Part #1 : Hari ulang tahun perkawinanku
Hari ini adalah hari ulang tahun perkawinanku yang ke 14. Tepat jam 12 malam aku dan istriku bergenggaman tangan berdoa memohon pada yang maha kuasa untuk segera dapat melalui segala kepahitan hidup yang sudah berlangsung selama hampir dua tahun ini. Ya benar kami memang sudah pernah mengalami banyak liku-liku kehidupan dan badai bersama, tapi yang kali ini kami alami sungguh membuat kami hancur.
Besok, kami akan menerima pembayaran atas rumah yang kami tinggali ini senilai lebih dari dua milyar, tapi uang itu akan segera lenyap untuk membayar berbagai hutang yang sudah kami buat sehingga akan hanya bersisa sekitar dua ratus lima puluh juta saja. Kami sudah sepakati untuk sisa uang ini digunakan melunasi mobil kami, agar dapat digunakan untuk mencari uang tanpa terbebani cicilan.
“Sayang.. selesai berdoa kita packing ya..”
“Iya mas..”
“Maaf sayang, kita harus kehilangan rumah ini, gara-gara aku.”
“Udah terlanjur mas.. Gak apa-apa” kata istriku sambil packing barang sambil menangis pasrah….
==========================
Delapan tahun lalu…
Kesetiaan istri akan dibuktikan saat suaminya terpuruk, kesetiaan suami akan dibuktikan saat dirinya mencapai puncak karirnya.
Ini adalah tahun keempatku di perusahaan ini. Semua sistem sudah berjalan baik dan kondisi tim HR yang aku pimpin juga sehat saja. Gak ada tantangan berarti yang memerlukan perhatian besar dariku, 4 orang manajer dibawahku bekerja sangat baik untuk memastikan sistem yang sudah aku bangun berjalan dengan sempurna. Aku mulai punya banyak waktu lebih….
Notifikasi HP ku berbunyi
Roni.training
“Ya bro.. Apa kabar?”
“Mantabs bro.. hahahahaha. Lagi dimana loe?”
“Di sawahlah hahahaha, masih jadi kuli cangakul bro.. Loe dimana skrg?”
“Gak dimana mana bro.. Gw ud 3 tahun cabut bro, kerja sendiri.”
“Wowww!!! Kereen bro.. Main apa skrg?”
“Ya bidang gw kan pelatihan bro. Ya jualan training lah..Hahahahaha..”
“Mantabs.. apa nih yang bs gw bantu?”
“Gini boss, gw ada permintaan training soal personality trait buat level Director. Gw kan ud lihat loe kasih presentasi waktu TMM di telco company dulu itu loh.. Nah gw mau loe bawain topik itu, dengan cara kayak dulu itu.. keren sih menurut gw boss.”
Roni adalah mantan stafku yang pernah aku bawa TMM di perusahaan telco dimana aku ketemu istriku lagi. Saat ini roni sudah memiliki perusahaan penyedia pelatihan dan kelihatannya cukup berkembang baik.
“Hhhmm.. boleh aja, asal ada duitnya hahahaha”
“Pasti ada-lah boss.. hahaha profesional kan ini. Bukan minta tolong..”
“Okey kapan?”
“Bulan depan boss, tp working day boss, hari jum’at. Loe bisa cuti kan?”
“Bisa bro..”
“Okey, boss. Btw rate loe brp?”
“Hhhmm blom pernah sih bro, menurut loe?”
“Gw biasanya sih kasih ke external speaker 1,5/jam. Loe gw kasih lebih lah 2,5/jam. Soalnya kan treatmentnya bisa sampe setelah training tuh loe bakalan masih sibuk sama mereka, kayak waktu itu.”
“Segitu loe masih pegang cuan gak?”
“Masih lah boss..”
“Ya ud gw terima aja dah. Hahahahaha”
“Tapi transport loe sendiri ya, gak jauh sih, di kota hujan.”
“Okey no problemo. Pesertanya berapa orang?
“Dua puluh orang boss, bisa lebih. Makanya gw tambahin dari rate standar gw. Loe bakalan repot soalnya. Gw sediain kamar juga koq boss, klo sampe harus nginep karena loe selesai malam.”
“Siiipp… Bro…. Mantab..Hahahhaaha”
“Jadi loe okey ya boss”
“Siap..”
“Tengkiu boss, materi gw tunggu seminggu sebelumnya ya, biar bisa gw copy.”
“Siap brother
“Tengakiu boss”
“Thanks ma bro.”
=======
Hari itu akhirnya aku selesai memberikan pelatihan kepada 23 orang direktur dari satu perusahaan besar di indonesia
Roni yang membuka pendaftaran sessi konsultasi segera diserbu beberapa peserta. Sessi konsultasi dibatasi 30 menit tiap orang dan dimulai after dinner sampai dengan selesai.
“Bro.. lu gila kali”
“Hahahahaha thats why i pay you more bro.. Btw ini ada satu peserta Director finance holding yang tadi pulang lebih cepet, minta konsul personal diluar bro.”
“Ce or co?”
“Cewek bro, umur 35. Cucunya pak Amran.”
“What?! Serius? Namanya Lidia ya?”
“Yups, loe okey gak?”
“Ya udah. Mana tau bisa bantuin loe dapat kelas lagi hahahahaha..”
“Gak usah loe bantuin kasih konsul, nih loe udah dapat 11 kelas lagi buat level GM. Mereka impress bro.. Bingung kan loe 11 kelas sih innova sebiji kali bro.. hahahahaha”
“Ciyus…. ??? wah mantab bro….”
“Cuan gw juga banyak hahahaha…… Loe ambil gak?”
“Ambil lah.. gila kali nggak hehehehe”
“Kerjaan loe?”
“Ya masih bisa dimanage lah.. hehehehe. Duit segitu bro, semua juga bisa di manage lah..”
“Sip, jd gw jawab okey ya ke mereka.”
“Sip bro.. jadwalnya loe atur, jadi 3 bulan lah..”
“Sip.. Btw dari hotel ada yang mau konsul juga bro, tapi klo loe gak sempet bisa skip koq.”
“Klo cowok skip aja bro.. hahahaha”
“Nah itu masalahnya, dia cewek bro, GM marketingnya sini.”
“Yang mana?”
“Ntar juga loe tau. Tadi sih sempet sit in, pas loe lagi seru go show..”
“Koq gw gak notice? Jangan-jangan yang indo td bro?”
“Nah bener..”
“Njiirrr cakep banget tuh bro.. tapi hhmm.. Nanti kalo sempet aja lah.” Jawabku masih ragu karena persoalan waktu
Aku menyelesaikan 9 orang yang konsul padaku hari itu. Masalah mereka msh hal umum seputar relasi dengan rekan kerja dan atasan. Tidak banyak menyita perhatianku tapi menyerap banyak energiku, mendengarkan itu jika dilakukan seksama akan menyerap energi yang sangat besar. Sebabnya adalah pada waktu mendengarkan, otak kita juga memproses informasi yang kita terima dengan seketika tentu saja itu mengakonsumsi energi yang tidak sedikit.
Jam 22.30 akhirnya peserta terakhir selesai. Aku menarik nafas panjang dan memutuskan keluar ke outdoor area coffeeshop ini untuk merokok.
“Hi pak andre..”
“Ya..?” jawabku tanpa menengok, masih sibuk dengan chat dengan istriku mengabarkan aku tmemutuskan tidak pulang karena capek.
“Saya marissa, yang tadi titip pesan ke pak roni. Katanya tersenyum dan mengulurkan tangan.” Aku menengok kepadanya dan menmbalas uluran tangannya.
Bersambung