Part #24 : Doorboy

Hari kamis malam, seperti biasa aku jalan ke kota hujan untuk persiapan pelatihan di hari jum’at. Waktu berangkat, aku gk info marissa dan kali ini aku memutuskan gk ke hotel tapi ke rumahnya. Sampai di depan rumahnya aku langsung buka pagar depan yang memang jarang sekali dikunci, dan memasukkan mobilku. Marissa gk ada di rumah, kelihatannya dia masih di hotel. Jadi aku memutuskan menunggu di teras rumahnya.

Saat itulah seorang laki-laki datang dengan motor, sudah agak tua kira-kira 50 tahun, badannya pendek agak gempal lemak, brewokan tapi tampak berwibawa dan bersih, menyapaku dengan sopan dan tutur yang halus pula.

“punten pak..”

“Ya.. pak.. “ jawabku

“lagi tunggu siapa ya?”

“eh.. saya tunggu tuan rumah yang disini..”

“ada keperluan apa ya?”

Hhhmmm, kenapa orang ini pengen tahu banget ya..

“saya temannya bu marissa dari ibukota. Udah janjian, harusnya sih tadi jam 5 tapi saya telat, jam 8 baru sampe sini” kataku berbohong soal janjiannya

“Hadeuh… maaf pak… ehh mana udah jauh-jauh lagi…
Bu marissa lagi keluar pak, kelihatannya ada yang dikerjain dadakan di kantor”

“Oh ya..?”

“dengan pak siapa, klo boleh tahu?”

“saya andre pak..”

“saya asep..”

“hhhmmm pak asep kenal bu marissa?”

“iya Pak.. saya suaminya”

WHAT!?!
“ooohh… kalau gitu saya titip pesen aja, saya minta maaf, telat dateng jadi gk bisa ketemu bu marissa.”

“oohh.. iya nanti saya sampaikan”

“nuhun ya pak..”

“sami-sami”

“Mangga pak Asep..”

“Mangga Pak Andre”

Aku langsung starter mobil dan berlalu dari rumah itu. Sebelum keluar sempat kulihat dia mengeluarkan kresek dengan buntelan dari motor dan membuka kunci rumah itu. Benar berarti, dia suaminya. NOTED

Yaaaah.. gagal deh mau sparring bugil

Sampai hotel, aku check in.

“ini kuncinya ya pak andre..”

“Makasih mbak… btw bu marissa ada?”

“Saya lihat setengah jam lalu pulang pak, setelah check ruang meeting buat besok Pak Andre pakai. Perlu saya telepon pak?”

“hhhmmm.. nggak perlu mbak. Biar saya aja yang nanti call beliau”

“Baik Pak Andre, semoga nyaman ya istirahatnya, pak.”

“makasih mbak”

Doorboy menghampiriku untuk membawakan koper kecilku, dan segera kuserahkan. Bukan masalah aku gk mau koper kecil sih sebenarnya, dengan cara ini aku kan bisa kasih uang tips, yang mungkin saja berguna buat keluarganya. Dari tiara aku belajar bahwa rejeki itu bukan datang dari sumbangan sekian juta ke mana-mana, tapi dari pemberian-pemberian kecil kepada orang disekitar kita.

Aku sudah tertidur ketika kurasakan ada orang lain disebelahku, kulirik sedikit dari kaca, ada sosok seperti berjubah putih gak ada mukanya karena wajahnya tertutup rambut duduk diatas ranjang di dibelakangku.

Aku tarik nafas
Ssshhh.. kemudian menjatuhkan kepalaku lagi kebantal dan tertidur lagi.

“iiissshhhh… sebeeelll.. koq gk kaget sih….” kata marissa sambil pukul-pukul punggungku dengan tangannya.

“ada kali setan ngambek begini ya” kataku sambil bergumam

“Eeelll…. koq kamu gk kaget sih..?”

“ya nggak lah, gk ada bau kembang atau bau sampah, tapi setannya ada”

“iissshhh ya udah..” kata marissa ngambek dan turun dari tempat tidur menuju lemari, aku lihat dia cuma pakai kaos kuntung gk pakai bawahan, pantatnya kemana-mana.

“eeehhh…. setannya horny… hehehehehe”

“Biarin!!”

Aku bangun dan menghampiri marissa yang ngasih punggung ke aku..
“sini coba aku lihat, setan beneran gk ini…” kataku sembari mengangkat kaosnya

“ini adanya bekas jahitan tapi nggak bolong.. berarti sebelum ke sini setannya oplas dulu nih.. hehehehe”

Lalu tanganku memeluknya dan meremas toketnya,

“ini juga masih kenyal”

Kemudian aku menyibakkan rambutnya membuat leher jenjang marissa terlihat.
“wah belum ada vampire yang gigit nih… “ kataku kemudian menjilat lehernya sampai bagian belakang telinganya

“Sshhh…… geli el…” kata marissa kemdian berbalik dan menyambar bibirku

Kami bercumbu saling serang bibir masing-masing cukup lama

“Ssshhhhhh… sebel…” kata marisa menyudahi permainan bibir kami

Aku membimbingnya ke meja dan mendudukkannya di sana seperti minggu lalu saat aku jilmek sampe dia mengigil dan aku duduk di kursi depannya. Marissa memelukku kepalaku erat banget dan mencium ubun-ubunku. Ia menangis…

“aku kangen kamu el….” katanya sambil terisak dan ngelus elus rambutku

Aku membiarkannya nangis beberapa saat lagi.

“tadi aku kerumahmu”

“What?! Beneran?”

“iya, aku ketemu sama pak Asep”

“oh ya..?” tangisnya berhenti, marissa kelihatan kaget, sembari mengusap air matanya.

“dia suami kamu kan?”

“iya..” kata marissa sambil membuang pandangannya dariku

Kami saling berdiam beberapa saat. Aku melirik memeknya yang masih tertutup rapat itu, gemas juga sebenarnya mau jilmek lagi, tapi bisa nantilah.
Aku memutuskan ke minibar memasak air panas dan membuat dua cangkir kopi.
Marissa masih tetap diam ketika kusodorkan secangkir kopi, kelihatannya cukup shock dengan perkenalanku dan suaminya.

“Udah dua malem dia tidur dirumah” tiba-tiba marissa membuka percakapan.

“okey…”

“karena hari senin kemarin aku masukkan gugatan cerai”

“then…”

“ya dia nolak cerai karena dia gk mau kehilangan harta bapak”

“hhhm….”

”tapi aku mau tetap cerai, pengacaraku bilang bisa”

“Trus..” kataku sambil menyalakan sebatang rokok

“ya tunggu aja..”

“hhhmm.. okey cha….”

Kami kemudian terdiam cukup lama lagi….

“Okey cha… suamimu itu bukan orang yang menghamili kamu kedua kali kan?”

Marissa tampak terkejut dan menatap ku lama…

“kalau aku tebak sih justru kamu yang jadi selingkuhannya dia, kamu second wifenya dia”

“aku pulang aja!” Kata marissa tiba-tiba bangkit.

“Tunggu!” kataku sambil memegang tangannya.

“Kenapa sih kamu? Lepasin!” kata marissa ketus

“Okey cha! aku bukain semuanya buat kamu!”

“gak usah!”

“Cha! kamu itu menderita yang disebut dengan Avoidant Personality Disorder (AVPD), itu kamu kayak punya ketakutan berlebih untuk menjalin relasi sosial dengan siapapun, kamu punya rasa malu yang ekstrem, Kamu itu punya kekhawatiran berlebihan tetang cara pandang orang ke kamu. Kamu sangat takut menjalin relasi intim dengan orang lain. Itu wajar karena kamu di kasih kenang-kenangan oleh pembunuh keluargamu. Aku tebak sampai sekarang kamu gk punya teman dekat, kecuali aku kan?”

“Gk perduli! aku gk usah sembuh! Udah kita sampe sini aja. Makasih udah mau nikmatin tubuh aku!”

“Cha!!. Psikiater kamu tahu kamu punya PTSD dan AVPD, yang PTSD karena sifatnya urgent maka duluan diterapi dan beres, AVPDmu dulu in progress tapi kayaknya kamu keburu diadopsi atau kamunya gk sabar, tapi yang lain? Selain AVPD kamu juga punya paranoia waham rujukan terkait superhero kamu dan panoia syndrome terkait ketakutan berlebih kamu untuk punya baby. Dua yang terakhir belum bisa di sentuh sama psikiater kamu karena terapinya gk berlanjut.”

“kamu jangan cari-cari deh, kesannya dengan semua itu aku sakit jiwa beneran, aku tuh cuma mau nikmatin kontol kamu doang tau!! Kamu tuh cuma cowok lain dalam malam malamku!” marissa mulai denial.

“aku gk cari-cari cha! Ini hasil analisis aku, dan sebagian ternyata udah mulai sembuh sejak kita ketemu! Denger baik-baik KAMU UDAH HAMPIR SEMBUH!! Semua yang aku sebutin tadi karena apa yang kamu alami itu ekstrim, maka efek yang ditimbulkan juga banyak.”

Marissa diam aja, dia tampak merenung.

“Tadi kan aku bilang kamu beruntung sempat dapat terapi AVPD, makanya kamu jadi AVPD yang bereaksi positif, kamu tutupi itu semua dengan penampilan kamu. Kamu jadinya punya topeng yaitu penampilan kamu yang percaya diri, apalagi setelah kamu punya posisi bagus dipekerjaan, itu jadi topeng yang sangat sempurna buat kamu. Tapi aku gk bisa kamu bohongi. Makanya ketika pertama ketemu kamu, aku ngelihat kamu itu seperti pake topeng, kelihatan aja tulus tapi ada yang ditutupi dari situ aku setuju bantu kamu. Dan catat ya… kalau kamu bilang tadi kamu gk mau sembuh, BOHONG!! sebenarnya kamu punya keinginan kuat banget untuk sembuh”

“Aarrrgghhhh aku tahu akhirnya emang kamu akan kupas aku kayak gini, makanya aku tadi mau pulang aja” marissa menutupi mukanya, AVPDnya masih bekerja.

“kalau kamu gk ingin sembuh buat apa kamu telanjang depan aku kasih lihat semua codet kamu? Kalau kamu inget beberapa kali aku nolak ML sama kamu trus kamu mengigil?”

“iya..”

“saat itu kamu punya keinginan begitu kuat untuk sembuh dari AVPD mu, kamu mau gambling mau coba metodemu sendiri. Kamu ngetes ML ke aku, tapi aku gk mau. sampai akhirnya kamu gk tahan dengan kontradiksi psikismu.
Satu sisi kamu malu dan takut karena pengaruh AVPDmu, lebih parah lagi saat itu kamu telanjang dan ditolak, tapi disisi yang lain kamu mau lawan ketakutan kamu, kamu mau lawan itu semua, makanya kamu mengigil dalam telanjangmu. Itu psikosomatis. Psikosomatis itu kayak reaksi tubuh tertentu karena ada beban mental dan psikis yang sedang kamu terima. Sampai akhirnya kamu memutuskan ML sama aku, kamu tiba-tiba masukin kontolku begitu aja kan?”

“iya…”

“itu menandakan bahwa keinginan kamu untuk sembuh yang berhasil memenangkan pertarungan psikis kamu, kamu lawan AVPD kamu, dan kamu gambling untungnya aku juga bisa ngecrot tuntas karena kalau nggak, misalnya kontolku lemes di dalem memekmu, kamu pasti akan berpikir aku gk bisa ngaceng karena karena codet kamu dan AVPD nya yang menang dan kamu kemudian akan makin terpuruk dengan AVPDmu dan kamu gk akan kayak kamu yang sekarang atau kemarin. Kamu akan beneran terpuruk.

Dan aku yakin, kamu pasti bela-belain pasang IUD setelah setelah ketemu aku, kan? Karena itu, kamu mau gambling. Itu emang udah rencana kamu sejak ketemu aku. Semua kamu atur, termasuk ngomong ke direktur kamu kalau aku pacar kamu. Somehow aku gk tau kenapa yang kamu pilih aku, bukan roni misalnya..”

“Karena kamu psikolog….” marissa menjawab lirih sambil menunduk

“makanya setelah kita ML wajah kamu kelihatan jauh lebih flawless, karena AVPDmu udah berhasil kamu kalahkan. Kamu berhasil mengalahkan ketakutan berlebih kamu untuk punya relasi intim dengan orang lain, dalam hal ini relasi intim dengan aku dan akunya juga welcome. Kenapa aku bisa simpulkan kayak gitu? Karena beberapa kali kamu bilang, kalau aku harusnya ngaceng jika gk jijik sama kamu. Disitu aku tahu kalau kamu lagi gambling melawan AVPD kamu dan ngcrotnya aku itu, adalah tanda buat kamu bahwa akhirnya ada juga laki-laki yang bisa menerima kamu apa adanya dan masih bisa bernafsu berhubungan sex dengan kamu walaupun kamu punya codet. AVPD kamu beres.”

“aku tebak juga suami kamu itu gk pernah sentuh kamu, sejak dari kalian menikah. Menurut aku dia person yang kamu bilang lari tunggang langgang waktu melihat codet kamu, suamimu itu bukan pacarmu tapi aku gk tau kamu nemu dimana, yang jelas tuntutan ibu kamu untuk menikah itu jadi beban banget buat kamu. Karena sebelumnya kamu gk pernah punya pacar. Kamu terlalu takut untuk menjalin relationship intim dengan orang lain gara-gara AVPDmu tapi kamu harus menikah karena amanat ibu kamu. Akhirnya, kamu cari lelaki asal aja dan apapun kondisinya kamu gk perduli, yang penting kamu nikahin dia, dan malam pertama kalian jadi nightmare buat kamu karena dia lari lihat codet kamu.”

“trus terkait paranoia waham rujukan kamu yang selama ini aku sebut konsep super hero. Kamu sebenarnya udah nemu orangnya, aku. Pertama kamu confirm orang itu bisa terima kamu apa adanya, aku bisa. Buktinya aku bisa ngaceng dan crot ngewein kamu walaupun aku tahu tetang codetmu. Kedua, kamu confirm lagi waktu kita sparring, orang itu bisa kalahin kamu di beladiri. Tapi kamu denial itu karena aku berkali-kali bilang gk mungkin aku.

Makanya waktu aku bisa jatuhin kamu di sparring, kamu ngambek dan nangis. Karena perasaan kamu bilang orangnya aku, tapi logika kamu berusaha menolak itu. Trus waktu aku minta maaf, kan kamu bilang salahnya bukan di aku, gk ada yang perlu dimaafkan. Itu karena kamu nangis akibat denial itu tadi kalau orang awam sebutnya perang bathin.”

“ssssshhhhhhhh……..” marissa menarik nafas panjang kemudian terdiam lama.

Aku masih menunggu responnya atas analisisku, persetujuannya atas analisisku akan membuatnya jauh lebih baik, karena memang itu yang terjadi sebenarnya artinya gk ada denial lagi, cuma memang gk semua orang bisa menerima dikupas begini.

“iya el, semua yang kamu katakan benar.” Kata marissa sudah total melunak.

“trus kenapa kamu marah dan nangis malam ini, itu juga terkait konsep superhero, kamu takut aku akan pergi ketika akhirnya aku tau suami kamu. Dimana aku yakin, kalau suami kamu gk sampaikan kalau aku datang dan kamu juga gk tau apa aja pembicaraan antara aku dan suamimu. Kamu takut suami kamu ngomong macem2 dan kamu kehilangan superhero kamu, bener kan?”

“Iya bener el….”

“yang belum tuntas, sekarang adalah paranioa syndrome kamu terhadap baby. Itu harus dituntasin juga, walaupun aku gk tahu kamu rencana punya baby atau nggak. Tapi seperti aku bilang, hidup kita gk tau akan dibawa kemana. Mana tahu setelah semua beres, kamu akan menemukan jodoh kamu di luar sana dan akhirnya kalian punya baby.”

“Lebih baik tetap begini aja daripada aku harus jauh dari kamu el” kata marisa lemah karena baru saja aku kupas semuanya.

“aku paham tapi tetap paranoia itu harus diberesin.”

“iya el..” katanya lirih

“dah sekarang, kamu mau pulang atau..?”

“atau apa?” kata marissa masih dengan nada lirih

“atau kamu rebahan disitu ngangkang, biar aku jilatin memek kamu. Kasihan dari tadi dianggurin.”

Marissa menatapku dari posisinya lama sekali…..
“kalau boleh milih… hhhhmmmm…… aku mendingan ngangkang…”

“Ya udah, sana rebahan..”

“Sini dulu….” kata marissa manja kayak anak kecil

Aku menghampirinya dan langsung marissa memelukku erat banget dan lama.
“makasih ya el, kamu udah sembuhin aku”

“bukan aku yg sembuhin kamu, kamu sendiri yang sembuhin diri kamu. Aku cuma kebetulan jadi media aja.”

“apapun itu makasih ya… “

Aku kecup kening marissa, tampak ada air mata menggenang di matanya.

“aku cinta banget sama kamu el” katanya sambil terisak

Aku elus-elus rambutnya…

“El…..”

“Ya Cha…”

“aku janji gak akan minta uang kamu, aku gk akan minta waktu kamu, aku gk akan minta perhatian dari kamu, aku cuma minta secuil kecil hati kamu untuk aku. Itu udah cukup banget el”

“iya.. cha”

“aku tahu, kamu ada keluarga dan aku hanyalah orang ketiga. Silakah kasih perhatian kamu, waktu kamu dan uang kamu ke keluarga kamu, tapi kalau kamu mau sempetin telepon aku seminggu sekali aja aku akan lebih dari bersyukur”

“iya sayang..”

“kamu cinta aku el?”

Aku diam

“tolong katakan sekali ini aja, aku pengen ada laki-laki yang mencintai aku. Next time kamu gk perlu ngomong cinta ke aku. Sekali ini aja udah cukup”

Aku pandangi mata jernih dan wajah yang sekarang tampak jauh lebih polos tanpa topeng.
“aku cinta kamu, Marissa Wiyanti” kemudian aku kecup keningnya dalam dan lama. AVPD DONE.

“makasih ya el.. aku bahagia banget ketemu kamu dan akhirnya aku bisa sembuh”

“sama-sama cha.. aku juga bahagia banget kamu udah jauh lebih baik sekarang”

“kamu tidur ya el, nanti kan kamu perlu ngajar, sekarang udah jam 2 pagi”

“lah memek kamu gimana?”

“aku gpp sayang, habis dikupas begini jadi gk pengen… kamu istirahat aja.”

Cup pipiku dicium marisa dengan mesra.
“bobo ya sayang.. aku kelonin kamu..”

“iya cha…”

Marissa merebahkan diri berbantal lenganku dan dalam beberapa menit sudah tertidur. Otaknya pasti lelah menerima informasi dari aku barusan, tapi kelegaan dan kedamaian psikisnya membuat tidurnya tampak begitu tenang.

Wanita ini beneran superwomen, dengan segala penderitaannya dan bagaimana dia berusaha untuk menyembuhkan dirinya sendiri menggunakan aku sebagai medianya, beneran sesuatu yang gk pernah terpikir olehku sebagai psikolog. Marissa secara naluriah adalah talented psikolog untuk dirinya sendiri dan karena keinginan untuk sembuh yang begitu besar membuat marissa memiliki cara-cara tak biasa dalam prosesnya. Sex kami selain sebagai media penyembuhan juga merupakan antidepresant yang ampuh untuknya.

Antara sadar dan tertidur, di telingaku menggema alunan suara chris martin

When you try your best but you don’t succeed
When you get what you want but not what you need
When you feel so tired but you can’t sleep
Stuck in reverse

When the tears come streaming down your face
‘Cause you lose something you can’t replace
When you love someone but it goes to waste
What could it be worse?

Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you

But high up above or down below
When you are too in love to let it show
Oh but if you never try you’ll never know
Just what you’re worth

Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you

Tears come streaming down your face
When you lose something you cannot replace
oh and tears come streaming down your face
And I

Tears streaming down your face
I promise you I will learn from all my mistakes
oh and the tears streaming down your face
And I

Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you

Bersambung

siswi maggang mesum
Cerita mesum dengan siswi cantik yang lagi maggang
Foto Bugil Mahasiswi Memek Bertatto
Tante sange
Memuaskan tante Vera di atas ranjang
Foto Bugil Pelajar India Nekad Selfie Telanjang
wanita misterius
Cerita sex pertemuanku dengan wanita misterius
Jepitan Susu Lydia Yang Tiada Tanding
gadis 16 tahun
Cerita hot keperawananku di renggut oleh anak geng motor
janda muda berjilbab
Bercinta Dengan Janda Muda Berjilbab
dukun cabul sexy
Cerita hot kisah si dukun cabul bagian tiga
adik ipar
Bercinta Dengan Siska Adik Ipar Ku
Ngentot dengan calon istri orang
Foto melihat belahan memek sempit anak sma
jilbab bugil ngentot
Rintihan Kenikmatan Gadis Berjilbab
500 foto chika bandung bugil merangsang pengen di entot
tunagan teman
Bercinta dengan tunangan teman sendiri
Tante Sange Sodok Memek Pake Guling