Part #13 : Pak Beni sang pria tua kekar
Suatu hari, sekitar pukul empat sore di salah satu kosan di dekat kampus terkenal di ibu kota.
“Aaaahhhh… Aaahhhhh… Aaahhhh bapaaakkk”
Terlihat pria tua berbadan kekar itu terus menggempur. Staminanya begitu kuat. Wajahnya berkeringat. Otot-otot di lengannya sampai menonjol keluar saat memegangi tubuh seorang akhwat berkacamata yang sedang berbaring dalam keadaan tak berdaya. Terlihat mata pria tua itu begitu bernafsu. Jelas ia sangat bersungguh-sungguh. Jepitan vaginanya yang begitu terasa membuat pria tua itu serius untuk memuasi akhwat yang rupanya masih menjadi mahasiswi itu.
“Aaahhhhh… Aahhhh… Aaahhhh mbaakkk Puttt… Saya udah gak kuat lagiii… Saya mauuu kelluaar lagiii !!!” Desah pria tua kekar itu.
“Aaaahhhhhh keluarin paakkkk… Aku jugaaa… Akuu udah gakkk kuat… Aaahhhh kontol bapakkk kuat banget sih bisa bertahan selama ini !” Desah akhwat berkacamata itu dengan begitu takjub.
Pak Beni sang pria tua kekar itu sudah tak sanggup lagi. Sudah semenjak jam sepuluhan sampai jam empat sore, ia terus menggempur tubuh akhwat berkacamata itu. Fisiknya mulai melemah. Kedua lututnya mulai melemas. Namun matanya yang terus menatap pergerakan payudara Putri memaksa tubuhnya agar tetap memanas. Ia terus menghajar tubuh Putri. Gairahnya pun semakin menjadi-jadi. Tak ada lagi kenikmatan yang dapat menandingi ini. Pak Beni puas, ia segera mengakhiri persetubuhannya dengan sodokan ternikmat yang menembus rahim dari akhwat berkacamata itu.
“Aaaaahhhhhhh…. Aaahhhhhhh… Terima iniiii… Terima inii mbaakk… Aaahhhh sayaaa kelluuaaarrrrr !!!” Desah pak Beni sambil mendorong pinggulnya hingga ujung kulupnya menyundul dinding rahim dari akhwat berkacamata itu.
“Aaaahhhhhh paaakkkk… Daleemm bangeettt…. Ouuhhhhh” desah Putri hingga tubuhnya terangkat lalu matanya memejam nikmat.
Ccrrooottt… Crrroottt… Ccrroottt….
Lagi, rahim Putri terisi lagi. Meski siang tadi ia sempat khawatir kalau dirinya akan hamil. Tapi dirinya pasrah saat rahimnya dipejuhi lagi. Rasa puas setelah bercinta dengan pak Beni membuat Putri tersenyum senang. Meski tubuhnya lemas dan tak bertenaga. Ia sangat puas karena bisa bercinta dengan seorang pria yang sangat dicintainya.
“Hah… Hah… Hah” Deru nafas mereka pun bersatu. Mata mereka saling memandang. Mereka sama-sama tersenyum senang.
Pak Beni yang baru saja menghujami vagina Putri dengan gaya missionaris langsung menindihinya. Dadanya dapat merasakan keempukan susu Putri. Wajahnya juga langsung menindihi wajah Putri. Bibir mereka bersentuhan. Mereka pun saling berciuman. Kedua jemari mereka juga melekat. Sedangkan pinggul pak Beni terus didorongkan agar ujung kulupnya bisa terus menyundul dinding rahimnya tuk menambah sensasi akan kenikmatannya.
“Mmppphhhh… Mpphhh… Mmpphhh” desah mereka saling cumbu.
Puas mereka berciuman, pak Beni pun membaringkan tubuhnya disebelah tubuh Putri. Kedua insan yang sama-sama sudah telanjang itu hanya sanggup menatap kosong ke arah langit-langit ruangan. Mereka masih sama-sama ngos-ngosan. Pak Beni yang memiliki tubuh kekar pun sampai lemas setelah dipaksa memejuhi tubuh Putri selama tujuh kali.
“Hah… Hah… Hah… Makasih yah pak, gak nyangka hari ini kita bisa sampe tujuh ronde hihihihi” tawa Putri malu-malu.
“Hah… Hah… Sampai lemes banget saya mbak… Habis, mbak seksi sekali sih… Saya jadi gak puas-puas saat merasakan jepitan memekmu itu mbak… Rapet banget memek mbak” Puji pak Beni yang membuat Putri tersipu malu.
“Hihihi makasih… Kontol bapak juga perkasa banget sih… Aku jadi gak ada tenaga lagi buat berdiri… Bapak harus tanggung jawab loh kalau besok aku gak bisa berjalan lagi” Kata Putri malu-malu yang membuat pak Beni tersenyum.
“Hahah tenang mbak… Kalau besok mbak gak bisa berjalan ? Biar saya yang gendong mbak ke kampus besok… Terus saya bawa mbak ke toilet, biar bisa saya genjot lagi di toilet” Kata pak Beni yang membuat Putri tersenyum.
“Dasar mesum ih… Capek tau” Kata Putri sambil menepuk hidung pak Beni.
“Biarin… Sudah resiko mbak karena mengajak saya bercinta” Kata pak Beni sambil memiringkan tubuhnya tuk memeluk tubuh telanjang Putri.
“Hihihih iyya deh… Ampun pakkk… Ampunnn” kata Putri sambil memiringkan tubuhnya lalu membelai kedua pipi pak Beni.
Tak terasa mereka sudah bercinta selama berjam-jam lamanya. Mulai dari sekitar jam 10 dan diakhiri sampai jam 4 sore. Tak terasa mereka terus bercinta selama enam jam penuh. Ya, mungkin terpotong sebentar saat Putri beristirahat di siang hari. Tapi tetap, selama enam jam penuh mereka sama-sama telanjang untuk memuasi pasangan. Mereka tak berhenti, rahim Putri terus diisi. Mereka pun tersenyum puas. Namun kini mereka tak memiliki tenaga untuk melalui sisa hari yang begitu berkesan ini.
“Paaakkk aku laper… Makan yuk” Kata Putri yang teringat bahkan dirinya sampai melewatkan makan siang demi memuasi pak Beni.
“Aahh iya saya juga laper mbak… Mau makan dimana ?” tanya Pak Beni.
“Hmmmm bapak masih bisa jalan kan ? Ke warung ayam bakar yang waktu itu gimana ? Tenang aku yang traktir kok” Ucap Putri tersenyum.
“Eeehhh kita makan disana ?” Tanya pak Beni.
“Iya lah pak… Masa disini sih ? Hihihihi” kata Putri yang membuat pak Beni kembali terpana gara-gara senyumannya.
“Hmmm yaudah, tapi kita gimana ? Mandi dulu atau langsung berangkat ?” Tanya pak Beni bingung.
“Mandi dulu lah pak…. Biar ganteng… Terus kita pake pakaian yang rapih… Terus kita makan bareng disana” Kata Putri.
“Tapi mbak, saya gak punya baju rapih… Saya Cuma punya seragam ini” Kata pak Beni.
“Seragam juga kemeja kan ? Itu rapih kok gapapa… Aku suka hihihihi… Tapi nanti kancingnya dibuka beberapa yah biar keliatan seksi” Kata Putri yang membuat pak Beni tersenyum.
“Iya mbak kalau gitu gapapa deh… Yuk mandi dulu” kata Pak Beni.
Kamar Putri yang berada di dekat kamar mandi membuat pak Beni bisa dengan mudah memasuki kamar mandi. Putri melihat keadaan diluar sejenak. Rupanya keadaan tak terlalu ramai. Meski ada beberapa yang berlalu lalang. Tapi perhatian mereka tak terarahkan ke kamar mandi. Putri pun akhirnya ikut masuk ke dalam kamar mandi. Mereka berdua pun mandi bersama. Namun karena saking nafsunya, Putri akhirnya kembali disetubuhi pak Beni. Samar-samar terdengar suara desahan mereka. Terdengar suara sodokan antar pinggul yang begitu nikmat. Mereka pun terus bersetubuh di dalam ruangan yang cukup sempit itu.
“Aaaahhhhh…. Aahhhh… Pelaannn paakkk… Nanti kedengeran !” Lirih Putri.
“Aahhh iyahh maaf… Aahhhh saya gak kuat… Saya aaaahhhhh” desah Pak Beni menarik penisnya keluar lalu meminta Putri berjongkok dihadapannya.
Akhirnya mereka resmi mengakhiri persetubuhan mereka di hari ini. Wajah Putri bersimpuh sperma. Spermanya cukup banyak meski sudah keluar berkali-kali.
Betapa beruntungnya pak Beni di hari ini. Meski di awal hari ia sempat dicueki oleh wanita yang ia cintai lalu dipukuli oleh pria kekar yang merupakan suami dari akhwat bercadar yang ia jadikan fantasi. Pertemuannya dengan Putri telah mengubah keberuntungannya di hari ini. Ia memejuhi rahim Putri berkali-kali. Bahkan wajah cantik Putri juga tak luput dari sperma kentalnya yang berwarna putih. Apalagi setelah ini dirinya akan ditraktir. Pak Beni hanya geleng-geleng kepala. Sejenak hanya ada nama Putri di kepalanya. Sepertinya perlahan Putri mulai merenggut hatinya dari Nayla.
Pada saat yang sama di salah satu rumah mewah di ibukota.
“Eh mas, udah pulang…” kata Nayla yang segera datang menyambutnya.
“Dek… Apa kabar ? Loh kok lepas hijab sama cadar… Pak Urip mana ?” Tanya Miftah sambil menoleh ke kanan kiri.
“Gak tau mas… Dari pagi gak keliatan… Jadinya dari pagi adek gak pake hijab sama sekali” Kata Nayla malu-malu.
“Ehh gak izin kerja ?” Kata Miftah.
“Gapapa mas…. Biarin aja… Mungkin ada urusan mendadak… Hari ini adek juga gak sibuk kok… Adek juga udah masakin sesuatu buat mas” Kata Nayla.
“Oh yah apa itu ?” Tanya Miftah tersenyum.
Tiba-tiba Nayla merangkulkan lengannya ke leher belakang Miftah. Kakinya juga berjinjit. Matanya pun menatap mata suaminya dengan penuh cinta.
“Kasih hadiah adek dulu dong baru nanti adek kasih tau” Jawab Nayla sambil sesekali mengecapkan bibirnya untuk memberinya kode.
“Ohhh hadiah nih ? Iya… Tutup matanya yah dek” Kata Miftah memahami.
Nayla segera menutup matanya. Dalam sekejap bibir Miftah dimajukan lalu mengecup bibir Nayla selama beberapa detik saja.
Cuupppp !
“Gimana ? Puas sama hadiahnya ?” Tanya Miftah malu-malu.
“Ihhhh bentar amat” Keluh Nayla.
“Hahahaha nanti mas kasih yang lama setelah adek ngasih tau jawaban mas tadi” Kata Miftah yang membuat Nayla cemberut.
“Huh dasar… Liat sendiri sana di dapur” Kata Nayla.
“Yaudah deh… Mas liat dulu yah” Jawab Miftah yang sebenarnya bukan jawaban yang Nayla inginkan.
Ihhhh kok malah pergi beneran ? Nyebelin deh dasar gak peka… Emang beda yah, laki-laki yang bernafsu padaku sama yang enggak… Keliatan banget mas Miftah gak nafsu ke aku… Hah, kenapa saat-saat begini aku malah merindukan ciumannya pak Urip… Aku ingin bibirku ditarik menggunakan bibirnya… Aku ingin bibirku didorong dengan penuh nafsu olehnya…
Batin Nayla saat merenung sesaat.
Hah, entah kenapa kok aku jadi semakin yakin dengan pilihan jalan hidupku ini yah… Hmmm haruskah aku main ke rumahnya besok ? Jujur aku masih penasaran dengan mang Yono… Main sebentar aja udah bikin aku puas kayak pagi tadi… Gimana kalau aku mainnya lama yah ? Uhhhh pasti bakal berkesan banget deh…
Batin Nayla yang sudah keruh pikirannya.
Malam harinya,
Di atas ranjang tidur yang biasa mereka tempati bersama. Nayla sudah terbaring dengan menggunakan piyama yang menutupi keseluruhan tubuhnya. Rambut pendeknya terlihat. Tonjolan di dadanya juga terlihat. Saat tertidur, Nayla memang tidak mengenakan bra apalagi hijabnya. Nayla masih ingat betul perkataan ibunya bahwa wanita itu kalau tidur lebih baik jangan memakai beha agar peredaran darah yang mengalir ke dadanya bisa lancar.
Saat berbaring dalam posisi miring, Nayla yang masih belum tidur malah terpikirkan sesuatu.
Pak Urip dari pagi kemana yah ? Kok aku gak ngeliat perut tambunnya sama sekali…
Batin Nayla penasaran.
Entah kenapa di malam hari itu dirinya merindukan sosok pak Urip. Sosok yang biasanya rajin memuasi dirinya. Tapi entah kenapa di hari ini pak Urip malah absen memuasi dirinya. Padahal Nayla sudah memutuskan jalan hidupnya. Ia telah menyerah berhijrah dan lebih memilih pasrah untuk menjadi pemuas saja. Tapi saat dirinya seperti ini, dirinya malah tidak bertemu dengan pak Urip.
Hah, untung aja tadi pagi dompetku ketinggalan… Hmmm dikasih alamat juga lagi… Dateng gak yah besok hari ?
Batinnya sambil mengeluarkan secarik kertas dari saku piyamanya.
“Dek belum tidur ? Eh kertas apa itu ?” Tanya Miftah mengejutkan Nayla.
“Eh mas… Enggak… Cuma catatan kerja aja kok hehe” Kata Nayla buru-buru memasukan kertas itu lagi ke dalam sakunya.
“Oalah” Jawab Miftah yang langsung berbaring di sebelah istrinya.
Nayla pun menyambutnya dengan memeluk tubuh suaminya. Mereka saling pandang sejenak. Miftah tampak bahagia saat memandangi wajah cantik istrinya.
“Memang bikin sejuk wajahmu ini dek… Mas suka… Rasanya adem banget kalau ngeliat wajah adek” Kata Miftah yang membuat Nayla tersipu malu.
“Hihihi makasih yah mas” Jawab Nayla tersenyum.
“Tidur yuk… Udah malem… Besok ada kerjaan kan ?” Tanya Miftah.
“Hmmm lusa sih mas” Jawab Nayla.
“Oh yah ? Hahahaha… Tapi tidur aja yuk… Mas udah ngantuk banget soalnya” Kata Miftah tertawa malu.
“Iya mas… Yuk” Jawab Nayla agak kecewa.
Mereka pun sama-sama memejam. Namun Nayla masih ingat betul kata-kata yang diucapkan suaminya di sore tadi.
Katanya mau ngasih aku ciuman yang lama ? Sampe sekarang pun aku masih belum dapet ciuman dari mas… Huft malah dilupain !!!
Batin Nayla sebelum dirinya benar-benar terlelap dalam tidurnya.
Keesokan harinya sekitar pukul setengah tujuh pagi.
“Saayyyuurrr… Saayuurrr… Sayurnya ibu-ibu… Sayur segarnyaaa”
“Eh itu dia mang Yono !” Lirih Nayla yang langsung meluncur ke depan pintu untuk melihat langsung sumber suara itu.
“Mas, adek mau beli sayur dulu yah” Kata Nayla pada suaminya yang sedang bersiap mandi.
“Oh iya dek… Iya” Jawab Miftah tersenyum.
Nayla lalu buru-buru mencari hijab simpel serta masker untuk menutupi sebagian wajahnya. Dengan terburu-buru ia keluar rumah. Ia yang saat itu mengenakan daster syar’i berukuran longgar berlari untuk menemui pria tua berperut tambun yang baru saja memejuhi rahimnya kemarin pagi.
“Maannggg… Saayyurrnya maanggg” Teriak Nayla memanggil yang membuat mang Yono memberhentikan gerobak sayurnya.
Menyadari bahwa yang datang mendekatinya adalah akhwat bermasker yang baru kemarin ia gagahi membuat pria tua yang juga berkumis tebal itu melebarkan senyumnya.
“Mbakk Naylaa… Mau beli apa nih ? Huahahaha” Tawa mang Yono senang.
“Hehehe terongnya ada mang ?” Tanya Nayla berbasa-basi terlebih dahulu.
“Hmmm terong yang buat sayur apa yang buat . . . .” Tanya mang Yono tersenyum yang membuat Nayla tersenyum malu.
“Yang sayur lah… Masa buat itu, hihihih” Tawa Nayla malu-malu.
Menyadari Nayla meladeni omongan kotornya membuat mang Yono terpancing. Ia lalu kembali menanyakan hal-hal kotor untuk memancing nafsu birahi akhwat itu lagi.
“Hmmm pasti gara-gara terong kemarin dipake buat masturbasi yah mbak, makanya sekarang beli yang baru lagi ? Huahahaha kenapa gak disayur aja yang kemarin ? Kan ada tambahan rasa manis-manisnya gitu” Kata mang Yono yang membuat wajah Nayla memerah.
“Hihihih enggak ah pak… Terong yang kemarin udah lembek… Ujungnya udah bonyok, beda sama ujung itu yang kemarin bikin aku… Hmmm hihihi” tawa Nayla malu-malu tak sanggup melanjutkan.
“Hayooo ujung apa nih ? Yang bikin mbak Nayla kenapa nih ?” Tanya Mang Yono yang semakin mesum. Mengobrol hal kotor seperti ini dengan akhwat cantik yang sehari-harinya mengenakan masker atau cadarnya itu membuat penis mang Yono mulai mengeras.
“Ujung yang item pokoknya… Yang keras juga kayak pentungan” Jawab Nayla malu-malu.
“Waahhh yang kayak apa yah ? Bisa beri petunjuknya gak mbak ?” Tanya mang Yono sambil ngelus-ngelus penisnya dari luar celananya.
“Pokoknya yang gede mang… Item… Panjang lagii… Pas sekali masuk bisa bikin aku menjerit nikmat pokoknya… Hihihihi” Tawa Nayla malu sendiri setelah berbicara seperti ini dengan tukang sayur langganannya.
“Oh yah ? Hmmmm ujungnya ketutupan sesuatu gak ?” Tanya Mang Yono sambil menatap wajah Nayla dengan mesum.
“Hmmmm iyya mang… Ujungnya kayak ketutupan babat sapi gitu… Udah gitu tebel lagi” Jawab Nayla sambil melihat tonjolan celana yang sedang mang Yono elus.
“Ohhh yahhh ? Hmmm ukurannya segede ini gak ?” Tanya mang Yono sambil menggenggam penisnya dari luar celananya.
“Waaaahhhh iyaahh… Segede itu pokoknya… Itu terong yah ? Kok dimasukin ke celana sih ? Hihihihi” Tawa Nayla.
“Bukan dong… Masa terong dimasukin ke celana… Ini namanya kontol… Kontol pake tol” Kata mang Yono yang membuat Nayla tertawa.
“Ah masa ? Gak percayaa tuuhhh” Jawab Nayla menggoda.
“Ohh gak percaya ? Mau lihat nih ?” Tanya mang Yono yang segera dijawab anggukan oleh Nayla.
Dengan percaya diri, Mang Yono langsung menurunkan celana kolornya lalu memperlihatkan penis raksasa yang kemarin baru memasuki vagina sempit Nayla.
“Waaahhhhh gedee bangeettt… Iya ini… Ukurannya kayak gini” Kata Nayla sambil menutupi mulutnya dari luar masker yang dikenakannya.
Mang Yono pun tertawa puas. Lalu buru-buru memasukannya lagi ke dalam celana karena khawatir akan ada orang lain yang melihatnya.
“Huahahah kok jadi kesini-sini obrolan kita… Duhh gara-gara mbak… Saya jadi gak fokus jualan nih” Kata Mang Yono memegangi kepalanya.
“Hihihihi habis sih… Kan mamang dulu yang mulai” Kata Nayla sambil menunduk malu setelah mengingat perbuatannya itu.
“Eh saya yang mulai yah ? Habis, mbaknya juga sih… Kok ngeladeni omongan saya… Saya kan jadi kebawa alur” Kata mang Yono.
“Hihihi maaf yah mang… Habis sih aku kan masih . . . .” Jawab Nayla terhenti karena terlalu malu tuk mengucapkannya.
“Masih penasaran sama kontol saya yah mbak ?” Tanya mang Yono yang membuat Nayla tersenyum malu.
“Hehe iya mang… Hmmm mamang ada waktu kosong kapan ?” Tanya Nayla mengejutkan mang Yono.
“Eh jangan-jangan ? Mbak mau main ke rumah saya yah ?” Tanya mang Yono deg-degan.
“Iyyahhh manggg” Jawab Nayla malu-malu sambil menunduk.
Sikap ramahnya saat menjawab. Gerakan gemulainya saat berdiri dihadapannya. Juga obrolan mesum yang baru saja diucapkannya. Mang Yono jadi semakin deg-degan. Ia lalu melihat ke arah jam tangannya untuk mengecek waktu yang ia punya.
“Hmmm mbak penasaran nih ? Kalau gitu saya tes dulu gimana ?” Tanya mang Yono.
“Eh, tes ? Tes apa ?” Tanya Nayla terkejut.
“Nanti kalau mbak lulus tes… Saya kasih tau kapan waktu luang yang saya punya” jawab mang Yono yang anehnya membuat Nayla bersemangat.
“Ehhh emang apa tesnya pak ?” Tanya Nayla.
“Kalau mbak masih penasaran dengan kontol saya… Coba mbak kulum kontol saya sekarang… Saya mau tahu, seberapa penasaran sih mbak dengan kontol saya” Ucap mang Yono sambil mengeluarkan penis besarnya lagi lalu melihat ke kanan juga ke kiri untuk mengecek keadaan.
“Huh kirain… Masa gini aja di tes” Jawab Nayla yang langsung berjongkok lalu menurunkan maskernya.
Mang Yono terkejut melihat Nayla langsung patuh dengan ucapannya. Pria tua berperut tambun itu semakin deg-degan. Ia lalu melihat kanan kiri untuk mengecek keadaan lagi. Saat mulut dari akhwat bermasker itu membuka lalu mencaplok batang penisnya. Mang Yono langsung memejam nikmat saat merasakan adanya kehangatan dan kelembapan yang merangsang penis tak bersunatnya.
“Ouuuuhhhhhhh mbaaaakkk” Desah mang Yono puas.
Nayla awalnya memasukan seperempat dari penis besar itu. Lalu kepalanya ia mundurkan agar mulutnya dapat menjepit ujung kulupnya saja. Lalu ia berdiam sejenak agar lidahnya di dalam dapat menggelitiki ujung gundulnya yang mulai terbuka. Lidahnya dengan lihai bergerak naik turun. Lidahnya juga berfokus menyerang lubang kencingnya saja. Mang Yono jadi merem melek. Mulutnya juga membuka. Apalagi saat mulut Nayla bergerak maju hingga setengah dari penis mang Yono terlahap olehnya.
“Ouuuhhh mbaaaakkkk” desah Mang Yono sambil geleng-geleng kepala.
Saat Nayla memajukan mulutnya. Bibirnya dengan manja menyapu kulit penis mang Yono yang berwarna hitam itu. Lidahnya juga mulai melilit laksana ular piton yang siap untuk menjepit. Meski Nayla sudah merasakan mentok di ujung kerongkongannya. Ia terus memaksa maju hingga mulutnya melahap ¾ dari penis milik pria tua itu.
“Aaaaahhhh mbaaakkkk” Desah mang Yono kali ini sambil memegangi kepala Nayla.
Nayla masih belum puas. Dirinya yang masih penasaran mencoba untuk terus mendorong kepalanya maju hingga ujung hidunya itu menyentuh dari rambut lebat yang dimiliki oleh mang Yono. Mulutnya juga sudah mencapai pangkal dari penis hitam itu. Tercium aroma selangkangan yang memuakkan hidungnya. Namun Nayla terus bertahan. Bahkan tangannya sampai memegang bokong pak Urip lalu mendorongnya ke arahnya selagi mulutnya terus maju tuk melahap keseluruhan dari penis hitam itu.
“Mmmpppphhhhhh” desah Nayla yang akhirnya mulai bersuara.
“Ouuhhh hebat banget mbaakkk… Ouuhhh kontol saya sampai ketelen semuanyaa… Aaahhh yahhh” desah mang Yono sangat menikmati kulumannya.
Saat sedang asyik-asyiknya diservis oral oleh Nayla. Tiba-tiba mang Yono melihat adanya ibu-ibu lain yang mendekat.
“Ehh mbakk… Ada orang lain kesini… Udah… Udaahh” Kata mang Yono sambil menepuk kepala Nayla dengan pelan.
“Mmpppphhhh” Desah Nayla buru-buru melepasnya lalu menutup mulutnya lagi menggunakan masker sebelum berpura-pura mencari sayur yang ada di bagian bawah gerobak mang Yono.
“Ehhh kalian lagi apa ?” Tegur ibu-ibu yang baru datang itu.
“Apaan bu ? Orang lagi belanja” Kata Mang Yono yang untungnya sudah memasukan penisnya tepat waktu.
“Belanja… Oalah mbak Nayla… Saya kira siapa… Gak mungkin lah mbak Nayla melakukan apa yang ada di pikiran saya… Hihihi” Tawa ibu-ibu itu malu.
“Ehhh emangnya ada apa yah bu ?” Tanya Nayla berpura-pura tidak tahu.
“Ahhh enggak mbak… Saya kira tadi mbak, hihihihi” tawa ibu-ibu lagi sambil menepuk lengan Nayla karena malu.
“Dihhh pagi-pagi udah aneh aja… Kenapa sih bu ?” Ucap mang Yono berusaha untuk menjauhkan topik pembicaraannya itu.
“Enggak… Enggak… Kirain tadi… Ah udah deh… Saya mau beli bawangnya aja mang” Kata Ibu-ibu itu karena malu.
“Nih berapa ?” Tanya mang Yono.
“¼ kilo aja mang, nih duitnya… Harganya masih sama kan ?” Tanya ibu-ibu itu.
“Sama kok… Ini yah” Ucap mang Yono saat memberikan kresek berisi ¼ kilo bawang.
Nayla yang sedari tadi terus berpura-pura membeli sayur akhirnya lega setelah ibu-ibu itu mulai pergi menjauhi mereka berdua.
“Huft hampir aja” Kata Nayla sambil memegangi dadanya.
“Huahahha gila… Pengalaman yang sangat mendebarkan… Waahh hebat banget sih sepongan mbak tadi… Bikin saya panas dingin” Kata mang Yono yang membuat Nayla malu.
“Mmpphhh jadi, kapan ?” Kata Nayla malu-malu.
“Nanti jam 9 saya udah mulai kosong kok… Saya mau ambil cuti aja hari ini… Saya udah gak tahan pengen disepong lagi soalnya…. Huahahah” Tawa mang Yono yang membuat Nayla tersenyum malu.
“Kalau gitu, tunggu aku jam 9 yah mang… Aku permisi dulu” Kata Nayla setelah mendapatkan informasi dari mang Yono.
“Eh iya, terongnya satu dong pak… Hihihi” Tawa Nayla malu saat kelupaan sayur yang ingin ia beli.
“Nih, satu buah terong yang paling gede… Biar mbak puas” Kata mang Yono yang membuat Nayla tertawa.
“Hihihih ada-ada aja… Aku pulang dulu yah mang… Permisi” Kata Nayla yang langsung pergi sambil menunduk malu.
Dalam perjalanannya pulang, Nayla langsung kepikiran. Padahal hari ini ia tidak merasa sangek sama sekali. Tapi kok, ia secara sukarela malah nurut aja saat mang Yono memintanya mengulum penisnya.
Biasanya ia melakukan kemaksiatan gara-gara diserang oleh birahi tingginya. Kali ini ia melakukan kemaksiatan hanya karena rasa penasarannya. Nayla pun memegangi dadanya yang deg-degan. Ia juga memegangi mulutnya yang baru saja ternoda.
Jadi lonte, kayaknya bakal seru nih… Hiihihihih…
Batin Nayla yang sudah tak sabar untuk meraskaan kejantanan mang Yono lagi.
Jam sudah menunjukkan pukul sembilan kurang dua puluh menit. Pak Urip yang sedang berada di dapur rumah majikannya bersiap untuk melancarkan aksi selanjutnya. Pertama, ia ingin memeriksa keadaan majikan alimnya terlebih dahulu. Apakah majikan bercadarnya itu sudah berubah menjadi lonte seperti yang sudah dokter homo itu bicarakan ? Atau, masihkah majikan bercadarnya itu menyembunyikan sifat binalnya demi harga dirinya sebagai seorang akhwat yang sudah bersuami ?
“Hakhakhak… Patut ditunggu nih… Apapun hasilnya, saya akan menggenjotmu lagi hari ini !” Ujar pak Urip yang begitu merindukan lubang ternikmatnya setelah kemarin ia tak menemuinya demi mengurusi obat perangsang yang ia beli dari dokter homo tersebut.
Ia pun bersembunyi di dapur sambil membuat kopi untuk menyemangati dirinya sebelum menyetubuhi akhwat majikannya. Ia semakin tak sabar. Penisnya sudah gatal ingin memejuhi rahim yang sangat sempit itu.
“Hmmmm hampir setengah jam setelah mandi, kok non Nayla belum keluar dari kamarnya yah ?” Ujar pak Urip curiga.
Pria tua berperut tambun itu pun berjalan menuju kamar Nayla. Wajahnya juga menengok ke sekitar, terutama ke arah kamar mandi untuk mencari tahu, apakah Nayla pergi ke kamar mandi lagi ?
“Hmmm enggak ada” Katanya setelah menoleh ke arah kamar mandi yang pintunya terbuka.
Ia pun buru-buru menuju kamar tidurnya. Ia berencana ingin menyergapnya saja. Ia pun bersiap. Tubuhnya yang gempal sudah berdiri tegak. Ia menatap pintu kamar Nayla yang ada di hadapannya. Ia tahu, biasanya pintu kamar majikannya itu dikunci rapat. Ia tak peduli kalau sampai merusaknya selama dirinya bisa menyetubuhi tubuh seksinya.
“Siaappp… Yaaaaaaaaa !”
Bruukkkk !!!
“Loh gak dikunci ? Kenapa repot-repot mau dobrak pintu segala ?”
Pak Urip pun membuka pintu kamar Nayla setelah menubruk pintu itu menggunakan bahunya. Saat melihat ke dalam, ia terkejut saat menyadari tidak ada majikannya di dalam.
“Loh, non Nayla kemana ?” Ujar pak Urip terkejut.
Seketika terdengar suara mesin motor dinyalakan. Pak Urip buru-buru ke depan dan melihat majikan yang ia cari-cari itu rupanya sudah menarik gasnya. Lalu pergi menaiki motornya menjauh dari rumahnya.
“Aiihh siaalll… Udah kabur rupanya…” Kata pak Urip kesal.
Ia pun bingung harus melampiaskan nafsunya kemana. Ia tak mengira kalau majikan alimnya itu bakal lolos dari pengawasannya. Ia pun hanya bisa mengepalkan kedua tangannya lalu mendesah tuk menenangkan dirinya.
“Hah, untungnya masih punya rekaman bokepnya… Sambil nunggu non Nayla pulang… Mending nyoli sambil ngeliat rekamannya lagi… Hakhakhak” tawa pak Urip yang langsung menelanjangi tubuhnya untuk melihat rekaman handycam yang ia punya.
“Aaahhhhh… Aaahhhh… Aaahhhh non Naylaaaa !!!” Desah pak Urip yang cuma bisa nyoli sendiri.
“Hmmm habis lampu merah terus belok kanan yah ?” Ucapnya sambil mengendarai motornya dikala matanya memperhatikan secarik kertas yang ia pegang menggunakan tangan kirinya.
Berulang kali tangan kirinya juga memegangi stang kirinya untuk menjaga keseimbangan motornya. Saat ia menemukan adanya belokan, ia kembali memperhatikan kertas itu untuk mencari tahu, sudahkah waktunya untuk berbelok ? Atau terus lanjut agar bisa menuju tempat tujuannya ?
“Hmmm belum, masih lurus ternyata” Katanya sambil berhenti sejenak di perempatan saat ia mendapati adanya lampu merah.
Nayla saat itu tampil cantik dengan gaya busananya yang terlihat seperti wanita muda yang belum menikah. Ia tidak terlihat seperti biasanya. Ia terlihat trendy yang membuatnya lebih terlihat seperti seorang mahasiswi dibandingkan akhwat yang sudah bersuami.
Lihat saja penampilannya sejenak. Dengan kaus panjang berwarna hitam juga kemeja bermotif kotak-kotak yang tak ia kancingkan. Penampilannya sudah memperlihatkan gayanya bak anak muda jaman sekarang. Belum dengan celana panjang berwarna putih juga dengan hijab dan masker berwarna putih. Tas yang ia selempangkan di lengan kanannya semakin menegaskan kalau Nayla saat itu ingin terlihat seperti wanita lajang yang belum menikah.
Sambil menunggu lampu berwarna hijau menyala. Ia pun melihat ke sekitar untuk menghafal rute agar nantinya ia bisa lebih mudah andai ingin datang ke rumahnya lagi.
“Oke, lampu udah hijau… Waktunya aku jalan lagi” Katanya sambil menarik gas motornya.
Motor yang Nayla kendarai terus melaju dengan kecepatan pelan. Kepalanya terus menengak-nengok ke sekitar untuk menghafal jalanan. Hampir lima belas menit ia berkendara. Tak terasa, ia menemukan jalan gang kecil yang merupakan rute terakhir menuju alamat yang ia cari-cari.
“Jadi ini jalan gangnya ? Hmmm cukup kumuh yah disini” Kata Nayla saat melihat betapa sempitnya jalan yang harus ia lalui. Bukan sempit secara harfiah. Bukan karena sempitnya gang yang harus ia lalui. Melainkan karena banyaknya pedagang kaki lima serta pejalan kaki yang sering berlalu lalang di gang tersebut. Nayla pun mendesah pelan, ia bingung memikirkan cara agar motornya bisa masuk ke dalam gang tersebut.
“Hmmm gimana cara lewatnya yah ?” Kata Nayla bingung.
Seketika ia melihat ada motor lain yang bergerak ke arahnya berjalan begitu saja. Setelah motor itu melewatinya, Nayla pun berfikir mungkin ia hanya harus berjalan siapa tau pejalan kaki dihadapannya bisa menyingkir dengan sendirinya. Toh ini juga jalanan umum kan ?
Nayla akhirnya tancap gas. Dengan kecepatan pelan ia melajukan motornya melewati jalan gang tersebut. Sontak penampilannya yang mencolok menjadi pusat perhatian warga disekitar. Bahkan pedagang kaki lima yang mangkal di tepi gang pada terpana melihat kecantikan sang dewi. Banyak sekali orang-orang yang berhenti hanya untuk melihat penampilan sang bidadari. Waktu sudah seperti di stop saja. Nayla yang menyadari hal itu hanya cuek saja. Ia pun terus melaju hingga akhirnya ia tiba di sebuah rumah yang tidak terlalu besar namun cukup layak untuk ditinggali.
“Hmmm pasti ini rumahnya mang Yono… Tuh kan ada gerobak sayurnya… Menurut catatan di kertas ini, rumahnya itu berada tepat sebelum rumah yang ada gerobak martabaknya… Apa mungkin tetangganya mang Yono suka jualan martabak yah ? Hmmm gak tau ah… Aku mau ketuk pintu rumahnya dulu aja” Kata Nayla setelah memarkirkan motornya dihalaman rumah mang Yono.
“Duuhhh kok jantungku malah deg-degan gini yah ?” Kata Nayla saat berdiri di depan pintu rumah mang Yono.
Tangannya pun ragu untuk mengetuk pintu rumah itu. Fakta bahwa kedatangannya hanya untuk menyerahkan tubuhnya menjadi sesuatu yang tak disangka olehnya. Tentu, ia menyadari perbuatannya ini merupakan perbuatan yang tidak benar. Tapi ada dorongan tersendiri yang membuatnya merasa harus menyerahkan tubuhnya pada pemuasnya itu. Ia penasaran. Ia masih penasaran setelah disetubuhi secara barbar meski hanya sebentar.
Mang Yonoo… Hmmm hebat juga permainannya kemarin… Meski cuma sebentar tapi ia sanggup membuatku puas… Apa yah rahasianya ? Jadi penasaran kalau mainnya lama bakal gimana…
Ucapnya dalam hati.
Setelah berdiri cukup lama, akhirnya ia mengangkat tangannya. Jemarinya agak mengepal meski meninggalkan cukup ruang di dalam. Lalu ia pun memberanikan diri mengetuk pintu rumahnya. Setelah tiga kali ia mengetuk pintu rumah mang Yono. Ia pun mengeluarkan suaranya yang jernih untuk memanggil pemilik rumah ini untuk keluar.
“Permisi maanngg… Ini aku, Naylaa” Ucap Nayla setelah mengetuk pintunya.
Jantungnya jadi semakin berdebar setelah mengucapkan salam kepadanya. Ia mendadak gugup. Ia pun melihat sekitar karena khawatir kehadirannya yang mencolok menarik perhatian tetangga-tetangganya.
Mang Yono mana sih ? Kok gak buru-buru bukain ? Padahal gerobak sayurnya ada…
Batin Nayla gelisah.
Tookkk… Tookkk… Tookkk…
“Permisi paakkk… Ini aku, Nayyy…”
Seketika gagang pintu itu turun lalu membuka menampakkan wajah pria tua berperut tambun yang dilengkapi dengan kumis tebal yang ia kenal.
“Huahaha… Akhirnya dateng juga… Saya tunggu cukup lama loh” Kata mang Yono tersenyum mesum.
“Hehe maaf mang, aku tadi nyari-nyari rumah mamang dulu” kata Nayla malu-malu.
“Ayok masuk… Sebelum ketahuan tetangga… Saya gak mau tetangga saya bilang eh si Yono kemarin bawa cewek bispak ke rumahnya… Huahaha” Tawa mang Yono saat melihat penampilan mencolok Nayla.
“Eh bispak ? Bispak itu apa mang ?” Tanya Nayla polos.
“Bispak itu bisa pake… Maksudnya ya non bisa dipake sama siapa aja termasuk saya” Kata mang Yono setelah menutup pintu rumahnya lalu menguncinya dari dalam. Sekilas mang Yono juga menutup rapat korden depan rumahnya. Menyadari sebentar lagi dirinya akan segera digagahi membuat jantung Nayla jadi berdegup semakin kencang.
“Akhirnya kita aman mbak… Cuma ada kita berdua di dalam rumah ini” Kata mang Yono mendekat sambil mendekap kedua pinggang ramping bidadari bermasker itu.
“Hehe iya mang” Kata Nayla semakin deg-degan dibuatnya.
Apalagi saat mang Yono dengan beraninya menatap mata indahnya. Nayla merasa tidak nyaman. Tapi hal itu malah membuatnya berdebar sehingga Nayla dengan malu-malu menurunkan pandangannya untuk menunduk ke bawah.
Menyadari sifat Nayla yang malu-malu tapi mau membuat tukang sayur itu semakin gemas akannya. Tangannya yang sedari tadi mendekap pinggang Nayla mulai merangkak naik. Usapan tangannya yang semakin mendekati payudara Nayla yang masih tersembunyi dibalik kausnya membuat akhwat bermasker itu sampai merinding dibuatnya.
“Mmppphhh” Desah Nayla yang membuat mang Yono merinding mendengar suaranya.
“Seksi banget lekukanmu ini mbaaakkk… Gak nyangka, ada akhwat cantik yang datang ke rumah saya untuk menyerahkan tubuhnya” Katanya sambil mencengkram payudara Nayla setibanya disana.
“Aaaaaahhhhhhhh” Desah Nayla sambil menaikkan wajahnya menatap langit-langit ruangan.
“Mimpi apa saya semalam bisa menikmati tubuh sesempurna ini… Gak cuma lekukanmu yang indah… Susumu juga indah ternyata… Mbak pake beha kan ? Kok saya udah ngerasain bulatanmu ini yah ? Ouhhhhh dari luar aja udah kerasa kekenyalannya… Gimana nanti pas saya ngeremes susumu pas lagi telanjang” Desah mang Yono saat memperkeras remasannya di dada Nayla.
“Aaaahhhh maanggg pelaannn… Mmppphh remasan mamang terlalu kuaaat” desah Nayla sambil memegangi kedua tangan tukang sayur itu.
“Huahahaha justru itu sayaannggg… Susu seindah ini kudu diremas kuat-kuat… Biar saya bisa ngerasain sensasinya ngeremes susu seorang akhwat… Huahahhaa” Tawa mang Yono saat memperkuat remasan tangannya.
“Aaaaahhhh maaanngggg… Aaahhhh kenceng bangeett… Ouhhh maannggg” desah Nayla sampai merinding dibuatnya.
Melihat ekspresi wajahnya yang tersiksa oleh rangsangannya membuat mang Yono jadi ingin berbuat lebih. Tangan kirinya dengan nakal memasuki kaus yang Nayla kenakan. Sedangkan tangan kanannya menurunkan resleting celana Nayla lalu melepas kancing haknya. Tangan kanannya pun masuk ke dalam celana Nayla.
Dikala tangan kirinya meremas-remas dada kanan Nayla dari dalam kausnya. Tangan kanannya dengan liar mulai masuk ke dalam celana dalamnya untuk menekan-nekan biji klitoris dari akhwat yang sudah bersuami itu.
“Aaaaahhhhhh… Aaahhhhhhh” desah Nayla semakin terangsang.
“Huahahahah mendesahlah… Mendesahlah yang kencang mbaaakkk… Ouuhhh mana udah basah gini memeknya… Mbak udah sangek banget yahhh… Mbak udah sangek kan ?” tanya mang Yono bersemangat.
“Aaaaahhhhhh… Aaahhhhh… Iyyaahh mangg… Mamang hebat banget bisa bikin aku terangsang secepat ini… Ouhhh manggggg” desah Nayla dengan sangat manja.
Mang Yono tertawa puas melihat akhwat binal yang tersiksa dihadapannya. Ia pun mendorong tubuh Nayla hingga ke dinding rumahnya. Jemari kirinya di dalam mulai menurunkan cup bra yang Nayla kenakan. Jemari kirinya menggelitiki puting sebelah kanannya. Jemari kirinya juga kadang menekan-nekannya lalu menariknya yang membuat Nayla semakin menjerit keras.
“Aaaahhhhh mannnggg”
Sementara jemari kanannya mengusapi klirotisnya dengan gaya memutar. Jemari kanannya itu terus menggelitikinya bahkan mencubitnya yang membuat akhwat binal itu jadi semakin tersiksa.
“Ouhhhhh maannggg… Ouhhh jangan digituinn… Aaaahhhhh”
Nayla jadi menggoyangkan pinggulnya. Tanganya yang pasrah ia taruh ke dinding di belakangnya. Desahan demi desahan ia keluarkan untuk melampiaskan nafsunya saat dirangsang oleh tukang sayur langganannya.
“Huahahahah… Ayo terus mendesah… Mendesahlah yang keras mbaaakkk”
“Aaaahhh iyaahhh manggg… Aahhhhh… Aaahhhh jangannn masukkkkk… Ouhhhh” desah Nayla saat ia merasakan vaginanya dimasuki oleh jemari telunjuk tukang sayur itu.
“Huahahahah baru jari saya aja memek mbak udah njepit banget… Aahhhh jadi gak nahan saya gimana rasanya pas kontol saya yang dijepit… Ayo pemanasan dulu mbaakk… Nikmati jari saya… Ayooo nikmati inniii “desah mang Yono saat ia mulai menggerakkan jemarinya naik turun.
“Aaahhh iyaahh manggg… Aaahhhh nikmat sekalii… Aaahhh terusss… Aaahhhh“ Desah Nayla sambil terus menggeal-geolkan pinggulnya.
Nayla yang saat itu masih berpakaian lengkap terus saja dirangsang. Tangan kiri mang Yono jadi semakin liar dalam meremasi kedua payudaranya dari balik kaus yang masih dikenakannya. Berulang kali jemarinya itu berpindah meremasi kedua payudaranya. Kadang tukang sayur itu meremas payudara sebelah kirinya lalu berpindah ke kanan. Kadang ia hanya memainkan pentilnya kadang ia juga menyiksanya dengan menariknya kuat. Kadang ia juga menekannya lalu kembali meremasnya yang membuat Nayla merasakan kenikmatan yang amat sangat hanya dari remasan yang ia terima di dadanya.
Belum juga melalui vaginanya. Tangan kanan mang Yono berulang kali menekan-nekan klitorisnya dari balik celana yang masih dikenakan olehnya. Jemari kanan tukang sayur itu terus menekan-nekannya. Kadang ia juga mencubitnya. Kadang jemarinya turun tuk membelah liang senggama itu. Akibatnya vagina Nayla semakin basah. Lembah kenikmatan yang belakangan sering dimasuki pentungan raksasa itu semakin banjir dipenuhi cairan cintanya sendiri.
Nayla gelagapan. Ia sangat-sangat terangsang oleh rangsangan tukang sayur itu. Memang paling nikmat saat bercinta dengan pria-pria yang jauh lebih tua darinya. Nayla jadi puas saat dilecehi. Pengalaman yang dimiliki oleh pria tua itu mampu membuat Nayla terpuaskan hingga membuatnya ketagihan diperlakukan seperti ini oleh mereka.
Entah kenapa baru diperlakukan seperti ini saja sudah membuat Nayla yakin. Ia yakin bahwa ia ingin terus dilecehi oleh pria-pria tua yang mampu memuaskannya. Pria-pria seperti pak Urip, pak Beni & mang Yono adalah favoritnya. Terutama pak Urip meski ia berat hati untuk mengakui karena sudah berulangkali dipermainkan birahinya olehnya. Tapi jujur, ia menyukai caranya. Dalam hati ia ingin diperkosa lagi. Ia ingin bercinta lagi. Ia ingin telanjang lagi dan menikmati hari-hari indah saat bersama pembantu tuanya itu.
Aaaahhhh… Aaahhhh… Nikmat bangettt… Ayo mangg terusss… Mmpphhh ayoo nodai aku… Zinahi aku maanggg… Zinahi akuuu !!!
Batin Nayla saat terus dirangsang oleh tukang sayur itu.
“Aaaahhh mamaanngggggg” Jerit Nayla terkejut saat kocokan tangan kanan mang Yono dipercepat.
Vagina Nayla terasa diobok-obok olehnya. Terdengar bunyi cipratan semakin keras yang berasal dari dalam celananya. Pinggul Nayla bergoyang. Tubuhnya pun lemas hingga jatuh memeluk tubuh gempal pejantannya itu. Nayla tersiksa. Ia terus menjerit saat dilecehi habis-habisan oleh pejantan tuanya.
“Aaahhh mangg cukuppp… Cukupp mangg aaaaahhhhh” desah Nayla hingga ia memundurkan pinggulnya tuk bertahan.
“Huahahhaa nikmatnyaaa… Ada licin-licinnya memek mbakk… Ouhhh gak kebayang kalau ini kontol saya yang lagi ngobrok-ngobok memek mbak… Huahaha” Kata Mang Yono puas.
“Aaahhh cukuppp… Aaahhh yahhhhh… Hah… Hah… Hah” Desah Nayla ngos-ngosan saat mang Yono menghentikan kocokannya di dalam vaginanya.
Sambil memeluk erat tubuh gempalnya, nafas Nayla memberat dan dadanya terasa sesak. Matanya pun merem melek penuh kepuasan. Kedua lututnya melemas. Ia tiba-tiba didorong kebawah oleh tukang sayur itu hingga membuatnya berlutut tepat dihadapan pinggulnya.
“Mmpphhhh manisnya cairan cintamu ini mbaakk… Mmppphhh” desah mang Yono saat menghisap jemari kanannya.
Nayla yang melihatnya dari bawah hanya ngos-ngosan. Ia terlihat kelelahan hanya setelah dilecehi menggunakan kedua tangan gempal tukang sayur itu.
Hah… Hah… Hah… Hebat banget… Belum digenjot aja udah bikin aku secapek ini…
Batin Nayla terkagum.
“Ayoo non kita lanjut ke langkah selanjutnya !” Ujar mang Yono saat menurunkan celana kolornya.
Seketika penis gempal yang berwarna hitam itu mencolot keluar mengejutkan Nayla. Wajah Nayla yang berada tepat didepan penis hitam itu menjadi terkejut. Sekilas Nayla dapat menghirup aroma selangkangan penis hitam itu. Nayla lalu menaikan pandangannya. Nampak mang Yono menganggukan kepalanya.
Nayla yang paham mulai mendekap penis itu pelan-pelan. Mang Yono pun memejam merasakan dekapan halus dari tangan bidadari itu. Saat tangan Nayla mulai membelainya pelan, terasa kepuasan yang sulit untuk mang Yono jelaskan.
“Aaaahhhhh… Aaahhhhhh” Desah mang Yono sambil menatap akhwat bermasker yang sedang mengocoki penisnya dibawahnya.
Nayla terus mengocoki penis itu. Kocokannya semakin cepat sambil matanya menatap mata mang Yono dengan penuh kepuasan. Nayla merasa puas setelah dihadiahi penis sebesar ini oleh tukang sayur langganannya. Sesuatu yang tak ia dapat dari suaminya. Jelas penis suaminya tak sebanding dengan penis pria-pria tua yang pernah memuasinya. Perlahan tertanam dalam otak Nayla bahwa bercinta dengan pria tua jauh lebih memuaskan karena pengalaman yang jauh lebih banyak dibandingkan pria yang lebih muda atau seumuran dengan Nayla.
“Mmpphhhh… Mmppphhhh”
Otaknya yang mulai teracuni pemikiran seperti itu membuatnya jadi lebih mudah terangsang saat berzina dengan pria-pria tua. Termasuk tukang sayur yang sedang ia kocoki ini. Nayla sangat terangsang saat sedang mengocok penisnya. Jemarinya dengan lihai bergerak maju mundur. Jempolnya bahkan mulai menekan ujung gundul dari penis tak bersunat itu saat mulai mengeras.
Ini menarik, Penis yang ujung gundulnya tertutup kulup saat sedang lemas tiba-tiba memunculkan ujung gundulnya saat sedang mengeras.
Nayla mendapatkan pengalaman baru saat bercinta dengan pria tua yang tak disunat. Ia jadi semakin bersemangat. Ia pun mengocok penis tak bersunat itu dengan begitu cepat.
“Aaahhhhhh… Aaahhhhh… Teruss mbaakkk… Ouhhh lebih cepat” Desah mang Yono.
“Mmpphh iyaahh maanggg” Desah Nayla patuh.
Tidak hanya ia percepat. Dekapan tangannya juga ia perkuat. Penis mang Yono jadi dibetot. Penis itu dikocok hingga membuat mata mang Yono melotot. Tak pernah ia dirangsang senafsu ini oleh seorang wanita. Apalagi wanita itu merupakan wanita alim yang indah bak permata. Mang Yono menurunkan pandangannya. Ditatapnya wajah indah dari seorang akhwat yang sedang tersesat. Nayla mengocoknya dengan hebat. Kocokannya terasa amat sangat nikmat. Mang Yono pun puas dengan servisnya yang begitu dahsyat.
“Aaaahhhh nikmat sekaliii… Aaahhhhh mantappp sekaliiii” desah mang Yono ngos-ngosan.
“Mmpphhh… Mmpphhhh” desah Nayla sambil menatap ujung gundul dari penis hitam itu.
Dikala jemari kanannya mengocok batang penisnya maka tangan kirinya memijit kandung kemihnya. Nampak cairan precum mulai keluar dari dalam lubang kencingnya. Mang Yono memejam nikmat. Ia pun tak tahan ingin segera merasakan jepitan seorang akhwat.
“Aaahhh cukuppp mbaakk… Cukuppp… Ayo berdirii” Kata mang Yono yang segera dipatuhi oleh Nayla.
“Mmpphh iyyah manggg” Desah Nayla.
“Ayo balik badan… Cepat… Saya gak tahan lagi !” Ucap mang Yono yang sudah begitu bernafsu.
Sebelum tubuh Nayla benar-benar dibalikkan. Tangan mang Yono menarik paksa bra yang dikenakan oleh Nayla. Saat tubuhnya sudah dibalikkan, Nayla diminta menungging dimana tangannya bertumpu pada dinding. Celana Nayla dipelorotkan hingga kelutut. Celana dalam Nayla juga ikut turun ke lutut. Nampak payudara Nayla bergantung dari balik kaus yang dikenakannya. Nampak lipatan berwarna merah muda yang begitu menggoda..
“Huaahaha… Indah sekaliii… Akhirnya sebentar lagi saya bisa merasakannya lagi… Akhirnyaaa… Akhirnyaaa… Hennkgghhhhh !!!” desah mang Yono yang langsung menancapkan penisnya hingga melesat begitu dalam menembus ke arah dinding rahim Nayla.
“Aaaaaahhhh mangggggg !!!” Jerit Nayla dengan begitu nikmat.
Terasa penis itu terus maju hingga menyundul dinding rahim dari bidadari cantik itu. Ujung penis itu terus menyundul. Meski ia sudah tahu kalau penisnya sudah mentok tapi ia terus menyodoknya tuk merasakan sensasi mentok.
Belum lagi dengan jepitan dinding vaginanya yang semakin menjepit. Penis mang Yono terasa dicekik. Tangannya gemas hingga meremas dada indah Nayla yang sedang menggantung bebas. Nayla pun melenguh penuh kepuasan. Rasanya begitu puas meski baru disodok sekali oleh tukang sayur langganannya itu.
“Ouhhhh… Ouhhh manggg… Ouuuhhh !!!!” Desah Nayla ngos-ngosan.
“Hah… Hah… Hah… Nikmat sekalii… Baru kayak gini aja udah nikmat sekalii !” Kata mang Yono puas.
Sungguh pemandangan langka yang tak bisa dipercaya. Seorang akhwat bermasker dengan pakaiannya yang begitu trendy tengah menungging dimana celananya turun sampai ke lutut. Terlihat juga dadanya yang besar menggantung dengan begitu bebasnya dari balik kaus yang masih menutupinya. Kemejanya juga turun menutupi akses pandangan di kanan kiri tubuhnya. Sedangkan dibelakangnya, ada sesosok pria tua bertubuh gempal yang tengah menungging sambil meremasi dada bulat Nayla yang mirip buah melon. Penisnya sudah menyelinap masuk ke dalam vaginanya. Kaus polonya masih melekat menutupi perut tambunnya. Celana kolornya sudah turun ke lutut memperlihatkan bokong montoknya. Bagaimana bisa ada akhwat alim yang bahkan sudah bersuami rela diperlakukan seperti ini oleh pria tua berwajah buruk rupa yang juga merupakan tukang sayur langganannya ? Berbagai peristiwa yang sudah Nayla alami lah yang dapat menjawab semua pertanyaan yang tidak masuk akal ini. Nayla menyukai pria tua. Tepatnya pria-pria tua yang bisa memuasinya dengan sejuta pengalaman dalam merangsang tubuhnya.
“Aaaaaaaahhhhhhhh” Jerit Nayla saat pinggul mang Yono mulai bergerak.
“Uuuhhhh mantappnyaaa…. Uuhhhhhh… Uhhhhh” desah mang Yono saat menggerakkan pinggulnya dengan pelan.
Seperti yang sudah diharapkan oleh Nayla. Mang Yono dengan segudang pengalamannya tidak langsung tancap gas untuk menghujami rahim akhwat bermasker itu. Ia lebih memilih untuk memainkan birahi Nayla. Meski ia menyodoknya dengan perlahan, ia memberinya sedikit kekuatan yang membuat sodokannya begitu terasa.
Tiap kali penis mang Yono menggesek dinding vagina Nayla. Nayla langsung menggelinjang merasakan sensasinya. Cairan pelumas yang sudah membasahi dinding vaginanya memudahkan penis mang Yono untuk keluar masuk memuaskan birahinya. Belum lagi saat mang Yono mulai meningkatkan kecepatannya. Penis itu keluar masuk semakin kencang. Terasa gesekannya juga semakin kencang. Nafsu yang semakin membara membuat penis mang Yono membesar. Vagina Nayla yang sempit pun terpaksa menahan sodokan penis tak bersunat itu dengan cara mencekiknya yang membuat mang Yono menjerit penuh kepuasan.
“Aaaahhhhh… Aaahhhhh… Mantap sekali memekmu mbaakk… Aaahhhh” desah mang Yono.
“Mmpphhh iyaahhh… Mmpphhh teruss mangg… Aahhh tolongg dikencengin lagiii” Desah Nayla yang tak sabar.
“Huahahaha sabar mbak… Nikmatin aja… Ada waktunya saya cepet kayak gini” Kata mang Yono yang langsung melesatkan penisnya hingga menyundul dinding rahim Nayla.
“Aaaaaaaahhhhhhhhh” Jerit Nayla sampai terdorong ke depan.
“Ada juga yang pelan kayak gini” Kata Mang Yono mulai memelankan sodokannya lagi.
“Aaahhhh iyaahhh… Aaahhhh… Aahhhh” desah Nayla yang kagum dengan cara mang Yono dalam menyetubuhinya.
“Jadi nikmati aja sodokan saya yah… Saya professional kok… Huahahahha” Tawa mang Yono sambil menampar bokong montok itu karena saking gemasnya.
Plaaakkk… Plaaakkkk !!!
“Aaahhh yahh… Aahhh aku manut aja mangg… Tapi tolong puasi akuu… Puasi aku maanngg… Teruss sodok memek akuu uaaahhhhhhh” Desah Nayla saat sodokan mang Yono dipercepat.
“Huahahaha iya pasti mbaakk… Saya gak akan pernah mengecewakan tamu yang datang ke rumah saya” Ujarnya sambil memelankan sodokannya lagi kali ini sambil mengelus-ngelus bokong mulusnya.
Gaya sodokan mang Yono yang kadang cepat kadang lambat cukup membuat Nayla frustasi. Tapi anehnya hal itu justru membuatnya semakin terangsang. Ia jadi ingin meramas dadanya tapi tangannya ia gunakan untuk bertumpu pada dinding ruangan. Nayla merasa birahinya seperti sedang dipermainkan. Tapi itu membuat nafsunya semakin besar. Nayla pun bingung untuk menjelaskannya. Tapi ia patuh saja toh sodokan tukang sayur itu tidak mengecewakannya.
“Aaahhhh… Aahhh… Aaahhh mangggg terusssss” Desah Nayla dengan binal.
Mang Yono tertawa melihat kepasrahan Nayla yang begitu mengharapkan kepuasan darinya. Ia tak pernah membayangkan dirinya dapat mendapatkan kepuasan seperti ini. Siapa yang menduga hari ini dirinya bisa memuasi akhwat bercadar yang merupakan selebgram terkenal ? Membayangkan hal itu membuatnya jadi semakin bernafsu. Ia pun terus menyodoknya sambil mengucapkan sesuatu di dalam hatinya.
Aaaaaahhhh… Aaahhhhh… Terus sodok yang kenceng nooo… Cewek yang lagi lu genjot itu selebgram terkenal… Bayangin aja lu bisa genjot memek cewek yang punya followers ratusan ribu… Bayangin ! Bayangiinnn… Aaaahhhhh coba merem no… Nikmati jepitan memeknya… Nikmati tiap detik momen saat lu nyodok memeknyaa !!!
Batin mang Yono memejam tuk merasakan kepuasan yang ia dapatkan.
Mang Yono terus menggerakkan pinggulnya maju mundur. Tangannya juga berulang kali menepuk-nepuk bokong mulusnya hingga merubah warnanya menjadi warna kemerahan. Nampak susu bulat Nayla yang bergantung terus bergondal-gandul. Goyangannya semakin cepat saat pinggul mang Yono bergerak cepat. Goyangannya menjadi pelan saat pinggul mang Yono bergerak pelan.
Terus Nayla disetubuhi dengan gaya cepat lambat. Nayla gelisah, ia jadi ingin digenjot cepat. Andai yang menggenjotnya sekarang adalah pak Urip. Pasti pak Urip sudah tancap gas hingga membuatnya menjerit keras.
“Aaahhhh… Aaahhhh… Aaahhhhhhhhhhh” desah mang Yono saat menyodokkan penisnya hingga mentok ke dalam.
“Uuuuhhhh mamaaanngggg !!!” Jerit Nayla hingga terdorong ke depan.
Seketika mang Yono langsung menarik lepas penisnya. Nayla yang lemas pun jatuh terduduk dalam posisi lutut ditekuk. Mang Yono pun membalikkan tubuh Nayla agar duduk menghadap ke arahnya. Ia dengan tega mengarahkan penisnya ke wajah Nayla dan memintanya untuk menyepongnya.
“Ayo sepong non… Mumpung kontol saya masih ada rasa asin-asinnya” kata mang Yono sambil tersenyum.
Nayla patuh. Nayla pun menurunkan maskernya hingga mang Yono dapat melihat keseluruhan wajah cantik akhwat binal itu lagi.
“Iyyahhh manggg…. Mmppphhhhh” desah Nayla yang langsung menggenggamnya lalu memasukan penis hitam itu ke dalam mulutnya.
“Aaaaaahhhhh nikmatnyaaaa” Desah mang Yono saat kembali merasakan servis mulutnya.
Nayla dengan rakusnya langsung memaju mundurkan kepalanya. Akibatnya penis yang didalam juga tersapu oleh sapuan bibir dari akhwat binal itu. Nafsunya yang sedari tadi dipermainkan membuatnya jadi ingin melampiaskannya dengan kuluman penuh nafsunya. Nayla menyepongnya. Lidahnya juga bermain dengan melilit penis hitamnya. Terasa rasa asin di lidahnya. Terasa rasa pahit juga di dalam mulutnya. Namun hal itu justru membuat Nayla semakin bernafsu. Lidahnya menggelitiki lubang kencingnya. Terkadang ia juga meletehkannya lalu mencium ujung gundulnya yang keluar. Nayla terlihat sudah seperti tergila-gila saja pada penis tukang sayur itu. Mang Yono tersenyum. Ia bangga bisa melihat akhwat yang ia kagumi melayani penisnya dengan sepenuh hati.
“Mmpphh mangg… Mmppphhhhh” desah Nayla yang kini bahkan mengocoknya lalu menggeseknya ke wajah mulusnya.
Akibatnya wajah Nayla khususnya di bagian pipinya basah terkena campuran liur yang melumuri penis tukang sayur itu. Namun Nayla tak peduli, ia kembali mengulumnya lalu mencium ujung gundulnya lagi.
Aaahhh nikmat sekaliii… Kontolnya keras… Gede lagi… Aku sukaaa… Aku suka banget kontol mamanggg…
Batin Nayla dengan penuh nafsunya.
Nayla bahkan sampai berlutut. Kedua tangannya ia taruh pada paha kanan kiri tukang sayur itu. Kepalanya ia gerakkan sendiri. Kepalanya bergerak maju mundur tanpa ia kontrol lagi. Penis itu jadi semakin besar. Penis itu juga semakin basah yang membuat mang Yono tak tahan lagi.
“Tahan sebentar mbaaakk… Hennkgghhh !!!” Desah mang Yono sambil memegangi kepala mungilnya lalu menghentakkan pinggulnya hingga menyodok kerongkongannya.
“Mmppphhhhh” desah Nayla terkejut.
Penis itu terus menyundul kerongkongan Nayla hingga Nayla nyaris tersedak oleh penis hitam itu. Liurnya mulai keluar melewati mulut Nayla yang terbuka. Nayla nyaris terbatuk. Perutnya mual. Tangannya pun memukul-mukul paha mang Yono untuk menghentikannya.
“Uuuuhhhh mantapnyaaaa” Desah mang Yono yang kini mulai menggerakkan pinggulnya.
Penis mang Yono keluar masuk di dalam mulutnya. Ia dengan tega menyetubuhi mulut Nayla untuk mendapatkan sensasi nikmatnya. Dari atas ia dapat melihat wajah Nayla yang tersiksa saat menahan sodokan penis hitamnya. Namun hal itu bukannya membuat ia kasihan tapi justru membuatnya semakin bernafsu. Ia mempercepat gerakan pinggulnya. Penisnya menggesek lidah dan rongga mulut Nayla dengan cepat. Liur yang Nayla keluarkan semakin banyak. Liurnya ada yang mengenai lengan kemejanya juga ada yang jatuh langsung ke lantai.
“Uuuhhhuuukkk… Uhhukkk… Uhukkkk” Nayla terbatuk-batuk setelah penis mang Yono ditarik keluar.
Nayla lega karena akhirnya bisa menghirup udara segar. Ia pun menaikkan wajahnya tuk menatap wajah tukang sayur itu dalam keadaan mata yang berkaca-kaca.
“Huahahahah puas sekali saya mbaakkk” kata mang Yono sambil menarik lepas kausnya juga celananya. Tukang sayur yang biasa berkeliling itu kini sudah bertelanjang bulat. Perut tambunnya terlihat. Komposisi tubuhnya juga terlihat. Tubuh mang Yono tidak ada indah-indahnya sama sekali. Tubuh tua khas om-om gendut itu terlihat dihadapan Nayla. Memang sekilas tidak ada yang menarik, namun penisnya yang berdiri tegak dengan liur yang menyelimutinya membuat mata Nayla tertarik.
“Ayo berdiri”
Nayla pun patuh mendengar ucapannya. Saat ia berdiri tegak dihadapan mang Yono. Tukang sayur mesum itu langsung memelorotkan celana serta celana dalam Nayla hingga membuat akhwat bermasker itu bottomless dihadapannya.
Nampak Nayla yang masih berhijab menyisakan kemeja yang tak ia kancing serta kaus berlengan panjang yang ia kenakan di dalam. Maskernya sudah terlepas. Wajahnya yang manis terlihat. Paha mulusnya juga terlihat. Bahkan lubang tempiknya yang begitu menggodanya juga terlihat. Mang Yono pun semakin bernafsu saat melihat keindahan wanita berhijab itu.
“Ayo waktunya giliran mbak… Sekarang waktunya mbak tuk melampiaskan nafsu besarmu itu” Kata mang Yono setelah menarik tangan Nayla ke arah sofa ruang tamunya.
Mang Yono sudah duduk di sofa panjang. Nayla yang paham langsung duduk menaiki tubuh tambun itu. Saat ia mulai menduduki penis hitam raksasa itu. Ia mulai menjerit merasakan dinding vaginanya kembali digesek oleh penis hitam itu.
“Uuuhhhhhhhhh” desah Nayla merasakan nikmatnya.
Nayla hanya terengah-engah setelah menunggangi penis besarnya. Nafsunya yang menggelora membuatnya menatap wajah mang Yono dengan penuh nafsu. Mata mereka saling pandang. Terlihat nafsu telah berkumandang. Nayla yang sedari tadi dipermainkan bertekad untuk melampiaskannya sekarang.
“Aku boleh mulai maanng ?” tanya Nayla meminta izin.
“Silahkan mbak… Saya udah gak sabar pengen ngerasain goyangan mbak” Jawab Mang Yono tersenyum mesum.
“Kalau gitu aku mulai yaaahhh… Uuuuhhhh” desah Nayla saat mulai mengangkat tubuhnya.
“Aaaaaahhhhh nikmatnyaaaa” Desah Mang Yono tersenyum.
“Aaaaahhhh maaannngggg” Desah Nayla saat ia mulai menjatuhkan tubuhnya.
“Huahahahah nikmat bangettt… Ayo lagi mbaaakkkk” kata mang Yono ketagihan.
“Uuuuuuhhhhhhh” desah Nayla saat mengangkat tubuhnya lagi.
“Ouuuhhhhh gilaaaa” Desah mang Yono memejam.
“Aaaaaaaahhhhhhhh mamanngggg” Desah Nayla saat menjatuhkan tubuhnya lagi.
“Huahahahhahah mantapnyaaa…. Mantapnyaaa” desah mang Yono puas.
Nayla mulai menaik turunkan tubuhnya secara teratur. Tubuhnya ia angkat lalu menghempaskannya dengan kuat ke bawah. Rasanya begitu nikmat. Berulang kali vaginanya seperti diaduk-aduk oleh penis tak bersunat itu di dalam. Nayla sampai merem melek merasakan kepuasannya. Berulang kali ia menatap wajah mang Yono tuk menikmati rupa dari pemuas nafsunya sekarang. Mang Yono terlihat tersenyum melihat bidadari pemuas yang bahkan rela datang ke rumahnya untuk mencicipi penis gempalnya.
Tangan mang Yono pun mendekap pinggang Nayla agar tak terjatuh. Nayla jadi semakin mudah dalam menaik turunkan tubuhnya. Ia yang tak khawatir terjatuh membuatnya mempercepat goyangannya. Tubuhnya digerakkan cepat. Tubuhnya naik turun dengan cepat. Saat pinggulnya turun terasa tusukan mang Yono lebih terasa. Saat tubuhnya diangkat naik hingga menyisakan bibir vaginanya saja yang menjepit ujung gundulnya. Terasa rasa geli-geli nikmat yang membuatnya langsung menurunkannya hingga penis itu menyundul dinging rahimnya.
“Aaaahhh maannggg…. Aaaahhh mamanggg… Aaahhh kontol mamanggg enak bangett… Aku sukaa… Akuuu aaahhhh” desah Nayla disetiap goyangannya.
Mang Yono pun tersenyum melihat betapa binalnya akhwat berhijab itu. Seketika ia penasaran. Ia pun ingin bertanya padanya mengenai penilaiannya saat menggenjot tubuhnya.
“Aaahhhh… Aaahhhhh… Mbaaakkk” Desah mang Yono saat digoyang.
“Aaaahhh manggg…. Ada apaaa ?” Tanya Nayla sambil terus menggoyang.
“Gimana tadi pas saya nyodok memek mbak ?” Tanya mang Yono penasaran.
“Aaahhhh…. Aaahhhh… Mamang jahaaat” Jawab Nayla yang membuat mang Yono tertawa.
“Huahahaha… Kenapa begitu ? Aaahhh… Aaahhhh” Tanya mang Yono lagi.
“Habis mamang suka mainin nafsuku aku…. Kenapa mamang kadang genjot cepet kadang genjot aku pelan… Aku jadi sebel… Aku jadi kesel tau manggg… Aaahhhh… Aaahhhh” Desah Nayla yang jadi mempercepat goyangannya saat teringat kekesalannya.
“Lohhh ? Huahahha… Emang harusnya gimana cara genjot yang benar mbak ?” Tanya mang Yono memancing.
“Aaaahhhh… Aaahhhhh… Harusnya tuh kayak gini maaannggg… Harusnya tuh kayak gini… Aaaahhhhh” desah Nayla yang menggoyang semakin binal.
“Aaaahhh gitu ? Aaahhhh gilaaa…. Aaahhhh binal sekali dirimu mbaaakkk” desah mang Yono yang kewalahan saat membangkitkan nafsu Nayla yang terpendam.
Nayla bergoyang semakin binal. Tidak hanya bergoyang naik turun. Tapi ia juga bergoyang maju mundur. Kedua tangannya yang bertumpu pada bahu mang Yono memudahkannya untuk terus bergoyang.
Penis mang Yono tergerak maju mundur. Penisnya jadi semakin tercekik bagaikan persneling mobil yang digerakkan maju mundur. Kenikmatan itu semakin terasa saat memandang wajah indah Nayla yang begitu bernafsu. Tubuh Nayla yang masih tertutupi pakaiannya yang trendy menambah akan fantasi yang dimiliki oleh tukang sayur rendahan itu. Ia yang memiliki istri gembrot nan ndeso di kampungnya merasa ini adalah hadiah yang besar. Lekuk tubuh Nayla jelas berbanding terbalik dengan istri tuanya. Ia jadi semakin bernafsu. Ia bahkan mencengkram kemeja Nayla tuk menahan goyangan Nayla yang semakin binal.
“Aaaahhhh maaanngg… Aaahhhhh… Aaaahhhhh” desah Nayla dengan penuh gairah.
“Ouuhhhh mbaakkk… Ouhhh nikmat sekaliii… Ouhhhh” desah mang Yono sampai memejam kerena tak sanggup menahan kenikmatan ini lagi.
Nayla yang semakin terangsang menaikkan kausnya hingga kedua payudaranya terlihat jelas dihadapan mang Yono. Nayla langsung meremasinya. Ia memainkan susunya karena tak tahan dengan rasa gatal yang mendera tubuhnya.
“Aaaaahhh gilaa… Aaahhhh binal sekali dirimu mbaakk… Aahhh iyaahh… Remess terusss… Remesss yang kuat mbaaakkk” desah mang Yono terpana akan kebinalan Nayla.
“Aaahhh iyaahhh… Aahhh enak sekaliii… Aaahhh ini maangg susu akuuu… Ayo nikmati maannggg” desah Nayla yang langsung memeluk kepala mang Yono.
Akibatnya wajah mang Yono menubruk dada empuk dari bidadari berhijab itu. Nayla yang kadang menggerakkan kedua bahunya maju mundur secara bergantian membuat wajah mang Yono berulang kali ditampar menggunakan susunya yang bergondal-gandul.
Wajah mang Yono dipukuli. Tapi anehnya, bukannya marah atau membalas pukulan setelah wajahnya dipukuli. Ia justru menikmati dan ingin terus dipukuli menggunakan susu empuk itu. Bahkan lidahnya keluar membiarkan lidahnya itu tersentuh putingnya.
Sungguh kenikmatan luar baisa yang didapatkan oleh mang Yono. Penisnya yang tercekik, wajahnya yang ditampar. Serta tangannya yang mendekap tubuhnya. Semua kombinasi itu menambah gairah akan nafsu mang Yono. Ia menikmatinya. Ia sangat menikmati goyangan Nayla.
“Aaaahhhh cukuupp… Cukupp mbaakk… Kita istirahat dulu” Ujarnya yang hampir kelepasan menerima semua rangsangan Nayla.
“Mmmpppphhhhhh” Desah Nayla yang langsung dicumbu setelah memberhentikan goyangannya itu.
“Mmppphh nakal kamu yah mbaakkk… Hampir aja saya keluar gara-gara mbak” desahnya disela-sela cumbuannya.
“Mmpphhh habis mamang sih mainin nafsu aku tadi… Aku kan jadi bernafsu” Balasnya sambil menikmati cumbuan tukang sayur itu.
“Mmpppphh huahaha… Tapi kontol saya gimana ? Memuaskan kan ?” Tanya mang Yono meminta pendapat.
“Mmpphhh bintang lima kok manggg… Kalau ada angka tujuh aku kasih bintang tujuhh” Balasnya sambil terus bercumbu dengannya.
Mang Yono yang gemas akhirnya berdiri sambil menggendong tubuh ramping akhwat binal itu.
Kedua kaki Nayla berpegangan pada pinggul mang Yono. Kedua tangan mang Yono memeluk pinggang Nayla agar tidak terjatuh. Sambil terus berciuman, mang Yono menggendong Nayla menuju kamarnya agar dapat segera menghabisinya. Mang Yono tak tahan. Ia ingin menghabisinya dengan segera.
“Aaaaaahhhhhhhh” desah Nayla yang dilempar ke ranjang tidur mang Yono.
Nayla terbaring dalam posisi terlentang menghadap tubuh gempal mang Yono yang sudah bertelanjang bulat. Akhwat binal yang sedang tersesat itu menatap tubuhnya dari atas ke bawah. Saat matanya menatap penis besarnya yang masih berdiri tegak. Nayla tersenyum malu-malu. Ia tak menduga vaginanya bakal dipuasi lagi oleh penis sebesar itu.
“Mbaaaaakkkk” kata mang Yono sambil mendekat lalu melebarkan kedua kaki Nayla.
“Iyyahhh maannggg” jawab Nayla dengan manja.
“Huahahahhah dasar nakal yaahhh… Masih pagi tapi udah godain saya aja… Jangan nyesel kalau saya menghukummu dengan keras” kata mang Yono sambil tersenyum.
“Hihihhhih justru aku pengen dihukum mamang… Tapi hukumnya pake kontol yaahh… Hukum aku sampai ketagihan yah mang…” Jawab Nayla sambil mengedipkan matanya.
Segelnya yang sudah terlepas membuatnya jadi semakin liar. Nayla tak peduli lagi dengan siapa ia bercinta asalkan dirinya bisa mendapatkan kepuasan. Bahkan andai ia menemukan pria tua yang menarik perhatiannya di jalan pun, pasti ia juga akan mengajaknya untuk mendapatkan kenikmatan dari penis besarnya.
“Dasar yah… mbak Nayla, lonte” Jawab mang Yono sambil menyelupkan penisnya lagi.
“Uuuuhhh maamanggg iyaahhh… Aku emangg lonteee… Aaahhhh lonte favorit maamanggg” Jawab Nayla dengan binal.
“Huahahah tau aja… Siaapp yahh saya hukum… Saya mulaai, heenkkgghhh !!!” desah mang Yono mulai kembali menggerakan pinggulnya.
“Uuuhhhh iyaahh maanngg… Uhhh nikmat bangeeett…. Uhhhh terruusss” desah Nayla dengan manja.
Mang Yono langsung menggempur. Gerakannya langsung cepat saat menikmati jepitan sang akhwat. Sambil mendekap paha mulusnya, ia terus menggerakan pinggulnya secara maju mundur. Dada Nayla yang kembali tertutupi kausnya bergondal-gandul. Kedua tangannya sampai mencengkram sprei ranjang mang Yono dengan kuat. Ia bertahan sekuat tenaga. Ia bertahan sambil menjerit sekeras-kerasnya saat menerima gempuran mang Yono.
“Aaaahhh maaanngg… Aaahhhh… Aaaahhhhhh” desah Nayla manja.
Mang Yono menundukkan tubuhnya. Kedua tangannya kini tidak hanya mengusapi pahanya. Kedua tangannya mulai naik mengusapi perut ratanya. Usapannya semakin naik saat mengangkat kaus Nayla hingga melewati kedua payudaranya. Ia pun terus menggenjotnya sambil melakukan itu semua.
Akhirnya mang Yono dapat melihat goyangan susu itu lagi. Goyangannya yang indah membuat mang Yono bergairah. Ia pun jadi mempercepat genjotannya hingga membuat Nayla hanya bisa pasrah. Nayla tak berdaya. Ia pasrah menyerahkan tubuhnya agar dinikmati olehnya.
“Aaaahhhh… Aaahhhh… Maangg… Aaahhh” desah Nayla sambil memejam karena tak tahan.
“Aaahhhh…. Aahhhh… Mbakk daritadi kok kayaknya binal banget… Mbak kayaknya udah pengalaman yah ? Siapa aja sih yang udah ngerasain jepitan memek mbak selain suami mbak” Tanya mang Yono iseng.
“Aaaahhhh… Aaahhhh… Pak Urip maanngg… Pak Urip udah berkali-kali genjot memekku” Jawab Nayla mengaku.
“Hah ? Huahahhaah… Oh yah ? Terus siapa lagi ?” Tanya mang Yono bersemangat.
“Aaaahhh… Aaahhhhh… pak Beni juga pernah sekaliii maaanggg… Aahhh tapi aku pernah melakukan video call juga sama pak Beniii… Aahhhh iyahhh kami melakukannya pas sama-sama telanjaanngg” Desah Nayla kembali mengaku.
“Huahahhah dasaarrr binaaalllll… Saya kira selama ini mbak itu alim gimana… Rupanya mbak mempunyai jiwa lonte juga yaahhh… Huahahha… Huahahah” tawa mang Yono sambil mempercepat genjotannya tuk memuasi akhwat lonte itu.
“Aaaahhh iyaahhh… Aku juga baru tau belakangan ini maannggg… Aku ini lontee… Akkuuu lonteee… Aaahhhhh” desah Nayla bergairah.
“Huaahhahah… Terus dari sekian laki-laki yang pernah memuasi mbak… Siapa yang paling membuat mbak puas ?” Tanya mang Yono penasaran.
“Aaahhhh… Aaahhhh… Paakkk Uriippp… Aku pernah sampai keluar berkali-kalii maanngg… Aaaahhhhh” desah Nayla yang membuat mang Yono tertawa.
“Oh yah ? Mulai sekarang saya akan jadi yang pertama di hati mbaakk… Saya akan memuasimu… Saya akan membuatmu puas sepuas-puasnya… Hennkgghhhh” desah mang Yono mempercepat sodokannya.
“Aaahhh iyaahh maanngg… Aaahhhhh… Aaahhhhh terruusss” Desah Nayla dengan penuh gairah.
Mang Yono semakin bersemangat. Ia melampiaskan semua tenaganya tuk memuasi sang akhwat. Fakta mengejutkan yang baru diketahuinya justru membuatnya jadi semakin bernafsu. Ia penasaran, bagaimana rupa ekspresinya saat tubuh seindah ini dinikmati oleh pria-pria tua seperti mereka.
Beruntung juga pak Urip… Mentang-mentang kerja di rumahnya malah nyambi memuasinya… Si pak Beni boleh juga… Gitu-gitu udah pernah nyicipi memeknya rupanya…. Ah meski jadi yang ketiga, rasa dari memeknya masih enak aja… Liat mbak… Saya akan memuasimu… Saya akan membuatmu ingat terus akan persetubuhan kita di hari ini…
Batinnya sesumbar.
“Uuuuhhhh maaannnggg” desah Nayla saat tiba-tiba mang Yono menghentikan genjotannya.
“Ayoo mbakkk… Balik badan… Saya ingin menggenjotmu dengan gaya anjing kawin” Kata mang Yono yang membuat Nayla jadi teringat seseorang.
Gaya anjing kawin ? Ini kan gaya favorit pak Urip…
Batinnya yang langsung menungging diatas kasur sambil membelakangi mang Yono.
“Indahnyaaa…. Indahnya bokong semokmu ini mbaaakkk” Ucapnya sambil menampar sekali karena gemas.
Plaaaakkkkk !!!
“Aaahhh maannggg” desah Nayla dengan manja.
Mang Yono lalu menarik kemeja yang Nayla kenakan lalu ia juga mengangkat kausnya hingga membuat akhwat binal itu telanjang menyisakan hijab serta stockingnya saja. Nampak Nayla yang telanjang kembali menungging bersiap untuk ditusuk lagi. Susunya yang menggantung jadi terlihat jelas. Nayla telah bersiap. Ia bersiap untuk dipuasi lagi oleh tukang sayur langganannya.
Jleeeebbbbb !!!
“Aaaaahhhh yaaahhhh” desah mereka bersamaan.
Mang Yono langsung mendekap pinggul mulus Nayla. Pinggulnya juga langsung bergoyang menggempur rahim dari bidadari cantik itu. Sambil merasakan jepitannya yang semakin terasa, ia mengelus-ngelus punggung mulusnya. Terasa kulitnya begitu halus. Ia menduga pasti Nayla sering melakukan perawatan pada tubuh indahnya. Mang Yono tersenyum, ia terus menggempurnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya karena masih tak menyangka ia dapat bersenggama dengan makhluk semulus ini.
“Aaahhh maannngg… Aahhhh… Aaahhhh”
“Aaahhh mbaaak… Aahhhh… Nikmat sekalii… Nikmat sekaaliiii” desah mang Yono puas.
Mang Yono pun menundukkan tubuhnya hingga tangannya dapat meraih payudara montoknya. Sembari pinggul terus menggempur maka tangannya terus meremas-remas dada bulatnya. Nayla mendesah nikmat. Matanya merem melek kepuasan. Tangannya mencengkram sprei ranjangnya. Pinggulnya bertahan menerima sodokan mang Yono yang semakin keras.
Plookkk… Plookkk… Plookkk…
“Aaahhhh… Aahhhh… Nikmat sekalii mbaakkk…”
“Aaahh maanngg… Aahhh teruss… Teruss maangggg”
Nafsu mang Yono yang membesar membuatnya jadi terus mendorong tubuh akhwat yang sudah telanjang itu. Akhirnya tubuh Nayla ambruk ditindihi tubuh mang Yono. Dada Nayla kegencet. Wajahnya pasrah menerima sodokan mang Yono yang terus bergerak naik turun.
“Aaaahhhh… Aahhhh lepas hijabmu ini mbaaakk” desah mang Yono sambil menarik lepas hijabnya.
“Aaahhh iyahhh mangg… Aahhh… Aahhh” desah Nayla yang akhirnya sudah telanjang bulat.
Menatap gaya rambut Nayla yang pendek sebahu itu membuatnya jadi semakin bernafsu. Kebetulan itu merupakan gaya rambut favoritnya. Ia semakin bernafsu melihat wanita yang memotong pendek rambutnya. Menurutnya itu jauh lebih seksi. Ia pun terus menggempur Nayla tanpa henti.
“Aaahhhh… Aaahhhh… Aaahhhh ayooo sinniiii” desah mang Yono sambil menarik tubuh Nayla hingga miring kesamping. Mang Yono yang memiringkan tubuhnya ke kiri memeluk tubuh Nayla yang ada dihadapannya. Tangan kanannya mendekap susu bulat Nayla yang semakin kenyal. Penisnya masih terjepit di dalam. Pinggulnya terus menggempur tanpa pernah berhenti sedari tadi.
Kepuasan yang tidak terkira membuat nafsu mereka kian membara. Mereka hampir mendekati puncak. Mereka terus mendesah merasakan kepuasan yang tiada tara.
“Aaaahhhh… Aaahhhh… Ayo sini mbaakk… Hadap siniiii” desah mang Yono meminta Nayla menghadapkan wajahnya.
“Aaahhh iyaahh maaannggg” desah Nayla yang menyanggupinya meski dalam posisi sulit.
“Aaahhhh… Aahhhh indahnya wajahmu ini… Beruntungnya saya bisa bercinta dengan wanita secantik dirimu mbaaakkk” Desah mang Yono sambil menatap wajah cantiknya.
“Aaahhhhh… Aahhhh… Aku juga beruntung kok maanngg bisa bercinta dengan laki-laki perkasa kayak mamaanngg” desah Nayla yang semakin menikmati persetubuhan ini.
Cukupp lama mereka saling pandang membuat mereka tak tahan. Bibir mereka gatal. Mereka pun kembali berciuman ditengah persetubuhan mereka yang semakin barbar.
“Mmppphhh… Mmpphhh…. Mmppphhh” desah mereka tertahan.
Suara pergumulan mereka semakin keras. Terlihat sodokan mang Yono semakin ganas. Tubuhnya telah memanas. Nalurinya pun semakin buas. Ia akhirnya menyetubuhi Nayla dengan beringas.
“Mmppphhhh… Mmppphhh… Mmppphhhh” desah mereka saling memejam.
Mereka akhirnya tidak kuat lagi. Nafsu mereka sudah mendekati batas maksimal. Tangan mang Yono semakin kuat dalam mencengkram. Pinggul mang Yono semakin barbar dalam menghujam. Bibirnya juga semakin ganas dalam berciuman.
Dua menit mereka bercinta dalam posisi demikian membuat mereka tak sanggup bertahan lagi. Terasa gelombang itu sudah mendekati lubang kencing masing-masing. Tubuh mereka mengejang. Nafas mereka memberat. Kenikmatan yang semakin menjalar membuat mereka melampiaskannya secara bersamaan.
“Mmppphhh… Mmpphhh terima iniii… Terima sodokan saya iniiiiii” Desah mang Yono tak kuat lagi.
“Mmpphh iyahhh mangg… Aku mau keluuaar… Terus sodok teruss yang kerraassss”
Mang Yono yang tak kuat lagi akhirnya menusukkan penisnya sedalam-dalamnya saat merasakan gelombang birahinya akan muncrat. Ya, ia akan muncrat. Dengan satu sodokan yang kuat, ia pun menyudahi persetubuhan ternikmatnya dengan menancapkan penisnya sedalam-dalamnya.
Jlleeeebbbb !!!!
“Aaaahhhh kelluuaaarrrr” Jerit mang Yono dengan dahsyat.
“Aaaahhh manggg akuu jugaaa… Aaahhhhh” jerit Nayla tak lama kemudian.
Cccrrrooottt… Cccrrrooottt… Cccrrrooottt…
Penis mang Yono menyemburkan spermanya dengan deras. Rongga vagina Nayla kembali dibanjiri oleh sperma pejantan tua lagi. Mata mereka sama-sama memejam nikmat. Tubuh mereka juga sampai bergidik nikmat. Terasa kelegaan setelah menyudahi persetubuhan mereka. Nafas mereka menjadi sesak. Nafas mereka ngos-ngosan setelah berolahraga secara maksimal. Tubuh mereka berkeringat. Mang Yono pun jadi memeluk tubuh Nayla dengan erat.
“Ouuuhhhh… Ouuhhhh…. Ouhhh puasnyaa” desah mang Yono kelelahan.
“Hah… Hah… Hah… Selesai jugaa… Hah” desah Nayla ngos-ngosan.
Mereka pun terus diam dalam posisi seperti itu. Terlihat jelas kalau mereka berdua sama-sama kelelahan. Namun juga terlihat kalau diri mereka sama-sama puas setelah melalui persetubuhan yang dahsyat. Mang Yono yang berhasil mengumpulkan sedikit tenaganya lagi mulai menarik lepas penisnya hingga lelehan spermanya dengan deras tumpah melalui lubang vaginanya.
Nayla bergidik saat merasakan aliran sperma itu keluar. Nayla tersenyum. Akhirnya rasa penasaran itu terlampiaskan dengan persetubuhan terdahsyat yang pernah dialaminya.
“Hah… Hah… Makasih mbaakk… Saya sangat puas” Puji mang Yono yang membuat Nayla terenyum.
“Aku juga mang… Hah… Hah… Hah… Makasih yah udah muasin aku” Jawab Nayla malu-malu.
Wajah Nayla pun memerah setelah menyadari betapa binalnya ia saat disetubuhi tukang sayur langganannya. Ia yang biasanya menyesal setalah bercinta, kini ia tidak merasakannya lagi. Ia malah tersenyum penuh kepuasan sambil memandang wajah pemuasnya. Ia sangat berterima kasih padanya karena sudah mengajarkan apa itu kepuasan yang sesungguhnya. Meski ia benar-benar puas, persetubuhannya dengan pak Urip saat pertama kali tiba di vila masih menjadi favoritnya. Karena disaat itulah dirinya bercinta saat lagi terangsang-terangsangnya.
“Hah… Hah… Puas banget” desah Nayla ngos-ngosan.
“Saya keluar sebentar yah mbak… Saya mau buatin minuman dulu… Mbak istirahat dulu aja disini” Kata Mang Yono berdiri lalu keluar dari kamarnya.
“Iyyahh manngg” Jawab Nayla memejam lalu menaruh lengannya diatas dahinya.
Selagi ia sendirian sambil memejam didalam kamar. Ia tersenyum merasakan betapa puasnya ia bercinta dengan tukang sayur langganannya. Entah kenapa ia jadi semakin yakin bahwa ini adalah jalan hidupnya yang sesungguhnya. Ia merasa bahagia setelah bercinta dengan pria-pria tua yang sanggup memberinya kepuasan. Apalagi ia melakukannya bukan karena terangsang oleh nafsunya. Ia melakukannya sesuai keinginan hatinya. Ia melakukannya hanya karena rasa penasarannya. Untungnya rasa penasaran itu berhasil terlampiaskan dengan persetubuhan ternikmat yang mang Yono berikan.
“Hah… Hah… Hah… Puas bangeett… Ouhhh mantapnyaaa… Nikmat banget kontol mamang tadi” Lirihnya sambil meremasi payudaranya sambil mengingat-ngingat lagi momen saat disodok menggunakan penis perkasa itu.
“Gara-gara mang Yono, aku jadi penasaran… Gimana yah rasanya kontol-kontol laki-laki tua lain yang aku kenal… Pak Tomi, mang Lasno, pak Rudi dan yang lainnya… Aaaahhh gimana yah rasanya kontol mereka ? Apakah sama ? Apa jangan-jangan semakin tua malah semakin terasa nikmat ? Aaahhhh jadi pengen ngerasain kontolnya mbah-mbah deh… Duhh kok jadi pengen yah… Besok-besok aku mau coba ah, aku penasaran banget deh sama kontol-kontol mereka itu” Lirih Nayla yang kembali terangsang gara-gara membayangkan pria-pria tua.
“Inii mbaakk minumannya… Ini ada es lemon yang baru aja saya peres” Kata mang Yono yang memasuki kamarnya saat masih dalam keadaan telanjang bulat.
“Waahh makasih maanngg” Jawab Nayla yang langsung duduk di tepi ranjang dalam keadaan yang juga bertelanjang bulat.
Mereka pun bersulang saat sama-sama duduk di tepi ranjang. Sungguh pemandangan yang membagongkan ketika ada wanita seksi yang bertelanjang bulat tapi disebelahnya ada pria tua berbadan gempal juga berwajah buruk rupa. Tapi terlihat wajah mereka sama-sama tersenyum. Mereka bahkan saling pandang sekilas sebelum wajah mereka mendekat untuk kembali berciuman.
“Mmpphhh… Mmpphhh makasihh yah mangg” Kata Nayla ditengah percumbuannya.
“Mmppphh buat minumannya kan mbak ?” jawab mang Yono pasrah saat dicumbu oleh Nayla.
“Mmpphh buat kontolnya laahhh hihihhihi” Ujar Nayla yang mengejutkan mang Yono.
Mereka pun terpaksa berhenti minum sejenak tuk membiarkan bibir mereka saling dorong dan saling sepong. Tangan Nayla yang saat itu masih memegang minumannya sengaja menumpahkannya yang kebetulan jatuh mengenai penis mang Yono yang mulai lemas.
“Aaaahhh dinginn” Kata mang Yono yang membuat Nayla tersenyum.
“Oops tumpah… Biar aku bersihkan yah mang” Ucap Nayla berpindah lalu berjongkok dilantai sambil memasukan penis itu lagi ke dalam mulutnya.
“Mmpphhh maniss… Mmphhh ada rasa lemon-lemonnya gitu hihihi” Tawa Nayla sambil mengulum penis tukang sayur itu.
“Aaaaahhh mbaakk… Aaahhhh… Aaahhhh”
Nayla terus tersenyum dalam mengulum penis tukang sayur itu. Penisnya lama-lama mengeras. Lama-lama penis itu juga berdenyut cepat. Tak disangka dalam jangka waktu yang sebentar, penis itu lagi-lagi keluar memuncratkan spermanya.
“Aaaahhh kelluuaaar”
“Mmmppphhh”
Nayla pun menahan semuanya. Memang spermanya tidak sebanyak tadi. Namun sperma itu sudah cukup untuk memenuhi mulutnya.
“Mmpphhh hihihihh” tawa Nayla saat berdiri lalu membuka mulutnya sejenak untuk menunjukkan sperma yang ada di mulutnya.
Di luar dugaan ia menenggaknya. Lalu kembali duduk di tepi ranjang untuk menghabiskan minuman lemon buatan pemuasnya.
Terlihat mang Yono bengong tak percaya. Ia pun terus menatap akhwat binal yang kini sudah bertelanjang bulat tanpa adanya sehelai pakaian lagi.
Binal sekali dirimu mbaakkk !!!
Batin mang Yono memuji sikapnya.
Bersambung