Part #19 : Gara-gara Putri

Sore hari sekitar pukul 17.23 tepat.

“Assalamualaikum” sapa seorang akhwat yang baru saja tiba di rumahnya.

“Walaikumsalam… Eh adek, dari mana aja ? Kok baru pulang ?” Tanya Miftah saat melihat istrinya baru pulang.

“Hehe maaf mas… Adek lupa minta izin… Tadi adek buru-buru sih… Adek habis dari pengajian, mas” Kata Nayla yang langsung salim mencium punggung tangan suaminya.

“Yang bener ? Dari pengajian ? Waaahhh, sholehahnya istri mas… Tapi minta izin dulu dong biar mas gak nyariin kayak tadi” Kata Miftah menasehati lalu mengelus-ngelus kepala istrinya.

“Hehe iyya mas… Maafin adek yah” Jawab Nayla tersenyum mendapati suaminya tidak memarahinya.

“Iyya sayaanggg… Duh kalau pulang dari pengajian muka adek jadi keliatan cerah gini nih… Mukanya kayak bersinar gitu” Kata Miftah yang gemas sehingga mencubit pipi istrinya.

“Ihhh maaasss… Jangan dicubit… Nanti pipi adek makin melar loh” Kata Nayla dengan manja.

“Hahaha biarin… Orang ketutupan cadar ini” Jawab Miftah yang semakin mencintai istrinya.

“Ihhh dasar… Eh bentar yah mas, adek mau ke kamar dulu… Mau naruh barang sama buka hijab nih… Gerah rasanya” Kata Nayla meminta izin.

“Iyya sayaangggkkuu… Sholehahkuuu” Puji suaminya sambil menatap kepergian istrinya.

Nayla pun tersenyum senang dipuji oleh suaminya. Sambil berjalan menuju kamarnya, ia teringat perkataan Putri dan Andri di café pagi tadi. Memang benar hatinya sekarang terasa plong setelah mengikuti pengajian. Hubungannya dengan suaminya juga membaik terbukti dari sikap suaminya tadi. Nayla pun semakin bertekad, ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan ketaatan sekaligus menjauhi kemaksiatan.

Sementara itu Miftah terus tersenyum menatapi kepergian istrinya. Namun diam-diam ia jadi kepikiran soal bau tidak sedap yang ia cium kemarin.

Hmmm terus bau gak enak kemarin darimana yah ? Sudah jelas bukan karena dek Nayla yang membawa bapak-bapak ke dalam kamar… Astaghfirullah, kok bisa-bisanya kemarin aku menuduh istriku kayak gitu… Pasti dek Nayla kecewa banget, kemarin… Hah payah banget aku… Padahal udah jelas dek Nayla kan orangnya sholehah… Eh apa mungkin bau bapak-bapak itu berasal dari pak Urip yah ? Bisa jadi waktu itu pak Urip bersih-bersih kamar terus bau badannya tertinggal… Yah, pasti itu bau badannya pak Urip… Duhhh… Aku harus cepet-cepet minta maaf lagi nih ke dek Nayla kalau kayak gini…

Batin Miftah yang masih merasa tak enak atas tuduhannya semalam.

MALAMNYA

Setelah selesai menyantap makan malam bersama. Nayla yang saat itu cuma mengenakan pakaian dinasnya berjalan menuju kamarnya untuk menemui suaminya. Dengan hanya mengenakan tanktop seksi yang bahkan memperlihatkan belahan dadanya juga celana pendek yang memperlihatkan paha mulusnya. Nayla dengan gemulai berjalan mendekati suaminya.

Dari kejauhan terlihat suaminya terpana pada keindahan yang ada pada tubuh Nayla. Nayla tersenyum malu-malu. Reflek tangannya bergerak menutupi dadanya lalu buru-buru duduk di tepi ranjang, tepatnya di sebelah suaminya.

“Maassss” Kata Nayla sambil menjatuhkan tangannya pada punggung tangan suaminya.

“Iyya dek, ada apa ?” Jawab Miftah yang sesekali mencuri-curi pandang menatap belahan dada istrinya.

Nayla yang menyadari hanya diam membiarkan. Rasanya sangat senang bisa memperlihatkan keindahan tubuhnya pada seseorang yang sudah dihalalkan untuknya.

“Besok pagi, adek minta izin yah… Adek mau pergi” Kata Nayla yang membuat Miftah penasaran.

“Pergi ? Kemana ? Setau mas besok kan adek gak ada jadwal perfotoan” Kata Miftah sambil menatap wajah istrinya.

“Hihihihi iyyah… Aku mau pergi bareng adek aku… Kebetulan besok adek aku gak ada jadwal kuliah… Gak tau kenapa tiba-tiba adek aku ngajak main keluar… Pengen curhat sesuatu katanya” Kata Nayla sambil mengusap-ngusap punggung tangan suaminya.

“Oalah sama dek Kayla… Yaudah mas izinin… Mau kemana emang ?” Tanya Miftah lagi.

“Hmmm kurang tau sih… Tapi besok kita ketemuan di dekat warung seblak barokah… Biar dek Kayla gak kejauhan pas berangkat dari rumahnya” Kata Nayla menjelaskan.

“Oalah warung seblak yang deket perempatan itu yah… Yaudah besok hati-hati yah… Ngomong-ngomong dek Kayla umur berapa yah ? Masih muda tapi udah berani nikah aja” Kata Miftah bertanya.

“Bulan depan masuk 20 mas… Hmmm emang kenapa kalau dek Kayla berani nikah muda ? Nyindir adek dulu yah yang baru berani nikah setelah lulus kuliah ?” Tanya Nayla tersinggung.

“Hahahaha bukan bermaksud gitu kok dek… Cuma mas penasaran aja… Jarang-jarang anak jaman sekarang yang berani nikah muda… Kebetulan tadi di kantor pada ngomongin temen mas yang udah 30an tapi belum nikah-nikah” Kata Miftah yang membuat Nayla tertawa.

“Hihihihi masa sih ? 30an ? Belum nikah ? Kasian amat mas” Kata Nayla menertawakannya.

“Hush jangan ngejek… Gitu-gitu ketua divisinya mas loh… Mas sejujurnya malah iri sama beliau… Orangnya emang sibuk kerja makanya sampai lupa berkeluarga… Beliau orangnya juga hebat, berwibawa, terus dewasa banget… Beliau bener-bener teladan banget di divisinya mas” Kata Miftah yang membuat Nayla seketika cemberut.

“Hmmm iri ? Jadi mas iri sama beliau karena nunda pernikahan demi pekerjaannya yah ? Ohhh gitu… Iyya adek paham kok” kata Nayla cemberut.

“Hahhaah bukan kayak gitu… Mas iri sama kepribadiannya… Untuk soal nikah, mas justru ngerasa bahagia loh bisa menikahi adek sekarang… Jujur mas bahagia banget bisa mempersunting wanita yang mas cinta… Mas beruntung bisa menikahi wanita yang sholehah yang suka dateng ke pengajian” kata Miftah memuji istrinya yang membuat Nayla tersenyum malu.

“Hihihi lebay deh… Orang adek baru ikut pengajian sekali… Tapi makasih yah mas udah milih adek buat jadi kekasih hati mas” Kata Nayla tersenyum malu.

“Sama-sama sayaangg… Jaga hati yah… Sampai kapanpun adek bakal jadi miliknya mas kok” Kata Miftah sambil mencium kening istrinya.

“Hihihih iyya… Adek akan jaga hati buat mas” Jawab Nayla tersenyum.

Nayla merasa bahagia. Ia bersyukur bisa menikah dengan seorang lelaki yang mencintainya. Ia pun dapat merasakan cinta suaminya melalui kecupan di keningnya. Nayla pun membalas kecupan itu dengan memeluk suaminya erat. Dadanya yang empuk terhimpit tubuh suaminya. Nayla sengaja menekannya agar suaminya dapat merasakan keempukan dadanya sebagai balasan bukti cintanya.

“Hmmm dek… Mas mau ke kamar mandi sebentar yah… Mas mau pipis” Kata Miftah tiba-tiba.

“Ehhhh baru aja adek peluk kok malah mau ke kamar mandi sih ? Hayooo… Jangan-jangan mas mau itu yaaahhhh” Kata Nayla saat sengaja menekan dadanya menggunakan lengan bagian atasnya hingga dadanya terjepit diantara lengan mulusnya tersebut.

Mata Miftah sampai mau meloncat keluar saat melihat dada istrinya yang semakin maju membesar. Ia yang memahami maksud istrinya pun hanya tersenyum. Ia lalu membalas perkataan istrinya itu dengan malu-malu.

“Maksudnya ? Mas mau beronani gitu ? Buat apa ? Kalau mas mau kan ninggal nerkam adek aja, wleeekkk” kata Miftah sambil menjulurkan lidah.

Seketika Miftah langsung pergi keluar kamar. Nayla pun cemberut setelah melihat kepergian suaminya itu.

“Huft berarti mas gak mau yah ? Padahal adek udah sengaja pake baju seksi gini biar mas tergoda… Kok mas gak peka banget sih sama usaha adek ?” Kata Nayla kesal.

Nayla pun beranjak dari ranjangnya untuk duduk di kursi riasnya. Ia menatap wajahnya di cermin. Ia lalu memperhatikan tubuh indahnya di cermin.

“Bisa-bisanya mas Miftah gak kegoda ? Masa mas gak nafsu sih liat aku pake baju seksi kayak gini ?” Lirih Nayla kesal.

Nayla jadi berfikir. Memang, suaminya merupakan lelaki yang sempurna untuk urusan membuatnya jatuh cinta. Tapi untuk urusan ranjang ? Miftah tidak bisa berbuat apa-apa. Suaminya itu bahkan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan semua lelaki yang pernah mencicipi tubuhnya. Termasuk kalah dari pak Dikin si gelandangan tua.

“Hmmm kok tiba-tiba aku jadi kepikiran yah ? Lebih baik mana antara menikahi laki-laki yang mencintaiku tapi gak sanggup memuasiku atau dengan laki-laki yang tidak mencintaiku tapi sangat sanggup memuasi nafsu besarku” Lirih Nayla berfikir.

“Kalau aku menikahi laki-laki yang mencintaiku seperti mas Miftah… Seperti sekarang, tiap hari aku merasa bahagia melalui perkataan dan juga sikapnya yang sanggup membuat hatiku berbunga-bunga… Tapi masalahnya kalau udah diatas ranjang, hmmm mas Miftah selalu berhasil membuatku kecewa… Aku selalu ditinggal sendiri… Mas Miftah gak pernah berhasil memberiku kepuasan dikala bercinta” Lirihnya sambil mengingat-ngingat setiap perbuatan suaminya kepadanya.

“Tapi kalau aku menikahi laki-laki yang sanggup memuasiku seperti pak Urip misalnya… Pasti !!! Pasti tiap hari aku bakalan puas oleh sodokan kontolnya yang membuatku mengerang keenakan… Hmmm tapi baginya aku hanyalah objek pemuasnya aja… Bahkan pak Urip tega membiarkan lelaki lain untuk menikmatiku alih-alih menjaga tubuhku hanya untuknya saja” Lirih Nayla merenung mengingat setiap sikap pak Urip kepadanya.

“Hmmm jadi lebih baik mana ? Cinta atau kepuasan ? Hah pilihan yang sulit… Aku masih belum bisa menjawabnya… Memang sih namanya manusia gak ada yang sempurna … Setiap manusia pasti hanya unggul di salah satu bidang aja… Ada gak yah lelaki di dunia ini yang sanggup mencintaiku juga memuasi nafsuku ? Hmm pasti gak ada… Iya gak ada” Kata Nayla lalu beranjak berdiri untuk menutup tirai jendela kamarnya yang rupanya masih terbuka.

Seketika saat wajahnya menatap ke arah jendela, ia melihat pak Beni sedang berolahraga di ruang tamu rumahnya dengan mengangkat barbel berukuran lima kilo yang terlihat melalui kaca jendelanya. Seketika Nayla kepikiran.

“Hmmm pak Beni ? Ah mana mungkin… Pasti pak Beni sama kayak pak Urip… Pak Beni pasti cuma nafsu kepadaku tanpa mencintaiku” Kata Nayla dengan yakin. Ia pun buru-buru menutup tirainya. Nayla yang mulai mengantuk bersiap-siap untuk tidur dengan berbaring diatas ranjang menunggu suaminya datang.

Sementara itu pak Beni yang sedang berolahraga memutuskan untuk beristirahat sejenak. Kepalanya pun ia tolehkan ke arah jendela untuk melihat keadaan rumah tetangganya.

“Hmmm udah tidur yah ?” Lirih pak Beni sambil duduk bersandar pada sofa rumahnya.

Wajahnya ia angkat untuk menatap langit-langit rumahnya. Ia membatin sambil memikirkan seorang akhwat yang selama ini tinggal disebelah rumahnya.

Kapan yah kita bisa bertemu dan mengobrol lagi mbak ? Saya kangen banget loh… Andai waktu bisa diputar, saya pasti akan kembali ke saat-saat ketika kita bisa berduaan untuk mengobrol panjang lebar… Gak perlu sampai bercinta mbak… Cukup ngobrol aja… Saya kangen banget sama mbak…

Batin pak Beni sambil memejamkan mata.

“Hah iya yah… Besok mbak Putri ngajak saya jalan-jalan… Saya harus tidur agar besok bisa lebih siap untuk menemaninya jalan-jalan” Lirih pak Beni sambil berdiri untuk berjalan menuju kamar tidurnya.

Seketika ia menghentikan langkah kakinya saat membuka pintu kamarnya. Ia termenung, ia pun berandai-andai di dalam pikirannya.

“Andai mbak Nayla yang ngajak saya jalan-jalan !” Lirihnya sebelum dirinya benar-benar masuk ke kamarnya untuk mengistirahatkan tubuhnya.

*-*-*-*

Keesokan paginya sekitar pukul tujuh kurang lima belas menit.

“Eh dek… Kok udah siap aja nih… Mau berangkat jam berapa emang ?” Tanya Miftah yang baru saja memasuki kamarnya setelah selesai mandi.

“Hihihihi secepetnya… Kalau bisa sebelum mas berangkat” Jawab Nayla tersenyum sambil melentikkan bulu matanya.

Huft aku harus bisa pergi sebelum mas Miftah pergi nih kalau gak mau dipake sama pak Urip lagi…

Batin Nayla mengungkapkan alasan sebenarnya sambil buru-buru merias wajahnya.

“Eh semangat amat… Pasti karena udah lama gak ketemu dek Kayla yah dek ?” Tanya Miftah saat berdiri di depan lemari pakaiannya untuk memilih pakaiannya.

“Hihihih iya mas” Jawab Nayla setelah selesai merias wajahnya. Ia pun mengenakan cadarnya lalu mengenakan hijabnya. Nayla yang mengenakan pakaian serba hitam sudah siap untuk bepergian. Dengan abaya berwarna hitam juga dengan hijab serta cadar berwarna hitam, Nayla terlihat sempurna. Perbandingan warna kulit dengan pakaiannya itu lah yang membuatnya terlihat sempurna.

“Deekkk… Kemeja mas yang motif garis-garis biru itu mana yah ?” Tanya Miftah yang saat itu cuma mengenakan handuknya saja. Terlihat pria tampan itu bahkan sambil menjijit untuk mencari-cari pakaian yang ingin dikenakannya.

“Kemeja ? Kemeja yang lain kenapa mas ? Kenapa harus yang itu ?” Jawab Nayla sambil berdiri lalu menghampiri suaminya untuk membantu mencarikannya.

“Gapapa dek… Lagi pengen pake kemeja yang itu aja… Itu kan kemeja favoritnya mas” Jawab Miftah tersenyum.

“Ihhhh entar terlambat tau rasa loh… Pake kemeja yang lain aja yah” Kata Nayla yang masih belum menemukannya.

“Huft gak mau… Maunya yang itu” Jawab Miftah kekanak-kanakan yang membuat Nayla cemberut.

“Ihhh sok bocah” Jawab Nayla yang membuat suaminya tertawa.

Untungnya tak lama setelah itu, Nayla berhasil menemukan kemeja yang suaminya inginkan.

“Nih pake buruan” Kata Nayla sambil memberikan kemeja itu pada suaminya.

“Pakein” Kata Miftah bermanja-manja yang membuat Nayla cemberut.

“Manja amat… Adek buru-buru mau berangkat maass” Kata Nayla yang akhirnya tidak ada pilihan lain selain membantunya.

“Hahahha makanya buruan… Duhh senengnya punya istri yang berbakti ke suaminya” Puji Miftah yang bisa membuat Nayla tersenyum meski dirinya masih terpaksa untuk membantu mengenakan kemeja untuk suaminya.

“Daaahh cakep… Adek mau pergi yaahh” Kata Nayla bersiap pergi.

“Eeehh tunggu… Celana mas belum… Dasi mas belum” Kata Miftah yang membuat Nayla menghela nafasnya.

“Ihhh udah gede masih manja banget sihhh” Kata Nayla yang lagi-lagi akhirnya membantu suaminya mengenakan pakaiannya.

“Hahaha makasih yah sayaannggg… Jadi pengen nyium deh” Kata Miftah yang membuat Nayla tersenyum saja.

“Ngomong doang… Dicium enggak” Sindir Nayla yang membuat Miftah tersenyum.

Tepat setelah Nayla menyelesaikan bantuannya. Miftah pun mendekat lalu mencium kening istrinya.

“Muah… Soalnya tadi kan adek belum selesai bantu mas” Kata Miftah yang membuat Nayla tersenyum malu-malu.

“Makasih” Jawab Nayla sambil menatap suaminya dengan penuh cinta.

“Dah yuk berangkat” Ajak Miftah yang membuat Nayla mengangguk.

“Yuk mas” Jawab Nayla sambil merangkul lengan suaminya.

Mereka berdua pun sama-sama keluar sambil bergandengan tangan. Terlihat Miftah menenteng tas kerjanya sedangkan Nayla menenteng helm yang akan dikenakannya, Sesampainya di teras rumah, Miftah langsung mengunci pintu rumahnya karena tidak ada seorangpun yang akan menjaga rumahnya.

“Rumah di kunci aja yah dek… Nih adek yang bawa kuncinya” Kata Miftah sambil menyerahkan kuncinya.

“Iyya mas… Daripada kemalingan hihihi” Kata Nayla bercanda.

Setelah itu Miftah pun masuk ke mobilnya sedangkan Nayla menaiki motornya. Tepat setelah itu, terlihat dari gerbang pintu rumah terlihat seorang pria tua bertubuh tambun yang datang mendekat.

“Ehh pak Urip… Bapak hari ini libur aja gimana ? Rumah udah terlanjur dikunci soalnya… Istri saya juga mau pergi entah sampai kapan” Kata Miftah kepada pembantu tuanya.

“Eehhh non Nayla mau pergi ? Mau pulang kapan emangnya non ?” Tanya pak Urip terkejut sambil menatap majikan cantiknya.

“Hmmm entahlah pak… Mungkin sore baru pulang” Jawab Nayla sambil menghindari tatapan pembantunya.

“Hahahha tuh kan… Bapak libur aja yah sekalian nemenin istri di rumah” Kata Miftah yang membuat pak Urip kecewa.

Yahhh libur ? Nemenin istri di rumah ? Gak asyik banget dah… Ngapain juga saya harus nemenin si tuwek cerewet itu… Mending nemenin non Nayla biar bisa ngentot seharian…

Batin pak Urip yang kurang puas dengan keputusan Miftah.

“Hmmm yaudah deh pak… Saya putar balik aja deh… Hakhakhak… Makasih yah pak udah ngasih saya waktu libur” Kata pak Urip sambil pura-pura tersenyum.

“Hahahha sama-sama” Jawab Miftah.

Tepat setelah pak Urip keluar dari gerbang rumah. Mobil yang dikendarai oleh Miftah pun berjalan keluar lalu berbelok ke arah kanan untuk menuju kantornya. Nayla pun menyusul tak lama kemudian, baru aja ia membelokan motornya ke arah kiri, tiba-tiba pak Urip memanggil namanya yang membuat Nayla terpaksa menghentikan motornya.

“Noonnn… Cepat pulang yaahh… Saya kangen pengen ngentot non lagi… Hakhakhak” Kata pak Urip sambil menutup gerbang rumah majikannya.

“Hmmm aku usahakan yah pak” Jawab Nayla yang langsung tancap gas meninggalkan pak Urip sendirian di gerbang rumahnya.

“Hakhakhak… Sial, masa hari ini libur ngentot sih… Duhhh kudu dibuang kemana nih pejuh saya hari ini ? Masa coli sendiri sih ?” Kata pak Urip sambil berjalan pulang menuju rumahnya.

Tepat setelah pak Urip masuk ke halaman rumahnya, sebuah mobil berwarna hitam lewat lalu berhenti tepat di depan sebuah rumah yang berada di sebelah rumah Nayla.

*-*-*-*

“Hmmm akhirnya sampe juga… Duhhh kok jantungku deg-degan yah… Padahal bukan kali pertama aku menemuinya” Kata seorang akhwat bercadar yang masih duduk di dalam kursi mobil yang dikendarainya.

“Duhhh… Ayo dong beraniin dirimu Put… Ayo keluar, temui dia… Ajak bercinta, eh ajak masuk ke mobil biar bisa mulai kencannya, hihihi” Tawa Putri.

Entah kenapa pikirannya selalu keruh tiap kali membayangkan pria tua bertubuh kekar yang sudah berulang kali menikmati tubuhnya itu. Padahal di hari-hari biasanya, pikirannya tidak pernah semesum ini. Tapi tiap kali memikirkan pak Beni, pikirannya langsung keruh dan mengharapkan bisa segera menikmati tubuh kekarnya itu.

“Hihihihi Put, Put… Kok jadi nakal yah kamu belakangan ini” Kata Putri setelah keluar dari mobilnya.

Terlihat Putri sangat cantik dengan balutan gamis berwarna abu-abu muda yang ia kombinasikan dengan rok panjang berwarna hitam. Sebuah hijab berwarna ungu tua yang dikombinasikan dengan cadar yang memiliki warna selaras dengan gamisnya membungkus kepala mungilnya. Putri pun melengkapi penampilan indahnya dengan kacamata berlensa bening.

Ia dengan percaya diri berjalan mendekati pintu rumah pak Beni. Ia tak sabar. Ia ingin segera menemui kekasih gelapnya.

Tokkk… Tokkk… Tokkk…

“Assalamu, eh… Selamat pagi paakkk !” Kata Putri setelah mengetuk pintu rumahnya.

Tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki mendekat. Putri semakin gugup. Dengan malu-malu ia berdiri membeku menanti pintu rumah kekasihnya terbuka.

“Eehhh mbak Putri sudah datang” jawab pak Beni yang membuat Putri terpana saat melihatnya.

Terlihat pak Beni dengan balutan kemeja berlengan pendek berwarna abu-abu. Sebuah celana panjang berbahan kain dikenakan olehnya. Pak Beni terlihat gagah. Dua kancing teratas yang sengaja tak ia kancingkan membuat mata Putri tergoda untuk terus menatapnya. Kedua lengannya yang kekar juga terlihat sesak saat mengenakan kemeja itu. Putri semakin tersenyum, kemeja pak Beni yang kekecilan membuatnya terlihat seperti tidak berpakaian aja.

“Paaakkk… Waahhh bapak cakep banget” Kata Putri yang membuat wajah pak Beni memerah.

“Ah mbak bisa aja… Jadi malu deh saya” Kata pak Beni malu-malu yang membuat Putri semakin gemas.

“Hihihih yuk masuk… Bapak bisa nyetir mobil kan ?” Tanya Putri.

“Bisa dong… Mari saya antar” kata pak Beni sambil menggandeng tangan Putri yang membuat akhwat bercadar itu terpesona oleh sikap jantan kekasih gelapnya itu.

“Hihihih makasih” Kata Putri sambil menggenggam erat tangan pak Beni.

Sesampainya di dekat mobil, pak Beni membukakan pintu untuk Putri. Putri pun masuk lalu pak Beni menutup pintu itu dengan pelan.

Putri jadi semakin deg-degan. Dari dalam mobil, matanya menatap pak Beni yang tengah berpindah ke seberang untuk masuk ke kursi pengemudinya. Setelah pak Beni masuk, tak henti-hentinya Putri menatapnya. Putri terlihat seperti gadis muda yang baru pertama kali jatuh cinta saja.

“Siap mbak ? Boleh kita berangkat sekarang ?” Tanya pak Beni sambil menatap Putri. Putri dengan malu-malu langsung menundukkan pandangannya. Ia pun menjawab pertanyaan itu tanpa berani menatap wajahnya langsung.

“Boleh pak… Yuk kita berangkat” Jawab Putri sambil tersenyum manis yang membuat pak Beni ikut tersenyum.

“Mbak ini, cantik banget pagi-pagi… Bikin saya cenat-cenut aja” Kata pak Beni sambil menarik persneling mobilnya.

“Apaan sih pak, pagi-pagi udah gombal aja hihihi” Kata Putri yang semakin bahagia setelah mendengar pujian dari kekasih gelapnya.

Mobil pun berjalan, terlihat Putri dengan malu-malu mencuri pandang ke arah tubuh kekarnya. Matanya tak henti-hentinya menatap lengan kekar pak Beni. Sesekali lengannya menatap dada pak Beni yang agak sedikit terbuka. Putri menggigit bibir bawahnya dari balik cadarnya. Putri geregetan. Nafsunya bangkit saat melihat kekarnya tubuh pak Beni.

Gemesin banget sih bapak ini… Bener-bener hot deh… Aku jadi gak kuat pengen ngerasain genjotan bapak lagi, hihihihi

Batin Putri sambil menatap mesum kekasih kekarnya.

*-*-*-*

Di sebuah perempatan yang berada tak jauh dari rumah Nayla, terlihat sebuah motor yang dikendarai oleh sang akhwat berhenti. Akhwat berpakaian serba hitam itu menaikkan kaca helmnya lalu menolehkan wajahnya ke kiri dan ke kanan.

“Dek Kayla belum nyampe apa yah ?” Kata Nayla sambil mengecek hapenya siapa tahu ada balasan pesan dari sang adek.

“Hmmm kayaknya iya deh… Yaudah deh, aku tunggu aja… Lagian aku juga berangkatnya kepagian, hihihi” Kata Nayla sambil memainkan hapenya lalu sesekali menoleh ke sekitar untuk mencari adek kandungnya.

Tak sengaja matanya menoleh ke seberang dimana ia melihat gerobak tukang nasi goreng yang sengaja ditinggalkan.

“Hmm iyya yah… Kalau sore sampe malem, pak Tomi kan biasa jualan disana… Tiba-tiba aku jadi keinget pas digenjot pak Tomi deh” Lirih Nayla sambil memegangi vaginanya secara tak sengaja.

Rasa itu, momen itu, sensasi itu. Semuanya kembali terangkum dalam ingatan akhwat sangean itu. Nafsu besar pak Tomi yang dipadukan dengan genjotan super kuat yang dilakukan oleh penis besarnya membuat vaginanya nyut-nyutan menikmati sodokannya. Belum juga dengan remasan serta fakta bahwa ia bermain di tempat umum. Rasa deg-degan itu menambah sensasi akan kepuasan saat dinikmati oleh pak Tomi. Seketika ia jadi kepikiran untuk bermain di luar ruangan lagi. Ia ingin merasakan sensasi deg-degan saat disodok oleh seorang lelaki tua lagi.

Astaghfirullah… Sadar Nay ! Sadar !” Lirih Nayla sambil menampar pipinya pelan.

“Hah, tuh kan… Aku gak boleh dibiarin ngelamun nih… Sekalinya ngelamun pasti pikiran kotor itu kembali datang untuk mengendalikan otakku… Jangan sampai aku dikendalikan oleh nafsuku lagi” Lirih Nayla bertekad.

Nayla kembali menoleh ke sekitar. Menyadari situasi sedang sepi membuat Nayla tiba-tiba menaikkan rok abayanya lalu memasukkan jemarinya ke dalam celana dalamnya.

“Mmpphhh tuh kan udah basah… Gampang banget sih aku sangeknya” Lirih Nayla yang langsung buru-buru menurunkan abayanya lagi.

“Hah… Hah… Hah… Susahnya jihad melawan hawa nafsu… Apalagi buatku yang udah kecanduan ini… Ingin rasanya dikontolin bapak-bapak lagi” Lirihnya mengutarakan keinginannya.

Untungnya tak lama kemudian terlihat sebuah motor mendekat. Nayla yang mendengar suara motor langsung menegakkan kepalanya tuk melihat ke depan. Terlihat seorang akhwat yang mengenakan kemeja berwarna hitam yang dipadukan dengan rok panjang yang juga berwarna hitam. Terlihat hijab yang juga berwarna hitam membungkus kepala mungilnya. Sebuah masker berwarna putih pun menutupi sebagian wajahnya. Nampak tas yang dibawanya tergantung di lengan sebelah kanannya. Seketika Nayla tersenyum, seseorang yang ia tunggu selama ini pun datang mendekati dirinya.

“Deekkk Kayla !!!” Sapa Nayla sambil tersenyum dibalik cadarnya.

“Assalamualaikum mbak… Ini aku” Kata Kayla sambil menaikkan kaca helmnya lalu menyalami tangan kakaknya sebelum kemudian mencium punggung tangannya.

“Walaikumsalam dek… Waaahhh adek makin cantik aja nih… Apa kabar ?” Tanya Nayla yang merindukannya.

“Aku baik kok mbak… Mbak sendiri gimana ? Sehat juga kan ?” Tanya Kayla sambil tersenyum.

“Baik kok dek… Oh yah dek, udah sarapan belum ?” Tanya Nayla menyadari waktu yang masih sangat pagi.

“Hmmmm belum sih mbak… Tadi buru-buru berangkatnya jadi gak sempet” Kata Kayla menjawabnya.

“Kebetulan mbak juga belum… Kita sarapan dulu yuk… Kita cari warung yang buka, biar mbak deh yang traktir” Kata Nayla yang membuat Kayla tersenyum senang.

“Wahh yang bener mbak ? Okedeh, yukkk kita berangkat” Kata Kayla.

“Hihihihi yukkk, kita cari warung yang buka dulu sebelum kita ngobrol-ngobrol lagi nanti” Kata Nayla yang mulai kembali memanaskan mesinnya.

Kaca helmnya diturunkan, ia pun lebih dulu berangkat sebelum disusul oleh adeknya dibelakang. Ia pun lega hingga mengusap dadanya menyadari adeknya segera datang. Ia yang sedari tadi menunggu sambil kepikiran mesum merasa beruntung dengan kedatangan adeknya, pikiran mesum itu langsung sirna seketika. Ia pun semakin yakin agar tidak membuat dirinya melamum karena hal itu berpotensi mengundang hawa nafsu untuk kembali datang mengendalikan pikirannya.

Pada saat yang sama di dalam mobil berwarna hitam yang dikendarai oleh seorang pria tua berbadan kekar.

Putri masih saja mencuci matanya dengan menatapi keperkasaan tubuh kekasih gelapnya. Terutama bagian lengan berototnya. Sebagai wanita, tentu lengan berotot itu telah membangkitkan nafsu birahinya. Jemarinya pun gemas ingin mendekap erat lengan kekar itu. Jemarinya juga ingin membuka satu demi satu kancing kemeja pria kekar itu agar dirinya dapat melihat dada bidangnya yang tersembunyi dibalik kemeja sempitnya.

Ia jadi geregetan mendapati pak Beni selalu membuka satu kancing kemejanya selain kancing teratasnya. Ia jadi tergoda, rasanya ia ingin melebarkan kemejanya hingga seluruh kancingnya copot semua.

Pak Beni yang menyadari adanya keanehan langsung menolehkan wajahnya. Terlihat akhwat cantik itu kepergok menatapi dada bidangnya. Putri yang juga menyadari langsung tertunduk malu. Akhwat cantik itu kembali duduk manis sambil menghadapkan wajahnya ke arah depan.

“Hayoo daritadi ngeliatin apaan yah mbak ? Pantes daritadi kok hening gitu” Kata pak Beni yang membuat Putri tertawa malu.

“Hiihihihi sok pura-pura gak tau aja… Padahal tau sendiri kan kalau aku daritadi ngeliatin bapak” Jawab Putri malu-malu.

“Oh ngeliatin saya ? Ngeliatin bagian mananya nih” Kata Pak Beni yang membuat Putri semakin tertawa mendengarnya.

“Hihihihi ada deh… Bagian itu tuh yang bikin aku gemes terus” Kata Putri sambil melirik bagian dada pak Beni yang terbuka.

“Dada saya ?” Kata pak Beni sambil melirik Putri lalu kembali menatap depan saat mengendarai mobilnya.

“Hihihihihi iyya taauuu… Sama lengan berotot bapak” Kata Putri menjawabnya malu-malu.

“Hahahah ada apa emangnya dengan dada saya mbak ? Gak menonjol kayak punyanya mbak kok” Kata pak Beni yang membuat Putri semakin tertawa.

“Hihihih tapi kan dada bapak lebar… Keras lagi… Jadi pengen megang” Kata Putri malu-malu mengungkapkan keinginannya.

“Hahahaha pengen nih ? Kenapa gak megang aja” Kata pak Beni yang membuat Putri tersenyum dibalik cadarnya.

“Hihihihi boleh nih pak ? Jangan nyesel yah, aku kalau udah gemes serem loh” kata Putri sambil mendekat laksana pemangsa yang siap menerkam targetnya.

“Hahhaha tau kok… Saya udah pernah ngerasain pas di kosan mbak waktu itu… Saya sampai gak boleh keluar sebelum memuaskan nafsu mbak” Kata Pak Beni mengingat waktu itu yang membuat Putri tersenyum malu menyadari kebuasannya.

“Hihhihihi makanya… Mulai sekarang, aku yang gemes ini pengen menikmati tubuh bapak… Awas jangan sampai nabrak loh… Aku bakal memuaskan bapak soalnya selama perjalanan” Kata Putri sambil membuka satu persatu kancing kemeja pak Beni.

“Ah tenang aja… Saya akan berusaha fokus… Mbak boleh ngapain saya apa aja kok” Kata pak Beni yang membuat Putri semakin senang setelah mendengar jawabannya.

“Hihihihi jangan nyesel aja pokoknya” kata Putri yang langsung meraba-raba dada bidang pak Beni setelah seluruh kancing kemejanya terbuka.

“Mmmpphhh… Mmpphh… Gak akan” desah pak Beni menikmati belaian Putri.

Jemari-jemari mulus itu dengan rakus mengelus dada bidang pak Beni. Jemarinya juga mengincar perut kotak-kotaknya yang membuat nafsu Putri semakin berontak. Dada yang keras serta perutnya yang juga keras membuat Putri jadi ingin selalu membelainya. Terkadang jemarinya juga mencubit puting pak Beni. Terkadang jemarinya juga menariknya. Kadang jemarinya juga cuma menoel-noelnya. Ia melakukannya sambil menatap wajah tuanya. Nalurinya sebagai seorang pemuas telah bangkit, ia dengan penuh nafsu menggoda birahi pejantan tuanya dengan tatapan serta belaian tangannya.

“Mmpphhh keras banget sih dadanya paakkk… Mmpphhh jadi gak tahan deh pengen ngelus pake kedua tangan aku… Sayang banget posisinya susah… Andai bapak lagi tiduran, pasti tangan-tangan aku udah merayap di tubuh bapak mulai dada ke bawah” Desah Putri menggoda sambil menatap mata pak Beni.

“Mmpphhhh… Mmpphhhh gara-gara mbak saya jadi pengen tiduran deh… Pagi-pagi udah nakal aja yah mbak ini” Desah pak Beni sambil tersenyum.

“Mmpphhh habisnya bapak sih… Badan bapak bagus banget… Aku kan jadi nafsu… Rasanya jadi pengen memuasi tubuh bapak lagi deh hihihihi” Tawa Putri malu-malu mengungkapkan sisi binalnya.

“Aaaaahhhh saya juga… Diginiin sama akhwat secantik mbak bikin saya nafsu aja… Kenapa mbak gak mainin kontol saya sekalian… Coba tengok deh, kayaknya kontol saya mulai berdiri… Kontol saya mulai berontak pengen keluar dari sarangnya” Kata pak Beni yang membuat Putri tertawa mendengarnya.

“Eh masa sih ? Hihihihi padahal belum dirangsang” Kata Putri yang tangannya mulai bergerak untuk menurunkan resleting celana pejantannya.

“Namanya juga satu tubuh mbak… Dada saya dibelai ya kontol saya ya rasanya kayak dibelai juga… Tuh kan kontol saya udah ngaceng” Kata pak Beni saat Putri sudah berhasil mengeluarkan penis kekarnya.

“Eh iya… Wuihhh gede bangettt… Aku boleh megang kan pak ? Gemes deh tiap kali aku ngeliat kontol segede ini goyang-goyang” Kata putri sambil tersenyum menatap tongkat pemuasnya itu.

“Hahahhaha silahkan mbak… Lakukan apa aja sesuka mbak… Saya akan berusaha bertahan menikmati rangsangan mbak” kata pak Beni sambil berfokus menyetir.

Kedua tangan mungil itu pun langsung mendekap penis tuanya. Pak Beni langsung menghela nafasnya merasakan kehangatan serta rangsangan dari jemari pemuasnya.

Jemari Putri langsung bergerak naik turun. Pak Beni pun mendesah merasakan penisnya dibelai naik turun. Sesekali pak Beni menoleh tuk menatap kebinalan wajah pemuasnya. Pak Beni tersenyum, rasanya sangat puas saat menyetir sambil dirangsang seperti ini.

“Mmpphhh…. Mmpphhhh… Kontol bapak kok makin gede sih… Kirain tadi udah maksimal ngacengnya” Kata Putri terkagum melihat perubahan ukuran penis pejantannya.

“Aaaahhhh… Aaaahhhh… Itu bukan makin gede mbak… Tapi kontol saya lagi berubah ke mode aslinya… Aaahhhhh… Biar nanti pas masuk ke memek mbak, saya bisa memberikan kepuasan yang maksimal ke mbak” Kata pak Beni menjelaskan hingga membuat Putri tersenyum malu.

“Hihihihi jadi gak sabar ngerasain sodokan bapak lagi… Yaudah, aku mau fokus gedein kontol bapak aja ah… Bapak fokus nyetir yah” Kata Putri menungging sehingga wajahnya semakin dekat dengan selangkangan pejantannya.

“Aaaahhhh… Aaaahhhh yaaahhh… Siap mbaaakk… Tolong gedein kontol saya yaah” Kata Pak Beni.

“Mmpphhhh…. Mmpphhhh… Pasti paaakk… Pasttiii” Kata Putri sambil terus mengocok-ngocok penis pejantannya.

Pengalaman berbicara, Putri yang sudah terbiasa mengocoki penis pak Beni terus menggerakannya tangannya naik turun untuk merangsang penis pejantannya itu. Jemari kanannya juga mendekap erat. Jemari kirinya mengusapi ujung gundulnya yang sudah keluar dari kulup tebalnya. Penis besar pak Beni jadi tercekik. Penis pak Beni terus disiksa dengan cekikan dan kocokan yang membuat penis itu mual hingga ingin memuntakan isinya. Berulang kali pak Beni mengatur nafasnya. Ia sesekali melirik keadaan penisnya sambil berfokus melihat keadaan di depan.

“Mmpphhh… Mmpphhh… Terusss mbaakk… Kocok yang kuat” desah pak Beni menikmati.

“Mmpphhhh… Mmpphhh… Iyahh paakkk… Bapaakk tenang aja… Aku akan melakukannya kok” desah Putri memuasi.

“Aaahhhh yaaahhh… Aaahhh nikmat sekaliii… Aaahhh teruss mbaakk… Teruss dikocookk” Desah pak Beni.

“Mmpphhh iyaahhh… Iyyah paakk… Mmpphhh” Desah Putri sambil terus menaik turunkan jemarinya.

Terlihat penis itu semakin besar. Nafsu Putri juga semakin besar. Mulutnya jadi tak tahan saat jemarinya terus mengocok penis pejantannya. Lidahnya berulang kali keluar dari dalam mulutnya karena ingin menikmati penis kekar itu.

“Mmpphhh paaakkk… Paaakkk” Panggil Putri sambil terus mengocok penis pak Beni.

“Aaahhhhh… Aaaahhhh… Iyahh mbakk… Ada apa ?” tanya pak Beni.

“Aku mau nyepong kontol bapak yah… Bapak tahan bentar, jangan sampai keluar loh” Kata Putri yang sudah bersiap setelah mengambil posisi.

“Aaahhhh… Tenang ajaaa… Saya akan mengatur nafas saya biar mbak bisa puas-puasin nyepong kontol saya” Kata pak Beni juga bersiap.

“Hihihihi beneran ? Aku kalau nyepong kadang sampai kelewat nafsu loh… Makanya takutnya bapak malah keluar duluan kan jadi kurang seru nantinya” Kata Putri sambil mengangkat cadarnya bersiap untuk melahap penis besar itu.

“Santai mbak… Saya seorang pro kok… Mbak tinggal nyepong aja, biar saya yang bertahan sekuat tenaga” Jawab Pak Beni yang memuaskan nafsu Putri.

Putri yang sudah menungging dengan pinggul yang diangkat ke atas bersiap untuk melahap ular kadut yang memiliki hoodie itu. Mulutnya pun membuka, wajahnya mendekat, dalam sekali lahap, penis pak Beni tertelan oleh mulut kecil Putri. Terlihat mulut Putri telah penuh. Putri pun mengemutnya menikmati keperkasaan penis pejantannya.

“Aaaahhhhhhh… Aaaahhhhh… Angetnyaaaa… Ayok mbaakk… Aaahhh nikmat banget seponganmu” desah pak Beni sampai merem melek.

“Mmppphh iyyahhh paakkk… Mmpphhhh gedeee banget siihhh… Aku jadi nafsu banget deeehh… Mmpphh gemesnyaaa… Mmpphhh nikmatnya kontol bapaakk” desah Putri sambil mengemut-ngemut penis raksasa itu.

“Aaahhh iyaahhh… Aaahhh silahkan emut sepuasnya mbaaakk… Saya pasrah… Lakukan apa aja terserah mbak… Saya jamin kontol saya gak bakalan keluar duluan” desah pak Beni yang membuat Putri tersenyum.

“Mmpphhh iyaahh paakk… Akan aku lakukan… Akan aku lampiaskan semua nafsuku ke kontol bapaaakkk” desah Putri yang mulai menaik turunkan kepalanya.

Mulut Putri yang cuma bisa memasukkan setengah dari penis raksasa itu mulai bergerak naik turun. Terkadang pipinya sampai menggembung saat akhwat bercadar itu memiringkan kepalanya saat melakukan variasi dalam mengulum penisnya. Jemarinya juga tak tinggal diam dikala mulutnya sibuk mengulumnya. Setengah dari penis yang tak bisa dimasuki oleh mulutnya itu ia kocok. Jemari kanannya itu terus mengocok dikala mulutnya terus mengulum bagian atas dari penis pejantannya. Pak Beni sampai merem melek dibuatnya. Ia benar-benar terangsang oleh rangsangan yang dilakukan oleh akhwat bercadar di sebelahnya.

“Aaaahhhhhh… Aaaahhhhh… Aaaaaahhhh” desah pak Beni bertahan sambil sesekali melirik penisnya.

Terlihat penisnya dilahap dengan penuh nafsu. Penisnya jadi semakin basah terselimuti oleh liur pemuasnya. Rasa hangat dan nikmat bercampur menjadi satu di dalam sepongan pemuasnya. Pak Beni pun sangat menikmati rangsangannya. Pandangannya yang sempat terhalangi cadar Putri membuat pria tua itu mengatakan sesuatu kepadanya.

“Aaaahhhh… Aaahhhh… Cadarnya naikin dong mbak… Biar saya bisa ngeliat kontol saya lebih jelas” Kata pak Beni.

“Mmpphhh yaahhh… Mmpphhh kayak gini paakk ? Mmpphhh maaf… Tadi aku nafsu banget sampai ngelupain detail ini paakk… Pasti bapak kurang jelas yah pas ngeliat seponganku ?” desah Putri menyesal.

“Aaaahhhh… Aaahhhhh… Masih keliatan kok mbaakk… Nah sekarang kan jadi makin keliatan… Ayo mbakkk sepong lagi… Uhhhhh dalem banget… Aaahhhh nikmatnya” desah pak Beni sampai merem melek.

“Mmmpphhh iyaahhh paakkk… Mmpphh akan kulakukan demi bapaakk” Desah Putri memuaskan nafsu pejantannya.

Pak Beni semakin blingsatan merasakan sepongannya. Rasanya jemarinya jadi gemas ingin membalas perlakuan pemuasnya. Tangan kirinya pun ia julurkan ke arah bokong sang akhwat. Ia menaikkan roknya, lalu menurunkan celana dalamnya. Ia pun membalas perlakuan Putri dengan meremas-remas bokong montoknya sambil sesekali menamparnya dengan keras.

Plaaakkkk… Plaaakkk… Plaaakkk… Plaaakkkk !

“Mmpphhhh paakkk… Mmpphhh… Mmpphhhh… Mmpphhhh paaakkk”

Pak Beni semakin gemas. Bukannya melemah justru sepongan Putri semakin kuat. Ia pun membalas dengan memperkuat remasannya. Bokong Putri yang mulus itu perlahan berubah menjadi warna merah. Pak Beni terus meremasnya. Ia kadang juga menamparnya yang membuat Putri semakin kuat dalam menghisap penisnya.

Plaaakkk… Plaaakkkk !!!

“Mmpphhhh paaakk… Mmpphh” desah Putri sambil terus menghisapnya.

Bahkan ia dengan berani terus mendorong wajahnya hingga semakin terbenam ke arah selangkangan pejantan tuanya. Mulutnya yang awalnya cuma sanggup memasukkan setengah dari penis itu kini mulai memasukkan ¾ dari penis pejantannya. Pak Beni sampai memejam sebelum buru-buru membuka karena tindakannya itu sangat berbahaya. Terlihat Putri menaikkan mulutnya lagi sebelum membenamkan mulutnya lagi hingga ¾ dari penis pejantannya kembali terlahap.

“Uuuhhhhhh mbaaakkk” desah Pak Beni sambil menggigit bibir bawahnya pelan.

Lagi, Putri melahapnya sebelum meletehkannya karena mulutnya tak sanggup memasukan keseluruhan penisnya. Putri meludahinya. Lalu jemarinya itu mengocoknya yang membuat penis itu semakin basah oleh liur hangatnya.

Kebetulan mobil yang mereka naiki tiba di perempatan dimana lampu merah menyala. Pak Beni jadi bisa rehat sebentar. Ia pun membelai kepala bagian belakang pemuasnya sebagai bentuk rasa sayangnya karena sudah dipuasi senikmat ini.

“Ayoo mbaakk… Mmppphhh… Mumpung lampu merah… Keluarkan semuanyaaa… Keluarkan jurus andalanmu untuk memuaskan nafsu saya” kata pak Beni sambil membelai kepala Putri.

“Iyyahhh paakkk… Mmphhh… Akan aku lakukan” Kata Putri yang kembali mengulum penisnya.

“Aaahhhh yaahh… Aaahhhh… Aaahhhhh” desah pak Beni sambil memejam.

Pria tua yang sudah membuka seluruh kancing kemejanya itu hingga dada bidangnya terlihat tengah menikmati kuluman akhwat bercadar yang begitu bernafsu pada penis raksasanya. Pak Beni yang terlalu menikmati tak menyadari kalau suara desahannya terlalu keras. Pengendara motor yang awalnya tidak menyadari apa yang terjadi di dalam mobil tiba-tiba menolehkan wajahnya saat mendengar suara yang aneh dari arah kirinya. Mata pengendara motor itu terkejut melihat ada seorang akhwat yang sedang mengemuti penis seorang pria tua berbadan kekar. Pengendara motor yang masih muda itu sampai mengucek matanya. Ya, benar itu bukan halusinasinya. Apa yang dilihatnya itu nyata. Diam-diam sambil menunggu lampu berwarna hijau, pejantan itu mengelus-ngelus penisnya melihat kebinalan sang akhwat.

“Mmpphhh nikmat banget sih kontol bapaakkk… Mmpphhh aku jadi gak bisa berhenti, kontol bapakk nikmat bangettt” Desah Putri.

“Aaahhhh yaahhh… Aahhhh terus kulum mbaakkk…. Kuluumm yang kenceennggg… Ouhh enakk bangett… Kulum lagi yang dalem mbaaakkk” desah pak Beni sambil mengelusi bokong montok Putri.

Putri melakukannya. Ia kembali membenamkan wajahnya hingga tepi bibirnya itu nyaris sampai dipangkal penis pejantannya. Ia tak menyerah, ia menaikkan mulutnya sejenak lalu kembali membenamkannya hingga mulutnya berhasil mengulum keseluruhan dari penis raksasa itu. Pak Beni sampai memejam nikmat. Tangannya sampai meremas bokong Putri dengan kuat. Rasanya tak ada duanya. Rasanya membuat nafas pak Beni tertahan sejenak agar birahinya tidak buru-buru dilampiaskan pada nikmatnya kuluman sang akhwat.

“Aaaaaahhhh mbaaaakkkkk” desah pak Beni yang membuat pengendara motor disebelah kanannya meremas penisnya juga dengan kuat.

Sedangkan dari arah seberang. Pengendara motor lainnya yang merasa mendengar adanya suara aneh, langsung menolehkan wajahnya ke arah mobil. Terlihat dari sana bokong seorang akhwat yang sedang diremas. Ia juga melihat bokong itu ditampar-tampar. Pengendara itu yang sedari tadi sedang memainkan hapenya reflek mengarahkan hape itu ke arah mobil untuk merekamnya. Ia tidak mengira dapat menemukan pasangan yang mesum di dalam mobil di dekatnya.

“Mmppphhh paakkk… Mmpphhhh… Mmppphhh” Putri yang bernafsu tiba-tiba menaik turunkan wajahnya saat mengulum penis pejantannya.

“Aaaahhhh mbaakkk… Aaahhhh… Aaaahhhh” Desah pak Beni sambil meremas pantat pemuasnya.

“Mmpphhhhh nikmat bangettt… Mmpphhh… Mmpphhh” desah Putri semakin cepat dalam menaik turunkan wajahnya.

“Aaaaahhh mbaakk… Aaahhhh stoopp… Sttooppp mbaakkk… Gawaaatt saya mulai gak kuat” Desah pak Beni kejang-kejang.

“Mmpphhhh tapiii aku gak bisa berhenti paakkk… Mmpphh… Mmpphhh” Desah Putri yang merasa nanggung.

“Aaaahhh jangann mbaakkk… Cukupp… Cukuppp… Berhenti sekaraaanngggg” Desah pak Beni sambil mendorong kepala Putri karena tak sanggup lagi.

“Mmppphhhhh aaaahhhh” Putri akhirnya diberhentikan secara paksa saat sedang asyik-asyiknya.

Terlihat penis itu kedat-kedut ketika nyaris memuntahkan spermanya. Pak Beni pun bersyukur tidak jadi keluar. Ia dengan wajah kelelahan menatap Putri yang membuat akhwat cantik itu tersenyum.

“Hhihihihi maaf paakkk… Aku gak tahan” Kata Putri.

“Aaahhhh… Aaahhh… Hampir aja saya crot duluan loh mbak” Kata Pak Beni yang terus membuat Putri tertawa.

“Hihihihih habis sih kontol bapak nafsuin… yaudah, bapak istirahat dulu aja yahh… Bapak keliatan capek banget tuuhh… Ehhh itu udah hijau paakk… Ayo jalan lagi” Kata Putri sambil duduk menghadap ke depan lagi.

Tepat saat Putri duduk di posisinya semula. Seorang pengendara yang sedari tadi merekam terkejut saat melihat akhwat tersebut.

“Loohh Putri ? Itu Putri kan ?” Kata pengendara itu kurang yakin. Namun mobil itu sudah berjalan. Bunyi klakson pun menggema di belakang yang membuat pengendara itu buru-buru memasukkan hapenya ke sakunya.

Pengendara itu pun baru bisa jalan namun terlambat untuk mengejar mobil yang tadi berhenti di sebelahnya.

“Itu tadi Putri kan ? Masa sih ? Bukannya dia mau nikah sama Andri ? Hmmmm laporin Andri gak yah ? Masa sih Putri yang dikenal alim itu sampai kayak gitu sama laki-laki tadi… Hah mana gak keliatan lagi tadi laki-lakinya… Siapa yah ? Sekilas kulitnya gelap sama lengannya kekar deh” Kata pengendara itu yang tidak lain merupakan sahabat karibnya Andri.

*-*-*-*

BEBERAPA MENIT KEMUDIAN DI SEBUAH TAMAN

Terlihat ada akhwat yang sedang berjalan-jalan. Kedua akhwat itu berbincang mengobrolkan banyak hal tentang kabar yang belum di dengar. Setelah tadi mereka sempat sarapan bersama di sebuah warung makan. Mereka pun tiba di taman ini untuk mengobrol banyak hal termasuk curhatan yang ingin diutarakan oleh akhwat yang mengenakan kemeja hitam.

“Mbaaakk… Inget gak tadi yang aku bicarain di warung tentang suami aku” Kata Kayla tiba-tiba saat berjalan di sebelah kakaknya.

“Hmmm yang katanya kamu kurang bahagia yah dek ? Ada apa emangnya ?” Tanya Nayla yang prihatin pada keluarga adeknya itu.

“Hmmm darimana yah aku mulainya… Aku malu sih mau bilangnya… Tapi intinya aku kecewa sama mas Herman karena selalu ninggalin aku pas lagi enak-enaknya” Kata Kayla sambil menunduk karena terlalu malu untuk membicarakannya.

“Ditinggal pas lagi enak-enaknya ? Maksudnya ? Pas kalian kalian lagi . . . “ Kata Nayla menduga.

“Hehe iyya mbak… Mas Herman gak pernah memberi aku kepuasan… Awalnya aku ngira sih ini hal biasa… Tapi lama-lama aku gak tahan lagi mbak… Gak tau mas Herman ngelakuinnya sengaja apa enggak… Tapi aku sebel banget tiap kali aku mau keluar tapi mas Herman malah keluar duluan” Kata Kayla curhat mengenai kehidupan pribadinya.

Eeehhhh seriusan ? Kok masalahnya sama kayak aku sih ?

Batin Nayla terkejut.

“Hmmm bentar… Kita cari tempat duduk dulu yah biar ngomongnya enak… Nah itu disana kosong, kebetulan dideketnya ada yang jual minuman… adek tunggu disana bentar yah biar mbak beliin minumannya” Kata Nayla yang membuat Kayla patuh saja.

Terlihat Kayla berjalan dengan lemah menuju tempat duduk yang kakaknya arahkan itu. Tak lama kemudian kakaknya pun datang sambil membawa dua gelas minuman.

“Tadi adek bilang apa ? Adek gak puas tiap kali adek bercinta sama suami adek ?” tanya Nayla segera saat duduk di depan adeknya.

“Heem mbak… Hampir selalu… Ya, gak pernah sekalipun aku diberi kepuasan sama mas Herman” Curhat Kayla.

“Hmmm kok bisa sih ? Adek pernah ngomong langsung gak ke suami adek kalau selama ini adek kurang puas setiap kali adek bercinta ?” Tanya Nayla.

“Hmmm aku malu mbak… Aku gak berani bilang… Takut mas Hermannya tersinggung terus marah ke aku” Kata Kayla yang membuat Nayla memahami maksud adeknya.

Hmmm kok sama yah… Aku juga gak berani bilang ke mas Miftah kalau selama ini aku kurang puas…

Batin Nayla.

“Harusnya sih adek bilang aja… Pelan-pelan bilangnya atau mungkin adek sambil mijitin biar nanti suami adek gak kesinggung soal perkataan adek nanti… Soalnya meski kelihatan remeh, ini masalah besar loh yang bisa-bisa menghancurkan rumah tangga adek” kata Nayla mencoba membantu sambil diam-diam curhat soal rumah tangganya sendiri.

“Ehh yang bener mbak ? Sampe bisa menghancurkan rumah tangga ? Kok bisa ?” Tanya Kayla terkejut.

“Heem dek… Temen mbak pernah cerita… Dia sampai terpaksa selingkuh hanya karena suaminya gak bisa memuaskannya” kata Nayla yang sebenarnya sedang menceritakan dirinya sendiri.

“Hah ? Yang bener ? Heemmm tau gak mbak ? Sebenarnya aku ada cerita lain loh” kata Kayla sampai merinding setelah mendengar jawaban kakaknya itu.

“Apa emangnya dek ?” Tanya Nayla sambil menyeruput minumannya.

“Kemarin, ada bapak-bapak di dekat kampusnya adek ngeliatin adek sambil ngelus-ngelus itunya” Kata Kayla mengejutkan Nayla.

“Ehhh seriusan ?” tanya Nayla tak mengira.

“Iyya mbak… Untungnya mas Herman udah memberinya pelajaran… Tapi beberapa hari selanjutnya aku ngeliat bapak-bapak itu lagi di toilet kampusku loh… Bajunya udah kebuka… Itunya keliatan dan kayak abis onani gitu loh mbak… Soalnya aku ngeliat banyak bekas sperma di sekitar itunya” Kata Kayla yang semakin mengejutkan kakaknya.

“Ehhh terus ? Adek harus hati-hati loh yah… Jangan sampai tergoda oleh bapak-bapak itu” kata Nayla mewanti-wanti agar adeknya tidak seperti dirinya.

“Ehhh darimana mbak tau kalau aku tergoda ? Jujur aku sempet nafsu pas itu, karena malemnya mas Herman gagal memuasiku” Kata Kayla yang membuat Nayla semakin terkejut.

“Soalnya cerita adek mirip sama cerita temennya mbak… Pokoknya jauhi orang itu yah dek… Jangan sampai adek terjebak sama nafsu adek !” Kata Nayla terus mewanti-wanti.

“Hmmm iya mbak… Tau gak, sebetulnya semenjak kejadian itu… Aku jadi penasaran loh… Bahkan tanpa aku sadari, aku kayak nyari-nyari bapak-bapak itu… Jujur aku kayak ngerasa bapak-bapak itu solusi dari masalah nafsuku ini” Kata Kayla yang membuat Nayla geleng-geleng kepala.

Nayla yang berpengalaman pun sadar. Cepat atau lambat adeknya bisa-bisa seperti dirinya. Dengan segenap pengalaman yang ia punya. Ia mencoba membimbing adeknya agar tidak mengikuti jalan hidupnya. Terlihat adeknya mengangguk-ngangguk saja. Nayla memberikan berbagai tips yang membuat Kayla mampu menghindari berbagai kemaksiatan yang pernah dilakukannya. Ia yang sudah terlanjur jatuh menyadari kalau akan sulit bagi adeknya kalau ikut terjatuh ke jurang perzinahan. Setelah ia memberikan semua nasehat yang ia punya kepada adeknya. Ia langsung membatin sambil menyeruput minumannya lagi.

Kok bisa yah dek Kayla ngerasain apa yang aku rasain juga… Gak nyangka dek Kayla juga tergoda sama laki-laki tua yang sempat menakali dirinya… Apa jangan-jangan ini semua karena genku yah ?

Batinnya yang jadi teringat selisih usia antara kedua orangtuanya yang mencapai 14 tahun. Ia jadi merasa, apa jangan-jangan rasa sukanya kepada pria tua menurun dari ibunya ?

*-*-*-*

BEBERAPA MENIT KEMUDIAN

Putri dan pak Beni telah turun dari mobilnya. Kedua insan yang sebenarnya lebih mirip pasangan ayah dan anak itu berjalan sambil bergandengan tangan. Selayaknya kekasih beneran, mereka bermesraan dengan saling pandang menikmati waktu berdua. Tak jarang Putri menjatuhkan kepalanya ke lengan kekar pria tua itu. Senyum pun ia keluarkan meski tertutupi oleh cadar berwarna abu-abunya. Tak ada rasa malu diantara mereka. Mereka terus berjalan-jalan untuk menikmati waktu kencan mereka.

“Kontol saya masih cenat-cenut loh dek gara-gara tadi” Kata pak Beni yang membuat Putri tertawa.

“Hush bapak… Jangan keras-keras… Aku malu tauuu !” Kata Putri sambil mencubit lengan pejantannya.

“Aaww… Awww… Awww sakitt mbak… Perih amat cubitannya” Gerutu pak Beni yang membuat Putri tersenyum.

“Hihihihi masa badan keker tapi dicubit gitu aja sakit” Ejek Putri.

“Habisnya, sekekar apapun saya… Saya gak akan pernah sanggup untuk mengalahkan buasnya mbak… Contohnya tadi pas kontol saya disedot-sedot… Sampe lemes saya jadinya” Kata pak Beni yang membuat Putri geregetan lagi.

“Dibilangin jangan keras-keras… Ini ditempat umum tauuu… Kalau kedengeran gimana ?” Kata Putri sambil memberinya cubitan penuh cinta lagi.

“Aaawww… Aawww ampun mbaakk… Ammpunn” Jerit Pak Beni yang membuat Putri tertawa.

Untungnya suara teriakan keras yang pak Beni ucapkan tak banyak menarik perhatian orang-orang. Taman yang mereka datangi memang tempat yang biasa dikunjungi oleh pasangan yang sedang melakukan kencan. Orang-orang disekitar mereka hanya fokus pada pasangan mereka. Termasuk yang sedang Putri dan pak Beni lakukan. Mereka tak peduli dengan keadaan disekitar mereka, mereka melakukan apa yang mereka suka, mereka hanya memikirkan kencan yang mereka lakukan. Mereka pun saling tertawa setelah obrolan yang mereka ucapkan.

“Oh yah pak… Aku minta sesuatu boleh ?” Tanya Putri setelah puas mencubit kekasihnya.

“Hmmm apa itu mbak ?” Tanya pak Beni sambil mengusap-ngusap lengannya.

“Mumpung ini kencan pertama kita… Aku anggap ini sebagai hari pertama kita jadian… Aku mau setelah ini, bapak jangan panggil aku mbak lagi… Aku mau bapak manggil aku dek, say, atau beb… Atau apapun yang menunjukkan kalau kita ini beneran berkencan” Kata Putri malu-malu.

“Ehhh hahaha… Manggilnya apa yah ? Dek aja deh gimana ? Kalau manggil say atau beb terus kedengeran orang lain kan rasanya kayak aneh aja, hahaha” Tawa pak Beni malu-malu.

“Hihihi bener juga… Terus aku manggil bapak, mas aja boleh ?” Pinta Putri lagi.

“Mas ? Hahahha… Boleh kok dek” Jawab pak Beni yang membuat Putri tersipu malu. Rasanya gimana gitu ketika pria yang dicintainya memanggilnya dek. Jantungnya jadi berdegup kencang. Ia dengan malu-malu pun menatap wajah pejantannya itu.

“Makasi yah mas… Mas Beni, hihihih” Tawa Putri yang rasanya aneh saja saat memanggil pria yang jauh lebih tua darinya dengan sebutan mas.

Ketika sedang asyik-asyiknya bermesraan. Tiba-tiba dari kejauhan mereka melihat pemandangan yang tidak asing di mata mereka.

“Eehhhh itu ?” Kata Putri yang pertama kali menyadarinya.

“Mbak Nayla… Dan itu ???” Kata Pak Beni saat mengenali kedua akhwat itu.

Bukannya akhwat itu akhwat yang bikin saya ditonjok… Bukannya akhwat itu yang mergoki saya di kamar mandi pas habis menyetubuhi dek Putri ?

Batin pak Beni terkejut.

“Kayla kok disini ? Sama mbak Nayla juga lagi” Kata Putri saat mengenali teman sekelasnya.

“Ehhh mbak kenn… Ehh maksudnya Dek Putri kenal ?” Tanya pak Beni terkejut.

“Kenal lah pak… Akhwat yang jalan bareng mbak Nayla itu kan temen sekelas aku… Dia juga adeknya mbak Nayla loh” Kata Putri yang membuat pak Beni terkejut bukan main.

Adeknya !!! Mbak Naylaa !!!

Batin pak Beni tidak menyangka.

“Eh bapak kenal juga ? Ehh maksudnya mas kenal ?” Tanya Putri saat melihat ekspresi wajah pak Beni yang terkejut.

“Ehhh enggak… Enggak kok… Cuma kaget aja mbak Nayla ternyata punya adek yang cantik juga” Kata pak Beni berbohong.

“Eehhh cantik ? Mas suka yahhh ?” Kata Putri cemburu.

“Ehhh enggak kok… Enggak… Secantik-cantiknya dia, masih cantikan dek Putri kok” Kata Pak Beni ngeles.

“Hufftt awas aja yah kalau mas berani selingkuh… Dah yuk pergi, bahaya kalau kita sampai keliatan mereka… Aku gak mau dicurigain mereka…” Kata Putri sambil menarik lengan pak Beni.

“Eehhh iyaa dek… Mas juga gak mau kok” Jawab Pak Beni sambil sesekali melirik ke arah kedua kakak beradik itu.

Hmmm gilaaa… Adeknya mbak Nayla ternyata cantik juga yah… Gak nyangka dia ternyata adeknya mbak Nayla… Hmmm kok saya malah nafsu yah… Gak tau kenapa segala hal yang berhubungan dengan mbak Nayla bikin saya nafsu aja…

Batin pak Beni saat ditarik oleh Putri.

Duhhh kontolku jadi ngaceng lagi kaann !

Batin pak Beni bernafsu.

*-*-*-*

“Mbaaakkk… Aku mau nanya boleh” Kata Kayla yang berjalan di belakang kakaknya.

“Iyya dek, ada apa ?” Tanya Nayla sambil menoleh ke belakang.

“Apa mbak pernah kayak aku juga ?” Tanya Kayla tiba-tiba yang membuat Nayla berhenti berjalan.

“Makksss… Maksudnya ?” tanya Nayla mendadak deg-degan.

“Ya kecewa sama suami gitu… Mbak pernah gak, gak puas pas melayani suami ?” Tanya Kayla yang membuat Nayla menghela nafasnya lega.

Huffttt… Kirain suka sama pria tua…

Batin Nayla sambil memegangi dadanya.

“Ya pernah lah dek… Setiap wanita yang pernah menikah pasti pernah merasakah hal itu… Itu hal yang wajar kok” Kata Nayla menenangkan.

“Oh yah ? Terus mbak gimana ? Aku butuh solusi mbak… Aku udah gak kuat banget tiap kali mas Herman ninggalin aku pas bercinta” Kata Kayla sambil menundukkan wajahnya.

Nayla pun terdiam seribu bahasa. Jujur, ia juga sedang mencari tahu jawabannya. Selama ini yang dilakukannya justru meminta lelaki lain untuk memuasi nafsunya. Jelas itu bukan solusi yang tepat untuk adeknya. Ia tidak mau adeknya yang juga cantik jelita mengikut jejak gelapnya sebagai seorang akhwat.

“Sabar aja dek… Sementara adek sabar dulu yah… Ini cobaan buat adek… Cobaan buat setiap istri yang kurang puas saat melayani suami” Kata Nayla yang cuma bisa mengucapkan itu saja.

“Itu aja ? Cuma sabar gak bisa menghilangkan rasa kecewaku mbak… Entar pasti pas mas Herman minta jatah lagi, aku ditinggalin lagi… Aku butuh solusi instan mbak… Setidaknya agar mas Herman nungguin adek biar bisa orgasme duluan” Kata Kayla merajuk.

“Hmmm gimana yah… Mungkin bisa bawa ke dokter atau kalau gak ya yang mbak bilang tadi… Obrolin pelan-pelan bareng suami adek” kata Nayla memberi saran.

.

“Hmmm tapiii… Aku ragu itu bisa berhasil mbak… Sejujurnya aku sempet kepikiran ide ini loh… Gak tau kenapa tiba-tiba aku kepikiran ini” Kata Kayla yang ragu tuk mengucapkan.

“Hmmm emang apaan dek ?” Tanya Nayla yang entah kenapa perasaannya gak enak.

“Aku kepikiran, buat nyari laki-laki lain buat muasin aku… Menurut mbak gimana ?” Tanya Kayla yang membuat jantung Nayla rasanya seperti berhenti berdetak.

“Deeekkkk !!!” Kata Nayla agak meninggikan suaranya sambil memegangi kedua bahu adeknya.

“Hmmm maaf mbak… Aku tahu pasti mbak bakal marah… Tapi aku udah frustasi banget soalnya… Bahkan saking frustasinya, aku sampe nyariin bapak-bapak yang waktu itu aku pergokin loh… Hmm entah kenapa lama-lama tiap kali aku bayangin bapak itu, kok aku malah jadi nafsu yah” kata Kayla menunduk tanpa berani menatap wajah kakaknya.

“Deekkk mana bisa gitu !! Itu dosa namanyaa… Itu gak baik… Jangan sampai adek kepikiran hal itu lagi yaahhh” Kata Nayla yang ketakutan andai adeknya mengikuti jalan hidupnya.

“Akuu tau mbaakk… Maksud aku juga baik kok… Aku cuma mau jadiin bapak-bapak itu pelampiasan aku aja… Aku bakal menjaga hubungan aku sama suami aku kok” Kata Kayla menjelaskan alasannya.

“Iyya, mbak paham… Tapi tetep, itu bukan hal yang dibenarkan… Mbak gak mau adek terjerumus ke jurang kemaksiatan… Kalau adek udah jatuh, adek bakal susah lagi buat kembali lohh… Tolongg dengerin apa kata mbak yahh… Jangan sampai kepikiran itu lagi… Buang jauh-jauh pikiran jahat itu yaahh” Kata Nayla sampai berkaca-kaca karena tak mau adeknya seperti dirinya.

“Iyya mbak… Maafin aku… Aku emang salah… Aku cuma frustasi aja” kata Kayla mengakui kesalahannya.

“Iyya mbak paham… Mbak sekarang memang gak tau jawabannya, tapi nanti mbak bakal bantu buat ngatasin masalah adek… Adek yang sabar dulu yah sekarang” Kata Nayla sambil memeluk erat adeknya.

“Iyya deh mbak… Hmm mbak… Udah meluknya… Aku malu, banyak yang ngeliatin” Kata Kayla saat melihat sekitar.

“Eehhh” Kata Nayla sambil mengelap air matanya.

Nayla sadar kalau mereka saat ini sedang berdiam di jalan yang sering dilalui orang-orang. Sambil mengelap air matanya. Ia pun mengajak Kayla untuk berjalan lagi. Untungnya Kayla manut aja, mereka pun sama-sama pergi meninggalkan tempat itu.

Kok aku sampai nangis gini yaahh… Jangan sampai lah yah dek kayak mbak… Mbak udah ngerasain… Emang rasanya nikmat, tapi untuk kembali itu bakal sulit… Mbak gak mau adek rusak kayak mbak… Mbak pasti bakal bantu adek buat nemu solusinya… Selama masa pencarian mbak, tolong jaga diri yah dek…

Batin Nayla merasa khawatir.

*-*-*-*

BEBERAPA MENIT KEMUDIAN

Pak Beni dan Putri yang baru saja menghindari Nayla dan adiknya memutuskan untuk melanjutkan kencannya. Mereka bergandengan tangan, mereka mengeluarkan uang untuk membeli jajanan, mereka juga kadang mengeluarkan uang untuk memberi aksesoris semisal gelang couple ataupun berbagai hal lain yang berbau couple.

Uniknya, semua uang yang dikeluarkan oleh mereka berdua semuanya berasal dari dompet Putri. Pak Beni tidak modal sama sekali. Ia hanya memakan semua makanan yang kekasihnya belikan. Ia juga menerima semua aksesoris yang kekasihnya belikan. Pak Beni sungguh beruntung bisa bertemu seorang wanita yang sudah tergila-gila padanya.

Hah… Tapi kenapa yah hati ini masih nyangkut di mbak Nayla…

Batin pak Beni saat berjalan disebelah Putri.

Apalagi setelah tau kalau mbak Nayla punya adek yang gak kalah cantik… Siapa tadi namanya ? Kayla ? Wah namanya aja udah keliatan, orang kota banget… Jadi kebayang deh bisa main bareng mereka berdua… Pasti mantap !

Batin pak Beni yang membuat penisnya masih tegak berdiri gara-gara membayangkan kedua kakak beradik itu.

“Hmm capek nih mas… Duduk dulu yuk” Ajak Putri sambil menarik lengan pak Beni.

“Eh boleh dek… Boleh… Tuh ada bangku disebelah sana” Kata pak Beni sambil menunjuk bangku tersebut. Putri pun berjalan kesana. Saat mereka duduk, tiba-tiba mata Putri teralihkan pada sesuatu yang menonjol dibalik celana pak Beni.

“Hayooo ini apa ?” Kata Putri saat diam-diam mengelus celana pak Beni.

“Hehehe kan tadi saya udah bilang dek… Gara-gara sepongan adek tadi… Kontol saya jadi gak bisa tidur… Kepikiran terus” Lirih pak Beni sambil menahan nafas saat merasakan elusan tangan Putri.

“Hihihhi yang bener ?” Tanya Putri sambil menoleh ke kanan juga ke kiri.

“Hehehe iyya deekkk… Saya masih kebawa nafsu… Makanya kontol saya ngaceng terus” kata pak Beni yang sebenarnya masih berdiri gara-gara memikirkan kedua akhwat kakak beradik itu.

“Hiihihhi rame banget sih disini… Jadi ragu deh pengen ngeluarin kontol mas” Kata Putri yang geregetan ingin memainkan penis pak Beni.

“Eeehhh dek Putri mau ngocokin kontol saya lagi ?” kata pak Beni deg-degan.

“Iyya dong maas… Hihihi… Aku kan nafsu sama kontolnya mas” Kata Putri yang akhirnya tidak tahan lagi lalu menurunkan resleting celana pak Beni sebelum mengeluarkannya ke permukaan.

“Aaaahhhh deekk… Bahaya dekk… Kok dikeluarin sih ?” Kata Pak Beni deg-degan.

“Hihihih habis adek gak tahan lagi sih… Hmm mas liat keadaan bentar yah ?” Kata Putri yang menyadari keadaan mulai sepi.

“Kenapa emangnya dek… Kenappp aaahhhhhh” Desah Pak Beni saat penisnya tiba-tiba dikulum oleh Putri di tempat umum seperti ini.

“Mmppphhh… Mmpphhh… Jaga yah maasss… Mmpphh enak banget sihhh… Mmpphh” Desah Putri saat menaik turunkan kepalanya.

“Uuuhhh mantap bangett… Uhhh deekkk… Uuuhhhh” desah pak Beni deg-degan sambil melihat ke sekitar.

“Mmpphhhh… Mmppphhh gimana maasss ? Aman kan ? Mmpphhh” desah Putri disela-sela kulumannya.

“Aaahhh amannn kok amaannn… .Tapi deekk… Ini beresiko bangeett… Sayaaa takutt kalau sampai ketahuan” Kata pak Beni deg-degan.

“Mmpphhhh… Mmpphhh tenaang aja maass… Mass fokus ngeliat keadaan aja… Kita gak bakal ketahuan kok” desah Putri yang sudah sangat bernafsu.

“Aaahhhh… iyaaa sihh… Aaahhhh” desah pak Beni merem melek.

“Mmpppphhh… Mmpphhh enakk bangett maass… Mmpphhh jadi pengen ngentot bapak lagii dehhh” desah Putri terus mengulum penisnya.

“Aaahhh yahhhh… Aaahhhh” desah pak Beni yang tiba-tiba melihat ada seorang lelaki mendekat.

“Mmpphhh yaahhh… Mppphh… Mmppphhh” desah Putri yang masih asyik sendiri mengulum penis pejantannya.

“Aaahhh… Aaahhhh iyaahhh deekkk… Iyaahhh… Eehhh itu ada orang mau lewat” kata Pak Beni yang membuat Putri buru-buru mencabut kulumannya.

Pak Beni pun menutupi penisnya dengan tangannya sebisanya. Terlihat lelaki itu cukup curiga saat melewati mereka berdua. Apalagi saat melihat Putri yang malah bertingkah mencurigakan dengan menghindari tatapan mata. Untungnya, lelaki itu hanya melewati mereka berdua saja tanpa mengucap sepatah kata. Saat lelaki itu pergi. Putri kemudian menatap pak Beni. Ia tertawa menyadari kebinalannya.

“Dek Putri nih… Bikin saya ketakutan aja” Kata pak Beni yang hanya membuat Putri tertawa.

“Hhihihi habis aku geregetan sih… Pindah yuk… Aku gak sabar pengen goyang bapak lagi” kata Putri bernafsu.

“Dasaar yyahh… Kalau gini mah saya gak bisa nolak… Yuk” kata pak Beni sambil memasukkan penisnya lagi.

Mereka berdua yang sudah kebelet nafsu berniat untuk bercinta lagi. Terlihat tonjolan di balik celana pak Beni semakin membesar. Pria tua berbadan kekar itu pun tak tahan untuk digoyang oleh akhwat yang mau menikah itu.

Namun dimanapun mereka mencari. Banyak sekali ruangan terbuka yang membuat mereka kesulitan untuk mencari TKP untuk persetubuhan mereka. Mereka pun menyusuri taman dan masih belum menemukan. Mereka akhirnya terpaksa menuju tempat parkir yang berada di dalam gedung. Mereka akhirnya tidak punya pilihan selain bercinta di dalam mobil sendiri.

“Mau main mobil goyang gak dek ?” Kata pak Beni.

“Hhihihi yukk mas” Kata Putri yang tak tahan lagi.

Mereka berdua pun pergi menuju mobil. Mereka yang tak tahan segera membuka pintu lalu bersiap-siap untuk menikmati kehangatan lagi.

“Siapp dekk ?” Kata pak Beni sambil mengeluarkan penisnya lalu mengocoknya pelan saat duduk di kursi kemudi.

“Hihihihi aku siap kok mass” Kata Putri sambil mengangkat roknya untuk bersiap-siap memasukan penis raksasa itu lagi ke dalam vaginanya.

Pelan-pelan Putri mulai mendudukkan dirinya diatas pangkuan pejantannya. Penis kekar yang berulang kali telah memasuki vaginanya itu pelan-pelan kembali dilahap oleh liang kenikmatannya. Rasa geli-geli nikmat kembali Putri rasakan yang membuat akhwat bercadar itu merem melek merasakan sensasinya. Begitupula yang dirasakan oleh pak Beni, pria tua berbadan kekar itu sampai mencengkram gamis kekasihnya saat penisnya mulai dijepit dengan begitu kuat oleh kekasihnya.

“Aaaaaahhhhhhh” Desah mereka berdua keenakan.

Putri yang sudah gemas langsung menggerakkan pinggulnya. Sambil menggantungkan lengannya pada leher bagian belakang pejantannya, Putri mulai menaik turunkan tubuhnya tuk merasakan gesekan penis pejantannya. Terlihat Putri mulai merem melek keenakan. Rasanya sungguh nikmat apalagi dengan sensasi deg-degan saat melakukannya di parkir taman.

“Aaaahhhhh… Aaahhhh… Aaaahhh” desah Putri sambil menatap pejantannya.

“Aaahhhh terusss… Aahhh ayooo dekk… Aaahhh nikmat bangett… Aaaahhh” desah pak Beni sambil membalas tatapan pemuas nafsunya.

“Aaahhhh… Aaahhhhh… Iyahhhh maasss… Aaahhhhh enaakkk” desah Putri keenakan hingga matanya merem melek.

“Aaahhhhh… Aaahhhh… Terruss… Teruss… Makin rapet aja nih memekmu dek… Aaahhhh” Puji pak Beni ditengah jepitan yang ia rasakan.

“Mmpphhhh… Mmpphh yyaahhh… Aaahhhh itu gara-gara kontol bapak tau yang kegedean” Balas Putri tersipu.

“Aaahhhh… Aaahhhh masa ? Memek dek Putri kali yang makin rapeettt” Kata pak Beni yang gemas sehingga ia menggigit gigi bawahnya pelan.

“Mmpphhh… Mppphhh gak ahhh… Itu kontol bapakk yang kegedean… Titiikkk” Desah Putri yang ingin menikmati sodokan pemuasnya.

“Hahahha iyya sayaanngg… Saya mau menciummu lagi, boleh ?” Tanya pak Beni yang segeda dijawab anggukan oleh Putri.

Pak Beni segera merespon dengan mengangkat cadar yang akhwat cantik itu kenakan. Bibir merah merekah yang terlihat dibaliknya langsung dicumbunya dengan segera. Bibir mereka langsung bertemu. Bibir mereka pun saling hisap dengan penuh nafsu. Bibir mereka saling dorong. Bibir mereka juga saling sepong.

Nafsu yang sudah tak tertahan membuat lidah mereka ikut-ikutan. Sekilas pak Beni mengeluarkan lidahnya untuk menjilati bibir bagian bawah pemuasnya. Lidahnya membasahi bibirnya. Lidah itu juga menggeliat ingin memasuki rongga mulutnya. Putri yang paham segera membuka mulutnya. Lidah pria tua kekar itu pun menyelinap masuk. Lidahnya terjepit. Lidahnya kemudian dihisap sekuat-kuatnya oleh akhwat binal itu. Kedua insan itu berciuman. Mereka melakukannya sambil menikmati goyangan Putri yang tidak ada henti-hentinya.

“Mmpphhh… Mmpphhh… Mmphhh maasss” desah Putri saat dicumbu juga bergoyang.

“Mmmppphhh manis banget bibirmu deekk… Aayookkk lagiii… Goyang yang nikmat lagiii” Desah pak Beni puas.

“Mmmpphhh iyahh maasss…. Mmpphhh enak banget kontol bapaakk… Mmmpphh kontol maass kok makin kerass sihhh… Aku jadi gak tahan lagiiiii… Aku cepetin yaahhh… Aku gak tahan lagi buat goyang kontol mass” Desah Putri setelah puas mencumbu lalu mempercepat goyangannya.

“Aaahhh yaahhh… Aaahhh nikmat sekaliiiii… Aaahhh enak sekali goyanganmuu deekkk” desah pak Beni sampai merem melek.

Putri yang sudah semakin bernafsu mulai menggoyang penis itu secara naik turun. Pinggulnya ia angkat lalu ia benamkan. Ia angkat lagi lalu ia benamkan lagi. Ia kembali angkat lalu ia benamkan lagi. Tiap kali ia angkat, ia menyisakan ujung gundulnya di dalam vaginanya. Lalu saat ia benamkan, ia turunkan tubuhnya sedalam-dalamnya hingga ia dapat merasakan penis itu menyundul dinding rahimnya. Kenikmatan itu membuat Putri semakin binal. Ia mempercepat goyangannya tanpa disadari kalau mobil yang mereka naiki ikut bergoyang naik turun, terutama di sisi depannya.

“Aaaaahhhh maassss… Aaahhh… Aaahhhh” desah Putri yang semakin keenakan.

“Aaahhh deekk… Aahhh enak bangett dekkk… Aahhhhh kontol saya makin cenat-cenut nih ngerasain goyangan dek Putri” Desah pak Beni blingsatan.

“Ohhh yaahhh ? Masa ? Gimana kalau aku goyang kayak gini ?” Kata Putri yang tiba-tiba melakukan goyang ngebor.

“Aaahhh jangaann… Aaahhhh deekkk… Aaahhh ini makin enakk dekk… Kontol saya kayak lagi diaduk-adukkk… Aahhh nikmat bangett… Aaahhh yaahhhh” desah pak Beni saat akhwat cantik itu mulai menggoyang penisnya dengan gaya memutar.

Putri awalnya menggoyangkan pinggulnya ke kanan, lalu ia dorong ke depan, lalu ia tarik ke kiri lalu ia mundurkan ke belakang sebelum kembali ke kanan. Ia kembali melakukannya dari awal. Ia kembali melakukannya sambil menaruh tangan kirinya di lutut pejantannya. Jarak wajah yang agak jauh membuat mereka jadi bisa menikmati pemandangan lain yang ada di pasangan. Putri sambil asyik menggoyang bisa menikmati penampakan tubuh kekar pemuasnya. Begitu pula pak Beni yang jadi dapat melihat lekuk indah Putri. Putri terus menggoyang. Ia melakukannya tanpa henti demi memuasi sang pujaan hati.

“Aaahhhh dekkk… Aaahhhh… Aaahhhh” desah pak Beni merem melek.

“Aaahhh mass… Aaahhhh… Aaaahhhh” Desah Putri yang juga ikut merem melek.

Saat sedang asyik-asyiknya menaiki mobil goyang, tiba-tiba mereka berdua mendengar adanya ketukan dari kaca jendela sebelah kanan. Kedua pasangan itu langsung terkejut, ia tak menduga adanya seseorang yang sedang tersenyum di luar.

“Hayooo… Kalian lagi apa yah ? Wahahha” Kata seorang tukang parkir bertubuh pendek dengan rambut tipis yang menampakkan gundulnya.

“Eehhhhh kata Putri yang buru-buru turun dari singgsana hingga penis pak Beni yang masih berdiri tegak terlihat begitu saja oleh tukang parkir itu.

“Kenapa nih pak ? Kok senyum-senyum sendiri ?” Kata tukang parkir lainnya yang kali ini bertubuh tinggi, berbadan kekar dan berkulit hitam.

“Liat aja sendiri pak ? Wahahaha” Tawa tukang parkir bertubuh pendek itu.

“Busyeettt ada mangsa nih… Wohahaha… Boleh nih kalau kita . . . .” kata tukang parkir bertubuh tinggi itu tersenyum.

“Ayooo cepet keluuaar… Atau, mau saya laporin ?” Kata tukang parkir bertubuh pendek itu memaksa.

“Duhh gimana nih maass… Kita ketahuan” Kata Putri khawatir.

“Yaudah kita manut aja dek… Lagian kita udah ketangkep basah… Kita gak punya pilihan” Kata pak Beni pasrah sambil memasukkan penisnya lagi.

“Eehhh jangan dimasukkan… Biarin aja kayak gitu… Wahahah” Kata tukang parkir bertubuh pendek itu.

“Duhh hukuman buat orang yang mesum di tempat umum apa nih pak Romo ?” Tanya tukang parkir bertubuh tinggi.

“Ya jelas dipenjara dong karena sudah menganggu ketertiban umum… Masa gitu aja gak tau sih pak Bayu” Kata pak Romo si tukang parkir bertubuh pendek yang berniat untuk menakut-nakuti pasangan mesum itu.

“Wohahahah… Sayang banget yah kalau akhwat secantik ini dipenjara… Waahhh mana pake cadar lagi tapi kelakuannya barbar… Bisa-bisanya main di tempat parkir kayak gini… Gak punya duit buat nyewa kamar hotel yah pak ?” Kata pak Bayu si tukang parkir bertubuh tinggi sambil menepuk bahu pak Beni yang sudah keluar dari mobil.

Pak Beni dan Putri pasrah. Mereka berdua berdiri diam di samping mobil mereka. Mereka berdua sama-sama menunduk. Penis pak Beni yang tak diizinkan masuk oleh pak Romo pun dibiarkan mengacung melalui resleting celananya.

“Wahahahha bener banget… Kasian amat main di tempat umum kayak gini… Eh bentar, kalau diliat-liat kalian ini bukan pasangan kekasih deh… Suami istri apa lagi… Ah, pasti kalian ini pasangan om-om sama dedek gemes yaahh… Pantes aja pak Bayu, om-om ini gak sanggup nyewa hotel karena uangnya udah habis buat nyewa dedek gemesnya… Wahahahha” Tawa pak Romo mengejek kedua pasangan mesum itu.

“Ehhh dekkk… Angkat mukanya dong… Dibayar berapa sama om-om ini ?” Kata pak Bayu sambil mengangkat dagu Putri.

“Jangann pegangg-pegangggg !!!” Teriak pak Beni sambil memukul tangan pak Bayu.

“Wuuiihhh galak amat… Ohhh berani ngelawan ? Siapa nama bapak ? Mau saya laporin sekaranggg” Kata pak Romo balik mengancam. Tukang parkir bertubuh pendek itu melihat kesempatan untuk menekan pria tua berbadan kekar itu.

“Maasss… Akuu takuttt” Lirih Putri yang didengar oleh kedua tukang parkir itu.

“Woahahahha… Dengerin tuh paakk… Dedek bispaknya takut… Dedek gak mau masuk penjara kan ? Dedek gak mau dihukum kan ? Dedek sayaangg gak mau orang terdekat tau kan kalau habis enak-enak di tempat parkir ini ?” Kata pak Bayu kepada akhwat bercadar itu.

“Enggak paakk… Toloongg jangan laporin akuu” Kata Putri yang tidak mau aibnya tersebar.

“Wahahhaha tuh dengerin paakkk… Jadi gini aja deh intinya… Mau damai apa enggak ?” Kalau damai, kita negosiasikan apa yang kita inginkan… Kalau gak, silahkan pergi terus akan saya laporkan plat nomor mobil ini ke kantor polisi nanti” Ancam pak Romo yang membuat Putri menoleh ke pak Beni agar bisa berdamai karena tidak mau mobilnya ini nanti didatangi kepolisian.

“Memang apa yang kalian inginkan ? Uang ? Berapa ?” Kata pak Beni bertindak berani.

Pak Romo menatap pak Bayu. Pak Bayu kemudian menatap pak Romo.

“Woahahahhaha… Wahahahhahah” Kedua tukang parkir itu tertawa ngakak mendengar pendapat dari pria tua kekar itu.

“Siapa nama bapak ?” Tanya pak Romo dengan penuh berani.

“Beni !”

“Wuiishhh serem banget suaranya… Kami sebenarnya gak butuh uang kok… Iya gak pak Romo… Sayang kalau uang bapak kami ambil… Mending uangnya bapak pake buat nyewa kamar biar bisa make dedek ini aja ya gak sih ?” Kata pak Bayu tersenyum.

“Betuulll… Oh yah, siapa namamu dedek cantik ?” Kata pak Romo sambil menyentuh dagu Putri.

“Putri paakk” Kata Putri ketakutan saat wajahnya disentuh oleh tukang parkir bertubuh pendek itu.

“Deekk Putri sayaanngg… Kalau kita mau damai… Dek Putri harus bertanggung jawab dengan memuasi nafsu kami berdua” Kata pak Romo yang membuat jantung pak Beni & Putri rasanya seperti berhenti berdetak.

“Iyyak betul… Cukup layani kami berdua aja… Kalau kita deal, kita gak bakal laporin kalian… Kita anggap apa yang baru kita lihat tadi cuma halusinasi aja… Gimana ? Dek Putri sayaangg ?” Tanya pak Bayu sambil menatap lekuk indah tubuh Putri.

Putri pun menatap pak Beni. Pak Beni menatap wajah indah Putri. Putri terlihat ketakutan. Ia juga terlihat kebingungan. Sebagai lelaki jantan, ia tidak rela menyerahkan wanita yang telah memuasinya dipakai begitu saja oleh kedua tukang parkir itu. Namun, kalau ia tak menyerahkannya, ia juga tak mau wanita yang telah memuasinya itu dilaporkan ke polisi yang nantinya tentu akan berdampak pada kehidupan sosialnya.

“Saya gak mau dek Putri ternodai… Tapi saya juga gak mau dek Putri dilaporkan ke polisi” Lirih pak Beni.

Kedua tukang parkir itu tertawa melihat drama yang dilakukan oleh kedua pasangan mesum itu.

“Akkuu tahuu… Akuu juga gak relaa… Taappiiii” Kata Putri yang merasa tidak ada pilihan lain.

“Ayookkk cepettt deekkkk… keburu siang nihhh… Kalian tau kan apa yang kami inginkan” Kata pak Romo menekan kedua pasangan itu untuk segera menuruti keinginannya.

“Bapakk janji kan gak ngelaporin kami berdua ?” Tanya Putri yang membuat kedua tukang parkir itu tersenyum.

“Janjii dong sayaanngg… Seorang pria gak pernah melanggar janjinya” kata pak Bayu si tukang parkir bertubuh tinggi.

“Hmmm yaudahh… Aku manut bapak aja… Tapi toloongg jangan laporin kami berdua” Kata Putri memutuskan yang membuat pak Beni disampingnya hanya menenggak ludah saja.

Maafkan saya… Dek Put…

Batin pak Beni menyesal.

“Wahahahahha pilihan yang bijak deekk… Sekarang ikut saya… Kita akan enak-enak di ruangan itu” Kata pak Romo sambil menunjuk sebuah ruangan yang berada didalam gedung parkir taman itu.

“Ehhh bapak ikut kami juga dongg… Bapak juga mau ngeliat kami make akhwat ini kan ?” Kata pak Bayu yang ikut mengajak pak Beni.

Pak Beni hanya menghela nafasnya. Ia benar-benar marah. Ia sebenarnya ingin menghajar mereka berdua, tapi ia takut pada ancaman kedua tukang parkir itu yang berniat untuk melaporkan plat nomor mobil Putri.

Siaaalll… Saya gak punya pilihan lain sekaranngg…

Batin pak Beni kecewa.

Mereka berempat pun memasuki sebuah ruangan yang terlihat sudah jarang dipakai. Banyak debu dimana-mana. Didalam berisi banyak rambu-rambu parkir yang sudah tidak dipakai lagi. Setelah mereka berempat masuk, pak Bayu yang terakhir masuk pun mengunci pintu dari dalam.

“Langsung aja keintinya yah… Kalian berdua… Cepat telanjang !” Kata pak Romo meminta pak Beni dan Putri telanjang.

“Eehhh saya jugaa ?” Kata Pak Beni terkejut.

“Sudahh cepattt… Manut aja… Kalian ingin semua ini cepat berakhir juga kan ?” Woahahahha” Kata pak Bayu.

Putri yang tak memiliki pilihan segera membugili dirinya. Dengan malu-malu ia menurunkan rok panjangnya, lalu ia menurunkan resleting gamisnya sebelum mengangkatnya melewati kepala mungilnya. Putri kemudian juga memelorotkan celana dalamnya. Tak lama kemudian, ia juga melepas iktatan bra yang membuat susu gantungnya terlihat begitu jelas oleh kedua tukang parkir itu. Namun, saat hendak melepas hijabnya, tiba-tiba pak Romo menahannya.

“Cukup deekk… Cukup sampai situ aja… Saya lebih suka menghargai privasimu… Lagian, saya juga punya fetish sama akhwat yang pake cadar… Wahahahah” Tawa pak Romo.

Pak Beni yang berada di sebelah Putri juga ikut menelanjangi dirinya. Tubuh kekarnya terlihat. Tubuhnya yang berwarna gelap juga terlihat. Wajah sangarnya pun juga. Apalagi pentungannya yang makin lama makin membesar setelah melihat ketelanjangan Putri disebelahnya.

“Woahahahah… Bagus banget badannya pak… Pasti sering olahraga yah…Gak heran lonte ini mau disewa bapak meski bapak gak ada ganteng-gantengnya… Woahahahha” tawa pak Bayu mengomentari tubuh pak Beni.

Pak Beni yang kesal terpaksa diam saja. Ia pasrah karena tak mau Putri mendapat masalah karena perbuatannya.

“Sini deekk… Duhhh cantik bangeett sihhh… Badanmu juga bagus bangettt… Bikin saya gerah aja deh” kata pak Romo si tukang parkir bertubuh pendek itu. Melihat tubuh Putri yang sudah telanjang membuat pak Romo ingin ikutan telanjang. Ia pun menelanjangi dirinya. Pria tua yang kira-kira berusia 49 tahun yang tingginya kira-kira sedagu Putri itu pun menarik lengannya. Putri pasrah. Pak Romo menjauhkan Putri dari pak Beni.

“Mulai sekarang bapak gak boleh gerak yah ? Bapak cuma boleh ngeliat aja…” Kata pak Bayu yang ikut menelanjangi tubuhnya agar sama-sama bisa menikmati tubuh Putri.

Tubuh pak Bayu rupanya 11-12 dengan tubuh pak Beni. Tubuhnya sama-sama hitam. Tubuhnya sama-sama kekar. Wajahnya sama-sama jelek namun dada pak Beni jauh lebih bidang dibandingkan dada pak Bayu.

“Kebetulan dekkk… Saya ini nafsu banget sama akhwat bercadar… Saya gak nyangka kesempatan ini datang juga… Ayo sini jongkok, kontol saya udah gak tahan banget pengen menodai tubuh mulusmu ini lohhh… Wahahaha” Tawa pak Romo.

Putri pun terpaksa berjongkok. Saat itulah ia melihat ukuran penis pak Romo yang rupanya tidak kalah besar. Panjangnya sekitar 17 cm dengan diameter sekitar 4 cm. Panjangnya memang kalah dari pak Beni, tapi ukuran pak Romo juga tidak bisa dianggap remeh.

“Deeekkk jangan lupa saya juga ada disini lohhh… Woahahhaa” kata pak Bayu yang berdiri di sisi kanan Putri. Saat Putri menoleh, ia lebih terkejut lagi karena ia menduga telah melihat pak Beni telanjang. Ukuran penis pak Bayu mirip ukuran pak Beni. Mungkin ukuran mereka hanya berbeda 1 cm saja. Nafsu Putri yang tadi sempat redup tiba-tiba bertambah lagi saat melihat penis-penis hitam mereka yang sedang mengacung tegak.

“Waahahhaa… Ayo gesekin kontol saya ke susumu dek” Kata pak Romo si tukang parkir bertubuh pendek.

“Hmmm iyaahhh paakkk” Kata Putri pasrah. Saat pak Romo mendekatkan penisnya ke dada Putri, Putri langsung menjepitnya menggunakan susu bulatnya. Saat penis tukang parkir itu terjepit. Tukang parkir itu langsung tertawa merasakan kenikmatannya.

“Wahahahha gilaa… Enak banget pak, rasanya” Kata pak Romo pada pak Bayu.

“Ehhh beneran ? Kontol saya juga dong dek… Tolongg kulumin” kata pak Bayu sambil menodongkan penisnya yang membuat Putri langsung melahapnya setelah cadarnya diangkat oleh pak Romo.

Pak Beni yang dari kejauhan melihat Putri dilecehi, tiba-tiba ikut bernafsu. Diam-diam meski ia sangat kesal dengan apa yang terjadi pada Putri, ia tetap mengocok penisnya saat melihat Putri dilecehi seperti ini.

“Aaaaaaahhh nikmatnyaaa… Aaahhh terus jepitt deekk… Aaahhh terus… Teruusss” Desah pak Romo meminta Putri agar menggoyang susunya.

“Mmpphhhh iyaahh paakk… Mmpphhh… Mmpphhh” desah Putri sambil mengocok susunya dikala mulutnya dengan lahap maju mundur memuasi penis pak Bayu.

“Aaahhh nikmat banget seponganmu deekk… Aaahhh mantapnyaaa… Gak heran bapak-bapak tadi sampai menyewamu mahal… Sampe-sampe uangnya habis buat nyewa hotel” kata pak Bayu saking takjubnya pada sepongan Putri.

“Aaahhh… Aaahhhh… Usia adek emang berapa deekk ? Kok jago banget sihh ?” Tanya pak Romo heran.

“Mmpphhhh… Mmppphhhh… Aku baru 20 tahun paakk… Mmpphhh” Jawab Putri sambil memejam saat melakukan dua hal sekaligus.

“Aaahhh… Aaahhhh… 20 tahun ? Kok udah jago banget ? Pecah perawan kapan deekk kalau boleh tau ?” Kali ini giliran pak Bayu yang bertanya.

“Mmmpphhh… Mmppphhhh… Sekitar 3 minggu yang lalu… Mppphh” Jawab Putri mengejutkan mereka berdua.

“Waahahahha… Memeknya pasti masih rapet nih… Siapa yang mecahin ? Bapak-bapak itu yah ?” Tanya Romo mengarah ke pak Bayu.

“Bukaann paakk… Mmpphh bukaann… Tapi bapak-bapak yang lain” jawab Putri sambil terus mengulum penis pak Bayu.

“Woahahaha… Doyannya sama bapak-bapak nihhh… Gak heran cantik banget… Pasti sering dibayar mahal yah ? Keliatan tubuhnya bagus banget” Puji pak Bayu saat memperhatikan kulit indah Putri.

Putri kali ini tidak menjawabnya. Membayangkan dirinya saat diperkosa pak Urip membuat dirinya kesal. Ia pun melampiaskannya dengan mempercepat kulumannya juga memperkuat jepitan susunya.

Kedua tukang parkir itu jadi kewalahan. Mereka benar-benar menikmati apa yang sudah Putri berikan. Mereka pun sama-sama mendesah kenikmatan. Mereka tak menyangka kalau akhwat bercadar yang mereka pergoki ini ternyata sudah banyak pengalaman soal persetubuhan.

“Aaahhhh… Aahhh… Aahhh… Gantian dong pak… Saya pengen nyoba mulutnya” kata pak Romo setelah puas merasakan jepitan susunya.

“Nihh paakk… Pake !” kata pak Bayu mengoper mulut Putri ke pak Romo.

“Aaaahhh… Mmphhh… Mmpphhh” desah Putri yang kali ini mengulum penis tukang parkir bertubuh pendek dan berambut botak itu.

“Aaaahhh gilaaa… Bener apa katamu paakk… Mulutnya anget bangett… Sedotannya juga mantep bangett… Kontol saya sampai disedot-sedot olehnya” Kata pak Romo merinding merasakan sepongan Putri.

Putri yang paham kalau tidak ada cara lain tuk mengakhiri semua ini selain membuat kedua tukang parkir ini berorgasme buru-buru mengeluarkan teknik terbaiknya. Mulutnya bergerak maju mundur. Lidahnya di dalam menjilati penis tukang parkir itu. Bibirnya menjepit kuat. Mulutnya ia gerakkan untuk menyedot sekuat-kuatnya. Kedua tangannya pun bertumpu pada paha pak Romo. Kepalanya kembali maju mundur. Ia mempercepat gerakannya. Ia melakukannya dengan sekuat tenaga hingga membuat pak Romo merem melek keenakan.

“Aaahhhh dekkk… Aaahhh… Aaahhhh… Aaahh nikmat bangett… Ouuhhh” desah pak Romo puas.

Pak Bayu yang menunggu giliran menikmati apa yang sedang dilihatnya. Ia tak menyangka Putri dengan nafsunya mengulum penis rekan kerjanya. Namun saat wajahnya ia tolehkan ke arah pak Beni, ia melihat pria kekar itu tengah beronani sambil melihat kebinalan Putri.

Woahahaha kasian amat… Yang nyewa siapa yang make siapa ? Lagian salah sendiri gak main di hotel, malah main disini…

Batin pak Bayu yang masih mengira kalau Putri selama ini adalah wanita sewaan pak Beni.

“Mmmpphhh… Mmppphhh… Ssllrrpppp… Mmppphhh” desah Putri yang semakin binal dalam mengulum penis pak Romo.

“Aaaaahhhhh… Aaahhhh… Aaahhh manteppp bangeettt” desah pak Romo yang tidak kuat lagi sehingga tangannya tiba-tiba mencengkram hijab Putri.

Putri terkejut, wajahnya ia naikkan tuk menatap wajah pak Romo.

“Siappp yahh sayangg… Saya makin nafsu nih jadinya… Waaahhahha” Kata pak Romo yang tiba-tiba menggerakkan pinggulnya.

“Mmppphhh… Mmppphhh… Mmppphh” desah Putri sambil memejam merasakan tusukan demi tusukan yang menyodok kerongkongannya.

“Aaaahhh nikmatnyaa…. Aaahhh nikmatnyaa… Gak ada yang ngalahin nikmatnya mulut lonte bercadar niihhh” desah pak Romo saat menyetubuhi mulut Putri.

“Mmpphhhh… Mmpphh… paakkkk mmpphh” desah Putri kewalahan menahan tusukan demi tusukan pak Romo.

Pak Bayu yang melihatnya tertawa, ia pun ikut mengocok penisnya agar bisa terus menegak sambil menanti gilirannya datang.

“Aaaahhhh… Aaahhhhh… Aaahhh saya percepattt… Hennkghhhh” desah pak Romo dengan penuh nafsunya.

“Mmpphhh paaakkk… Mmpphhh… Mmpphhh… Mmpphhhh” Desah Putri saat kerongkongannya terus ditusuk oleh pria tua itu.

“Aaaahhhhh… Aaahhhh… Gilaaaaa… Aaahhh nikmatnyaaa… Aaahhhhh” desah Pak Romo yang lagi-lagi menambah kecepatannya.

“Mmpphhh paakkk… Mmpphhhh… Mmpphhh” desah Putri yang tidak kuat lagi hingga rasanya seperti mau muntah.

“Aaaahhhhh… Aaahhhh… Aaahhhh uuuhhhhhhhh” desah pak Romo yang buru-buru mencabut penisnya saat dirinya nyaris mendapatkan klimaksnya.

“Mmpphhhh uhhuuukkk… Uhhuukkk… Uhhuukkk” desah Putri hingga terbatuk-batuk.

“Woahahahha mantep bangett pakkk” kata Pak Bayu mengajak tos.

“Wahahahah… Namanya juga nafsu… Tuh pake lagi” Kata pak Romo setelah menepuk tangan pak Bayu.

“Ayooo jangan nunduk terus deekk… Ayo sini, giliran saya untuk pemanasan dulu” Kata Pak Bayu meminta Putri agar berjongkok.

“Uhhukkk… Uhuukk… Istirahat dulu paakk… Aku capek” kata Putri yang membuat pak Bayu tertawa.

“Woahahaha gini aja capek ? Selama ini kalau main pasti bosenin terus yah ? Gak pernah main gaya hardcore yah ?” kata Pak Bayu sambil meminta Putri untuk menjepit susunya lagi.

“Hah… Hah… Hah… B aja pakk” Kata Putri yang membuat Pak Bayu tersenyum.

“Sini biar saya ajari nikmatnya bercinta, bercinta tuh kayak gini lohh harusnyaa” Kata pak Bayu yang mulai menggerakkan pinggulnya tuk menyetubuhi dada dari akhwat bercadar itu.

Liur Putri masih ada yang menetes hingga jatuh mengenai dadanya setelah tadi terbatuk-batuk menahan tusukannya. Lintasan itu jadi semakin basah yang membuat Pak Bayu semakin mudah untuk menggerakkan penisnya maju mundur.

“Aaahhhhh… Aaahhhh… Ini nihhh… Nikmat bangett… Aaahhh… Aaahhhhhh” desah pak Bayu.

“Mmpphhh paakkk… Mmpphhh… Mmppphhh” desah Nayla saat merasakan kehangatan di dadanya.

“Aaaahhh ini diaa… Inniii diaa… Aaahhhh… Aaahhhh” desah Pak Bayu mempercepat sodokannya.

“Mmpmphhh pakkk… Mmpphhh” desah Nayla sambil memperkuat jepitannya.

Susu Putri yang semakin membesar & kencang membuat jepitan yang ia lakukan pada penis pak Bayu semakin terasa. Pak Bayu sampai menggelinjang. Tukang parkir tua berbadan kekar itu jadi memegangi kedua bahu Putri sebelum mempercepatnya tuk menyodoki dada Putri.

“Aaaahhhhh… Aaahhhh… Aaahhhhhhhhh” desah Pak Bayu semakin kencang.

“Mmpphhh cepett keluarin paakk… Mmpphhh keluarinn yang banyaakkk” desah Nayla yang membuat pak Bayu tertawa.

“Aaaahhhh… Aahhhh siaalll… Bikin gak tahan aja… Ayoookkk kita mulai ngentotnya sekarang… Cepet nungging deekk…” Kata pak Bayu lalu meminta pak Romo untuk memulainya duluan.

“Wahahah… Baik pak” Kata pak Romo tersenyum.

Melihat Putri sudah menungging pada dinding membuat pak Romo mendekat untuk memulai persetubuhannya. Tapi sayang, pinggul Putri terlalu tinggi untuknya. Ia akhirnya mengambil papan kayu lalu menaruhnya di belakang Putri. Ia menaikinya lalu bersiap untuk memulai persetubuhannya.

“Iniiiii… Terima ini deekkk… Uuuuhhhhh” Desah pak Romo saat menusukkan penisnya hingga merasakan jepitan vaginanya untuk pertama kalinya.

“Aaaahhhh paaakkkk” desah Putri sampai terdorong maju akibat kuatnya sodokan penis pak Romo.

Pak Romo sampai keringetan. Penisnya rasanya seperti dipijat-pijat saja. Penisnya rasanya seperti dicekik saja. Pak Romo sampai geleng-geleng kepala. Ia tersenyum merasakan puasnya jepitan seorang akhwat.

“Saya langsung mulai aja yaahh… Heennkgghhhh” desah pak Romo yang mulai memaju mundurkan pinggulnya.

“Mmmpphhh paakkk… Mmpphhh paakkk… Mmpphhhh” desah Putri sambil menoleh ke belakang tuk melihat pejantannya.

“Aaaahhhh nikmat sekalii… Aahhhh enak sekali rasanya memekmu deekkkk”

“Aaahhh iyaahhh paakkk… Aaahhh kontol bapakk jugaa… Aahhh kenceng bangett… Aaahhh pelaann paak”

“Aaahhhh mantap sekaliii… Aaahhhh enakknyaa… Aahhh puasnyaaa… Gak ada lawannya emang memeknya akhwat yang baru aja lepas perawan… Rapeett bangett… Gak sia-sia saya mergoki kalian ngentot… Wahahahah” tawa pak Romo puas.

Pak Beni yang sedari tadi cuma kebagian ngeliat jadi mempercepat kocokannya. Ia beronani sambil melihat Putri disetubuhi. Nafsunya yang sedari tadi dirangsang oleh Putri membuatnya tidak tahan lagi.

“Woahahahha… Kulum saya dongg… Saya pengen gabunggg” Kata pak Bayu yang mendatanginya dari samping sambil menodongkan penisnya ke mulut Putri.

“Aaahhh susaahhh paakk… Aahhh bapakkk kesiniii… Bapakk didepan akku ajaa” Desah Putri yang membuat pak Bayu tertawa.

“Woahahahha bener juga… Nih saya udah… Ayo kulum saya lagi deekk… Kuluummm” Kata pak Bayu yang sudah berpindah ke depan Putri.

“Mmppphhhh paakkk… Mmpphhh… Mmpphhhh” desah Putri menungging sambil memuasi kedua pria yang ada di depan dan belakangnya.

Sambil mendekap pinggul pak Bayu. Putri bertahan dengan menghisap kuat-kuat penis hitam itu dikala pak Romo terus menyodok rahimnya. Lidah Putri ikutan dengan menjilati ujung gundulnya. Namun sodokan super kuat yang dilakukan pak Romo membuat dirinya kesusahan. Kulumannya sampai terlepas. Kepalanya berulang kali menyundul perut pak Bayu sehingga membuatnya terpaksa mengocoknya saja.

“Aaahhhh… Aaahhhh pelan-pelan dong paakk… Dek Putri jadi kesusahan nih buat ngulum kontol saya” Protes pak Bayu.

“Waahahaha… Aahhh… Aaahhhh… Kenapa gak bapak aja yang ngentotin mulutnya… Dek Putri kan jadi bisa pasrah pas kita genjot dari depan & belakang” Kata pak Romo memberi ide.

“Waahhh ide bagus tuh paakk… Ayo dek masukin lagi… Biar saya aja yang gerak… Dek Putri tahan yaaahhh” Kata pak Bayu sambil memegangi kepala Putri.

“Mmpphhh… Mmphhh iyahhh paakk… Mmpphhh” desah Putri saat ditusuk depan belakang.

“Aaahhhhh… Aaahhhhh… Gimana paakkk ? Enak kan ?” Desah pak Romo sambil menyodok rahim Putri.

“Aaahhh bangett…. Aaahhhh puasnya kita bisa make akhwat bareng-barenggg” Desah pak Bayu puas.

“Wahahahha jelass… Jadi pengen saya kencengin nih sodokannya… Tahann yahh dekk… Aahhhhh… Aahhhh… Aaahhh” Desah pak Romo memperkuat sodokannya.

“Mmppphhh paakk… Mmpphhh… Mmpphhh” desah Nayla kewalahan saat melayani dua pria sekaligus dalam satu waktu.

Pak Romo berulang kali menampar-nampar bokong bahenol itu. Ia lalu mengusapnya lalu menamparnya lagi. Ia benar-benar menikmati sodokannya pada rahim akhwat yang katanya baru lepas perawan itu. Nafsu yang begitu menggebu membuat dirinya kesulitan untuk mengendalikan kontrolnya. Pak Romo lepas kendali. Ia menggempur rahim Putri tanpa henti.

“Aaaahhhhh… Aaahhhh… Aaahhh” Desah pak Romo dengan keras.

“Aaahhhh… Rasakann iniii… Terima iniii… Ohhh enak sekali mulutmu dekk… Aahhh” desah pak Bayu yang juga terus-menerus menggempur mulut Putri.

“Mmpphhh paakk… Mmpphhh… Mmpphhh” Desah Putri pasrah sambil memejamkan mata.

“Aaahhhh… Aaahhh… Enakk bangett… Enakkk bangettt… Lepasiinn pakk… Saya mauu keluaar… Saya mau menikmati akhwat ini sendiri” desah Pak Romo seketika saat merasakan adanya tanda-tanda.

“Aaaahhhh… Aaahhhh… Mau keluar yah paakkk… Woahahaha oke deh… Nihhh” desah pak Bayu saat melepas penisnya dari mulut Putri.

“Aaaaaahhh… Aaahh sini deekkk… Sayaa gakk kuat lagi… Sayaa akan menodaimu hennkghhh” desah pak Romo sambil menarik hijab Putri ke belakang. Pak Romo memperkuat lagi hujamannya. Putri pun tak bisa berbuat apa-apa selain mendesah dan mendongakkan kepalanya ke atas.

“Aaaaahhh… Aaaahhhh… Iyahhh paakkk… Aaahhh” desah Putri pasah.

“Aaaaahhhh… Aaahhh… Dikitt lagiii… Saya udah gak kuat lagii… Terima ini deekk… Terima pejuh sayaaa iniiii” desah pak Romo semakin memperkuat hujamannya.

“Aaaahhh paakkk…. Aaahhh iyaahhh…. Keluariinnn… Keluariin paakkk” desah Putri semakin keras.

Pak Romo terlihat seperti sedang menunggangi kuda saja. Ia menarik hijab Putri seperti menarik tali kekangan kuda saja. Semakin ia menariknya ke belakang semakin dalam lah tusukan demi tusukan yang ia hujamkan. Putri menggelinjang, meski awalnya ia dipaksa tapi nafsu yang menggelora telah membuatnya keenakan saat disetubuhi pria tua yang lebih pendek darinya.

“Aaaahhhh deekkk… Aaahhhh… Aaahhhh nikmat bangeett” Desah pak Romo sambil menarik hijab Putri lebih keras lagi.

“Aaahhh iyaahhh… Iyahh paakkk… Aaahhhh” Desah Putri sambil mendongakkan kepalanya lebih keatas sehingga membuat dadanya ikut terangkat naik. Terlihat dada Putri bergoyang indah. Goyangannya semakin kencang seiring genjotan pak Romo dibelakang.

“Aaahhhh nikmatnyaaa… Aaahhhh… Aaahhhh” Desah pak Romo semakin kencang saat hujamannya diperkeras.

“Aaaaahhhh paakkk… Aaahhhh iyaahh… Aaahhhhh” Jerit Putri saat kelaminnya tersodok hingga bunyi plok-plok-plok.

“Aaahhhhh… Aaahhhh… Sayaaa gakkk kuattt lagiii… Terimaaa inniiiii” Desah pak Romo yang buru-buru menarik lepas penisnya lalu meminta Putri menghadap ke arahnya.

“Mmpphhhh” desah Putri pasrah sambil memejam.

Pak Romo mengocok penisnya. Ia mengocoknya sambil menatap wajah Putri yang sudah memejam pasrah. Puas sekali rasanya bisa mengocok dihadapan wajah akhwat yang sudah tak berdaya. Pak Romo tidak kuat lagi. Pria tua yang tinggi badannya lebih pendek dari Putri itu tak kuat lagi untuk menahan nafsu birahinya yang sudah mencapai puncak.

“Aaaahhhhh kelluaaaarrrrr !!!” Jerit pak Romo saat mengarahkan penisnya ke wajah cantik Putri.

Crroott… Croott… Crrootttt !!!

Deekkk Putrriiii !!!

Batin pak Beni dari kejauhan saat melihat wajah cantik Putri telah ternoda. Bukannya tak tega, nafsunya malah mendorongnya untuk terus mengocoknya.

Wajah Putri jadi belepotan terkena sperma tukang parkir itu. Aroma busuk mulai tercium oleh hidungnya. Dahinya terasa hangat saat terkena lelehan pejuhnya. Putri pun pasrah dijadikan tempat penampung pejuh oleh tukang parkir berkepala botak itu.

“Aaahhh legaanyaa… Aaahhhh nikmatnyaaa” desah pak Romo puas. Setelah menuntaskan tetes terakhirnya, ia pun mengelap lubang kencingnya itu menggunakan kain cadarnya.

“Woahahahahh banyak banget pakk pejuhnya… Sini sekarang giliran saya” Kata pak Bayu si tukang parkir kekar yang bentuk tubuhnya 11-12 dengan pak Beni.

“Hah… Hah… Hah… Capek banget… Capek banget” Lirih Putri ngos-ngosan.

“Capek apaan… Saya aja belum ngapa-ngapain… Ayo nungging lagi cepat ! Saya udah kebelet pengen nyodok nih !” Kata pak Bayu memaksa Putri menungging.

Dengan sisa tenaga yang Putri punya, ia mencoba menegakkan kaki-kakinya lagi hingga akhirnya ia dapat berdiri lagi. Tubuh indah polosnya membuat pak Bayu semakin ngiler untuk menyetubuhinya. Putri akhirnya menungging, bokong mulusnya itu telah diangkat agar pak Bayu bisa memasukkan penisnya ke dalam lubang kenikmatannya.

“Woahahaha… Mulus banget bokongmu ini deekk… Duhhh jadi gemes saya” Kata pak Bayu yang tidak langsung menyodoknya melainkan malah mengelus-ngelus bokong itu menggunkan penisnya.

“Mmpphhh… Mmmpphh… Cepet pak dimasukin aja… Aku capek, mau istirahat” kata Putri yang kelelahan.

“Mau istirahat apa udah kebelet disodok ? Woahahaha dasar lonte, kebelet yah pengen dimasukin kontol lagi ?” kata Pak Bayu yang akhirnya bersiap-siap untuk memasukkan penisnya ke dalam rahim kehangatannya.

Sambil memegangi penisnya, ia mengarahkannya ke lubang kenikmatan sang akhwat. Terlihat ujung gundulnya sudah menyentuh bibir vagina sang akhwat. Pak Bayu tersenyum, sebentar lagi dirinya bisa menikmati rahim seorang akhwat.

“Siap-siap yah dekkk… Hennkghhh !” Desah pak Bayu yang langsung mementokkan penisnya dengan sekali sodokan

“Aaaahhh pakkkkkk” Desah Putri yang kaget saat dinding rahimnya langsung ditusuk sampai mentok.

“Woahahahah mantep bangettt… Jadi ini yah rasanya ngentot sama akhwat… Aaahhhh… Aaahhhh… Langsung sodok aahhh… Aahhh enak banget… Enakk banget memekmu deekkk” Desah pak Bayu yang langsung menggoyang pinggulnya.

“Aaahhhh… Aaahhh… Paakkk tungguuu… Beri aku waktu istirahat duluu… Aku capek paakk… Aaahhh… Aaahhh” desah Putri kewalahan.

“Istirahat mulu… Daritadi tiap kali giliran saya pasti pengen istirahat… Giliran sama pak Romo diem-diem aja… Dasar !” Keluh pak Bayu sambil terus menggoyang pinggulnya.

“Aaahhhh… Aaahhh… Habisnya sodokan pak Romo tadi kuat banget paakk… Aku capeekk… Aaahhhh… Aaaahhhh” Desah Putri yang membuat pak Bayu menatap pak Romo.

“Wahahah maap… Soalnya enak banget memeknya” Kata pak Romo tertawa.

“Peduli amat… Pokoknya ini giliran saya… Rasakan kontol saya iniii… Aahhh… Yahhh… Aaahhhhh… Aaahhhh” desah pak Bayu yang tak memperdulikan keadaan Putri dengan terus menyodoknya tanpa henti.

“Aaahhhh yaahhh… Aaahhhhh… Aaahhhh… Aaahhh paakkkk” desah Putri sampai merinding merasakan tusukan penuh kekuatan dari pak Bayu.

Pak Bayu pun memeluk tubuh Putri. Tangannya dengan nakal mengusap perut rata Putri. Lalu tangannya pun bergerak naik dengan menarik tubuh Putri ke belakang. Tubuh Putri terangkat. Susu gantungnya bergoyang kencang. Pak Bayu pun memeganginya agar susunya itu tidak terjatuh saat bergoyang.

“Aaaahhhh… Aaahhhh… Kenyalnya susumu ini deekk… Aaahhh mantapnyaa… Aahhh” desah pak Bayu sambil meremas-remas dada Putri.

“Aaaahhhh paakkk… Aaahhhh… Aaahhhh” desah Putri memejam merasakan nikmatnya sodokan pak Bayu.

Jemari pak Bayu kemudian memelintir puting Putri. Jemarinya juga menekan-nekan pentil Putri ke dalam. Jemarinya kemudian mencubit puting Putri yang membuat akhwat bercadar itu terus menjerit tanpa henti.

“Aaahhhh paakkk… Aaahhhh… Aaahhhhhh” Jerit Putri dengan keras.

Pak Bayu tersenyum. Ia merasakan kepuasan double saat menyodok rahimnya sambil mencengkram susu gantungnya. Pak Bayu pun sampai memejam. Ia tersenyum lebar merasakan kehangatannya.

“Wahahahah hebat banget dirimu pak bisa kepikiran gaya gitu… Sial tadi saya buru-buru jadinya kurang menikmati deh” Kata pak Romo menyesal setelah melihat panasnya persetubuhan pak Bayu.

Sedangkan pak Beni hanya terdiam sambil terus mengocok penisnya. Meski ia tak tega tapi persetubuhan Putri dengan pak Bayu sangat disayangkan kalau cuma ditonton saja.

“Aaahhhh… Aaahhhh… Aaahhh enak bangett… Uuuhhhhhh bentaran deekk” Desah pak Bayu saat mementokkan penisnya lalu melepas cengramannya pada dada Putri.

“Aaaahhhh paakkk…” Jerit Putri.

Putri sampai terjatuh. Ia kembali berlutut di lantai setelah tubuhnya tidak dipegangi lagi oleh pak Bayu.

“Woahahaha ayo hadap sini… Cepat saya mau ganti gaya” kata Pak Bayu sambil mengangkat tubuh Putri.

Tak peduli dengan wajah Putri yang bersimpuh sperma. Pak Bayu tetap mengangkat tubuhnya lalu menggendongnya. Putri yang takut jatuh, memaksanya untuk bergantung pada leher belakang pak Bayu. Pak Bayu tersenyum sambil memegangi pahanya. Saat kelamin mereka kembali bersatu untuk kedua kalinya, terasa kenikmatan yang membuatnya kembali mengerang merasakan kemenangan.

“Aaaaaahhhhh paaakkk” Desah Putri saat vaginanya kembali dimasuki penis lagi.

Tanpa ragu, pak Bayu langsung menggerakkan pinggulnya. Ia menyetubuhinya sambil menatap wajah Putri yang bersimpuh sperma. Bukannya jijik, hal itu justru menambah rasa fantasi saat menyetubuhinya. Pak Bayu jadi lebih bernafsu. Ia pun menggenjotnya dengan kuat saat menikmati jepitan rahim Putri.

“Aaahhhh… Aaahhhh… Dasar akhwat jaman sekarang gak ada yang bisa dipercaya yah… Luarannnya aja alim tapi dalemannya lontee… Aahhhh tapi gapapa… Itu malah membuat saya seneng kok dek… Woahahhaa” desah pak Bayu sambil mengejek Putri.

“Aaahhh… Aaahhh… Aku gak gitu kokkk paakkk… Aakuuuu. . . .” Kata Putri terhenti gara-gara tusukan pak Bayu.

“Aaaahhh… Aaahhhh… Gak gitu apanya… Muka udah full pejuh… doyannya sama om-om lagi… Coba jujur, dek Putri pernah main sama yang seumuran atau yang agak tua dikit gak ?” Tanya pak Bayu.

“Aaaahhh… Aaahhhh… Gak pernah paakk… Aakuuu… Yahhh seringnya main sama bapak-bapak” Kata Putri mengaku yang membuat pak Bayu lebih bernafsu.

“Tuuhh kannn… Dasar lonte bercadarrr… Sukanya main sama om-om… Kalau gini kan bikin saya geregetan aja… Rasakan tusukan saya iniii… Rasakaannn… Hennkghhh !” Desah pak Bayu saat memperkuat sodokannya.

“Aaahhhh paakkk… Aaahhhhh… Aaaahhhhhhh” Jerit Putri semakin keras saat merasakan hujamannya.

Hampir 7 menit mereka bersetubuh di posisi seperti itu. Nafsu pak Bayu yang menggebu membuatnya terus menyetubuhinya tanpa ampun. Sodokan demi sodokan telah menggetarkan rahim Putri. Jepitan demi jepitan telah mencekik penis pak Bayu. Tukang parkir berkulit hitam itu pun tidak kuat lagi. Ia merasa tak sanggup untuk menahan birahinya lagi.

“Aaaahhhhh… Aaahhhhh… Saya gak kuat lagiii… Aaahhh saya mauu keluuaar… Saya mauu kelluaar” desah pak Bayu ngos-ngosan.

“Aaaaaahhhh paakkkk… Aaahhh dalemm bangett… Aaahhhhh yahh… Aaahhh” desah Putri kelelahan.

Pak Bayu benar-benar sudah diambang batas. Tubuhnya melemas. Hasratnya terpuaskan. Ia benar-benar menjadikan rahim Putri pelampiasan. Ketika ia merasa spermanya hampir mendekati lubang kencingnya. Tiba-tiba pak Bayu mendorong bokong Putri ke arahnya lalu menyodokkan penisnya sedalam-dalamnya hingga ujung gundulnya menyundul rahim Putri di dalam.

“Aaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh” Jerit mereka sekeras-kerasnya.

Baru setelah itu pak Bayu menurunkan tubuh Putri lalu mengocokkan penisnya ke arah susu gantungnya.

“Aaahhhh… Aaahhh… Aahhh… Kelluuaaarrrr !!!” Desah pakkk Bayu saat menuntaskan hasratnya.

Cccrrooott… Crroott… Crroottt !!!

“Aaahhhh paakkkk” Desah Putri saat giliran dadanya yang menjadi tempat penampung sperma.

Pak Bayu pun ambruk ke belakang hingga matanya seperti melihat kunang-kunang. Nafasnya berat. Matanya merem melek. Ia benar-benar puas saat menjadikan susu Putri tempat penampung pejuhnya.

“Hah… Hah… Hah” Putri ngos-ngosan. Wajahnya, hijabnya, cadarnya, susunya bahkan perutnya telah penuh oleh sperma-sperma yang dikeluarkan oleh tukang parkir itu.

Pak Romo tertawa puas setelah melihat Putri yang sudah seperti lonte bercadar beneran. Pak Bayu pun juga, Putri benar-benar tidak terlihat seperti akhwat lagi. Mereka sama-sama puas setelah mengosongkan tengki sperma mereka.

Pak Beni terdiam saat melihat Putri jadi sekotor ini. Tubuhnya yang pagi tadi bersih dengan hiasan gamis serta cadar yang mengundang kecantikan hakiki. Kini sudah ternoda oleh sperma-sperma yang dikeluarkan oleh para tukang parkir tua. Namun nafsunya yang belum terlampiaskan membuatnya jadi ingin terus mengocoknya. Apalagi Putri jadi semakin terlihat menggairahkan. Ia mengocok penisnya dengan nikmat hingga tanpa disadarinya, ia sedang dilihat oleh kedua tukang parkir itu.

“Wahahahah kasian amat… Yang bayar siapa yang make siapa… Dah tuh pake… Sekarang giliran bapak” kata pak Romo dengan baik hati memberikan tempat untuk menyetubuhi Putri.

“Eehhhh” kata Putri terkejut menyadari dirinya harus melayani satu orang lagi. Meski itu adalah pak Beni, tapi tetap saja tubuhnya sudah lemas dan tak sanggup untuk melayani seseorang lagi.

“Woahahaha kurang baik apa coba kita… Udah mergokin tapi gak ngelaporin… Malah ngasih tempat buat kalian lagi… Bapak harus sering baik-baik ke kita yah… Ya gak ?” Tanya pak Bayu pada pak Romo.

“Wahahahha… Iya dong… Dah tuh pake” Kata pak Romo mempersilahkan pak Beni.

Pak Beni yang sudah telanjang bulat tidak kuat lagi. Ia pun mendekati Putri. Putri yang kelelahan hanya diam menyadari pak Beni semakin dekat.

“Maaf dekk… Saya udah gak kuat… Saya sodok sekarang yah dekkk” kata pak Beni sambil menidurkan Putri. Untungnya ada kardus bekas yang bisa dijadikan alas. Putri pun tiduran disana. Ia memahami pak Beni yang pastinya sudah sangat bernafsu setelah ia rangsang sedari pagi. Lagipula nafsunya juga belum terlampiaskan setelah melayani kedua tukang parkir itu.

“Iyya maasss gapapa… Ayo keluarin… Aku juga belum dapet kok” Lirih Putri pasrah meski tubuhnya sudah sangat lelah.

“Baiikk dekk… Tahann yahh hennnghhkk !!” Desah pak Beni saat menancapkan penisnya.

“Aaaahhhh maaasss” desah Putri menggelinjang.

Akhirnya setelah sekian lama mencari tempat. Setelah nyaris dilaporkan oleh kedua tukang parkir itu. Mereka bisa merasakan nikmatnya persetubuhan lagi. Memang kencan kali ini benar-benar berbahaya. Meski demikian, pak Beni langsung memperkuat hujamannya. Ia menyodoknya sampai mentok. Ia melampiaskan semua nafsu yang tadi tertahan pada sodokannya sekarang.

“Aaaahhhhh… Aaaaahhhh.. Aaahhh dekkk… Aaahhh enakk sekaliii” desah pak Beni puas.

“Aaaahh yaahhh… Aaahhhh iyahh maass… Aaahhh akuu jugaaa” desah Putri.

Diam-diam kedua tukang parkir itu merekam. Mereka tertawa melihat kedua pasangan mesum itu yang bersetubuh di dalam ruangan kosong.

“Kalau kita upload ke forum bakal jadi hot thread nih” Lirih pak Romo pada pak Bayu.

“Woahahah pastinya pak” Jawab pak Bayu sambil terus merekam.

Terlihat pak Beni merentangkan kedua tangan Putri. Matanya dengan tajam menatap dada Putri yang bergoyang merangsang nafsu birahi. Sodokannya pun diperkuat. Goyangan susu Putri semakin cepat. Jeritan mereka jadi semakin keras. Mereka sama-sama puas saat menikmati persetubuhan mereka yang semakin panas.

“Aaaahhhh dekkk… Aaahhhh nikmat bangett… Aaahhh akhirnya saya bisa menggenjotmu lagiii” Desah pak Beni dengan penuh nafsu.

“Aaahhh iyyahh maass… Iyyaahhh… Akkuu jugaa maasss… Ayooo keluarinn… Keluarin sekarangg” Desah Putri yang sudah tidak kuat lagi.

Tubuh Putri semakin lemas. Energinya telah terkuras. Ia merasa tak kuat setelah berulang kali digilir oleh pria-pria tua dengan ganas. Vaginanya terasa panas. Ia pun berusaha sekuat tenaga tuk menggerakkan dinding vaginanya sehingga penis pak Beni rasanya seperti sedang diremas-remas.

“Aaaahhhh nikmatnyaaa… Aaahhh saya gak kuat lagiii… Aahhh saya mauu keluaar deekkk !” Jerit pak Beni.

“Aaahhhh Akuu juga maas… Aaahhh aku mau keluaar… Aku udah gak tahan lagii… Aakuuuu” Jerit Putri semakin keras.

Nafas mereka sama-sama memberat. Nafsu mereka sama-sama sudah mencapai puncak kenikmatan. Terasa penis pak Beni berdenyut cepat. Terasa vagina Putri juga berdenyut setelah berulang kali dimasuki penis-penis yang berbeda dalam jarak yang berdekatan.

“Aaahhhh ini diaa… Iniii diaa… Pejuh saya mau keluaar… Rasakan innii… Rasakan kontol sayaa inii… Hennkghhh !!!” Jerit pak Beni saat mementokkan penisnya hingga menyundul dinding rahim akhwat bercadar itu.

“Aaaaahhhhh maaasss… Akuuu kelluuaaarrrr” Jerit Putri saat mendapatkan orgasmenya.

Cccrrooott… Ccrroott… Ccrroottt…

Mereka pun sama-sama mendapatkan orgasmenya. Jeritan mereka jadi semakin keras. Mereka bagaikan serigala yang melonglong saat melihat bulan purnama. Akhirnya, nafsu mereka bisa sama-sama terlampiaskan. Pak Beni yang kelelahan ambruk menindihi tubuh Putri. Putri pun merem melek. Pak Beni juga. Ia tak menyangka bisa selelah ini setelah menjalani hari-hari bersama Putri.

“Wahahahah liat deh pak… Puas banget pasti nih mereka… Mereka sampai merem melek gini” Kata pak Romo sambil mendekatkan kameranya.

“Woahahaha… Liat kesini deh pak… Pejuhnya pak Beni sampai meleleh keluar” Kata pak Bayu saat merekam kelamin mereka.

“Eh mana ?” Tanya pak Romo mendekat ke arah pak Bayu.

Tak sengaja penis pak Beni terlepas dari rahim Putri. Sperma pak Beni yang banyak itupun meleleh keluar dari dalam vagina Putri. Pak Romo & Pak Bayu tertawa puas. Mereka pun mengakhiri rekamannya setelah puas merekam persetubuhan mereka.

“Oke, sesuai perjanjian, kita gak bakal lapor… Tapi lain kali kalau main hati-hati yah… Kalau ketahuan kami lagi, pastinya kita bakal make dek Putri lagi… Wahahahah” Tawa pak Romo yang langsung pergi untuk kembali ke pekerjannya lagi.

“Woahahah beruntung kalian… Makanya kalau main nyewa hotel aja yah” Tawa pak Bayu mengikuti langkah pak Romo.

Putri dan Pak Beni pun ditinggal sendirian di ruangan kosong itu. Baik pak Beni & Putri sama-sama kelelahan, terutama Putri setelah digilir tiga pria tua sekaligus.

“Maafin saya dek… Gara-gara saya, dek Putri jadi kayak gini” Lirih pak Beni yang tak tega saat melihat Putri.

“Hah… Hah… Hah… Gapapa mas, lagian salah aku kok yang udah kebelet nafsu… Aku juga kan yang daritadi ngerangsang mas yang jadinya bikin kita main di dalam mobil” Kata Putri yang mengakui kesalahannya sendiri.

“Tapiii… Taappii dekkk” Kata Pak Beni tidak dapat berbicara apa-apa.

“Udaahh gapapa… Makasih yah udah muasin aku hari ini” Lirih Putri yang memilih pasrah akan nasibnya setelah tubuhnya tidak dapat ia gerakan lagi.

Terlepas ini kesalahan siapa yang jelas nasi sudah menjadi bubur. Tubuh Putri telah penuh oleh pejuh-pejuh. Pak Beni yang tidak tega pun menggunakan celana dalamnya untuk mengelap sperma yang ada di wajah dan tubuh Putri. Ia menyesal. Ia pun bertekad agar tidak bercinta di sembarang tempat lagi.

Maafin saya yah, dek Putri…

Batin pak Beni saat mengelap sperma di wajah Putri.

*-*-*-*

PADA SAAT YANG SAMA

“Gimana saran dari mbak ? Bagus kan ? Janji ke mbak yah, jangan sampai adek kepikiran hal itu lagi” Kata Nayla mewanti-wanti.

“Hmm iyya mbak… Aku janji… Aku akan usahakan” Lirih Kayla saat berjalan disebelah kakaknya.

Mereka berdua pun hendak pulang setelah menyelesaikan curhatan serta jalan-jalannya. Namun tiba-tiba, Nayla mempercepat langkah kakinya saat melihat pria tua yang ada di depannya. Kayla terkejut, Kayla pun penasaran siapa pria tua yang didekati kakaknya itu.

“Assalamualaikum ustadz” Sapa Nayla pada pria tua itu.

“Walaikumsalam ukh” Jawab ustadz itu sambil menunduk saat sedang menggendong anak kecil.

“Maaf ganggu waktunya, aku Nayla yang kemarin denger ceramah antum di Musholla al-Huda… Aku menikmati banget loh ceramah ustadz… Pembawaan ustadz juga enak banget, aku jadi gampang nyerap ilmunya… Makasih yah, atas ceramahnya ustadz” kata Nayla yang rupanya hendak berterima kasih kepada ustadz Burhan, ustadz yang kemarin mengisi ceramah di sekitar kompleksnya.

“Ohh, iya sama-sama… Saya tersanjung bahwa ceramah saya bisa sampai ke hati ukhti… Semoga istiqomah yah… Terus ikuti pengajian biar hati ukhti bisa tenang” Kata pak Ustadz memberi nasehat.

“Hihihihi iyya ustadz… Eh iya tadz, kebetulan aku ada masalah pribadi yang ingin aku ceritain, boleh gak aku minta waktunya” Kata Nayla yang jadi ingin curhat.

“Eh sekarang ?” Kata ustadz itu terkejut.

“Hihihih bukan lah tadz… Pak Ustadz kan lagi jalan-jalan… Kapan-kapan aja kalau ada waktu” Jawab Nayla.

“Oh tentu boleh ukh… Ini alamat rumah sama nomor saya… Kalau ukhti punya masalah, silahkan ceritain ke saya… Tapi janjian dulu yah, biar saya bisa meluangkan waktu untuk ukhti” Jawab pak Ustadz itu sambil terus menundukkan pandangannya.

“Hihihi iya ustadz… Makasih yah… Kapan-kapan aku akan dateng ke rumah… Wassalamualaikum ustadz” Ucap Nayla.

“Walaikumsalam ukhti… Tuh dadah ke kakaknya” Jawab pak ustadz saat ngomong ke cucunya.

Nayla dan Kayla tersenyum sambil membalas lambaian anak kecil itu. Setelah mereka berjalan lagi, Kayla yang penasaran pun bertanya pada kakaknya.

“Tadi siapa mbak ? Pak Ustadz ?” Tanya Kayla.

“Iyya dek… Beliau ustadz yang sering ngisi ceramah di sekitar kompleks mbak… Eh iya, itu juga solusi… Coba sering-sering dengerin ceramah atau gak tanya ke ustadz langsung deh… Itu bisa loh buat ngatasi masalah adek” Kata Nayla yang baru ingat.

“Ehhh gitu yah mbak… Yaudah kapan-kapan bakal aku coba” Jawab Kayla. Namun perhatian Kayla tadi teralihkan pada sarung yang ustadz Burhan tadi kenakan. Entah kenapa ia melihat adanya tonjolan dari balik sarung ustadz tersebut.

Hmmm tadi kok nonjol yah… Apa jangan-jangan ustadz tadi nafsu ke mbak Nayla yah ?

Batin Kayla kepikiran.

Ya wajar sih… Mbak Nayla kan emang cantik banget… Wajar siapa aja pasti bakal kegoda sama kecantikan mbak Nayla…

Batin Kayla yang akhirnya mewajarkan apa yang ia lihat tadi.

Sesampainya mereka di tempat parkir, mereka pun mendatangi motor-motor yang tadi mereka naiki. Sekilas tukang parkir yang sedari tadi menjaga pun lekas menghampiri. Nayla & Kayla segera membayar tukang parkir itu sambil mengucapkan terima kasih. Tak lupa senyum terhias di wajah mereka. Setelah itu, mereka pun pergi meninggalkan kedua tukang parkir itu sendiri.

“Gara-gara dek Putri tadi, saya jadi kepikiran… Apa jangan-jangan kedua akhwat tadi lonte juga yah ?” Tanya tukang parkir bertubuh pendek itu yang tidak lain adalah pak Romo.

“Woahahahha kalau beneran sih mantep banget… Apalagi yang pake cadar tadi… Saya curiga kalau akhwat tadi itu seorang selebgram… Pasti kalau punya IG, followersnya bakal banyak banget” Jawab tukang parkir bertubuh tinggi itu yang tidak lain adalah pak Bayu.

“Wahahahha mantap banget kalau kita bisa ngentotin selebgram… Jadi pengen ngajak akhwat tadi main deh… Siapa yah namanya ?” Tanya pak Romo penasaran.

“Mana saya tau, kalau saya tahu pasti udah saya follow daritadi” Jawab pak Bayu tersenyum mesum.

Gara-gara Putri, pikiran mereka berdua jadi selalu bernafsu tiap kali melihat seorang akhwat lewat. Otak mereka telah teracuni oleh kebinalan Putri. Mereka merasa bahwa semua wanita sama saja. Baik yang berhijab atau tidak. Mereka pasti mempunyai sisi binal di dalamnya.

Bersambung

Cerita Dewasa Selingkuh Dengan Bibiku Sendiri
Foto Tante Ngangkang Memek Masih Sempit
tante hot
Menikmati tubuh ibu dan tante ku sendiri
Kontol orang negro memang tiada dua nya
Terpaksa Menikahi Gadis Berjilbab Yang Masih SMA
Mbak Yuni terima kasih atas semuanya
tante genit
Tak kuasa menahan rayuan tante ginit yan super sexy
Foto bugil pengantin baru yang sexy pakai CD transparan
anak nakal
Cerita Anak Nakal Ngentot Mama Dan Adik Kandung Sendiri
cantik
Cerita sex suami yang tak mampu memuaskan nafsu ku
cewek perawan bugil
Melly, Pacarku Yang Masih Perawan
Kenangan indah dengan bu guru bawel ketika mendaki gunung bersama
istri teman sexy
Istri Temanku Yang Aduhai
mtsmadrasah jilbab bugil
Nikmatya Ngentot Cewek Madrasah Berjilbab
di pijat sex
Ngocok penis gede adik sepupu ku yang terangsang setelah memijit tubuhku
Foto bugil memek berbulu full HD