Part #44 : POV Tiara – Demon
Semenjak rudi bicara dengan mama, Dua bulan lebih kami sama sekali gk ML, jadi total ud 5 bulan, selain aku ud ilfeel, rudy tampaknya dia sedang berusaha jd anak manis di depan mamaku dan mbak ira. Kegiatannya hanya menjemputku di kantor, antar aku dan ngobrol dirumah, malamnya pulang. Week end pun sama, dia berkunjung ke rumah, ngobrol dan pulang.
Malam itu senin malam jam 21.30, aku pulang agak telat karena harus mengerjakan double day job. Setelah selesai ternyata kubikal ku ud kosong, timku ud pulang semua. Lift terbuka dan kulihat andre sudah ada di dalam
“Hi ara..”
“Hi ndre…”
“Baru pulang?”
“Hsss… Banyak banget yg harus dikerjain,” Kataku
“Loe baru pulang juga?”
“Ya, gw emg biasa jam segini kan br plg. Eh gimana cowok loe? ”
“Ya.. kayaknya bener yg loe bilang, dia kena paranoia gitu. Gw coba saran loe, agak lumayan sih” kataku sambil kami lanjut jalan bersama di parkiran
What!? Saran dia.. hhhmm kayaknya aku nemu sesuatu.
“Trus gimana sekarang perilakunya? ”
“Hhhhmmm gw sih masih berasa kayak punya stalker gitu”
Tiba2 ntah bagaimana kejadiannya, andre mendorongku dan menangkis sesuatu karena tidak lagi sempat meghindarinya. Sebuah batu bata sudah tampak terjatuh di parkir dan
“Aaaccchhhh” andre memegang tangan kirinya yg digunakan untuk menangkis.
Aku sempat melihat sosok seperti rudy berlari menjauh.
“Aaarrrggggghhhh..” andre tampak kesakitan
“Anjing!!” Katanya.
“Ndre.. gimana tanganloe?”
“Errrgggghhh ssshhhhh sakit ra..”
“Bs bawa mobil?”
“Gk tau, kayaknya nggak..”
“Yuks gw anter ke rumah sakit. Mobil loe tinggal aja disini.”
“Gk usah ra, loe plg aja ud malem.. sssshhhhh..”
“Ya ud gw anter ke rumah loe ya..”
“Gk ra.. beneran, ud malem nggak usah,
gw bs naik taksi..”
“Ya ud loe gw anter mpe depan ya”
“Ssssshhhh boleh…”
Aku antar andre sampai pinggir jalan dimana dia bisa cari taksi
“Bye ndre.. gws ya”
“Sip ra..sssshhh ati2. You have stalker ra.”
“I’ve told you”
“Okey”
Gila, ini orang mulai sakit jiwa.
Untung andre sempet lihat klo nggak, kepala gw yg kena.
Aku kesal dan marah banget, aku segera ke kos rudy yg hanya berjarak 2 km dr kantor.
Dia ada di kos dengan pakaian sama seperti orang lari yang kulihat tadi.
“Rud, loe apa apaan sih?
Klo kena gw bisa mati gw, tau!!”
“Apaan sih loe dateng marah2?” Katanya sok santai
“Emang loe pikir gw gk tau klo loe tadi lari habis lempar batubata ke gw? Banci bgt sih loe!”
Plak! Tangannya menampar aku tanpa bs kucegah
“Lonte loe! Mulut loe benerin tuh. Nuduh org sembarangan!” Katanya sambil menjambak aku dan memukul aku di perut.
Ughhh perutku terasa ingin memuntahkan isinya.
“Anjing loe rud..” kataku lemah
Rudi kembali memukulku di punggung berkali2 sampai membuatku terjatuh berlutut, dia segera mengeluarkan kontolnya yg udah keras memaksakan masuk mulutku. Aku berusaha menolak dengan mengatupkan mulutku.
Sekali lagi dia menampar aku, kali ini terkena kepalaku dan aku terdorong menjauh darinya.
Rudi ud kalap dan marah banget!
Aku tersenyum sinis
“Rud.. rud, pantesan loe lempar gw pake batu bata, trus galak maen tangan, kontol loe kayak nyali loe, kecil banget tau!!!” Affirmasi 1
“Loe coba ngomong sekali lagi, lonte!!”
“Loe pikir selama ini gw puas? Bego banget sih loe bs gw bohongin. Mikir bego, mana mungkin ada cewek puas sama kontol kecil lembek kayak gitu?” Affirmasi 2
“Anjing nih lonte mulutnya kayak comberan”
Dia tendang aku dua kali, satu terkena lenganku satunya terkena rusukku
Aku lihat kontolnya ud total jinak.
“Tuh loe liat sendiri, mendingan gw ngewe ma andre sekali maen tiga kali orgasme, ma loe ngaceng aja susah..” Affirmasi 3 & paranoia attack
“Dah ah gw mo ke rumah andre, minta jatah ngewe. Ngarepin loe percuma, ngaceng aja susah, giliran bisa kecil banget.
Trus apa yg bs loe banggain jd laki2, ud nyali kecil eh kontol juga kecil, lemes lagi.” Affirmasi 4 & paranoia atrack
Kulihat dia berusaha menhidupkan kontolnya dengan mengocok2 tanpa hasil. Anxietynya menyergap.
“Jangan kerumah gw, jangan hubungi gw, jangan ikutin gw klo kontol kecil loe masih gk bs loe gedein.” Percuma!! Affirmasi 5
Sembari menuju pintu kamarnya aku pura2 telp
“Ndre.. dirumahkan?” Kataku manja
“Aku ke sana ya, dikontolin aku ya sayang, lg libido tinggi eh…, cowok gw gk bs ngaceng.. kayaknya bentar juga gw putusin.”
Paranoia attack
“Sip ya.”
“Rud cabut dulu ya..
Bye bye kontol imut eh kontol lemes. Xixixixi”
Affirmasi 6
Aku buka pintu kamar, teman teman kosnya ud berkumpul di pintu dan melihat wajah memelas rudy sedang kocok2 kontol kecilnya. Mampus!
Sempat kulirik dia hampir menangis.
Total anxiety..
impotency psychogenic.
Aku barusan menyerang egonya, pridenya, dan paranoianya.
Dan aku tersenyum puas atas hasil malam ini.
When you feel my heat
Look into my eyes
It’s where my demons hide
It’s where my demons hide
Don’t get too close
It’s dark inside
It’s where my demons hide
It’s where my demons hide
Gara2 dipukulin rudy, malamnya tidurku bener2 nggak tenang karena badanku sakit semua. Dua butir mefenamat acid aku minum untuk sekedar meredakannya. Pagi hari saat mandi, badanku biru2, sakitnya bertambah plus ngilu dan pegal. Gk akan pernah aku maafkan perlakuan ini. Hampir seminggu aku harus konsumsi mefenamat acid baru aku bisa mentoleransi sakitnya.
……
Jumat malam setelah hari seninnya aku ribut dgn rudy, akhirnya aku bisa mengajak andre keluar kantor untuk bercerita tentang status jomblo nya yang sudah tiga tahun. Walaupun ud beberapa kali momen kami bersama, pertanyaan ini gk pernah dibahas andre. Bagiku ini agak mengherankan mengingat apa yang pernah dia perbuat ketika masih bersamaku. Andre Laksamana yang begitu mudahnya membuat cewek2 takluk koq bisa sampai tiga tahun jomblo? Hampir gk masuk akalku.
Selama makan andre menceritakan kejadian gagal merit dengan janis sampai ketemu tante bella dan gaby. Wow!! Jujur aku bersimpati, tapi ada juga sih rasa bersyukur.
“Oohh loe sempet dilempar gelas sama gaby? Xixixixixi.” Kataku ketika kami jalan ke parkir mall
“Yups hahahahaha”
“Wwwwooiiii!!! Perek!!”
“anjing loe ya…”
Tiba tiba, aku merasa ada yang menarik tubuhku.
Rudi tampak marah sekali melihatku jalan bersama andre.
Aku yg tidak siap terjatuh, heels ku patah, kulihat andre berusaha menenangkan rudi.
“Bro.. kalem bro..”
“Eh bukan urusan lu ya..
Ini perek emang kudu dikasih pelajaran”
Aku mengira andre akan dihajar rudi, tapi koq tiba2 Rudi malah berbalik kepadaku dan langsung menendangku, aku sempat menghindar sehingga tendangannya hanya mengenai pinggulku.
Kali itu aku melihat andre bukan yang selama ini aku kenal.
Matanya seolah memancarkan api dan wajahnya keras, dia segera menerjang rudi yg sudah siap untuk menendangku lagi. Gerakannya sangat efektif tapi tampak berbahaya.
Rudi yang selama ini selalu menyombongkan kemampuan bela dirinya didepanku, tampak tak berdaya. Dalam hitungan bbrp menit andre sudah menjatuhkan rudi, aku melihat sebuah gerakan berbahaya dari andre ketika dia meloncat, kurasa dia hendak menginjak lawannya, dan Rudi refleks melindungi wajahnya tapi andre menekuk kaki kanannya dan menghantam keras rusuk rudi dengan lutut. Aku histeris melihat hal ini. Sekejap kemudian puluhan pukulan dari andre menghantam wajah rudi tanpa perlawanan lagi.
andre kemudian diringkus dan dibawa satpam entah kemana. Aku yang masih menangis histeris tidak mengikuti andre untuk memastikan rudi tidak mati saat itu.
“Rudd… Rudd.. ”
kuguncang guncang badannya, rudi sudah tidak memberikan respon apa2. Tapi masih kulihat dadanya naik turun tanda masih ada kehidupan
Aku segera memungut kunci si hoki yang terjatuh ketika andre menyerang rudi.
“Pak.. tolong bantu..
Angkat ke mobil pak.”
Satpam yg ada di sana segera membantuku mengangkat rudi dan memasukkan ke si hoki.
“Aasrrhgggg aarrrhhhgggg” rudi merintih sepanjang perjalanan sambil memegangi rusuknya yang terkena lutut andre.
“Katanya jagoan?” Kataku sinis
“Mantan preman, ud kirim orang ke RS ma kuburan. Koq malah loe yg skrg dikirim ke RS?”
“Klo mukul gw galak banget, ud kayak gue sansak loe? Tambahku tak kurang sinis.”
‘Ternyata loe cuma segitu, cemen loe!!
Ud kontol kecil, nyali kecil, gk bs berantem, beraninya cuma mukul perempuan!
Banci loe!!!”
Aku benar2 menumpahkan kekesalanku pada rudi yang selama ini menyiksaku.
Kami sampai di RS dan langsung ku panggil petugas medis untuk membawa rudi
“Sus.. tolong sus…
Itu di mobil saya ada korban perkelahian di mall pas sy disana, sy diminta bantu bawa ke sini.”
Rudi dibawa masuk ke ugd, dan aku lsg meninggalkan dia di sana.
Bersambung