubuh bu ria sembari tetap memompa vaginanya, saya genggam kedua tangannya keatas kepalanya, saya jilati ketiaknya, kembali dia mendesah kencang saya posisikan bibir saya di telinganya, saya berbisik di kuping bu ria
Saya : memek ibu enak banget, saya pengen kluarin lagi..
Bu Ria : kluarin ran,,,hmmmmm..kontol kamu juga enak…kluarin di dalem…
Saya : sayaa keluaar bu…
Akhirnya setelah berapa lama pertahanan saya jebol dan memuntahkan kembali sperma saya ke vagina bu ria sambil tetap memeluk bu ria. Setelah beberapa saat saya mencabut kontol saya yang sudah lemas dari vagina bu ria kemudian saya berdiri dan akan berjalan ke kamar mandi tetapi dihalangi oleh bu ria.
Bu Ria : tunggu dulu ran, sayang tau
Kata bu ria sambil menghampiri kontol saya dengan kepalanya, lalu melahap kembali kontol saya dan membersihkan semua cairan sperma saya yang sudah bercampur dengan cairannya kemudian menelannya tanpa rasa jijik. Rasa linu di ujung kontol saya saat bu ria menghisap dan memainkan lidahnya dilubang kontol saya.
Ya sebinal itu Bu Ria saat sedang berduaan dengan saya. Itu yang membuat saya merasa beruntung mendapat respon dari dia dan dapat merasakan kebinalannya.
Waktu kami tersisa tinggal 30 menit dan kami gunakan untuk mandi bersama, pada saat mandi pun bu ria masih sempat – sempatnya memainkan kontol saya dan membuatnya terbangun kembali, bu ria kemudian mengankat satu kakinya dan meletakkannya di tembok, kemudian meminta saya memasukkannya kembali ke vaginanya. Saya turuti permintaannya dan saya mainkan kontol saya maju mundur di vaginanya, dengan shower yang masih menyala di atas kami. Mungkin fantasi bu ria ingin berhubungan intim di kamar mandi dengan shower yang menyala, tetapi waktu yang membatasi kami
Saya : bu next time kita lakuin ini lagi ya, kita harus pulang(sambil saya cium keningnya)
Bu Ria :hehe..iya, yok mandi
Selesai mandi bersama, bu ria hanya mengenakan lingerienya dan saya menggunakan boxer saya bantu bu ria untuk mengeringkan rambutnya dengan hair drier, saya sisir rambutnya hingga rapi (hal sama yang saya lakukan dengan GF)dan bu ria sibuk merias wajahnya.
Setelah kami selesai beberes, saya minta bu ria untuk langsung ke basement dan masuk mobil, sedangkan saya mengambil KTP saya di resepsionis. Saya antarkan bu ria kembali ke stasiun, sesampainya di parkiran, bu ria masih enggan turun
Bu Ria : kamu masih mau sama saya lagi kan?
Saya : maksudnya bu?
Bu Ria : kamu masih mau check in lagi kan sama saya?
Saya : mau lah bu..kalau bisa lebih dari 3 jam..hehe
Bu Ria :saya carikan waktu lagi ya, nanti saya cari alsesan lagi biar bisa keluar sama kamu..
Kemudian bu ria turun dari mobil, saya tau dia tersenyum meskipun tertutup masker dan berjalan memasuki stasiun
Bersambung