Part #17 : Unbelievable!!
“BTW loe gk kasihan?”
“maksudnya sama Lidia?”
“Bukan Lidia, sama kontol loe, udah ngaceng gitu gk dikeluarin xixixixi”
“lah obyeknya lagi nangis gimana mau keluarin hehehehehe”
“ada koq yang gk nangis, bisa koq dijadiin penampungan..”
Gila cewek imut-imut lucu mirip IU ini nawarin memeknya!! Unbelievable!!
“No darling, I’m professional here” (nggak ah sayang, gw professional)
“For her yes, but for me? I’m not the one who hire you…” (buat Lidia bener, buat aku? Gw bukan orang yang bayar loe..) kata gladys dengan tangan digenggam seperti gemes banget sama kepolosanku.
“Next time babe.. will have enough time for it” (lain kali ya, ada banyak waktu koq)
Tiba-tiba Gladys mencium bibirku ganas, reflek kubalas dengan ganas juga, beberapa menit kami bercumbu kemudian sesaat sebelum melepaskan cumbuan kami, dia menyempatkan diri meremas kontolku dan kemudian memandangku genit sambil mengigit bibirnya.
“its big ndre..”
“compare to?” (dibandigin sama siapa?)
“common dude” (rata-rata cowok)
“not sure..” (Gk yakin sih)
“and its must be dark brown, my favorite color” (dan pasti coklat tua, warna favorit aku)
“hahahahaha”
“next time you will see both of us masturbation in front of you” (lain kali kamu akan lihat kami masturbasi di depan kamu)
“cant wait no more honey..” (wah gk bakal gw lewatkan)
“yeay!! You will see soon. It’s fun, you know?” (Yeay! Segera ya, loe tau gk itu fun bgt)
“never see before” (gk pernah lihat sih)
“ohya?? Okey then… next meeting will do” (Okey, meeting selanjutnya akan loe lihat)
“hahahahaha”
“And I’d love to see you jerk off in front of us, yeay!!” (dan gw akan seneng banget liat loe coli depan gw)
“hahahaha what a slut” (dasar cewek nakal)
“yeah we both slut girl, excuse me…. Xixixixixi’ (emang, kita berdua nakal)
Kemudian ku lihat lidia sudah kembali berpakaian dan bergabung kembali bersama kami. Wajahnya kelihatan lebih cerah dan lega.
“You are right, ndre… sex is not the most I wanted to, but the word of praise, shaking my desire.” (loe bener ndre, seks bukan yg plg penting, tapi kata-kata pujian yang bangkitin gairah gw)
“Yups… so we have two subject here, your dude and you hehehehehe” (dan sekarang ada dua subyek, laki loe ma loe sendiri)
“okey then, help us please…”
“sure Li…, okey all done here, gotta need to go” kataku sambil berdiri dibarengi Lidia dan Gladys juga ikut berdiri.
“thanks ndre…” kata Lidia kemudian cipika cipiki dengan ku
“thanks ya ndre..” kata Gladys ikutan cipika cipiki sembari meremas kontolku sekali lagi. Aku sempat menangkap Gladys mengatakan sesuatu kepada Lidia kemudian ketawa kecil dan Lidia menganga lalu ikutan ketawa.
Aku menutup pintu kamar suite itu dan menarik nafas lega..
“Huuuffttt… gila gw hampir diperkosa dua cewek” kataku dalam hati
Aku segera bergegas ke lift untuk menuju kamarku. Sekarang jam 10, aku mau istirahat sebentar sambil mengendapkan peristiwa yang baru saja aku alami. Hari sabtu ini harusnya marissa lumayan sibuk, karena hotel ada pada kondisi penuh sebentar lagi, lagian kan dia lagi ngambek, mungkin dia gk akan ganggu aku untuk sementara, jadi aku bisa menenangkan diri sejenak.
Ting tong
Pintu lift terbuka, dan ada marissa di sana sendirian.
“hi cha…”
Marissa diam
“aku gk tau kenapa kamu marah, tapi aku janjian sama siapa sejauh itu urusan konsultasi, aku gk merasa perlu untuk info siapapun termasuk kamu
Kalaupun ada yang aku info paling istriku itupun hanya info janjian. Selain dia, gk boleh ikut campur sama urusan kerjaan ku ya cha..
Kalau kamu masih mau marah silakan…. tapi aku kasih tawaran ke kamu nih… dari semalem aku lagi pengen banget jilatin memek kamu, datang ke kamarku aku bikin kamu keenakan sampe pingsan. aku tunggu 15 menit.”
“aku lagi mens..” kata marissa dingin
“semalem aku intip udah gk ada darah di pembalut kamu, tapi ya terserah sih..”
Lift berhenti di lantaiku dan marissa gk ikutan keluar.
Aku masuk kamar dan aku hitung lima belas menit berarti maksimal jam 10.35. aku rebahan sebentar. Notifikasi M bankingku berbunyi, transfer dari Lidia masuk sejumlah beberapa kali UMR, Lumayan lah untuk kerjaan nonton cewek masturbasi dan kasih advice gk sampe dua jam.
Pintu kamarku terbuka dan marissa masuk dengan wajah masih ditekuk. Aku lihat jam 10.28.
“gk usah kebanyakan drama deh.. sana naik duduk di meja,” kataku tegas ke marissa
Dan marissa menurut, dia naik duduk di meja. Aku menarik kursi dan duduk di hadapannya.
“ngangkang!” kataku lembut tapi tegas
Marissa ngangkang dengan rok kerjanya di angkat sampai ke perut, udah gk pake celana dalam. Aku menarik nafas dalam, gila bibir memek ini beneran sexy habis… dari tadi aku udah kebelet pengen jilmek, akhirnya kesampaian.
Aku mulai mendekati memeknya, dari sejak mencium memek lidia tadi, aku udah pengen lakukan ini. Aku mulai dengan mencium area seputar memeknya pelan, lalu berkali kali kudaratkan bibirku di sana dengan lembut. Aku tarik wajahku sejenak, lalu menyibakkan jembut marissa agar mendapatkan akses langsung ke memeknya lebih leluasa, dengan jariku pelan kuraba-raba clitorisnya yang diselubungi bibir labia minora panjang ini,
Sssh… el….. desah marissa mulai bereaksi
Aku menjilat area kanan dan kiri memek indah ini kemudian mulai membasahi bibir minoranya dengan lidahku, keriput-keriput lucu di sana tampak mengkilat.
Gila el.. sensasinya ssshhhhh
Aku tatap wajah marissa sejenak, matanya udah sayu, wajahnya memerah, nafasnya mulai cepat dan desahan kecil keluar dari bibirnya.
Aku minta marissa pegangin jembutnya supaya gk menghalangiku, dan tanganku mulai menyibakkan labia minoranya dan dengan perlahan kedua belah labia minora yang seperti jengger kecil itu terpisah satu sama lain, dengan satu sapuan lidah aku membasahi area dalam jengger ini yang berwarna pink dengan rona merah tua di pinggirnya
Sssshhh….. koq enak banget sih ell….
Aku rentangkan jengger marissa dan membuka tonjolan kecil clitoris pink di dalamnya. Kembali satu sapuan lidahku menghampirinya dibarengi desahan marissa lebih panjang lagi. Kemudian lidahku mulai menyusup ke bagian dalam memek ini mengambil lendir yang mulai membasahi liang vagina milik marissa.
Dengan satu gerakan ganas, kulumat bagian atas memek marissa, ku sedot kuat dan memainkan lidahku pada kelentitnya.
Aaaccchhhhhh.. marissa memekik keenakan
Aku mulai menjelajahi bagian dalam memeknya dengan lidahku semakin lama semakin liar, dan marissa mulai bereaksi dengan mengggerak gerakkan pantatnya beberapa Teknik yang aku peragakan mulai dari tusuk memek pake lidah, sedot-sedot jengger, sedot jilat dan jepit klitoris. Memek sexy itu segera kebanjiran lendir, sapuan lidah dan sedotanku sigap mencegah lendir memek marissa menetes ke meja. Marissa makin blingsatan dengan serangan barusan, tapi aku gk membiarkan dirinya menarik nafas, masih dengan ritme yang sama seranganku kulancarkan berulang-ulang. Marissa membutuhkan waktu lima menit sejak desahan pertamanya sampai akhirnya ia melepaskan pegangan tangan dari jembutnya dan menjambak rambutku menekan kepalaku ke memeknya sembari menggesek memeknya kasar pada bibirku
Aaaaccchhhhh eeellll… ssshhhh…. eelllll…. Aaaaakkkkkuuuuu kkkeeeellllluuuaaaarrrr………
Aku menegadah melihat marissa, mata kami saling bertatapan, pandangannya liar dengan nafas memburu dan wajah memerah..
Jemari marissa membelai-belai kepalaku,
“Masukin sayang…” kata marissa dengan wajah memelas.
Kuserbu lagi memeknya kali ini clitorisnya menjadi sasaranku. Jariku mulai membuka labia minora yang menutup clitoris itu dan segera lidahku melaksanakan tugasnya menjilat-jilat benda imut pusat rangsangan genital wanita secara cepat, marissa kembali blingsatan dengan ransanganku barusan pantatnya bergerak tak beraturan karena setiap kali lidahku bersentuhan dengan itilnya, ribuan volt listrik seolah menerjang otak dan menggerakkan badannya tanpa bisa dikontrol oleh marissa sendiri. Aku memutuskan menyiksanya lebih jauh, dengan bibirku area seputar clitoris aku sedot dan dalam mulutku clitorisnya kubelai-belai memutar dengan lidah. Sementara itu, jemariku mulai berperan lebih dengan masuk dalam liang basah milik marissa dan aktif membelai belai area seputar titik G-spotnya. Dalam keadaan rangsangan awal saja marissa udah kelabakan, kali ini ia benar-benar kelabakan dan berantakan. Berbagai gerakan badannya menjadi sangat random dan makin tak beraturan, pantatnya bergoyang sana sini, dan mulutnya tak berhenti meneriakkan kata-kata gk jelas.
Aaassssrrrggggg ellll… jeritnya sembari menggeram
Eeeel… maattiii ggwwwww …. Gggggiiilllaaaa maaatiiii eeenaaak gggwwwww….. tatabahasa yang selama ini selalu dijaga dalam suasana resmi hilang dari otaknya
Gilaaaa…..mmmeeemmmeeekk gwwww dikooobbeeeeellll ssshhhhh… banyak Bahasa kotor dikeluarkan tanpa kontrol yang jelas,
Aku tahu daya tahan marissa lemah, dalam waktu kurang dari lima menit marissa mengangkat pantatnya dan bergerak naik turun sendiri seolah lagi ngentotin kontolku dengan bergoyang tak beraturan. Aku melepaskan sedotanku dari area clitorisnya tapi jariku makin aktif menggosok dan menekan area g-spotnya…
Eeeeeeeeelllllllllll……… hanya kata itu yang keluar saat ia menjeritan melengking dan vaginanya menyemprotkan lendir kental yang kayaknya bercampur pipis ke arah mukaku yang segera aku tahan dengan menutup memeknya pakai tanganku agar cipratannya tidak membasahi bajuku.…
Hah!! Dia squirt!!
Sesuatu yang tidak pernah terjadi selama petualangan seksualku dengan wanita sebelumnya
Rasanya berbeda dengan cairan memek yang tidak ada rasa, cairan squirt ini teksturnya masih kental tapi agak asin.
Ia turun dari meja, menuju kasur masih dengan baju kerjanya dan meringkuk, mengigil, matanya tertutup dan wajahnya seperti orang kesakitan.
Eerrg… eerrgg… eeerrgg… suara erangan perlahan keluar dari mulut marissa
Aku pandangi GM Marketing yang baru saja takluk dengan kekuatan jurus jilmekku. Wanita tinggi, matang, cantik, putih dan dalam dress kerja resmi di kasur mengigil dihajar deraan orgame kuat yang baru saja didapatkannya.
Beberapa menit kesadaran marissa tersandera gelombang orgasmenya. Aku masih menunggu duduk di tempat yang sama tapi kali ini menghadap ke arah tempat tidur, Asyik memandangi korbanku kali ini menyerah total pada kenikmatan birahi. Gak ada kata lain selain sexy. Sexy banget!
Bersambung