Part #21 : Setelah sabtu yang melelahkan
Setelah sabtu yang melelahkan mental dan fisikku, kemarin di hari minggu waktuku banyak kuhabiskan di rumah untuk bercengkrama dengan 2 jagoanku.
Hari ini, senin aku berangkat kantor seperti biasa ditemani marissa dengan callnya dan beberapa gambar toket serta memek marissa yang segera saja aku hapus dari memori HPku untuk alasan keamanan rumah tangga.
Jam 11.45 siang di kantor, tiba-tiba ext ku berbunyi, ketika aku baru saja duduk di ruangan setelah meeting mingguan.
“Siang Pak Andre.., pandu Pak…”
“Ya mas Pandu?” pandu adalah resepsionis di kantorku
“ada tamu di lobby, pak. Namanya Bu Gladys. Saya harus sampaikan apa ya pak?”
What? Gladys? Koq dia tahu kantorku dimana?
“hhm… gpp saya temuin aja”
“Siap pak.”
Aku bergegas ke lobby untuk menemui Gladys.
“Hi there…” kataku menyapa Gladys
“Hi Ndre…” kami cipika cipiki
“What a surprise!!” (Wow kejutan)
“Really? Busy dude?” (masak sih, sibuk gk loe)
“no.. its almost lunchtime, just finished my weekly meeting” (nggak koq, tadi habis meeting)
“sorry for not inform you before” (sorry ya gk info sebelumnya)
“aah.. np, whaz up dear?” (gpp koq, ada apa neeh?)
“Nothing special, just wanna ask you for lunch” (gk ada apa2 sih.. Cuma mau makan siang ma loe)
“sure?” (yakin?)
“Absolutely. why? Any situation?” (beneran koq, kenapa? ada masalah?)
“no definetely not, just wondering” (nggak koq, Cuma heran aja)
“c’mon baby.. nothing special, just lunch..” (ayolah, cuma makan siang biasa aja)
“Oket then.. gimme couple minutes” (ssiiipp, bentar ya)
“take your time, dear..” (silakan..)
Gk sampai 5 menit aku udah keluar lagi, dan aku baru sadar ketika kami bersanding di lift yang dikelilingi cermin ini. Gladys tingginya hanya sedadaku dan kelihatan imut banget dibandingkan aku yang raksasa ini. Aku langsung bayangin kontolku ngaduk-ngaduk memek kecilnya dan dia teriak-teriak antara kesakitan dan keenakan.
Kami makan siang bersama di foodcourt, dimana banyak karyawan tempatku, juga makan di sini. Penampilan Gladys yang K-pop banget jelas menarik perhatian. Anak buahku yang melihat kami, senyum-senyum penuh makna termasuk seno, orang yang kusiapkan sebagai penggantiku.
Beneran gk ada hal serius yang kami bicarakan sepanjang makan siang, dari situ aku justru bertanya-tanya kenapa Gladys sampai rela membelah kota ini hanya untuk makan siang denganku dari kantor mereka di daerah Daan mogot ke sudirman, jelas memerlukan effort dan waktu yang tidak sedikit jika hanya untuk tujuan makan siang. Selama makan siang, gesturenya pun biasa, kecuali dia menyuapkan nasi kebulinya ke aku ketika dia minta aku cicipin dan ngelap keringat di dahiku yang muncul karena kepedasan ayam geprek yang kumakan siang itu, selebihnya semua normal.
Tapi untuk menanyakan tujuan sebenarnya aku merasa belum waktunya. So let it be..
“tadi siapa pak?” tanya seno anak buahku sekaligus partner in crime yang sering menemaniku ngerokok bareng di sela waktu kerja ketika tiba-tiba masuk ruanganku.
“Temen, baru kenal sabtu kemarin sih, kenapa?”
“imut banget….. tipe gw banget tuh pak..”
“hahahahaha… sayangnya bukan tipe gw..”
“ya kalau dibandingin istrilu yang kemarin sabtu dibawa kondangan sih.. jelas bukan tipe lu pak.”
“hehehehe… bener.. tapi gw takut klo ma dia..”
“lah takut kenapa pak..”
“takut gk muat, gw punya kegedean hahahaha”
“gilingan lu pak, gw pikir apaan hahahahaha”
“udah sono kerja, jangan mesum melulu pikiran loe..” kataku memutus obrolan kami
“kapan-kapan kenalin ya pak..”
“ssiiiipppp, tapi….”
“tapi apa pak?
“gw kenalin setelah abis gw kelonin yah..”
“anjiiirrrr…. katanya bukan tipenya… hahahahahaha” seno tertawa sambil berlalu dari ruanganku.
Menjelang sore, tiba-tiba HPku berbunyi… nomor tidak dikenal
“Ya dengan andre laksamana..”
“sore pak andre.. saya tiur pak, sekretarisnya pak AA”
“oh ya… gimana tiur, ada yang bisa saya bantu?”
“pak andre, pak AA meminta saya konfirmasi untuk kehadiran Pak Andre di meeting hari Rabu Pak,”
“Oh.. okey.. siap. Saya confirm”
“tapi jamnya berubah gpp ya pak?”
“hhhm… jam berapa ya?”
“Jam 7 pagi pak, di kediaman beliau”
Aku berpikir, bagus juga kalau lebih pagi, jadi aku tidak perlu cuti, cukup ijin setengah hari aja.
“dimana ya?”
“di daerah menteng pak.”
“oohh.. okey banget sih, malah lebih baik kalau lebih pagi, alamatnya?”
“Nanti saya kirimkan, pak. oh ya, katanya pak andre gk usah presentasi. Pak AA hanya mau ngobrol aja. Semacam coffee morning gitu pak”
“Baik bu Tiur, jam 7 pagi di menteng, gk usah presentasi, alamat nanti akan dikirimkan”
“Sip pak Andre. Selamat sore..”
“Sore juga bu Tiur”
Hhhmmmm…. aku segera telp pandu
“Ya Pak Andre..”
“Mas Pandu, sebelum ketemu saya, tadi tamu saya ada ketemu orang lain di kantor ini?”
“gk ada pak.., tapi yang bareng sama dia, kalau gk salah namanya.. sebentar pak…
Namanya Bu Jenny, dia ketemu Pak Momo”
What?!
“okey makasih mas pandu ya..”
Aku segera login ke HRIS, aku cari data pak Momo.
Gotcha! Pak momo sebelum CEO di sini, di AAA group..
Pantes kata Lidia, pak AA punya mata-mata di sini hhhhmmmm….
……………………………………..
Rabu pagi jam 06.45 aku sudah di depan rumah Pak AA. Sebuah rumah besar dengan halaman yang luas di kawasan elit Jakarta ini.
“Pagi Pak.” Kata security yang menghampiri ku ketika aku membuka kaca mobil
“Pagi, Pak. Saya ada janjian ketemu Pak AA, pagi ini jam 7.”
“dengan pak siapa?”
“Dengan Andre Laksamana, Pak”
Ia kemudian masuk ke pos dan meneliti whiteboard di pos, kemudian kembali lagi ke mobilku bersamaan dengan gerbang membuka secara otomatis.
“silakan, pak. Nanti di teras depan ada yang akan mengantar”
“siap pak, terima kasih”
Aku masuk melewati gerbang dan memutuskan parkir agak berjarak dari teras. Kulihat ada ibu2 berseragam seperti yang pernah aku temui di rumah hideout Lidia.
“Dengan Pak Andre Laksamana ya” kata ibu itu dengan senyum ramah dan logat jawa kental.
“inggih bu..”
“lho, sanget boso tho pak?”
“Kulo tiang kota S”
“oalah, monggo diagem sleeper niki pak” katanya sambil mengambilkan sleeper yang bertuliskan namaku.
“Suwun nggih bu..”
“sami-sami Pak, monggo..” katanya membuka pintu kayu besar mempersilahkanku masuk..
“Mari Pak, saya tiur yang kemarin dulu telepon bapak” sosok wanita berusia 50an tahun sudah ada di depanku.
“baik bu Tiur”
Aku berjalan mengikuti bu Tiur menyusuri koridor samping rumah menuju taman yang ada di bagian belakang. Sebuah gazebo mewah ada di sana, menghadap ke taman bunga yang tidak luas tapi indah banget. Pak AA sudah ada di sana dan berdiri menyambutku, bersama dengan….
Pak Momo!
“Pagi Pak AA, Pagi Pak Momo..” kataku sembari mengulurkan tangan.
“pagi Pak Andre..” sapa Pak AA menyambut uluran tanganku, sementara pak Momo langsung merangkul pundakku.
“yok jangan malu-malu, kita sarapan sembari ngopi..” kata pak Momo dengan suara beratnya.
“kaget aku ketemu Pak Momo di sini hehehehe”
“ssttt, orang kantor gk boleh tahu ya.. hahahahahaha”
“Silakan duduk Pak Andre.. kopi atau teh?”
“kalau boleh, kopi lebih sesuai dengan suasana pagi ini, pak”
Dan pelayan yang standby di bagian lain dari gazebo besar ini segera bergerak menuangkan kopi dan membawanya kepadaku.
“begini Pak Andre, saya langsung aja ya.. Ini Pak, saya ada sesuatu buat Pak Andre” kata pak AA sembari menyodorkan sebuah surat kontrak kerja kepadaku.
“hhhmmmm… sebelum saya baca, kalau boleh ada previewnya dulu, Pak?” sekilas ku lirik kontrak kerja ini kop suratnya bukan logo AAA Group, tapi sebuah PT yang aku sendiri baru lihat sekarang namanya. Gak ada logo AAA group.
“Jadi begini, pak Andre. Saya sedang membentuk tim manajemen khusus, tim ini nantinya dikepalai oleh Pak Momo yang langsung report pada saya secara personal, tidak bekerja di AAA Group, tapi bekerja pada saya pribadi. Tugas Pak Andre, membantu Pak Momo di bidang Human Capital sama seperti yang pak Andre lakukan di perusahaan sekarang. Selain Pak Andre, akan ada tiga orang lagi, yang masing-masing ahli di bidangnya, semua akan membantu Pak Momo. “
Aku menengok pada Pak momo dan beliau mengangguk mengiyakan.
“Tugas tim manajemen khusus ini, nantinya untuk mengurus PT yang baru saja saya akuisisi, memperbaiki tata kelola perusahaannya dan membuatnya jadi perusahaan yang sehat, setelah itu merekrut tim manajemen lain yang capable untuk meneruskan mengurus PT ini secara permanen. Setelah tim manajemen permanen terbentuk, Tim Khusus ini akan saya tugaskan di PT lain lagi, begitu seterusnya.”
“hhhmmm… menarik banget Pak. Tantangannya sangat besar”
“betul Pak Andre, dalam bidang Pak Andre salah satu tugasnya adalah memberhentikan orang-orang lama yang tidak capable dan digantikan dengan orang-orang baru yang memiliki pemikiran lebih segar.”
“hhhhmmm… tapi saya kan masih ada project pelatihan dengan AAA Group, Pak. Dan ini terkait dengan pihak ketiga Pak Roni.”
“OOOhhh.. itu gk masalah, silakan selesaikan pekerjaan Pak Andre itu. Saya berikan dispensasi tiap jum’at untuk melakukannya sampai dengan selesai.”
“Lalu seandainya saya tanda tangan, berapa lama saya diberi waktu untuk resign dari perusahaan yang sekarang, Pak AA?”
“hhhmmm.. begini ndre.. kalau kamu ajukan pengunduran diri hari ini, Pak Johan atasan kamu kan pasti akan konsultasi ke saya, saya akan langsung approve. Dan saya akan tugaskan seno untuk menggantikan kamu. Hari jum’at akan ada RUPS di perusahaan kita dan di sana nanti akan ditunjuk CEO baru pengganti saya, Pak Tanu direktur marketing kita. Jadi hari senin kamu dan saya sudah tidak ngantor di sana lagi.” kata pak momo menjelaskan.
“Baik Pak Momo, Pak AA, boleh saya baca kontrak ini dulu?”
“silakan Pak Andre”
Aku membaca dengan seksama surat kontrak itu, disana belum dituliskan tanggal efektif bekerja dan besaran Remunerasinya.
“Pak AA, Maaf saya belum melihat tanggal efektifnya dan besaran remunerasinya ya?”
“hhmm… waktu surat ini dibuat, saya belum konsultasi ke Pak Momo, tapi pagi ini sudah, boleh saya pinjam sebentar suratnya?”
“OOhh.. silakan Pak..” kataku sambil menyerahkan surat itu ke pak AA.
Kemudian pak AA melihat catatannya dan menuliskan sejumlah angka di surat kontrak itu dan tanggal efektifnya, kemudian Pak AA membalik beberapa halaman dan meuliskan lagi sejumlah angka yang berbeda.
“silakan Pak Andre.. katanya sambil menyerahkan surat itu kembali kepadaku.
Aku langsung melihat tanggal efektifnya, ternyata senin minggu depan dan besaran remunerasi yang ku terima sejumlah tiga kali lipat dari apa yang kuterima di perusahaan yang sekarang.
“Dibelakang ada yang spesial pak” pak AA memberikan tambahan
Aku membalik beberapa halaman dan di sana ada tertulis bonus perekrutan sejumlah setahun gajiku di perusahaan sekarang dengan keterangan ditransfer setelah aku menandatangani surat ini. WOW!!!
WWHHHOOOAAA Untung waktu di hotel kemarin aku gk pake si Lidia ataupun Gladys, bisa jadi mereka itu ujian buat aku untuk pertemuan hari ini.
Bersambung