Part #19 : Tiara
Sampai rumah tiara udah rapi, dan bener apa yang kuperkirakan, kebaya cheongsam berwarna merah panjang sampai ke mata kaki dengan belahan sampai ke sepertiga paha, rambut di sanggul ke atas, pulasan make tipis pada wajahnya dan lipstick merah senada yang di poles pada bibirnya membuatku terpana. Asli sama cewek satu ini aku gk pernah berhenti kagum. Ini sih pengantennya bakal putus sama tiara.
Aku masuk sebentar dan ganti baju.
“ara!!!..” agak keras kupanggil tiara dari dalam kamar.
“Kenapa mas?” Kata tiara pelan ketika sudah di kamar.
“kamu cantik banget sayang… “ kataku genit
“Ih ada apa nih.. koq muji. Tumben..”
“mau gk dipuji?”
“Makasih masku sayang… “
“Coba kamu jalan kayak di catwalk…”
Tiara mengernyitkan dahi, tapi dilakukan juga… dia berjalan dua kali mondar mandir kayak di catwalk.
“sekarang godain aku, supaya aku horny..”
Tiara kemudian mengambil bangku meja rias dan diletakkan di hadapanku. Dia duduk mengangkang pahanya yang mulus jelas terekspos.. ia meraba-raba seluruh badannya dengan gerakan erotis dan menghisap jari tengah dengan bibirnya yang dipulas lipstick warna merah menyala. Anjiiiirrr….. Ini sexy booo..
“Lepas CD kamu..”
Dengan gerakan genit, tiara menyibakkan gaunnya, CD merah transparan bikinan brand favoritenya rahasia victoria, jemputnya tampak menerawang. Dia tidak segera membuka CD itu, tapi menggosok2 vaginanya dengan tangan dari luar CD sembari mulutnya mengeluarkan desahan menggoda. Tangannya dimasukan dalam CD menggesek-gesek vaginanya sebentar, kemudian menghampiri aku dan memasukkan jari bekas memeknya ke dalam mulutku..
“mau gk sama sumbernya?”
Aku mengangguk
Kemudian tiara berdiri membelakangiku, gaunnya disibakkan ke punggung dan melepas CDnya dengan menunduk sambil berdiri, sambil tak lupa mengoyang-goyangkan pantatnya dan memeknya mengintip genit. Tiara lalu berbalik ke aku dan duduk di kursi kecil itu, mulai mengangkang pelan dengan wajah mesum.
Huuuffffftttt anjjiiiirrr emang gk salah dulu gw dikasih ini lonte dijadiin bini kataku dalam hati
“nih sumbernya, katanya mau..”
Aku bersimpuh dihadapan tiara, dan dengan pelan mulai membaui memek yang udah aku hapal segalanya, tapi gk pernah bikin aku bosan buat mengunjunginya. Gila beneran aku sama cewek anggun ini, gk bosen-bosen untuk mencumbu memeknya.
Aku mulai dengan pelan menjilat keseluruhan bagian memek itu, kemudian pelan-pelan menyisipkan lidahku ada belahannya serta mencari clitorisnya, gk ada acara lumat melumat, hanya acara jilat menjilat tapi itu udah membuat tiara siap dimasuki rudal ku, kuminta dia berbalik dan bertumpu pada kursinya, aku mempersiapkan rudalku dan segera memasuki liang kehangatan tempat aku menyimpan literan sperma setelah bertahun-tahun menikah.
“Aaccchhh..” tiara menjerit kecil saat aku berhasil menempatkan rudalku dengan posisi tepat, keseluruhannya masuk dalam liang vaginanya dengan sekali dorongan.
Aku mulai rmenggenjotnya, dari cermin aku dan tiara sama-sama melihat bagaimana wajah anggunnya menjadi sange ketika aku secara aktif mulai memompa rudalku. Lebih dari lima menit kami sudah saling memadu birahi, belum ada tanda tanda siapa yang akan kalah. Rudalku jelas keras maksimal karena dari pagi udah disuguhi berbagai bentuk memek milik Lidia dan Marissa. Kali ini adalah saat pelampiasan.
Aku masih terus memompa memek tiara dalam posisi berdiri, sekitar tiga menit kemudian aku mencabut kontolku yang udah total basah lendir memek istriku ini.
“yuks.. kita berangkat” kataku seolah biasa aja
Tiara berbalik dan menatapku sambil heran
“Udah gitu aja?”
“Iya..”
“trus ini, mas?” katanya menunjuk memek basahnya..
“nanti malem dilanjutin habis kondangan”
“What???”
“kenapa? udah waktunya berangkat”
“kamu gila ya mas..”
“gila kenapa?”
“vagina ku basah, mana enak pake celana dalem trus lepek gitu?”
“ya gak usah pake”
“HAH?!?!?”
“kan gk ada yang tahu..”
“jadi kamu ngajak aku kondangan dalam posisi aku nanggung dan gk pake celana dalem?”
“gk ada yang salah dengan hal itu kan? Toh semuanya tertutup” kataku tersenyum nakal
“Okey kalau itu mau kamu!” kata tiara merapikan kebayanya lalu keluar kamar duluan tanpa membawa celana dalamnya yang teronggok di atas ranjang.
Lima menit kemudian kami udah di jalan, tiara wajahnya masih jutek karena nanggung. Sepanjang perjalanan ada sekitar lima kali dia mengambil tissue untuk ngelap memeknya dari lendir vagina yang masih keluar untung nih mobil kacanya 80%.
Bekas tissuenya sempat aku ambil dan kucium sambil tertawa..
“Puas kamu ya.. ngerjain istrimu kayak gini..” tampaknya moodnya udah berubah karena dia udah pasrah dengan situasi ini.
“Hahahahaha”
“Mas.. pokoknya ntar malem kudu bikin aku pingsan keenakan”
“siap my lady..”
“kalau sampe kamu keluar duluan, aku sunat lagi loh..”
“nanti kamu yang nyesel kalau jadi pendek..”
“biarin..”
“yakin? Ntar gk bisa teriak uugghh mentok banget mass… asllli nggiluu mas..” Kataku sambil menirukan ekspresinya waktu lagi aku genjot
“Ish… gk gitu juga kali aku..” katanya sambil menutupi wajahnya yang memerah malu
“emang gitu koq..hahahahaha…”
Kami sampai di gedung resepsi dan tiara sekali lagi ngelap memeknya dengan tissue dimobil.
Kami keluar mobil dan tiara minta pendapatku sekali lagi
“Ada yang basah gk di kebayaku?” Kata tiara sambil memperlihatkan bagian pantatnya
“nggak koq..”
“Ssshhh… kamu itu ya…” tiara hanya bisa geleng-geleng kepala lalu berjalan sambil menggandeng tanganku
Sampai di dalam, kami segera berbaur dengan tamu-tamu lain yang notabene adalah teman kantorku. Di kantor ini aku belum pernah membawa tiara dalam banyak kegiatan karena jadwalnya selalu di hari kerja dan tiara tidak mungkin meninggalkan profesinya saat ini, sopir antar jemput anak-anakku.
Kemunculan tiara bersamaku mengundang banyak mata memperhatikan kami. Bagaimana tidak, kami bagaikan pasangan dengan tinggi menjulang, ditambah lagi tiara menampilkan sosok yang cantik, murah senyum, tepat dandan tanpa menjadi terlalu mencolok, gesturenya tertata rapi tapi kelihatan alami, tahu menempatkan diri dan posisi ketika kuperkenalkan dengan direksiku. Semua itu tak lain karena tiara lulus dan juga aktif mengajar di sekolah kepribadian J*P. Mertua perempuan anak buahku begitu terkesima dengan tiara dan beberapa kali memintanya untuk berfoto bersama.
Mbak Rohana, division head marcomm perusahaanku menghampiri aku
“ndre..”
“Ya mbak..”
“Yang cantik tadi istrimu?”
“Iya mbak..”
“nah gini ndre, aku boleh minta tolong gk?”
“apa ya mbak..?”
“kita kan lagi cetak buku laporan tahunan, sekaligus launching brand image baru kita. Aku tuh dari kemarin bingung beberapa model yang ditawarkan agency kelihatan masih ababil gitu, kalaupun ada yang usianya lebih matang, tampangnya cakep doang, tapi gk kelihatan cerdas.”
“trus…”
“tadi pak momo habis ngobrol sama kalian, trus nyamperin aku. Pak momo minta supaya aku nanyain, bisa gk istri kamu jadi model kita, katanya direksi lain setuju. Istrimu paketnya lengkap. cantiknya dapet, pinternya dapet.”
“Lho, monggo mbak tanyain sendiri jangan aku dong.. hehehehehe”
“ya maksudnya aku nanya dulu sama kamu”
“kalau dia sih emang sejak dari SMA biasa difoto, langganannya baju2 mbak Gh*a”
“Oh ya?”
“coba aja mbak googling, Namanya eugene tiara”
“mmm… spellingnya gimana?”
Kemudian aku spelling nama tiara.
“hhhhmmm… okey, bentar ya aku laporan dulu”
Kulihat mbak rohana menghampiri jajaran direksi di meja VIP sembari menunjukkan handphonenya. Tim direksi kemudian merubung mbak rohana, dan mereka kelihatan manggut manggut. Kemudian mbak rohana kembali menghampiri aku
“okey ndre, mereka setuju, kebetulan malah dapet model pro, dan secara profile cocok lagi sama image baru yang mau kita bangun.”
“ya aku sih tergantung istriku aja…hhhmm.. dimana ya dia tadi?” mataku sibuk mencari sosok tiara, tapi jelas bukan hal yang sulit mencari tiara antara kerumunan ratusan orang ini, Tiara berdiri tidak jauh dari aku menemani orang tua mempelai perempuan dan kedua mempelai. Mereka kelihatan akrab dan kulihat beberapa kali ibu mempelai perempuan mencubit pipi tiara
“mbak bentar ya aku panggil istriku”
“iya aku tunggu sini ya ndre..”
“siap mbak”
Aku bergegas menghampiri tiara,
“Permisi semua… boleh ganggu sebentar?” kataku memotong pembicaraan mereka..
“eh iya, ada apa ya mas?” kata ibu mempelai yang tampak mendominasi pembicaraan.
“Bu… ini suamiku Andre.. kenalin..” kata tiara memotong
“oh ya..? kalian beneran pasangan yang cocok”
“hehehe bisa aja bu… saya andre..”
“saya biasa di panggil orang bu handoko”
“Oh baik bu Handoko.. saya boleh pinjam istri saya sebentar, ada yang mau kami bicarakan?”
“Oh.. monggo mas.. silakan hehehehe”
“permisi ya bu Handoko..” tiara pamit
“ya tiara, waahhhh.. kalian beneran cocok jadi suami istri..”
“Tuhan yang jodohkan kami bu…, mari permisi….” Kata tiara
“mari bu..” aku ikutan pamit juga
Kami berlalu dari kerumunan keluarga mempelai dan berjalan menembus ratusan orang yang berdiri tak teratur di seluruh bagian hall ini.
“kenapa mas?”
“tadi mbak rohana div head marcomm samperin aku dia mau ngomong sama kamu”
“wah sama-sama orang marcomm, bakal panjang nih mas..”
“ntar kamu dengar sendiri ya..”
Melihatku dan tiara, mbak rohana langsung menyapa lebih dulu
“hi tiara..”
“mbak rohana, ya..” kata tiara membalas sapaan mbak rohana
“aku tinggal bentar ya mbak, mingle sama yang lain” kataku ke mbak rohana
“Iya ndre.. makasih ya..”
“siiipppp”
…….
Selesai resepsi, kami kembali ke parkiran dan masuk mobil, di dalam mobil ketika keluar parkiran, aku iseng menggoda tiara.
“Tuh kan.. klo gk pake celana dalem, kamu malah dapet tawaran job hehehehe”
“ya ampun mas….. xixixixi… apa hubungannya coba xixixixi”
“nggak ada sih.. hehehehehe”
“eh tapi tadi di dalem semriwing gitu, kayak adem banget loh memekku”
“nah..!!!”
“nanti panasin yah.. pake lidah kamu.. xixixixixi”
“hahahahaha”
“aku kayak cewek gatelan yah..? xixixixi”
“embeeerrr…”
“emang sih, garukin yah.. eh… sodokin aja.. pake ini “ kata tiara meremas kontolku
“ih masih bobo ya… sini ara bangunin..”
Bersambung