Part #47 : POV Tiara – Takdirku

“Gila!! rugi banget sih..
Aku yang sering lagi mbak dipukulin rudy!!!”

“Hah?!
Jangan bohong kamu!
Kenapa km gk ngomong?”

“Gimana mau ngomong, mbak!
Mama ngomong apa? Hah! Mama ngomong apa mbak?!”
“Mama gk mau denger kan aku ribut2 sama rudi? Mama maunya aku baik2 kan sama rudy?”
“Mama bilang jgn sampe rudy tinggalin aku!
Trus klo aku dipukulin rudi, aku mau cerita kemana?”

“Yang bener tuh aku sekali2nya ngajak andre jalan ke mall krn mau tau ceritanya andre putus, rudi samperin aku di parkiran, dia gk pukulin andre mbak, dia pukulin aku!! andre bales hajar dia mbak!! Andre tuh black belt tae kwon do”

“Hhhmmm berarti andre belajar dr si brengsek janis, janis tuh atlet tae kwon do jogja sih waktu sma. ”

“Koq dia tahu km ke mall sama andre? ”

” Mbak, Sejak dia dapet angin dr mama, dia tuh kuntit aku. Stalking gitu mbak. Aku tuh pernah di lempar batu bata sama dia di parkiran kantor.”

“Hah!? Batu bata?”

“Iya mbak.. beneran! Tp gk kena, andre yg wkt itu jalan ma aku ke parkiran sempet dorong aku, jd gk kena.”

“Hhhmmm jadi rudi kayaknya bohong deh…”

“Bukan kayaknya mbak. Pasti!
Bilangin mama, jgn percaya sama rudy!!. ”

Aku mendengarkan dari balik pintu, rudy bluffing ke mama.

“Ini tante rusuk saya sampai patah, gara2 andre keroyok saya. Padahal kalo single satu lawan satu, habis tuh andre sama saya.”

“Udah gitu tant, tiara itu loh.. untung tiara yg cantik ini gk dibawa mereka tant. Jd bs bawa saya ke rs. Dia nangis tant tungguin saya, saya bilang km pulang aja, sy bs cepat sembuh koq. Yg ptg buat saya tiara aman lah tant.”

“What!! Lol banget sih!!!”

Mbak ria panggil mas sonny mrk bicara di dapur.
Gk lama mas sonny ke ruang tamu,

“Boleh aku liat rud, rusuk kau yg patah yg mana?”

“Bentar mas, kata rudi menghampiri mas sonny membuka kaosnya dan menunjukkan bekas operasi rusuk yg patah.”

Satu pukulan mas sonny ke rusuk patah rudi menghentikan ceritanya dan membuat rudy jatuh bersujud di lantai kesakitan.

“La, panggil taksi biar bawa bangsat ini balik. Kau denger ya, banci kaleng kaleng, jangan pernah kau balik ke sini lagi!! Kau ikutin tiara lagi, mati kau di tangan aku. Kau org sumatera akupun sama, duel kita, mau kau?”

“Aaaammmppouunn maass..” katanya sambil merintih

“Bangsat kau..!!”

Mama hanya terdiam. Dia shock.

“Loe gw end ya rud..” kataku sinis.

…….

Hari ini sebenarnya gk ada yg istimewa di kantor. Semua berjalan normal, pagi aku meeting dengan timku evaluasi project2 kami dan kontrak2 iklan.

Kami lanjut meeting sambil makan siang di foodcourt. Ketika akan kembali ke kantor, di lobby gedung, andre kelihatan jalan terburu2

“Buru2 pak?” Kata albert

“Papa saya kritis!” Kata andre asalnaja sambil lari

What!!
Entah apa yg menggerakkan mulutku. Aku berteriak

“Aku ikut!!” dan aku segera berlari mengejarnya ke parkiran.

Andre, tampak khawatir sekali, fortunernya berliku2 di keramaian lalu lintas jakarta mencari jalan tercepat menuju RS di salemba. Aku berpegangan erat, pada kursiku, sesekali berteriak kaget ketika andre mendadak ngerem dan berbelok ke kiri ke kanan mencari celah di padatnya lalu lintas.

Kami sampai di RS, andre lsg ke IGD mencari papanya. Ternyata ud gk ada.

“Ma, papa dimana?” Katanya di telp

“Okey ma..”

“Dimana ndre?”

“Gedung X ruang YY”

Aku mengikuti andre berlari sepanjang koridor berliku, sempat bbrp kali dia bertanya arahnya dan kembali berlari.

Kami sampai di bangsal, suasananya sunyi, beberapa alat monitor kehidupan, infus dan selang oksigen tampak terpasang, hanya ada mama andre, matanya sembab tapi wajahnya tabah.

“Tant..” sapaku sambil salim ke mamanya

“Km tiara?” Katanya lirih

“Iya tant..” bisik ku

Dan mamanya mas andre memeluk aku, air matanya menitik.

“Km kemana aja, tiara?” Sambil terisak

“Gk kemana mana koq tant..” aku ikut menangis

Mamanya andre memperhatikan wajahku lekat, “Kamu tambah cantik, tiara”

“Makasih tant”

andre duduk di kursi samping tempat tidur sambil menatap papanya, dia terdiam, tangannya menggengam tangan papanya, tidak ada air mata di sana, namun wajah sedihnya menggambarkan suasana hatinya.
Aku menghampiri dan mengelus2 lengannya..

Ia berbicara pada papanya,

“Papa ini aku andre.. aku dtg bareng tiara, pa..”

Tanganku dibimbing ke telapak tangan papanya.

“Ini pa tiara..”

“Oom, ini tiara om..” kataku sambil menyeka air mataku

Tidak ada respon apapun dr pak jo.
andre masih menatap papanya sambil menggengam erat jemariku dan
Aku menangis di pundaknya…

Cukup lama kami terdiam dalam situasi itu.

Udah yuk duduk di sana, kataku membimbing andre ke sofa di dalam kamar itu.
Dia duduk, kepalanya disandarkan pada bahuku, dia hanya diam. Jemarinya masih mengenggam erat jemariku.

Satu per satu kerabat andre datang,
Setelah kami satu jam di sana, kami bisa mengadakan doa untuk kesembuhan pak jo..

“Andre dan kamu juga.. bisa ikut pakde?” Katanya berbisik

“iya pakde” jawab andre

Kami mengikuti pakde dan diikuti mamanya juga.

“andre..”
“Klo dr cerita mamamu, sakitnya dik jo dimulai sejak kamu gagal menikah waktu itu.
Sekarang kita sama sama tahu kondisi dik jo seperti ini, pakde gk mau mendahului takdir, tapi pakde rasa mungkin ini terakhir kali kamu bs memberikan kebahagiaan buat dik jo.”

“Pakde bs membantu mempercepat prosedurnya dan pakde harapkan minggu depan sudah bisa mendatangkan penghulu, semoga masih sempat. Kalian siap?”

Aku melihat andre diam, menarik nafas panjang, kelihatannya agak ragu.
Mata sedihnya menerawang, tangannya bergetar

Jantungku berdegup kencang,
“Baik pakde Saya siap.” Kataku lirih tapi mantap, dan tangisku pecah

andre memandangku,
aku mengangguk tersenyum padanya kemudian ia memelukku lama banget.
Dia berbisik..

“Amote ara”

“Amote mas.. ”
“Ud lama bgt aku gk ngomong ini ke kamu” bisikku sambil menangis.

Mas andre mengelus elus kepalaku dan membiarkan aku menangis di pundaknya. Aku tahu aku gk akan pernah bisa berhenti mencintainya.

Still feels like our best times are together
Feels like the first touch
We’re still getting closer baby
Can’t get closer enough
Still holding on
You’re still number one

I remember the smell of your skin
I remember everything
I remember all your moves
I remember you yeah
I remember the nights, you know I still do

So if you’re feeling lonely, don’t
You’re the only one I’ll ever want
I only want to make it good
So if I love you a little more than I should

Please forgive me, I know not what I do
Please forgive me, I can’t stop loving you
Don’t deny me, this pain I’m going through
Please forgive me, if I need you like I do
Please believe me, every word I say is true
Please forgive me, I can’t stop loving you

“Mama ke papamu dulu ya..
Kasih tau papa, kamu dan tiara mau menikah. Semoga papamu bs sadar..” katanya sambil menyeka air matanya.

“Iya ma..” kata mas andre

“Baik, kalian sudah beneran siap?”

“Siap pakde” kataku dan mas andre nyaris berbarengan.

“Kalau gitu, coba mana alamatmu nak.. siapa?”

“Tiara pakde..”

“Iya nak tiara, bs tlg tulis nama lengkap sengam nama papaku dan alamatmu, biar nanti org pakde urus surat2nya. ”

“Kamu ndre juga tolong tulis alamatmu ya..”

Kamipun menulis alamat kami masing2 dan memberikannya ke pakde.

“Ya sudah, kalian masih mau ke kantor atau tetap di sini?”

“Sptnya kami perlu minta ijin mamanya tiara dulu, pakde..”

“Ya sudah, kalian urus yg spt itu, soal surat2 serahkan ke pakde, tiara bs kintakan oengantar RT,/RW dan Kelurahan? ”

“Bisa pakde”
“Terima kasih pakde..”

Kami pamit ke mama mas andre dan segera pulang, setelah sebelumnya minta ijin atasan kami untuk cuti setengah hari.

Mas andre berjalan pelan, tangannya mengenggam tanganku sepanjang koridor RS.
Aku merasa ini adalah takdirku, bersamanya sampai ujung hayat.
Sejak pertama kami bertemu, aku tahu, dia adalah lelakiku, ayah dari anak2ku dan pendamping hidupku.

“Ra, kita ke rumahmu dulu ya, kita info ke mama mu kabar bahagia ini.”

“Hhhmmm.. aku dulu ya mas yg ngomong ke mama, klo tanda2 nya bagus, aku info km”
Aku pulang ke rumah, mas andre menunggu di ujung jalan ke rumahku.

Mamaku di rumah, aku salim dan masuk kamarku.

“Koq siang2 ud pulang la?”

Aku putuskan bicara baik2 dengan mama.

“Mama, lala td baru dr rumah sakit. Pak jo kritis.”

“Kamu pacaran lg sama andre?”

“Iya ma..”

(Dan aku ceritakan apa yg baru saja terjadi pada mamaku…)

“Mas andre mau ke sini, mohon restu dari mama. ”

Mamaku menarik nafas dalam, memalingkan wajah, wajahnya keras
“Gk perlu, sampai kapanpun mama tidak akan merestui pernikahan kalian. Dia gk usah ke sini. Buat mama, rudy harusnya yg nikahi kamu!!”

“Ma.. lala ud janji ke keluarga mas andre demi pak jo, ma..”

“Kamu ud buat keputusan sepenting ini utk hidup kamu tanpa ijin dulu ke mama. Kamu anak siapa?”

“Lala anak mama, tp tadi situasinya kritis ma..”

“Kamu buat keputusan sendiri, kamu tanggung konsekwensinya sendiri. Mama tetap bilang tidak!”

Aku menangis masuk kamar dan membanting pintuku

BLAM!

aku segera memasukkan pakaianku ke koper sebanyak yg bisa dimuat dalam koperku.
Dan keluar kamar lagi.

“Lala pergi dulu ma..” kataku mau salim pada mama.

“Gk usah! Kalau kamu nekad pergi dari sini, jangan pernah berpikir utk diterima lagi!!”

Aku memutuskan pergi dari rumahku menjemput takdirku demi pak jo dan mas andre.

“Lala pergi ma..” kataku tanpa menengok lagi
Aku tahan tangisku, dan akhirnya pecah saat aku ud keluar pagar.

“Gimana?” Tanya mas andre saat aku sudah di mobil.

Aku menggeleng.. masih menangis

Ia mengambil nafas dalam.
“Ya ud. Kita kemana?”

“Ke rumahmu aja, mas
Aku ud bawa baju”

“Okey nyonya andre”

Aku cubit pipinya

Dan kami terdiam sepanjang perjalanan.

“Apa kata mama?” Tanya mas andre ketika sampai di tol

“Nanti aja ya, intinya mama gk restui aku nikah sama kamu.”

“Trus knp kamu nekad?”

“Aku tahu mas, aku ud dewasa.”
“aku gk akan pernah bisa memaafkan diriku kalau sampai aku harus kehilangan kamu lagi, seandainya sampai td aku gk ngomong siap. Sejak pertama ketemu kamu, aku tahu, kamu tuh takdirku.”
“dan Aku juga gk akan pernah bisa memaafkan diriku kalau sampai papamu gk ada dan kamu blom nikah, padahal aku ud bilang siap”

“Amote ara..” katanya sambil menggenggam tanganku

“Amote mas..” kataku sambil mencium tangannya

Aku memang akan kehilangan keluargaku, tapi aku rela menukar itu semua demi komitmenku dan takdirku.

Kami sampai di rumah mas andre, sejenak aku ragu dan sempat berhenti di depan pintu.

“Semua ttg janis ud gk ada di sini.
Masuk sayang..” katanya seolah membaca pikiranku

Dan aku melangkah masuk ke kehidupannya.

Bersambung

pegawai apotik
Menikmati tubuh pegawai apotik waktu dia jaga malam
buah terlarang
Buah terlarang
ibu guru mesum
Cerita hot tak sengaja ngintipin guru bahasa inggris yang sedang ngentot di ruang guru
Foto Tante Ngangkang Memek Masih Sempit
tante hot
Menikmati tubuh ibu dan tante ku sendiri
Mai Shirakawa uncensored
istri binal
Aku Berselingkuh Dengan Pak RT Bagian Dua
tetangga hot
Ngentot dengan tetangga yang body nya oke banget
Fot bugil memek tante berjilbab bugil di kamar
Abg Jembut Lebat Masturbasi Pakai Lipstick
Foto Bugil Pelajar India Nekad Selfie Telanjang
Kimcil
Gadis Imut Dengan Payudara Baru Tumbuh
frida hot
Cerita sex menikmati memek frida yang nikmat
Perawan anak ibu kost
Anak Ibu Kost Yang Masih Perawan
Menikmati berkaraoke di bali yang tiada dua nya
Terima kasih Bu Yena