Part #27 : Hari yang ditunggu tiba

Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Langit turut menyambut dengan cerah. Udara berhembus dengan segar. Wajah orang-orang pun tersenyum ceria.

Hari ini merupakan hari dimana impian seorang wanita benar-benar akan diwujudkan. Impian untuk menjadi pemuas nafsu. Tuk memuaskan birahi para lelaki yang selalu haus akan kenikmatan. Tidak ada yang menyangka. Tidak ada yang menduga. Bagaimana impian seperti itu datang dari seorang wanita yang selalu menutupi sebagian wajahnya dengan cadar ? Unik, menarik, eksotik ? Entah apa kalimat yang tepat untuk menggambarkan impian wanita cantik tersebut. Tapi inilah yang terjadi. Kejadian yang sebenarnya juga ditunggu-tunggu oleh para lelaki.

“Duh, aku kok jadi deg-degan gini yah ?” ucap wanita cantik si pemilik impian liar tersebut.

Ia tengah menunggu di dalam kamarnya. Ia duduk di dekat meja riasnya sambil menghadap ke arah cermin. Ia sudah dandan. Ia sudah siap dengan pakaian rapih. Ia sudah makan untuk mengisi energi tubuhnya. Ia sudah mandi dan pokoknya ia sudah siap semuanya demi menghadapi acara besar ini.

“Kayaknya udah pada dateng deh ? Di luar rame banget nih” kata Nayla yang kemudian beranjak dari kursinya lalu mendekati pintu untuk menguping pembicaraan di luar.

Nayla kembali beranjak dari pintu kamarnya. Ia memegangi dadanya yang besar. Terasa jantungnya berdegup cepat. Ia kemudian senyum-senyum sendiri membayangkan situasi yang akan terjadi sebentar lagi.

Ia buru-buru kembali menuju meja riasnya. Ia bercermin untuk mengecek penampilannya sendiri. Dengan hijab rapih berwarna putih yang mempunyai corak hijau ditepinya. Dengan kemeja berlengan panjang berwarna putih yang melambangkan kesucian. Dengan celana panjang berbahan kain yang tidak membentuk kaki jenjangnya. Dengan setelan jas berwarna hijau yang memiliki warna selaras dengan celana berbahan kain yang dikenakannya. Juga dengan cadar berwarna putih bersih yang memiliki warna selaras dengan kemeja longgar yang dikenakannya. Wanita cantik yang sudah bersuami itu tampak menggoda dengan tampilannya yang khas. Ia terlihat seperti seorang wanita karier yang sepertinya menjadi tema berpakaiannya hari ini. Ia semakin gugup membayangkan dirinya akan diperebutkan oleh sepuluh laki-laki sekaligus.

“Bisa-bisanya aku punya mimpi seliar ini, hihihi… Dasar mesum ! Cantik-cantik kok mesum… Nanti keenakan kaum cowok lah kalau aku jadi mesum kayak gini terus !” Lirih Nayla tertawa sendiri.​

*-*-*-*

Bagi yang membaca ini dari situs berbayar, berarti anda telah ditipu oleh orang tersebut

Sementara itu di ruang tamu rumah Nayla.

Prookk… Prokkk… Prookk

Seorang pria tua berperut tambun bertepuk tangan untuk menyambut kedatangan seseorang.

“Selamat datang mang Yono, hakhakhak… Beneran nih diundang ? Kok saya ragu” tawa pak Urip saat melihat kedatangan tukang sayur itu.

“Loh, huahaha… Kan saya diundang sama bapak sendiri ? Lupa yah ? Huahaha” tawa mang Yono.

“Oh iya juga, hakhakhak… Cuma gak nyangka aja, kok bisa sih mang Yono diundang, udah berapa kali main sama non Nayla nih sebelum kesini ?” Tanya pak Urip penasaran.

“Cuma dua kali aja… Baru dikit… Huahahaha” tawa mang Yono membanggakan dirinya.

“Hakhakhak… Lumayan lah, setidaknya udah cukup kenal sama memeknya non Nayla kan ?” Tanya pak Urip sambil merangkul bahu mang Yono.

“Lumayan pak, udah pernah nyodok sampe mentok soalnya… Huahaha” tawa mang Yono sambil memasukkan jemari telunjuk di tangan kirinya ke arah lubang yang dibuat berdasarkan ujung jemari telunjuk serta jempol yang menempel di tangan kanannya.

Saat sedang asyik-asyik mengobrol, tibalah sesosok pria tua lain yang mengenakan jaket hoodie serta celana jeans panjang berwarna biru.

“Assalamualaikum, selamat pagi semuanya… Hahahaha” tawa pak Rudi yang baru saja tiba dari puncak.

“Walaikumsalam pak, hakhakhak, jauh-jauh dari puncak kesini, ada apa nih ?” Tawa pak Urip sambil menjabat tangan pak Rudi.

“Seperti yang bapak tau lah, saya juga mau ikutan hahaha… Loh bapak juga yah, kenalkan saya Rudi” ucap pak Rudi pada mang Yono.

“Saya Yono pak, tukang sayur langganannya mbak Nayla” ucap mang Yono dengan bangga.

“Loh mbak Nayla pernah main sama tukang sayur langganannya juga yah ? Tapi gapapa, masih hebat saya yang pernah main semalaman” kata pak Rudi membanggakan dirinya sendiri.

“Semalaman ? Serius ?” Tanya mang Yono yang langsung ciut.

“”Hakhakhak… Udah, jangan banggain diri gitu di depan saya… Kalian semua jelas kalah sama saya yang hampir mencicipinya tiap hari” jawab pak Urip menyombongkan diri.

Kebetulan tak lama kemudian datanglah seorang pria tua lain lagi yang membuat ketiga peserta yang hadir menengok ke arah pintu masuk.

“Pestanya belum dimulai kan ? Saya belum telat kan ?” Ucap pria tua gendut yang mempunyai perut tambun itu.

“Loh pak Tomi, diundang juga ?” Tanya mang Yono tak percaya.

Tukang nasi goreng yang masakannya diakui oleh seluruh warga kompleks ini pun turut masuk ke ruang tamu untuk berkumpul bersama tiga peserta lainnya.

“Ya jelas dong mang Yono, kok kaget ? Lebih kaget lagi saya yang ngeliat mang Yono disini” ucap pak Tomi sambil menyalami tamu-tamu lainnya.

“Hakhakhak… Lumayan, kalau pas laper atau energi habis, ada cheff yang siap masakin kita nanti” kata pak Urip memuji kehadiran pak Tomi.

“Mau apa ? Nasi goreng ? Ayam goreng ? Tempe goreng ? Semuanya siap saya masakin untuk kalian nanti, hahaha” tawa pak Tomi senang. Ia terlihat begitu antusias. Ia tak sabar untuk menancapkan pusakanya itu ke dalam rahim akhwat bercadar itu lagi.

“Permisiii” ucap seseorang yang asalnya dari luar rumah.

“Eh siapa itu ? Ada yang dateng lagi yah ?” Tanya pak Urip yang bergegas ke teras luar. Sesampainya ia disana, ia langsung tertawa saat melihat tiga pria tua yang berdiri kebingungan. “Hakhakhak, ngapain pak diluar, ayo sini masuk”

“Nah ini orangnya… Bener kan alamatnya disini ? Tadi saya sempet ragu karena takut salah rumah soalnya… Ngowahaha” ucap seorang pria tua yang paling kurus diantara ketiganya.

“Ayo pak buruan, udah gak sabar nih saya pengen ‘make’ mbak akhwat itu lagi, hohohoho” tawa pria tua yang terlihat paling sepuh diantara ketiganya.

“Hiyahaha… Sabar dong pak, palingan mbaknya juga lagi persiapan… Kita semua bakal dapet giliran kok, iya kan pak Urip ?” Tanya pria tua yang paling gembul diantara ketiganya.

“Iya dong, kalian semua pasti bakal dapet giliran kok, apa pengen nonton aja nih ? Hakhakhak” goda pak Urip.

“Ya jangan dong, minimal sembilan sampai sepuluh celup lah biar ada kenangan dikit, hohoho” tawa si pria yang paling sepuh yang tadi terlihat paling antusias itu.

“Hakhakhak… Santai pak… Kalian semua dapet jatah tak terbatas kok buat nyelupin kontol kalian” tawa pak Urip yang diikuti ketiga pria tua itu.

“Ngowahaha, makasih banyak pak… Kontol saya sampe ngaceng nih pas denger jawaban bapak tadi” tawa si kurus, berkulit hitam dan berwajah paling jelek itu.

“Hakhakhak tenang aja, kalian gak usah khawatir… Kalian tinggal genjot aja kok nanti… Yuk masuk”

Pak Urip pun mengantar ketiga peserta itu untuk masuk menemui peserta lainnya.

“Ngomong-ngomong pak, gapapa nih bapak kesini ? Gak dimarahin sama rektor kampusnya nih ?” Tanya pak Urip sambil melihat ketiga pria tua yang mengenakan seragam satpam itu.

“Hiyahaha demi mbak Nayla, kami rela bolos kerja demi bisa nyoblos memeknya lagi” jawab satpam tergembul yang terlihat begitu bernafsu.

“Hakhakhak dasar kalian nekat, oh yah, nama kalian siapa yah ? Kok saya lupa ?” Tanya pak Urip.

“Saya Surip, pak… Hiyahaha” ucap satpam tergembul itu.

“Kalau saya Sudar, pak… Hohoho” ucap satpam tersepuh itu.

“Kenalin, saya Paul, saya dari Papua pak… Ngowahaha” tawa pak Paul yang tingginya hanya sebahu pria rata-rata..

Sesuai dugaan, ketiga satpam yang waktu itu pernah menggilir Nayla langsung disambut oleh ketiga peserta lainnya. Mereka saling mengobrol untuk berkenalan. Mereka semua terlihat bersemangat untuk menikmati rahim akhwat bercadar itu lagi.

Ada mang Yono, pak Rudi, pak Tomi, pak Paul, pak Surip sama itu yang tua siapa yak ? Oh iya si pak Sudar… Total baru ada enem nih ? Mana tiga orang lagi ? Padahal udah gak sabar pengen mulai acaranya… Hakhakhak…

Batin pak Urip setelah menghitung jumlah tamu undangan.

Seketika pak Urip menolehkan wajahnya ke arah luar setelah mendengar suara mobil berhenti.

“Bentar yah pak… Silahkan ngobrol-ngobrol dulu… Ini ada teh juga yang sudah saya buat… Kalau haus tinggal ambil aja… Kayaknya tamu terakhir udah dateng nih hakhakhak” kata pak Urip yang disambut suka cita oleh tamu undangan lainnya.

Saat pak Urip ngeluyur ke teras depan. Ia melihat sebuah mobil yang terlihat cukup mahal terparkir di depan rumah majikannya. Sesaat setelah pintu terbuka, muncullah seorang pria tua berpakaian putih dengan sorban yang menutupi rambut kepalanya yang langsung membuat pak Urip tertawa.

“Hakhakhak… Assalamualaikum ustadz” sapa pak Urip yang membuat ustadz itu tersipu malu.

Tepat di pintu seberang muncullah seorang pria tua berkulit hitam dengan badan yang cukup kekar. Pria tua kekar itu lekas menutup pintu lalu bersama sang ustadz menghampiri pak Urip yang sudah siap menunggunya.

“Walaikumsalam pak… Bisa langsung kita mulai… Saya takut kalau ketahuan orang nih” kata ustadz Burhan yang membuat pak Urip tertawa.

“Hakhakhak… Sebenernya masih sisa satu peserta lagi sih… Tapi coba nanti saya bilang dulu ke non Nayla, apakah bisa langsung dimulai, karena jam udah hampir setengah dua belas siang aja nih” kata pak Urip terkekeh-kekeh.

“Kita bisa ngobrol didalem aja gak pak ? Gak enak kalau nanti kita ketahuan” kata pak Amin selaku pembantu ustadz Burhan.

“Hakhakhak… Bisa kok bisa… Mari masuk” kata pak Urip dengan sopan.

Selagi pak Urip mengantar kedua tamu itu masuk. Para tamu undangan lainnya langsung terkejut saat melihat kedatangan seorang ustadz yang sudah dikenali oleh mereka semua. Hanya pak Rudi yang terlihat kebingungan karena kebetulan dirinya bukan berasal dari kompleks sini.

“Eh pak ustadz” kata pak Tomi yang langsung berdiri karena saking terkejutnya.

Ketiga satpam itu juga demikian. Bahkan mang Yono yang memiliki kepercayaan yang berbeda saja ikut terkejut melihat seorang ustadz yang hendak bergabung ke dalam pesta ini.

“Ini pak ustadz Burhan mau ikut gabung ?” Bisik pak Tomi kepada pak Urip. Kebetulan pak ustadz mendengarnya. Ustadz gempal itu hanya tertawa sambil menepuk bahu pak Tomi.

“Saya juga butuh hiburan pak… Gapapa kan saya ikut gabung ?” Tanya ustadz Burhan.

“Oh boleh dong… Boleh banget pak” jawab mereka semua dengan kompak.

Pak Urip yang gelisah karena tamu undangan terakhir tak kunjung datang membuat dirinya terdorong untuk membujuk majikannya agar acara bisa segera dimulai.

“Permisi pak, mumpung waktu udah makin siang nih… Gimana kalau kita mulai acaranya aja, meski masih ada satu tamu yang belum datang ?”

“Setuju pak… Kita langsung mulai aja… Biarin orang itu nyesel karena telat dateng” jawab seseorang yang membuat pak Urip tersenyum.

Dengan segera, pak Urip langsung menuju kamar majikannya untuk menanyakan perihal acara.

“Non, hakhakhak” tawa pak Urip yang langsung disambut senyuman oleh majikannya.

“Iya pak, gimana ?” Tanya Nayla yang langsung berdiri dari kursinya untuk mendatangi pembantu tuanya.

“Tinggal tamu dari non aja nih yang belum dateng ? Gimana kalau kita mulai aja… Udah makin siang nih, ntar keburu suami non pulang gimana ?” Tanya pak Urip yang membuat Nayla merenung sesaat.

“Hmm kalau gitu yaudah pak… Kita mulai aja !” jawab Nayla dengan malu-malu yang membuat pak Urip semakin gemas kepadanya.

“Hakhakhak non ini… Uuuhhhhh” kata pak Urip yang langsung meremas bokong majikannya hingga membuatnya menjerit pelan.

“Aaahh paakkk… Kok di remes sih ?” Tanya Nayla sambil menggigit bibir bawahnya dari balik cadarnya.

“Hakhakhak… Habis saya gemes sih… Ayok kita keluar” kata pak Urip sambil merangkul pinggang majikannya.

Setelah suara pintu kamar Nayla terbuka. Para hadirin yang sudah tak sabar langsung menoleh ke arah pintu tersebut. Tak lama kemudian, muncullah seorang akhwat yang sudah lama mereka nanti-nanti. Wajah pria-pria tua itu langsung membeku. Mereka semua terkesima pada aura kecantikan yang berasal dari tubuh Nayla. Posturnya yang begitu ideal, ditambah harumnya yang membangkitkan nafsu seksual, ditambah tatapan menggodanya yang membuat para joni bersiap untuk mengeluarkan rudal.

“Waaahhh cantiknyaaa”

“Gilaaa itu yang bakal kita keroyok ?”

“Anjirrr langsung ngaceng nih saya !”

“Ahhh kalau modelnya kayak gini jadi pengen make sendiri nih buat sebulan”

“Uhhhh jadi pengen saya telanjangin nih lonte !”

Berbagai komenan mesum pun berhamburan dari mulut para lelaki yang sudah sangat bernafsu itu. Akhwat bercadar yang mengenakan setelan kemeja itu hanya diam malu-malu. Para lelaki itu mulai meremas penis mereka. Bahkan ada yang sudah mencuri start dengan mengeluarkan rudal balistiknya.

“Terima kasih sudah mau datang kesini yah, pak” kata Nayla malu-malu yang disambut sorak-sorak mereka semua.

“Waaahhh lonte kita dataanggg” jawab mereka semua nyaris kompak.

“Sssttt jangan keras-keras… Ini masih siang, entar ketahuan loh” tegur pak Urip.

“Hihihi gapapa pak… Tapi jangan diulang lagi yah” ucap Nayla yang masih berdiri malu-malu tanpa menatap wajah para serigala yang sudah kelaparan itu.

Hihihi pada semangat banget sih… Mana pak Rudi udah ngeluarin senjatanya lagi !

Batin Nayla setelah memeriksa rudal-rudal mereka.

Para serigala itu kompak mengangguk. Mangsa yang sudah semakin dekat membuat mereka tak sabar untuk mengoyak rahim mangsanya untuk menanamkan biji benih di dalamnya.

“Hakhakhak… Oke dengan ini , pesta kita dimulai !” Kata pak Urip yang langsung mendorong Nayla ke arah serigala-serigala yang kelaparan itu.

“Aaaahhh” jerit Nayla saat terdorong.

Untungnya mang Yono langsung menangkapnya. Tukang sayur yang tidak menyunat penisnya itu langsung meremas bokong montoknya dikala dirinya sedang berdiri berhadap-hadapan.

“Mmmpphhh” desah Nayla dengan kuat.

“Ayo pak jangan dipake sendiri dong… Kita juga mau nih” kata pak Tomi mupeng.

“Huahaha, maaf pak… Nih saya puter balik… Yuk kita grepe-grepe dulu akhwat lonte ini” ujar mang Yono setelah membalikkan tubuh akhwat bercadar itu.

“Mmmpphhh… Mmpphh pakk… Mmpphh pelaaann” jerit Nayla saat tangan pak Tomi langsung meremasi dada bulatnya.

“Hahaha gila… Susunya kenyel banget… Kayaknya makin gede nih !” Ujar pak Tomi bersemangat.

“Waaahhh iyaaa… Ini sih lebih kenceng dari yang waktu itu… Ayok pak sini, kita puasi lonte ini” ajak pak Sudar yang sedang meremasi payudara satunya.

“Aaaahhh… Aaahhh… Aaahhhh… Baru digesek-gesek aja udah seenak ini” desah mang Yono yang menggesekkan pinggulnya ke bokong Nayla yang masih tertutupi celananya.

“Wahh sampai penuh… Ngowahaha… Kita kocok dulu kali yah buat ngencengin kontol kita” ujar pak Paul, si satpam kurus berkulit hitam yang langsung diikuti oleh tamu-tamu lainnya.

“Mmmpphh paakk… Mmppphh… Mmpphhh aaaahhhh” jerit Nayla saat dilecehkan oleh kedelapan laki-laki itu.

Nayla mendesah, dikala susunya terus diremas-remas. Dikala bokongnya terus digesek-gesekkan. Matanya melihat sekitar tuk memperhatikan bentuk penis-penis mereka yang sedang dikocoki.

Nayla menenggak ludah. Ia tak menyangka, akhirnya impiannya bisa terwujud di hari ini.

Aaahhh… Aaahhhh… Jadi seperti ini rasanya ? Ouhhh enak banget… Ayo kocok terus paaakk… Liat aku yang sedang dilecehi ini… Aku pemuas kalian… Puasi aku dengan nafsu-nafsu kalian, paak !

Batin Nayla yang sampai merinding dibuatnya.

Mang Yono yang puas langsung mengoper Nayla ke arah kelompok yang sedang beronani itu. Nayla langsung dipaksa berlutut, penis-penis itu pun didekatkan ke wajahnya agar sensasi kepuasannya bisa lebih terasa.

“Aaaahhh… Aaahh… Ayo kocok ini mbaakk… Kocok kontol saya” pinta pak Paul yang langsung memberikan rudal hitam yang tak disunatnya itu ke Nayla.

“Mmpphh iyaahh paakk… Mmmpphh gede bangettt” goda Nayla sambil mengocoknya dengan tangan kanan.

“Aaahh… Aaahhhh… Saya juga dong… Saya juga mau mbaakk” pinta pak Tomi sambil memberikan penis gemuknya ke Nayla.

“Mmpphhh iyaah pakk, sabaarrr” desah Nayla saat mengocoknya menggunakan tangan kirinya.

Kedua tangannya pun sibuk mengocok kedua penis itu. Mulutnya juga bekerja dengan mengeluarkan nada yang menggoda. Para lelaki pun senang dengan pelayanannya. Mereka semua terus mengocok penis mereka sambil mendekatkannya ke wajah cantik Nayla.

Hakhakhak… Yak kayak gitu… Lecehi dia… Puasi diaaa !!!

Batin pak Urip senyum-senyum sendiri sambil mengabadikan pelecehan mereka. Tangannya terus memegangi handycam-nya. Ia tertawa melihat majikannya yang begitu binal di hari ini.

Hakhakhak… Pasti bakal jadi pesta sex terbaik sepanjang masa nih !

Ujar pak Urip dalam hati.

“Aaahhhh… Aaahhh… Terima ini mbaakk… Aaahhhh” desah pak Amin selaku pembantu pak ustadz yang menempelkan penisnya ke arah cadar Nayla.

“Aaaahhh… Aaahhh… Buka mulutnya… Masukin kontol saya ke mulutmu, ukh” ujar pak ustadz yang mau tak mau dituruti oleh Nayla.

“Mmpphh… Iyaahh ustadzz… Mmpphhh” desah Nayla sambil menyepong penis ustadznya.

Tangan Nayla pun sibuk mengocoki penis-penis mereka secara bergantian. Setelah penis pak Tomi & pak Paul nyaris berdenyut, tangannya pun berpindah dengan mengocoki penis pak Sudar dan pak Surip. Kedua satpam itu sampai mengerang keenakan.

“Aaaahhhh… Aaahhh… Terusss mbaakk… Terussss” desah pak Surip.

“Mmpphh iyaahh paakkk… Mmpphhh” desah Nayla yang kesulitan saat mulutnya tersumpal penis pak ustadz.

“Gantian saya dong mbak… Uuhhhhhh” desah pak Amin yang kali ini dapat giliran memasukan penisnya ke mulut Nayla.

“Iyaahh paakkk… Mmpphh… Mmpphhh” desah Nayla kewalahan.

Sodokan penis pak Amin yang agak brutal membuat tangan Nayla berhenti mengocok kedua penis satpam itu. Mata Nayla bahkan sampai memejam. Ia bertahan sekuat tenaga tuk melayani penis hitam kekar yang keluar masuk di mulutnya.

“Aaahhh yaahhh… Aaahhh… Aaaahhhh” desah pak Amin merem melek.

“Mmpphhh pakk… Mmppmm… Mmpphh pelaann pakk” desah Nayla kewalahan.

Kesal karena penisnya dibiarkan, kedua satpam itu menarik diri tuk membiarkan Nayla dilecehi tukang kebun yang kekar itu.

Nayla yang sedang dikelilingi oleh mereka yang masih asyik mengocok penis masing-masing semakin tak berdaya. Kepala mungilnya didekap. Pinggul pak Amin bergerak maju mundur dengan cepat. Liurnya bahkan sampai menetes jatuh. Yang bisa ia lakukan hanya mengerang membiarkan penis hitam itu bergerak bebas di mulutnya.

“Aaahhh… Aaahhh… Aaahhhh… Uhhhh ini pak ustadz” ujar pak Amin saat mengoper Nayla.

“Makasih paakk… Aaahhh yaahhh… Aahhh nikmatnyaa… Ouhhh mantap sekalii mbaak… Aaaahhhh” desah pak ustadz yang kali ini kedapatan mulut Nayla.

Para hadirin yang melihatnya jadi bersemangat saat melihat seorang ustadz sedang memperkosa mulut seorang akhwat bercadar. Hal yang selama ini hanya bisa dijadikan bahan fantasi, kini terjadi didepan mata mereka sendiri. Mereka pun semakin menggila. Mereka semakin mengocok penis mereka dengan cepat.

“Mmpphhh ustadzzz… Ustadddzz… Mmpphhh… Mmmpphh” desah Nayla pasrah.

“Aaahhh… Aaahhh… Aaahhh mantapnyaaa… Aaahhh… Aahhh yaahhh” desah pak ustadz saat menahan kepala Nayla lalu pinggulnya bergerak maju mundur dengan cepat.

“Mmpphh ustaddz… Mmpphh… Mmmpphhh… Uhukkk… Uhukkk” Nayla langsung terbatuk-batuk setelah mulutnya dipaksa menelan penis gemuk itu sebelum ditariknya kembali oleh pemiliknya.

“Tuh giliran siapa lagi ? Hahaha” tawa seorang ustadz yang sudah tersesat itu. Sikapnya terlihat berbeda. Ia seperti dirasuki oleh iblis saja. Sepertinya ia sudah memendam sifat mesumnya ini selama bertahun-tahun, lalu melampiaskannya pada Nayla sekarang.

“Oke, berarti sekarang gilirannya saya !” Ujar pak Rudi, si penjaga vila perkasa itu. Ia memaksakan penisnya masuk ke dalam mulut Nayla. Ia pun mendorong kepala belakang Nayla ke arah selangkangannya hingga penis itu langsung masuk ke titik terdalam mulut Nayla.

“Uhhhh rasakaannn inniii !!!” Jerit pak Rudi puas.

“Mmpphhh paaakkk” desah Nayla sambil memukul-mukul paha pak Rudi.

Cukup lama Nayla dipaksa untuk menelan penis kekar itu. Kerongkongannya tertusuk. Rasa mual mulai menghampiri perutnya. Untungnya pak Rudi segera menarik penisnya karena nyaris mendapatkan klimaksnya.

“Aaahhh puasnyaaa… Hahaha… Ayok selanjutnya” kata pak Rudi puas.

“Uhhukk… Uhhuukkk” Nayla terbatuk-batuk.

“Sayaa… Sayaaa” kata pak Tomi bersemangat.

Tukang nasi goreng bertubuh gendut itu langsung membenamkan penisnya ke dalam mulut Nayla. Penisnya itu menyodok-nyodok tiap rongga di mulut Nayla. Berulang kali pipi Nayla menggembung. Pak Tomi seperti sedang menyikat mulut Nayla menggunakan penisnya saja.

“Uuuhhhh mbaaakk”

Sama seperti pak Rudi, ia langsung menarik penisnya karena hampir keluar.

“Uhhuukk… Uhukkk… Paaakkk” Nayla terus terbatuk-batuk hingga wajahnya menunduk.

Tiba-tiba dua laki-laki mendekat. Saat Nayla menaikkan wajahnya, ia terkesima karena ia sudah disodori oleh dua penis hitam yang tak disunat oleh pemiliknya. Nafsunya makin lama makin meningkat. Nayla bahkan langsung menggenggamnya tanpa diminta oleh pemiliknya.

“Aaahhh mbaaakk” desah pak Paul & Mang Yono secara bersamaan.

“Uhhhh… Uhhh… Dasar kalian yaahh, memperlakukan aku seenaknya… Aku bukan properti yang bisa kalian pakai sesukanya… Aku juga butuh kepuasan… Sekarang giliranku untuk memuasi kalian” kata Nayla sambil mengocoki kedua penis tak disunat itu.

Sontak para lelaki langsung bersemangat melihat kebinalan Nayla yang semakin menjadi. Mereka semua langsung menelanjangi diri. Nayla jadi lebih bersemangat melihat tamu-tamunya yang sudah menanggalkan pakaian mereka.

“Hihihi kalian ini, bikin aku makin semangat deh !” Desah Nayla yang membetot kedua penis itu dengan keras.

“Aaahhh mbaakk… Aahhh… Aaahhhh… Gilaaa kuat banget kocokannya… Aahhh gawaatt… Aaahhh” desah pak Paul keenakan.

“Aaahhh teruss kayak gini mbaaakk… Aaahhh mantapnyaa… Aahh yaahh” desah mang Yono merinding keenakan.

“Hihihi enak yah ? Tapi ini belum seberapa loh… Mmmpphhh” desah Nayla yang langsung memasukkan penis mang Yono ke mulutnya.

“Aaaahhhh mantapnyaaa… Aaahhh anget banget mulutmu mbaaakk” jerit mang Yono keenakan.

“Saya juga dong mbaakk… Saya kan maauu… Aaaaahhhh” kali ini giliran pak Paul yang menjerit. Penisnya secara bergantian dikulum. Satpam kurus itu langsung merem melek keenakan. Ia merinding merasakan sensasi liar ini.

Aaahhh… Aaahhh… Gilaaa .. Rasanya lebih enak daripada sepongannya mahasiswi itu… Uhhhh ! Yang punya pengalaman emang beda !

Batin pak Paul puas.

Saat mulutnya sedang asyik menyedot-nyedot penis pak Paul, tiba-tiba ia menarik penis mang Yono untuk masuk ke dalam mulutnya.

“Uhhhhhh mbaaakkk !” Desah mang Yono.

“Wuihhh gilaaa… Mulutnya mbak Nayla sampai penuh dijejeli dua kontol gak disunat itu !” Ujar pak Rudi kagum pada kebinalan Nayla.

“Mmpphhh… Mmmpphh enakkk… Mmppphh” desah Nayla dengan binal.

Mang Yono & pak Paul sebagai pelaku yang mengalami kejadian langsung terus mendesah keenakan. Wajah mereka menunduk tuk mengabadikan momen mesum itu menggunakan kedua bola matanya. Mereka hanya bisa mengerang. Mereka merasa beruntung karena sudah diundang untuk mengikuti pesta ini.

Ploppp !

“Mmpphhhh aaahhh… Hah… Hah… Enak banget kontol kalian” puji Nayla setelah puas mengulum kedua penis tak disunat itu.

“Ngowahaha pastinya mbak… Saya lebih puas karena sudah diservis sama mbak” kata pak Paul puas.

“Saya juga… Say . . .” Belum sempat mang Yono menuntaskan kalimatnya. Tiba-tiba ia melihat sosok pria tambun mendekat. Pria itu terlihat buas. Nayla pun langsung dipaksanya berdiri lalu didorongnya hingga punggungnya mengenai tembok rumah.

“Uuhhhh paaakk” desah Nayla.

“Hakhakhak… Puas main sama mainan barunya, non ?” Tanya pak Urip sambil menatap wajah Nayla dengan jarak yang begitu dekat.

“Heeem pak, aku puas banget… Aku juga gak sabar buat mainin kontol bapak lagi” desah Nayla sambil tangannya mengelus-elus pusaka pak Urip yang masih tersembunyi dibalik celananya.

“Hakhakhak… Kalau gitu, giliran saya tuk memuasi non yah” kata pak Urip yang tiba-tiba menurunkan resleting celana Nayla hingga celana berbahan kain itu langsung melorot ke lutut. Tak cukup disitu, mulutnya yang begitu haus akan cumbuan akhwat bercadar itu juga langsung menyosor bibirnya hingga Nayla yang tak siap dipaksa untuk mengalah demi melayani nafsu pembantu bejatnya.

“Mmmpphhh paaakkk”

Mulut Nayla dicumbu. Bibirnya dicium dengan penuh nafsu. Bibir mereka bertubrukan. Bibir mereka saling dorong-dorongan. Nayla yang tak berdaya lekas memeluk tubuh tambun pak Urip. Dada mereka bergesekan. Dada empuknya terhimpit oleh dada gemuk pria tambun itu.

“Mmmpphhh nikmatnya bibir manismu… Mmpphh puas sekali rasanya bisa mencium bibirmu lagi, non” desah pak Urip penuh nafsu.

“Mmmpphhh aku juga paakk… Terus cium aku… Terus cumbui aku paakk… Mmpphhh” Nayla membalas cumbuannya. Bibirnya dengan penuh nafsu menjepit bibir bawah pejantannya. Pak Urip membalas dengan menjepit bibir atas pemuas nafsunya. Mereka saling hisap-hisapan. Bahkan lidah mereka saling keluar untuk masuk ke mulut lawan main mereka.

Percumbuan yang semakin panas itu menarik perhatian para tamu undangan. Memang kalau sudah bergelut dengan empunya, rasanya jadi beda. Nayla terlihat lebih bernafsu. Hal itu yang membuat mereka iri pada pria tua bertubuh tambun itu.

“Mmpphh paakk… Aaahhh… Aaaahhhh”

Cumbuan Nayla terlepas saat vaginanya tiba-tiba dimasuki oleh jemari-jemari gemuk pembantu tuanya itu.

“Hakhakhak… Gimana rasanya, non ?” Tawa pak Urip sambil terus mengobok-obok rahim Nayla yang masih tertutupi celana dalamnya. Wajahnya pun tersenyum melihat raut wajah Nayla. Terlihat Nayla begitu bernafsu. Nayla tak kuasa menahan nikmatnya kocokan yang dilakukan oleh pria mesum itu.

“Aaahhh enakkk… Enaakk paakkk… Aaahh yahhh… Aahhh terussss” desah Nayla ketagihan.

“Hakhakhak… Liat kalian… Liat lonte ini memohon ke saya untuk terus dikocok !” Tawa pak Urip merendahkan Nayla.

“Ngowahaha dasar lonte… Dicolmek malah nagih !” Hina pak Paul selaku satpam terkurus.

“Hohoho gila nih lonte, nafsuin banget !” Ujar satpam sepuh yang semakin bersemangat itu.

“Luar biasa ! Baru kali ini nemu akhwat yang mesum kayak gini !” Ujar pak ustadz tak menyangka.

“Aaahhh… Aaahhh enaakkk… Aaahh enakk bangett paakk… Aaahhh terusss… Teruss… Memek aku gatel banget paaaakkk” jerit Nayla sampai merinding keenakan.

“Huahaha gila mbak Naylaaa… Ayo mbak, jerit yang keras !” Ujar mang Yono menyemangati.

“Aaahhh… Aaahhh gilaaa… Gak salah saya ngefans ke mbak… Mbak ini emang bakat ngelonte yah !” Ujar pak Amin takjub. Ia berulang kali mengocok penisnya lalu berhenti. Ia terus melakukannya dan baru berhenti saat mau keluar saja.

Bunyi kocokan air terdengar semakin keras. Pak Urip tanpa henti terus membanjiri rahim majikannya. Nayla yang pasrah pun hanya bisa mendesah. Ia terus menikmatinya tanpa merasa malu saat dilihati oleh delapan laki-laki lainnya.

“Hakhakhak… Udah makin basah nih… Udah siap buat ngentot, non ?” Tanya pak Urip yang disambut riuh okeh seluruh peserta.

“Yeesss akhirnya… Yang ditunggu-tunggu tiba” ujar pak Sudar si satpam gembul.

“Aaaahhhh… Hah… Hah… Hah… Eehhh paakk” desah Nayla yang langsung dibalikkan hingga dirinya bertumpu pada dinding dihadapannya.

Celananya dilepas oleh pak Urip. Celana dalamnya juga dicopot oleh pak Urip. Dalam sekejap, akhwat cantik berkemeja itu sudah tidak mengenakan apa-apa dibagian bawahnya.

Serigala-serigala itu takjub melihat Nayla yang sudah bottomless. Mereka pun lebih takjub lagi saat pak Urip yang sudah memelorotkan celananya langsung datang tuk menancapkan pusaka sucinya.

“Hakhakhak… Uhhh mulusnya bokongmu ini non” kata pak Urip yang rupanya memilih untuk tidak langsung menghajarnya. Ia pun mengusapi bokong Nayla sebelum menamparnya dengan kuat.

Plaaakkk !

“Aaahhh paakk” jerit Nayla. Wajahnya pun menoleh ke belakang. Ia begitu malu saat dilecehi didepan para lelaki yang sedang mengantri itu.

“Maaf yak, saya duluan… Saya juga udah gak tahan pengen nyelupin memeknya… Hakhakhak” tawa pak Urip yang langsung memasukkan penisnya ke dalam rahim Nayla.

Jleeebbb !

“Uuuhhhh paakk… Pelaannn… Aaaahhh yaaahhh” desah Nayla sampai terdorong maju saat penis pak Urip melakukan penetrasi ke dalam vaginanya.

“Woaaaahhhh” para tamu undangan bersorak. Mereka takjub melihat penis sebesar itu bisa masuk seluruhnya ke rahim Nayla.

“Aaaahhh mantapnyaaaa… Uuhhhh mmpphhh… Uhhhhhh mmpphhh” desah pak Urip saat melakukan teknik tarik ulur.

Beberapa kali ia sempat menarik penisnya mundur sebelum menghempaskannya dengan kuat. Lagi, ia melakukannya lagi. Hal itu jelas membuat Nayla kelelahan padahal dirinya belum mulai digenjoti oleh pembantunya.

“Uuhhh paakk… Uhhhh paaakkk… Aaahhhh… Aaaaahhhhh” desah Nayla saat dirinya merasa ujung gundul penis pembantunya sudah menyentuh titik terdalam rahimnya.

“Uuhhhh puasnyaaa… Memek akhwat emang gak ada obat… Enaknya kebangetan !” Kata pak Urip yang langsung bergerak menggenjoti rahim akhwat binal itu.

“Aaahhh paakk… Aaahhh… Aahh yaahh… Aaahhh” desah Nayla sambil memejam.

Para tamu hadirin semakin berhati-hati dalam mengocok penisnya. Mereka takut kalau diri mereka akan keluar duluan karena tak kuat dengan kebinalan yang sedang Nayla lakukan.

“Aaahhh mantapnyaaa… Aaahhh dasar binaall… Bisa-bisanya ngundang beberapa laki-laki tuk menonton kebinalan dirimu !” Ujar pak Urip bernafsu.

“Aaahhh… Aaahhh… Itu udah menjadi impianku paaak… Aaahhh ayo nikmati aku… Nikmati tubuhku yang sudah kotor penuh dosa ini… Aahhh… Aaahhh” desah Nayla sambil terus bertumpu pada tembok rumahnya.

“Aahhh dasar lonte… Dasar akhwat hina… Dasar pelacur murahan… Hakhakhak !” Ejek pak Urip tuk memuaskan fantasinya.

“Iyaahhh… Iyaahh… Aku memang seperti itu paak… Aku pantas mendapatkannya… Ayo sodok aku… Puasi birahiku paaakkk” desah Nayla yang membuat para tamu undangan merinding dibuatnya.

Mereka jadi semangat mengocok. Mereka juga tak sabar untuk menanti giliran mereka untuk menyodok.

“Aaahhh nikmatnyaaa… Aahh gawaatt… Aahhh mauu keluaarrr… Uuhhhhhh” kata pak Urip buru-buru menancapkan penisnya dalam-dalam lalu menariknya sebelum cairan spermanya keluar duluan.

“Uhhhh paaakkk” desah Nayla saat terdorong sesaat.

“Fiyuh nyaris aja… Tuh next siapa yang mau nyodok !” Tanya pak Urip.

“Saya… Sayaa…” Untungnya pak Surip si satpam gembul dengan tanggap segera meresponnya. Ia pun mendapatkan gilirannya segera. Ia dengan penuh semangat langsung mengambil posisi. Penisnya yang gemuk pun mulai masuk membelah rahim akhwat bercadar itu.

“Uuuhhhhh paaakkkk” jerit Nayla merasakan nikmatnya.

Nafsu yang sudah di ujung tanduk membuatnya segera menggerakkan pinggulnya dengan cepat. Dikala tangannya mendekap kemeja yang akhwat itu kenakan, pinggulnya bergerak maju mundur tuk melampiaskan nafsu yang sudah tak tertahankan. Nafasnya terengah-engah. Ia menyodoknya seolah dirinya tidak mempunyai waktu lagi.

“Aaahhhhh… Aaahhhh… Aaahhhh mantaappp !!!” Desah pak Surip yang buru-buru mencabutnya karena takut kelepasan.

“Aaahhh paaakkk” desah Nayla kelelahan setelah menjadi objek pelampiasan para tamu di rumahnya.

“Hahaha… Mantap sekali, gak ada waktu buat istirahat yah mbak… Sekarang waktunya giliran saya !” Ujar Pak Rudi yang langsung mengambil posisi.

“Uuuuhhhhhh paakk… Tungguu… Uhhh tunggu paakk… Aaahhhhh” jerit Nayla.

“Hahahha gak ada waktu buat tunggu-tunggu… Waktu adalah uang, sayang ! Hennkkghhh !!” desah pak Rudi yang langsung menancapkan penisnya dalam-dalam. Tak butuh waktu lama, pinggulnya langsung bergerak tuk menggempur rahim bidadari bercadar itu.

“Aaahhhh… Aaahhhh… Aaahhhh paaakkk” desah Nayla terdorong maju mundur.

Meski susunya masih terbungkus kemejanya dengan rapih. Orang-orang yang menontonnya di sebelah dapat melihat dengan jelas pergerakan susu gantungnya yang bergoyang maju mundur. Orang-orang yang belum mendapat giliran jadi semakin tidak sabar. Mereka hanya bisa beronani menikmati apa yang sedang pak Rudi lakukan saat ini.

“Aaahhhh… Aahhhh… Aaahhhh gawaaatt !” Kata pak Rudi yang buru-buru mencabutnya.

“Uuuhhhh paaakkkkkk” Nayla terus saja menjerit saat digilir oleh tamu-tamu pilihannya.

“Akhirnya giliran saya juga… Dah gak sabar saya pengen menikmati memek rapetmu lagi, mbak” kata pak Amin, si pria tua kekar yang sangat mengidolakan akhwat bercadar itu.

“Aaaahh paakkk daleemm bangeeettt !!!” Jerit Nayla yang lagi-lagi terdorong maju.

Agak berberda dengan pria-pria yang baru saja menggilirnya. Tenaga yang pak Amin keluarkan sungguh luar biasa. Tubuhnya yang kekar dengan penisnya yang bak gada besi itu membuat Nayla dapat merasakan gesekannya yang merangsang gairah.

Nayla bahkan sampai menyempatkan diri untuk menoleh ke belakang guna menikmati tubuh telanjang yang sedang pak Amin perlihatkan.

“Aaaahhhhh… Aaahhhhh… Aaahhhhh… Nikmat sekali memekmu ini… Ouhhh gak nyangka saya bisa dapet kesempatan ini lagi !” desah pak Amin puas.

“Aaahhhh… Aaahhhh… Iyaahh paakkk… Mmpphhh… Saya juga gak nyangka… Tolong percepat paakk… Yang kuat… Aku butuh tusukan bapak yang bisa bikin aku teriak-teriak, pak !” Protes Nayla karena pak Amin tidak langsung tancap gas dalam menyetubuhinya.

“Aaahhhh… Aaahhhh… Yang seperti ini maksudmu, mbak !” Desah pak Amin dengan beringas.

“Aaahhhh iyaahhh… Iyaahhh… seperti ituu… Aaahhhhh” Jerit Nayla dengan keras.

“Aaaahhhh gilaaa… Aahhhh mantep bangett… Aahh yaahh… Aahhhh… Aaaaahhhh” Lagi-lagi ia buru-buru mencabut penisnya. Pak Sudar si satpam sepuh langsung mengambil posisi tuk menikmati hadiah surgawinya.

“Hohohoho… Siap-siap yah mbaakk… Aaaaahhhhh” jerit pak Sudar sambil memejam.

“Mmppphhh paaakkk”

Meski pak Sudar tidak bertubuh kekar. Meski tubuhnya terlihat lebih lemah ketimbang peserta-peserta lainnya. Fakta kalau pak Sudar sudah sangat tua sudah cukup untuk membuat Nayla merasakan sensasi tuk melampiaskan fetish seksualnya.

Ia bahkan dengan suka rela menatap wajah tuanya saat tubuhnya didorong maju mundur oleh penis keriput itu.

“Aaaahhhhhh… Aaahhhh… Iyaahh liat sini mbaakk… Tatap mata sayaa… Aahhh nikmat sekali memekmu mbaaakkk !” Desah pak Sudar yang langsung tancap gas.

“Aaaahhhh… Aaahhh… Iyaahh paakk… Teruss sodok aku… Tusuk yang dalem paak… Aahhhh… Aaahhhh” desah Nayla menikmati.

Tangan pak Sudar bahkan bergerak tuk meremasi dadanya dari luar kemeja yang dikenakannya. Nayla mendesah keenakan. Sensasinya semakin memuncak saat pria tua itu menyentuh titik tersensitifnya.

“Aaahhh iyaahhh… Aaahhhh… Aaahhhhh… Uuuhhhhh yaahhhh” Lagi-lagi pak Sudar menarik penisnya duluan tuk membiarkan peserta lain menikmati rahim bidadarinya.

“Ngowahaha… Buru-buru amat sih pak” kata pak Paul, si satpam hitam legam bertubuh kurus dan berpostur pendek itu.

Penisnya yang tak disunat itu menarik perhatian Nayla. Ia bahkan sampai memejam membiarkan pria yang tak sekeyakinan itu menikmati tubuh indahnya.

“Aaaaahhhh mantapnyaaaa” desah pak Paul sambil menggelengkan kepala tak percaya.

Sambil memejam satpam mesum itu mulai menggerakkan pinggulnya. Membayangkan dirinya menjadi orang kesekian dalam menggilir rahim akhwat ini semakin menambah fantasi seksualnya. Kedua tangannya meremas bokong mulus Nayla dengan kuat. Sodokannya juga diperkuat. Sodokannya juga diperdalam yang membuat akhwat itu mengerang kenikmatan.

“Aaaahhh yahhh… Aahhh paak… Aahhhh dalem bangeettt ouuhhhhh” desah Nayla sambil memperkuat tumpuannya pada tembok didepannya.

Pak Paul menggenjotnya dengan cepat. Pinggiknya bagaikan dinamo yang terus bergerak tanpa merasa lelah.

“Aaahhh bahaya, tuh pak ustadz, giliran bapak !” Kata pak Paul membiarkan pria sholeh itu mengambil gilirannya.

“Hahahah terima kasih yah… Aaaahhhhhh” Ustadz bertubuh gempal itu tersenyum saat penisnya melesat masuk menembus rahim bidadari bercadar itu.

“Aaahhh yaaahhh” Nayla lagi-lagi menjerit. Entah sudah orang keberapa yang telah menggilir tubuhnya. Masalahnya, durasi persetubuhan yang relatif singkat namun tergolong intens itu membuat dirinya kesal. Soalnya saat dirinya mulai menikmati tiba-tiba mereka menghentikan laju pinggulnya dengan dalih mengganti giliran. Nayla pun berharap dirinya segera disetubuhi seperti biasanya. Ia ingin disodok lebih lama. Ia ingin mendapatkan sentuhan nikmat dari penis-penis pejantannya yang dapat membuatnya puas.

“Aaahhh ukhhh… Aahhhh binal sekali dirimu yah… Saya kira kamu nakalnya ke saya aja… Rupanya ada 8 pria lain yang senasib dengan saya !” kata pak Ustadz dengan kesal.

“Aaahhhh… Aaahhhh… Sebenarnya lebih dari itu pak ustadzzz… Ada banyak laki-laki lain yang pernah menikmati tubuhku” Desah Nayla saat mengaku.

“Apa ? Dasar akhwat gila ! Tapi gapapa… Ukhty itu masuk fantasi saya kok… Aaahhhhh… Aaahhh” desah pak Ustadz dengan puas.

“Aaaahhhh… Aaahhhh… Oh yah ? Mmpphhh aku jadi seneng deh dengernya” desah Nayla.

“Iyaahhh… Soalnya lonte bercadar sepertimu harusnya hanya ada di cerita aja… Gak nyangka ternyata beneran ada… Terima kasih sudah mengundang saya tuk menghadiri pesta ini yaahh… Uuuhhhhhh” desah pak Ustadz sambil menusuk penisnya dalam-dalam.

“Aaaahhh paakkkkkkkk” Nayla terdorong maju. Ustadz mesum itu lekas melepas penisnya tuk memberikan posisinya pada peserta lainnya.

“Akhirnya giliran saya tiba juga… Apa kabar mbak ? Udah lama kontol saya gak nyelip di memekmu… Huahahhaa” kata mang Yono sambil menancapkan penisnya.

“Uuuuhhhhhh maaanggg… Aku baikkk… Iyahh baikk… Aaahhhhh… Aaahhhhh” desah Nayla yang semakin kelelahan.

“Huahahha kalau gitu kita samaan mbak… Kabar saya juga lagi baik… Apalagi pas lagi nyelipin kontol ke memekmu ini… Huahahahha” tawa mang Yono puas. Ia lalu menarik kedua tangan Nayla ke belakang. Ia juga mengubah posisi Nayla memutar hingga membelakangi tembok.

“Uuhhhhhh… Uhhhh pelaannnn… Pelaannn maanngg… Aahhhh kebiasan mamang kalau genjot aku kenceng banget siihhh” desah Nayla yang jadi teringat persetubuhan pertamanya di rumahnya.

“Huahahha… Itu sudah menjadi keharusan mbak… Genjot mbak kalau gak kenceng ya mana bisa puas… Aaahhh… Aaahhhh” desah Mang Yono yang malah mempercepat sodokannya.

“Aaahhhh tapi maanngg… Ini berlebihann… Aku sampai aahhhhh… Aaahhhhhh” desah Nayla sampai kesulitan berkata-kata gara-gara sodokan tukang sayur mesum itu.

“Huahhaha sampai apa mbak ? Sampai nagih yah… Sebenarnya saya mau lama-lama, tapi kasian pak Tomi belum dapet giliran… Nih pak… Saya udahan duluuu… Uuuhhhhhh” desah mang Yono sambil menancapkan penisnya dalam-dalam.

“Aaaahhhhh paaakkkkk” Desah Nayla dengan keras.

Tepat setelah mang Yono melepas pegangannya pada Nayla, Nayla yang nyaris terjatuh langsung ditangkap oleh pria bertubuh tambun yang merupakan tukang nasi goreng itu.

“Hahahaha capek ya mbak daritadi digenjot terus ? Sekarang gantian deh, mbak yang goyang saya yang diem yah” kata pak Tomi sambil mengambil posisi tiduran di lantai.

Nayla yang sebenarnya sudah sangat lelah terpaksa melayani tukang nasi goreng itu. Sudah menjadi resiko untuk melayani sembilan orang sekaligus. Tapi ia tak menyangka kalau rasanya akan selelah ini. Nayla yang mulai berkeringat segera menurunkan tubuhnya untuk menyelipkan penis hitam itu ke dalam lubang kenikmatannya.

“Uuuhhhh paakkkkk” Jerit Nayla saat kelamin mereka kembali bertemu.

Udah yang keberapa ini ? Ini yang kesembilan yah ? Ini yang terakhir yah ? Jadi, mereka semua udah ngerasain memek aku dong ? Mmpphh gak nyangka impian aku terwujud juga… Meski capek, aku harus tanggung jawab nih, aku gak boleh ngebiarin mereka kecewa gara-gara gak puas dengan layanan servisku…

Batin Nayla bertekad untuk memuaskan semua tamu undangannya.

“Aaaahhhh paakk… Aaahhhh… Aaahhhhhh” desah Nayla sambil menatap mata tukang nasi goreng itu. Tubuhnya bergerak naik turun. Susunya yang masih tersembunyi itu bergondal-gandul mengikuti goyangannya yang amburadul.

“Aaahh yahh seperti itu mbaakk… Aahhh goyang terus… Goyang yang enak… Hahahha” tawa pak Tomi puas.

“Aaahh iyaahhh paaakk… Aahhh gimana ? Enakk ? Aahhhh… Aaahhhh” desah Nayla yang bergoyang maju mundur. Goyangannya pun berpindah menjadi naik turun. Terkadang goyangannya memutar searah dengan jarum jam. Terkadang hanya bergoyang ke kanan dan ke kiri. Nayla asal bergoyang, hal itu yang membuat penis pak Tomi berada diambang bahaya karena nyaris patah.

“Aaahhhh… Aahhhh… Enak banget kok mbaakk… Aahhh yahhh… Aahhhhh” Desah pak Tomi sambil mengelusi paha mulusnya.

“Gila mulus banget pahamu mbak… Beruntungnya saya bisa menikmati memekmu lagi !” Lanjut pak Tomi.

“Aaahhhh… Aahhh enggak pak… Harusnya aku yang beruntung… Terima kasih udah mau dateng tuk memuasiku paakkk… Aahhhh… Aaahhhh” desah Nayla yang semakin berkeringat.

Rasa gerah yang melanda membuatnya segera melucuti jasnya. Ia juga melepas satu demi satu kancing kemejanya yang membuat tamu undangan lainnya yang sedari tadi mengelilinginya tak sabar untuk melihat apa yang berada di balik pakaian Nayla.

Satu kancing terlepas, dua kancing terlepas, belahan dadanya yang sungguh dalam mulai terlihat. Para penonton yang dibuat penasaran mulai meneteskan air liurnya. Kocokan mereka semakin cepat. Tak terkecuali pak Tomi yang sedang digoyang oleh pinggul ramping akhwat binal itu. Matanya terpaku pada belahan dadanya. Ia tak sabar untuk melihat kembali susu bulat yang sudah membuatnya ketagihan itu.

Namun, saat jemari mungil akhwat itu hendak membuka kancing kelimanya, ia tiba-tiba berhenti yang membuat para penonton kecewa.

“Aahhhh… Aahhh… Aahhh… Mau pada liat gak nih ?” Kata Nayla sambil sibuk menggoyang.

“Maauuu mbaakkk… Maauuu… Ayo buka semuanyaa” Jawab para penonton yang membuat Nayla tertawa.

“Aaahhhh… Aahhhh… Ayo cepat buka mbaakk… Saya udah gak tahan… Saya mau liat susu indahmu lagi mbaakkk” desah pak Tomi tak sabaran.

“Hihihhi iyaahhh, pak, iyyahh… Nih gimana ?” Tanya Nayla setelah membuka seluruh kancingnya lalu melebarkan kemejanya.

“Wooaahhhhh” sontak para penonton terpana saat melihat kebinalan akhwat binal itu. Bahkan pak Urip yang sudah sering melihat dalaman Nayla saja ikut terpana. Tubuh Nayla memang indah. Meski sering melihatnya, pasti orang-orang akan selalu nagih untuk melihatnya kembali.

“Buka behanya juga dong mbaaakk… Ngowahaha… Ngalangin aja sih behanya” Ujar pak Paul tak sabaran.

“Iyahh paakk… Sabarrr… Mmpphhh… Nih gimana ? Ehhh” Nayla terkejut saat tiba-tiba behanya dirampas.

“Aaahhhh… Aahhhh… Akhirnya bisa nyoli pake behamu mbak… Kalau gini kan rasanya jadi makin enak… Hahahha” kata pak Rudi sambil sibuk nyoli.

“Dasaarrr !” Jawab Nayla tersenyum.

Tubuhnya yang sudah tersingkap membuat pak Tomi yang sedang digoyang dibawah jadi semakin terpana. Menyadari hal itu, Nayla pun tersenyum guna melayani tukang nasi goreng itu.

“Mmppphhh… Mmpphhh… Gimana tubuh aku pak ? Bapak sukaaa ?” Goda Nayla sambil mengusapi tubuh pak Tomi yang sudah bertelanjang bulat.

“Aaahhhh… Aaahhhhh… Suka banget mbaaakkk… Mbak seksi banget… Saya jadi makin nafsu buat ngeremes susumu itu mbaakk” Jawab pak Tomi yang membuat Nayla rasanya jadi ingin terbang setelah mendengar pujiannya.

“Hihihihi makasih paak… Aku juga jadi makin nafsu deh… Aku mau nyium bapak boleh ?” Tanya Nayla sambil bergoyang maju mundur.

“Bolehh banget dongg… Ayok sini” Kata pak Tomi sambil membuka tangannya.

Nayla dengan malu-malu menjatuhkan tubuhnya ke arah pelukan pria tambun itu. Dada mereka pun melekat. Dada bulat Nayla terhimpit oleh dada besar tukang nasi goreng itu. Dengan penuh nafsu, akhwat bercadar itu mengangkat cadarnya lalu menciumi bibir pria tambun itu. Nayla menyedotnya. Nayla menghisapnya. Ia melampiaskan nafsunya pada bibir tukang nasi goreng itu.

“Mmppphhh… Mmpphh paakk… Mmppphhh”

Tak lupa, pinggulnya terus bergerak naik turun. Ia terus saya bergoyang tuk memuaskan nafsu pejantannya.

Saat sedang asyik-asyiknya bercumbu, tiba-tiba ia merasakan adanya dorongan yang menenyentuh lubang duburnya. Seketika mata Nayla membuka. Matanya membelalak saat duburnya dimasuki oleh penis seseorang.

“Eeehhhh paaakk ?” Nayla melepas cumbuannya. Ia menoleh ke belakang lalu mendapati seorang pria paruh baya dengan penis yang tak disunat tengah memasukkan penisnya ke dalam lubang duburnya.

“Huahahha… Maaf mbak… Saya udah gak tahan lagi soalnya… Hennkgghhh !” Desah mang Yono yang langsung mendorong penisnya hingga penisnya itu semakin masuk ke dalam.

“Paaakkk tungguu… Akuu oouuhhhhh” Nayla mendesah nikmat. Duburnya terasa penuh. Rasanya seperti tak ada ruang lagi setelah dimasuki penis yang tak disunat itu.

“Loh kok berhenti sih mbak ? Capek yah ? Yaudah sekarang giliran saya yah… Uuuhhhh” kata Pak Tomi yang tiba-tiba menggerakkan pinggulnya.

“Eehhh pakk tungguu… Tungguu aahhhh… Aaaaahhh… Aaahhhhh”

Betapa nikmatnya saat dua lubang kenikmatannya dimasuki oleh penis secara bersamaan. Kedua pria tua berwajah buruk rupa itu secara bergantian mendorong penisnya. Dikala penis pak Tomi mendorong masuk, maka penis mang Yono ditariknya mundur. Saat penis mang Yono mendorong masuk maka penis pak Tomi yang ditariknya mundur. Lubang sempit yang mereka masuki membuat kedua pria itu terengah-engah merasakan sensasinya. Rasanya seperti disedot-sedot. Penis mereka rasanya seperti sedang diempot-empot.

“Aaahhhhh nikmatnyaaa… Aahhhh… Aahhhh puasnya bisa mengentot duburmu mbaakk” desah mang Yono sambil mendekap kemeja Nayla yang terbuka.

“Aaahhhh… Aahhhh… Aaahhh maannggg… Aahhh… Paakkk pelaaannnn” Desah Nayla yang tak diperdulikan.

“Aaahhhh yahhh… Aaahhhhh… Aahhhhh… Nikmatnyaa… Uhhhh… Uuhhhhhh” desah pak Tomi sambil mengelusi pinggang ramping Nayla. Usapannya itu naik menuju dada bulatnya. Ia bahkan memeluk tubuh rampingnya lalu mendekatkannya ke tubuhnya.

“Aaahhhh… Aahhh paakkk… Aahhh sakiittt… Aaahhhhh” desah Nayla mengeluh pada duburnya.

“Aaahhhh yahhh… Aahhh tahaann… Tahaannn… Aaahhhhh” desah mang Yono yang justru mempercepat sodokannya.

“Aaaahhhhh… Aaahhhhh… Nikmatnyaa… Mmmpphhh sllrrppp… Mmppphhhh”

Bagai menyelam minum air, pak Tomi tidak hanya menyetubuhinya atau hanya memeluknya. Mulutnya pun manyun-manyun untuk mencumbui lehernya hingga meninggalkan bekas memerah disana. Ia juga menyeruput susu bulatnya setelah mengangkat tubuhnya ke arah wajahnya. Rasa nikmat yang terus melanda membuat dirinya merasa tidak kuat lagi.

“Aaaahhhh… Aahhhhh… Aaahhhhh… Rasakaannn iniiii… Uuuhhhhhhh” desah pak Tomi setelah menancapkan penisnya dalam-dalam di rahim Nayla.

“Aaaahhhh paakkkkkkkk” Nayla menjerit. Kebetulan mang Yono yang peka ikut mendorong pinggulnya hingga penisnya semakin menancap di dalam dubur akhwat seksi itu.

“Hahahha saya belum keluar… Saya mau istirahat dulu… Masih terlalu dini bagi saya untuk keluar… Ayo nih, siapa yang mau ?” kata pak Tomi yang kembali mengoper tubuh Nayla.

“Ngowahaha kirain udah ngecrot pak… Sini giliran saya aja” kata pak Paul yang lekas tiduran menggantikan posisi pak Tomi.

“Uuuhhhhh paakkkkk” Nayla memejam saat rahimnya dimasuki penis tak disunat itu. Seketika Nayla tersadar. Baik itu di duburnya atau di rahimnya, keduanya merupakan penis yang tak disunat. Membayangkan hal itu membuat nafsu Nayla menggebu. Apalagi saat kedua pria tak disunat itu kembali menggerakkan pinggulnya tuk menikmati tubuh indah Nayla.

“Aaahhhh… Aaahhhhh… Gak tau kenapa, memek akhwat kok rasanya kayak beda yah… Ngowahaha” Desah pak Paul di bawah. Pinggulnya mulai bergerak secara perlahan. Ia sangat menikmati gesekan demi gesekan saat penisnya menembus lubang kenikmatannya.

“Huahahah… Sama pak… Gak tau kenapa, tiap kali bayangin kontol saya yang gak disunat nembus memeknya… Rasanya kontol saya langsung cenat-cenut ngerasain sensasinya” Kata mang Yono saat merasakan kenikmatan dubur sang akhwat.

“Kalau menurutmu gimana mbak ? suka gak kalau kontol-kontol model gak disunat kayak milik kami nembus lubang kenikmatanmu ?” Tanya pak Paul sambil memeluk tubuh rampingnya.

“Aaaahhhh… Aaaahhhhh… Suka paaakkk… Suka bangeettt” Jawab Nayla yang membuat semua orang tertawa.

“Mumpung dia suka, gimana kalau kita percepat sodokan kita ? Biar mbak Nayla lebih puas ngerasain kontol-kontol kita ?” Tanya mang Yono sambil mengelusi bokong mulusnya.

“Boleh juga tuh pak… Ide bagus… Yuk kita tancap gas… Hennkgghhhh !!!” desah pak Paul memperkuat sodokannya.

“Aaaahhhh paakkk… Iyaahhh… Aahhhh dalem bangett… Ouhhhh… Paaakkkk” desah Nayla sambil memejam menahan semuanya.

“Ngowahaha… Gini dong baru kerasa… Ouhhhh ahhhh… Aahhhh… Aahhh yahhh… Aahhhh” Desah pak Paul sambil mengelusi punggung mulusnya yang masih tertutupi kemejanya.

“Huahahha… Ouhhh gilaa… Ouhhh mantapnyaaa… Gak nyangka banget bisa nusuk duburnya… Gak nyangka banget akhwat sesholehah ini bisa ditusuk depan belakang pake kontol yang gak disunat… Huahahhaha” tawa mang Yono sambil meremasi bokong mulusnya.

“Aaahhh paakkk… Aaahhhh maaanngg… Aaahhh jangan dalem-daleemmm… Aahhhh sakitttt” Jerit Nayla. Saking kuatnya tusukan mereka, ia sampai mengepalkan tangannya kuat-kuat tuk menahan tusukan mereka.

“Ngowahahaha… Jangan boong mbaakkk… Pasti mbak lagi keenakan kan ? Memek mbak aja udah basah banget nihhh… Ouhhhh… Ouhhhh… Anget banget deh memekmu… Kontol saya sampai kehisep-hisep nih sama memekmu” desah Pak Paul puas.

“Aaahhhh beneran paaakkk… Aahhh kontol bapak gede bangeett… Aaahhhh mana nusuknya dalem banget lagiii… Aaaahhhhhhh” jerit Nayla tak kuasa menahan tusukan penis raksasa itu.

“Huahahah, heran saya… Bukannya mbak udah sering digenjot sama bapak-bapak ? Kok memek mbak masih rapet aja sih ? Ini juga duburnya ? Aaahhhh mana rapet, seret lagi !” puji mang Yono puas.

“Aaahhh gak tauu maannggg… Aaahhh mungkin itu kelebihan aku, biar kalian bisa menikmatiku lebih puas lagi, maaannnggg !” desah Nayla keenakan.

Tusukan demi tusukan yang dilakukan oleh kedua pria yang tak menyunat penisnya itu membuat Nayla semakin kewalahan. Belum lagi tadi, saat dirinya digempur habis-habisan oleh pria-pria yang menggilirnya secara bergantian. Nayla tak mampu menahannya lagi. Ia merasa akan mendapatkan orgasmenya. Ia merasakan hal itu saat vaginanya mulai berdenyut cepat.

“Aaahhhhh… Aaahhhhh paakkk… Aahhh cepat, sodok lebih cepat lagi… Aku mau keluar paakkk… Aku mau keluaar maannggg” Desah Nayla yang membuat seluruh penonton menantikan.

“Woaahhh akhirnya, mbak Nayla mau ngecrot… Ayok kocok yang cepet” kata pak Tomi meminta semua orang untuk mempercepat kocokannya.

“Huahahah udah gak kuat yah… Ayok pak Paul… Kita akhiri !” Kata mang Yono tersenyum.

“Siapp paakkk… Ngowahahah” tawa pak Paul.

Tiba-tiba gerakan yang awalnya sudah cepat jadi lebih cepat lagi. Tusukannya juga lebih bertenaga. Tusukannya juga lebih dalam yang membuat Nayla semakin tak berdaya melawan kedua pria yang tak menyunat penisnya ini. Pak Paul terus menggempurnya sambil mengelusi pinggang mulusnya. Mang Yono terus menyodominya sambil meremasi bokong montoknya.

“Aaaaahhhhhh… Aaahhhhhh… Aaahhhh” desah mereka bertiga bersamaan,

Penis mereka terus menyodok-nyodok. Penis mereka terus menggenjot sampai mentok. Lenguhan-lenguhan nikmat dikeluarkan oleh mereka bertiga. Jeritan-jeritan penuh gairah diluapkan oleh mereka bertiga. Nayla tak kuat. Nafsunya sudah berada di ambang batas. Tubuhnya pun mengejang saat vaginanya hampir memuntahkan cairan cintanya.

“Aaahhhhh… Aahhhh… Aahhhh akuu mau keluaar… Sebentar lagi aku mau keluaar” desah Nayla yang membuat kedua pria mesum itu tersenyum.

“Ayooo keluarkan mbaakkk… Keluarkaann… Keluaarkann… Aaahhhhh” desah pak Paul yang terus menyodoknya dengan sekuat tenaga.

“Aaahhhh… Aahhhh… Jangan ada yang ditahan mbaakk… Luapkan semuaanyaa… Ouuuhhh” desah mang Yono yang sampai ngos-ngosan menikmati tusukannya pada dubur sang akhwat.

“Aaahhhh iyahhh… Iyahhh… Aahhhh… Aahhhhh”

Dada Nayla mendadak sesak. Kedua lututnya melemah. Nafasnya terengah-engah. Akhirnya, dengan satu tusukan yang kuat. Nayla pun mendapatkan orgasmenya saat kedua lubang kenikmatannya disumpal dengan batang penis raksasa milik mereka berdua.

“Aaaahhhh kelluuaaarrrr !” Jerit Nayla sepus-puasnya.

Cairan cintanya menyembur, membasahi penis pak Paul di dalam. Para penonton yang dibuat penasaran sampai harus menunduk untuk melihat semburan cairan cinta Nayla yang mulai mengalir keluar melalui sela-sela sumpalan penis pak Paul. Tubuh Nayla merasa lelah. Kedua pria yang baru saja memuasinya juga merasa lelah. Terutama mang Yono yang sudah menahan diri untuk tidak mengeluarkan spermanya sejak tadi. Rasa duburnya begitu kuat, hampir saja ia menyusul Nayla kalau tidak menahan diri.

“Huahahah puasnya… Noh siapa lagi yang mau nyicipi duburnya !” Kata mang Yono setelah mencabut penisnya yang berubah menjadi warna keputihan karena tak mendapatkan aliran darah setelah merasakan rapatnya anus sang akhwat.

“Sini, waktunya saya yang nusuk anusnya… Hahaha” Tawa pak ustadz yang ingin mengambil giliran.

“Paakk tungguuu… Jangan mulai duluuu… Akuuu… Uuhhhh… Uuuhhhh” desah Nayla dengan lemah yang tak diperdulikan oleh ustadz mesum itu.

“Aaaahhhhh… Aaahhhhh… Akhirnya bisa nyicipi duburnya lagi… Aahhhh… Aaahhhh” desah pak ustadz sambil geleng-geleng kepala merasakan kenikmatannya.

“Ngowahaha… Saya istirahat dulu ah… Bahaya kalau gerak dikit bisa-bisa bakal langsung keluar nih” kata pak Paul menarik diri hingga menyisakan ruang kosong di rahim sang akhwat.

Nayla pun dibiarkan menungging dengan lutut yang menempel pada lantai rumahnya. Ia seperti anjing yang dikawini oleh pejantannya di belakang. Susunya yang sudah terlihat mulai bergondal-gandul. Tusukan pak ustadz yang cukup kuat mulai menggerakkan susu gantungnya dengan kencang.

“Aaahhhhh… Aaahhhh… Aahhh ustaadzzz… Aaahhhh… Aku masih capeekk paakkk… Aahhhh” desah Nayla yang tak diperdulikan oleh ustadznya.

“Aaahhhhh… Aaahhhhhh… Sempitnya duburmu ini ukhhh… Aahhhh… Aaahhhhh”

Plaaakkkk !

Sebuah tamparan mendarat di bokongnya. Tangan gemuknya juga merayap mengusapi punggung mulusnya hingga kemejanya tersingkap naik. pak Ustadz pun meremas kemejanya lalu menaikkannya hingga berada di belakang lehernya. Hal itu membuat tubuh mulus Nayla terlihat. Mulai dari mata kaki hingga ke lehernya, kulitnya yang berwarna bening dan bertekstur mulus itu menggoda para penonton yang semakin terpana akan keindahannya.

“Aaahhh paakkk… Aahhhh… Aaahhhhh” Nayla kembali membuka matanya. Ia melihat sekitar, ia mendapati para lelaki itu semakin bernafsu pada keindahannya. Hal itu membuat pipinya memerah. Ia pun mulai menikmati tusukan pak ustadz di duburnya meski dirinya baru saja mendapatkan orgasme pertamanya.

Aaahhhhh… Aahhhh… Aahhh… Udah jam setengah satu aja nih… Gak kerasa waktu berjalan cepat ?

Batin Nayla saat melihat ke arah jam dinding rumahnya.

“Aaaahhhhh… Aaahhhh mantapnyaa… Aahhh gimana kalau kita ganti posisi ukh ?” tanya pak ustadz dengan membaringkan tubuhnya di lantai.

“Eehhh pakk gimana ? aku harus gimana ?” tanya Nayla kebingungan.

Nayla pun paham setelahnya, rupanya ia diminta untuk menunggangi penis itu dengan posisi membelakangi. Tubuhnya pun agak turun ke belakang dengan tangan yang menyangga lantai di bawah.

Pak Ustadz kembali bergerak. Dalam posisi seperti ini, para penonton jadi lebih mudah untuk melihat pergerakan susu Nayla saat digenjot olehnya.

“Aaahhhh… Aahhhh… Saya gak kuat lagi… Izinkan saya gabung yah mbakk… Aaaahhhhh” desah pak Amin yang tiba-tiba ikut join ke party. Penis hitamnya langsung masuk menembus rahimnya. Nayla hanya bisa mendesah saat mendapatkan tusukan yang tiba-tiba dari pembantu bertubuh kekar itu.

“Hahaha pak Amin ? Jadi nostalgia waktu kita main di rumah yah ?” Tawa pak ustadz sambil terus menggenjotnya.

“Hahaha betul pak ustadz… Kalau gak salah posisinya sama yah ? Aahhh jadi gak tahan deh pengen ngecrotin memeknya lagi” Kata pak Amin yang jadi mempercepat sodokannya.

“Eehhh kita ikut gabung juga dong… Bosen kali ngocok terus” Kata pak Rudi mendekat dari sisi kiri.

“Saya juga dong… Susu satunya masih nganggur tuh… Hahahha” Kata pak Tomi mendekat dari sisi kanan.

Penis-penis raksasa itu dikocoknya sambil didekatkan pada pergerakan susu Nayla yang bergerak maju mundur. Terasa gesekannya saat menyentuh kulit Nayla yang lembut membuat kedua penis itu semakin terpuaskan. Baik pak Tomi dan pak Rudi mempercepat kocokannya. Mereka melakukannya sambil menatapi tubuh Nayla yang sudah tersingkap.

“Eeehhh kita juga dong… Hohohoho” kata pak Sudar si satpam sepuh yang mendekati wajah Nayla dari sisi kanan.

“Hiyahahah saya juga udah gak tahan banget nih… Ayok sepong mbaaakk” kata pak Surip si satpam gembul yang menaikkan cadar Nayla lalu memaksa masuk penisnya ke mulut sempit Nayla.

“Mmppphhh iyaahhh ppaakkk… Mmmppphhhh” desah Nayla saat menyedotnya.

“Hohohohoh gila lahap banget mulutnya… Saya jadi gak tahan pengen juga deh… Gantian dong mbak !” kata pak Sudar saat mengocoknya dengan mendekatkan ujung gundulnya pada pipi mulus Nayla.

“Mmppphhh iyaahhh…. Mmpppphhh” desah Nayla saat beralih dari penis pak Surip ke penis pak Sudar.

“Aaahhhh nikmatnya di sepong… Ayookk telen mbaakk… Makan yang lahap… Hohohoh” desah pak Sudar puas saat penisnya disedot-sedot oleh Nayla.

“Dasar pak Sudar… Saya belum lama loh disepongnya” kata pak Surip yang terpaksa mengalah pada satpam sepuh itu. Ia akhirnya hanya bisa mengocoknya sambil mendekatkan ujung gundulnya pada pipi mulus Nayla.

Sementara itu, pak ustadz tidak tinggal diam meski tubuh Nayla mulai dikerumuni oleh pria-pria mesum itu. Kedua tangannya yang mendekap pinggangnya bergerak naik turun mengusapi tubuhnya. Pinggulnya juga bergerak naik turun menggenjot anus akhwat seksi itu.

“Aaahhhhhh… Aaahhhhh… Aahhhh ukhtiii… Aahhhhh” desah pak ustadz merem melek keenakan.

Pak Amin juga, melihat tubuh Nayla dikerumuni para lelaki tua membuat nafsunya semakin bangkit. Genjotannya diperkuat. Ia melampiaskan seluruh nafsunya pada rahim akhwat mesum itu.

“Aaahhhhhh… Aahhhhh… Aahhhh dasar lonte… Dasar mbak ini lonteee… Aahhh bisa-bisanya mbak mau kayak gini” ujar pak Amin melampiaskan seluruh nafsunya.

“Hahahaha… Gilaaa… Susunya mantul-mantul niihhh… Ouhhh jadi enak buat ngocok… aahhhh… Aahhhhh” desah pak Rudi menikmati susu sebelah kiri.

“Hahhaha betul banget paakkk… Disini juga… Rasanya jadi pengen nelen susu mantul itu karena saking gemesnya… Aahhhhh… Aaahhhhh… Enak banget nihhh… Aaahhh” desah pak Tomi menikmati susu sebelah kanan. Kocokannya dipercepat. Ia mendekatkan ujung gundulnya pada pentil susunya.

“Mmppphhh… Mmmpphhh paakkkkkk… Mmmpphhhhh” desah Nayla saat mulutnya kali ini disumpal oleh penis milik pak Surip. Nayla heran. Meski dirinya baru saja mendapatkan orgasmenya. Namun kali ini, dirinya seperti ingin mendapatkan orgasme lagi. Tubuhnya mengejang. Tusukan yang begitu bertenaga dari pak Amin dan pak Ustadz membuatnya semakin tak berdaya.

“Aaahhhhh… Aahhhh… Aku mau keluaar paakkk… Aku mau keluaarr lagiii” desah Nayla setelah memuntahkan penis satpam gembul itu.

“Hahahha lagi ?” Tanya mereka semua hampir bersamaan.

Pak Amin pun bersemangat. Begitu juga pak ustadz di bawah. Mereka bedua kompak mempercepat sodokannya. Pak Tomi dan pak Rudi pun membantu dengan meremasi serta memainkan susu bulat itu.

“Aaahhhh yahhh… Aahhhhh… Aaahhhhhhh paakkkkk”

“Ayooo keluarkan lagi mbaakkk… Muntahkan semuanyaaa… Jangan ada yang ditahan-tahan lagiii mbaakkk… Hennkgghhh !!!” desah pak Amin saat menyodoknya dengan penuh nafsu.

“Aaahhhhh… Aaahhhh cepat keluarkan mbaakkk… Muntahkan seluruhnyaa… Aahhhhh… Aaahhh” desah pak Ustadz saat menyodominya dengan penuh nafsu.

“Aayooo keluarkaann… Ayoo cepaat keluarkaannn !” ujar pak Tomi & pak Rudi terus menyemangati Nayla. Susu Nayla itu terus diremasnya. Sedangkan di kanan kiri wajahnya, ada penis yang terus menusuk-nusuk pipi mulusnya.

“Ayoo keluarin mbakkk… Keluarin semuanyaa” kata pak Sudar dan Pak Tomi ikut menyemangati.

Nayla tak kuat lagi. Nayla tak mampu menahan diri lagi. Dengan satu tusukan yang dilakukan oleh pak Amin dan pak ustadz secara bersamaan yang menyumpal lubang kenikmatannya, dengan satu remasan super kuat yang dilakukan oleh pak Tomi dan pak Rudi pada kedua payudaranya, serta dengan tusukan yang menyundul kedua pipinya oleh kedua satpam itu telah mengantarnya menuju orgasme keduanya.

“Aaahhhh iyaahhhh… Iyaahhhh… Aakkuuuuuu… Aaahhhhhh keellluuaaaaarrrr !”

Tepat setelah itu, pak Amin langsung menarik penisnya hingga cairan cinta Nayla dengan deras menyemprot keluar. Mang Yono dan pak Paul yang sedang beristirahat langsung mendekat. Pak Amin juga ikut mendekat. Mereka bertiga berebutan cairan cinta Nayla yang menyemprot keluar.

“Aaahhhhhh… Aaahhhh…. Mmppphhhhhh” Nayla merinding saat vaginanya dihisap oleh ketiga pria tua itu secara bergantian. Sumpalan penis yang pak Sudar lakukan di mulutnya membuat dirinya terdiam tak bisa lagi berteriak. Nayla sangat puas. Rasanya benar-benar seperti impian yang akhirnya bisa diwujudkan. Ia tak menyangka ada enam laki-laki sekaligus yang memuasi nafsunya. Nayla kelelahan. Ia tak berdaya setelah dikalahkan dua kali oleh peserta tamu undangannya.

Ini gawat ! Hah… Hah… Hah… Mereka belum ada yang keluar, sedangkan aku sudah keluar dua kali !

Batin Nayla kelelahan.

“Gila… Hakhakhak… Puas banget pasti nih non Nayla keluar dua kali” Tawa pak Urip yang terus saja sibuk merekam aksi binal mereka melalui kamera handycam-nya.

Seketika ia memergoki pak Paul dan mang Yono yang berbisik pelan setelah puas meminum cairan cinta Nayla. Pak Urip jadi tidak sabar, rencana apa yang sedang dibuat oleh keduanya.

Pak Amin & pak ustadz pun mundur meninggalkan ruang kosong di kedua lubang kenikmatan itu. Tepat saat itu, pak Paul & mang Yono mendekat untuk mengambil ruang kosong itu lagi. Nayla benar-benar tak dibiarkan beristirahat. Tiap kali ada vacuum of power. Pasti ada saja yang tanggap untuk mengisi kekosongan itu.

Kali ini giliran duet penis tak bersunat lagi yang maju tuk memuaskan tubuh akhwat binal itu. Pak Paul mengambil posisi di bawah. Ia menyelinap dibawah punggung Nayla yang sebelumnya ditempati oleh pak Ustadz. Mang Yono pun bersiap di depan pintu vagina Nayla. Ia melebarkan kaki mulus akhwat binal itu. Ia semakin tak sabar untuk menjalankan rencananya bersama satpam kurus itu.

“Hah… Hah… Hah” Nayla yang terengah-engah hanya pasrah. Ia membiarkan penis pak Paul masuk ke dalam vaginanya dari arah bawah. Namun sesuatu yang tidak diduga terjadi.

“Eehhh paakkkk… Kok ?” Tanya Nayla saat mang Yono juga mulai memasukkan penisnya ke dalam rahim Nayla.

“Huahahah ada apa mbak ? Mumpung memek mbak lagi banjir banget, pasti bakal muat kok kalau dimasuki kontol kami ini” kata mang Yono yang membuat mata Nayla terbuka lebar.

“Ngowahaha… Belum pernah ngerasain satu lubang dimasuki dua kontol kan ? Tenang mbak, mbak harus berterima kasih ke kami karena mbak bisa mendapatkan pengalaman langka ini” kata pak Paul yang tak tahu diri.

“Tapiii… Tapi paak… Aaahhhhh… Aaahhhhh” desah Nayla memejam lalu menggelengkan kepala. Vaginanya telah penuh. Kedua penis hitam yang tak disunat itu telah masuk ke dalam rahim kehangatannya.

“Whoaaa… Gilaaa… Memeknya bisa masuk tuh” kata peserta lainnya yang takjub. Pak Urip pun demikian, ia sampai men-zoom-nya agar mendapatkan rekaman yang bagus dari penetrasi duet tak bersunat ini.

“Aaahhhhhhh… Aaaaahhhhh… Aaahhhh nikmatnyaaa bisa nyumpel memekmu mbaakk… Huahahahha” tawa mang Yono.

“Aaahhhh… Aaahhhh… Betul banget itu maanggg… Ouhhh baru kali ini saya bisa menuhin memek seseorang… Ngowahaha” Tawa pak Paul di bawah.

“Paaakkkk… Aahhhhh… Aahhhhh… Paaakkkk” Nayla menjerit. Ia terus berteriak menahan penetrasi yang kedua pria itu lakukan.

Maju mundur, maju mundur, maju mundur. Kedua penis itu bergerak maju mundur secara bersamaan di rahim akhwat cantik itu. Pengalaman berharga yang mereka berikan membuat Nayla sampai merinding merasakan tusukan ini. Nayla terbaring pasrah diatas tubuh pak Paul. Susunya yang dibiarkan bebas mulai diremasi oleh tangan kurus pak Paul. Pahanya yang mulus juga mulai dielusi oleh tangan mang Yono. Rasanya sungguh puas. Baru kali ini ia merasakan persetubuhan yang sangat nikmat seperti ini.

“Uuuhhhhh… Uuhhhhh… Uuuhhhh… Saya mau kelluuaarr… Sayaa mau keluuaar” Ujar mang Yono yang merasa tidak kuat lagi.

Tusukan penuh tenaga yang sebelumnya ia lakukan pada dubur sempitnya. Ditambah sensasi liar yang ia lakukan dengan menyumpal rahim sempitnya bersama pak Paul membuat nafsunya tidak mampu ditahannya lagi. Ia ingin memuntahkan spermanya. Ia tak sanggup untuk melampiaskan seluruhnya pada tubuh akhwat binal itu.

“Aaaahhhh… Aahhhhhh… Saya jugaaa… aahhhh” desah pak Paul dibawah.

Rupanya efek dari tusukan yang ia lakukan cukup berdampak pada tubuhnya. Ia tak sanggup menahan diri. Ia juga ingin memuntahkan spermanya di dalam. Ia pun mempercepat sodokannya. Kedua tangannya juga meremasi susunya bahkan mencubit pentil susunya.

“Aaahhhhh… Aahhhh… Aaahhh yahhh… Aahhh paakkk… Aahhhh keluarinnn… Keluarin aja paakkk semuanyaa… Keluarinn aja maanggg, semuanyaaa !” desah Nayla menyemangati.

“Aaahhh iyahhh… Iyahhh… Pasti mbaakk… Saya pasti akan mengeluarkannyaaa… Aahhh… Aaaahhh” desah mang Yono kelelahan.

“Aahhhhh tentu mbaakkk… Saya udah gak kuat lagiii… Rasakaann ini… Rasakaannnn… Aaaaaaahhhhhh” desah pak Paul menusuknya kuat-kuat.

“Aaaahhhhhhh paaaakkkkkkk !!!” desah Nayla saat merasakan sperma pak Paul mulai mengalir di dalam vaginanya.

“Aaahhh saya jugaaa… Saya keluuaar… Aaahhhhhh rasaaakaann inii… Hennkgghhh !!!” mang Yono pun menyusul kemudian. Ia mendorong penisnya dalam-dalam untuk menumpahkan spermanya di rahim sang akhwat.

“Aaaahhhh maaannngggg” Nayla merinding saat kedua penis itu menumpahkan spermanya secara bersamaan. Rahimnya terasa penuh. Nayla bahkan sampai merem melek dibuatnya. Mulutnya sampai menganga. Rasanya sungguh luar biasa. Ia merasa sangat kotor. Bisa-bisanya rahimnya berubah fungsi menjadi tempat pembuangan pejuh oleh kedua lelaki yang tak menyunat penisnya itu.

Mang Yono yang kelelahan pun ambruk menindihi tubuh mulus Nayla. Mulutnya membuka tuk menyusu pada susu bulatnya. Pak Paul juga, sambil menikmati sisa-sisa spermanya yang keluar, ia mencumbui punggung mulusnya bahkan meminta Nayla untuk menjulurkan lidahnya untuknya. Nayla menuruti. Lidah mereka bergesekan saat wajah Nayla menoleh ke kiri. Lidah Nayla juga dihisap. Namun Nayla kembali menatap ke atas saat mang Yono mendekat untuk mencumbui bibirnya.

“Mmmpppphhhhhh mmuuaahhh” mang Yono puas setelah menghisap bibir manisnya. Usai sudah tugasnya dengan membuang sperma di rahimnya. Mang Yono berdiri setelah menarik lepas penisnya. Pak Paul juga menarik lepas penisnya lalu menelentangkan tubuh indah Nayla dilantai begitu saja.

Cairan sperma mereka yang bercampur, mengental menjadi satu. Cairan itu mengalir keluar. Para penonton pun takjub karena ada sperma sebanyak ini keluar dari rahim seorang akhwat binor yang belum memiliki anak. Mereka semua pun yakin kalau Nayla akan segera hamil setelah persetubuhan ini berakhir.

“Hahaha gilaaa… Liar banget nih fantasi kalian… Hahaha hebat-hebat… Saya jadi pengen numpahin pejuh juga nih… Siap-siap yah mbak” kata pak Tomi, si tukang nasi goreng bertubuh gendut mengambil posisi di depan kaki Nayla yang terbuka.

Jleeebbbb !!!

“Aaahhhh langsung masuk cobaa… Hahahha” tawa pak Tomi saat merasakan rahim Nayla jadi semakin licin setelah dibanjiri sperma milik kedua penis tak disunat itu.

Hebatnya, meski baru dijebol oleh dua penis sekaligus, penis Nayla langsung rapat lagi. Mungkin tidak serapat sebelumnya, tapi sensasi sempit itu masih terasa yang membuat pak Tomi masih bisa menikmati lubang vaginanya.

“Eehhh saya ikutan dong, hiyahaha” tawa pak Surip si satpam gembul yang mengambil posisi kosong di mulut Nayla.

“Mmmpphhhh… Mmpmpphh… Mmpphhh paakkk” desahan Nayla tertahan saat mulutnya disumpal oleh penis satpam gempal itu. Ia sungguh lemas tak berdaya. Ia tak bisa menggerakkan tubuhnya sehingga membiarkan kedua pria gempal itu menikmati tubuhnya.

“Ehh saya jangan ditinggal dong” kata pak ustadz ikut-ikutan.

Kali ini, ustadz gempal itu mengincar dadanya. Penisnya ia selipkan pada belahan susu bulat itu. Ia pun memaju mundurkan pinggulnya. Rasanya sungguh nikmat bisa dijepit oleh susu bulat yang masih sangat kencang ini.

“Mmppphhhh… Mmppphhhh… Mmppphhhh” desah Nayla tak berdaya.

Kalau tadi ada duet pria tak bersunat yang sudah menumpahkan sperma di rahimnya. Kali ini ada duet dari trio gempal yang tengah mengeroyoki tubuhnya secara bersamaan.

Pak Tomi dengan penuh nafsu maju mundur menggerakkan pinggulnya tanpa ampun. Tukang nasi goreng bertubuh gempal itu melampiaskan semuanya pada rahim Nayla. Kedua tangannya mendekap pinggang ramping Nayla. Penisnya keluar masuk menggesek dinding rahim Nayla. Rasanya sungguh puas. Pak Tomi sampai geleng-geleng kepala dibuatnya.

“Aaahhhhh… Aahhhhh… Aahhh mantapnyaa… Aahhh yaahhhhh” desah pak Tomi merem melek.

Pak Surip juga, dari samping ia menyodok mulut Nayla yang menoleh ke arahnya. Mulut Nayla terlihat penuh. Pak Surip jadi bernafsu untuk membuang pejuh. Pinggulnya bergerak cepat. Kadang ia hanya mendiamkannya sambil mengocoknya karena terlalu sulit untuk melakukannya disaat tubuh Nayla yang tergerak maju mundur terkena efek sodokan pak Tomi.

“Aaahhhh… Aaahhhh… Terus hisap terus mbaakk… Hisap yang kuaat… Aahhhh… Aahhh” desah pak Surip puas.

Pak Ustadz juga, dari atas ia menindihi perut Nayla. Tak peduli badannya yang gempal. Ia menduduki perut Nayla lalu menggerakkan pinggulnya maju mundur. Kedua tangannya meremasi dadanya. Ia kadang menarik putingnya kuat-kuat. Kadang ia menekan susunya ke tengah agar penisnya jadi semakin terhimpit. Ia terus menyetubuhi susunya. Rasanya sungguh nikmat bisa melampiaskannya pada akhwat semulus ini.

“Aaahhhhh… Aahhhh… Aaahhhh nikmat sekaliii… Nikmat sekali susu indahmu ini ukh” desah pak ustadz sambil menatap mata Nayla yang kadang membuka kadang memejam. Fetishnya pada mata indah itu membuat pak ustadz tak sanggup berhenti. Ia terus menggeseknya. Ia terus menggesek belahan dada Nayla.

“Mmppphhhh… Mmppphhh… Mmppphhhhh” Seketika perasaan Nayla tidak enak. Ia merasa kalau penis pak Tomi mulai berdenyut cepat. Firasatnya pun tak pernah salah. Karena tepat setelah itu, ia mendengar pak Tomi berteriak keras.

“Aaahhhhh… Aahhhhhh… Saya mau keluuaar… Saya mau keluaar… Aahh awas pak ustadz… Saya mau keluarin disana !” Kata pak Tomi.

Ustadz Burhan pun langsung menyingkir. Tepat setelah itu gempuran pak Tomi jadi semakin cepat. Tubuh Nayla terdorong maju mundur dengan sangat kuat. Dengan satu tusukan yang amat sangat nikmat, pak Tomi mendorong penisnya hingga mentok sebelum menariknya lepas menuju dada bulatnya.

“Aaaahhhh keluuaaarrr !!!” Jerit pak Tomi puas.

“Mmpppphhhhhh” desah Nayla saat merasakan dadanya hangat terkena tumpahan sperma pak Tomi.

“Aaahhh gilaa… Aahhhh… Aahhhh… Ouhh yaahhhh… Ouhhh puasnyaaa” desah pak Tomi yang merem melek setelah menuntaskan hajatnya.

Plooppp !!

“Mmpphhhh aaahhhh… Aahhhh… Hah… Hah… Hah” Nayla akhirnya bisa mendesah setelah pak Surip mencabut penisnya dari mulutnya.

“Sekarang giliran saya yah… Saya juga mau keluar nih sebentar lagi… Hiyahahah” tawa pak Surip mengambil posisi di vagina Nayla.

Sedangkan pak ustadz pergi ke arah mulutnya. Penis pak ustadz pun menyumpal mulut Nayla yang membuat akhwat binal itu tak mampu mendesah bebas seperti tadi.

“Mmpppphhhhh” desah Nayla saat mulut dan rahimnya ditusuk secara bersamaan.

Tak perlu waktu lama. Pak Surip langsung tancap gas dengan sekuat tenaga. Nafsunya yang dari tadi ia tahan-tahan mulai dilampiaskan. Ia ingin menumpahkannya. Ia ingin melampiaskannya pada rahim akhwat bercadar yang sudah berantakan ini.

“Aaahhhhhh… Aahhhhhh… Aaahhhhhh mbaakk… Aahh saya mau keluaar… Saya mauu keluuaar” desah pak Surip bernafsu.

“Mmmppphhh… Mmpphhh yahh… Mmmppphhhh” desah Nayla tertahan.

“Aahhh… Aahhhh… Terus hisap yang kuat mbaakkk… Isep terusssss yang kuaaat” Ujar pak ustadz sambil melihat penetrasi pak Surip.

Kedua pria gempal yang sudah menelanjangi tubuhnya itu terus berpacu dalam memuasi nafsu betinanya. Pak Surip yang sudah diambang batas tak mampu menahan diri lagi. Ia hampir keluar. Ia pun menarik nafasnya lalu menusuk rahimnya kuat-kuat sebelum menariknya dengan segera.

“Aaahhh rasakaann iniiii… Aahhhh… Aaahhhh” desah pak Surip yang mengocok penisnya di depan dada bulat Nayla yang sudah terkena noda sperma pak Tomi.

“Mmpppphhhh… Mmmppphhh” Nayla pun memperhatikan. Meski mulutnya tersumpal sperma dari sisi sebelah. Matanya dapat melihat kocokan penis pak Surip yang sebentar lagi akan keluar.

“Aaahhhhh… Aahhh ini dia… Ini diaaa… Aaahhhh kelluuaaarrrr !!” desah pak Surip saat mendapatkan orgasme pertamanya.

Ccrroott… Crroott… Crroottt !!!

Noda sperma yang sangat kental itu keluar membanjiri payudara Nayla, baik yang di kanan maupun yang di kiri. Semprotannya sangat kuat. Spermanya juga sangat hangat. Nayla sampai tersentak saat terkena tumpahan sperma dari satpam gempal itu.

“Ouhh gilaa… Puasnyaa… Aahhh yahhh… Aaahhhhh” desah pak Surip yang langsung mengelap penisnya dengan hijab Nayla yang masih menutupi sebagian leher dan dada bagian atasnya.

“Akhirnya giliran saya juga sekarang” kata pak ustadz mengambil posisi.

Pak ustadz menarik tangan Nayla. Susu bulatnya jadi terhimpit. Ia pun mencapkan penisnya dalam-dalam di rahim akhwat ternoda itu.

“Aaaahhhhhhh ustaaaddzzz” Akhirnya, suara jeritan Nayla kembali terdengar setelah tadi tersumpal penis mereka beberapa kali.

“Aaahhhhh… Aahhhhh… Aahhhhhh” pak ustadz juga menjerit keras. Penisnya yang sudah memasuki anus serta rahimnnya itu membuatnya tidak mampu menahan diri lagi. Ia ingin menumpahkannya. Ia pun mempercepat sodokannya yang membuat Nayla semakin berteriak tak berdaya.

“Aaahhhh ustaadz… Aahhhh… Aahhh yaahhh… Aahhhh ustaaadzzz” Jeritan Nayla sangat nyaring. Ia tak berdaya saat disetubuhi oleh pimpinan pondok pesantren itu.

“Aahhhh… Aahhh… Aahhhh… Saya mau keluaar… Saya mau keluaar ukhhh” desah ustadz Burhan yang sudah diambang batas.

“Aaahhh keluarin… Keluarinn ustaadzz… Mmppphhhhh” desah Nayla sambil memejam juga merapatkan mulutnya.

Namun tusukan kuat itu membuat Nayla kembali berteriak. Genjotannya begitu bertenaga. Pria tua berbadan gempal itu menggunakan seluruh tenaganya yang tersisa untuk menyetubuhi akhwat binal itu.

“Aaahhhhhhh… Aahhhhh… Aahhhh mbaakkk sayaa kelluuaaaarrrrr… Hennkgghhh !” desah ustadz Burhan saat mementokkan penisnya lalu menumpahkannya pada susu bulat Nayla.

“Aaaahhhhhhh” susu Nayla bergetar saat vaginanya ditancapkan sedalam-dalamnya sebelum ditariknya.

Dengan segera, penis raksasa itu pun memuntahkan spermanya yang semakin membanjiri susu bulat Nayla .

“Aahhhhh puasnyaa… Aahhh nikmatnyaa… Ouhhhhh… Ouhhhh” Tubuh pak ustadz sampai tersentak-sentak setelah menyetubuhi akhwat bercadar itu. Setelah tetesan spermanya berakhir. Ia pun mengangkat cadar Nayla lalu memasukkan penisnya sedalam-dalamnya ke mulut Nayla.

“Uuuuuuhhhhhhhhhh yaaahhhh” desah pak ustadz yang hampir memasukkan seluruh penisnya di dalam mulut Nayla.

“Mmpppppphhhhh” Nayla gelagapan. Berulang kali tangannya memukul-mukul pinggul pak ustadz untuk menghentikann perbuatannya.

“Aaahhh mantapnyaaa… Hahahaha” Untungnya pak ustadz segera mencabut penisnya. Sisa sperma yang ada di mulut Nayla pun tumpah melalui sisi samping mulutnya. Nayla terengah-engah tak berdaya di lantai rumahnya. Vaginanya sudah dibanjiri sperma seseorang. Susu bulatnya juga sudah dibanjiri sperma seseorang. Mungkin bukan seseorang tapi beberapa orang lebih tepatnya. Nayla kelelahan. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul satu tepat saja.

Hah… Hah… Berapa orang lagi yang harus aku layani ? Ini gawat, aku bahkan belum melayani pak Urip yang mempunyai nafsu paling besar !

Batin Nayla pasrah.

Prookkk… Prookk… Prokkkk !!!

Suara tepukan tangan itu membuat Nayla menoleh. Rupanya itu berasal dari pak Urip. Pak Urip pun tertawa puas melihat majikannya dinodai seperti ini.

“Hakhakhak… Gimana non ? Puas ?” Tanya pak Urip sambil memaksa Nayla untuk berdiri.

“Hah… Hah… Hah… Iyahh pakk” Jawab Nayla yang membuat peserta lainnya bertepuk tangan juga.

“Hakhakhak… Kalau gitu ayo pindah… Kita pergi ke kamarmu” kata pak Urip sambil menarik tangan Nayla.

“Ehh ke kamarku ? Tapi paakk” Tanya Nayla yang tak dihiraukan. Peserta lainnya baik yang belum atau yang sudah mengosongkan tengki spermanya mengikuti langkah mereka menuju kamar pribadi Nayla.

Sesampainya disana, pak Urip langsung menarik lepas kemeja yang Nayla kenakan hingga menyisakan hijab dan cadarnya saja yang itupun sudah berantakan. Pak Urip dengan penuh nafsu mencumbu bibirnya. Lalu mendorongnya hingga tergeletak diatas ranjang tidurnya.

“Mmppphhhhh aaaahhhhh” desah Nayla pasrah dalam posisi terlentang.

“Siapa yang belum dapat giliran ?” tanya pak Urip sambil menoleh ke kanan juga ke kiri.

“Saya pak… Hohohoh” jawab pak Sudar tanggap. Satpam tertua yang kulitnya sudah dipenuhi keriput itu langsung mendekat untuk mengambil giliran. Ia dengan tak sabar mendekati Nayla. Ia pun melebarkan kaki Nayla untuk menancapkan pusakanya pada rahim akhwat yang sudah telanjang itu.

“Hohoho akhirnya kita bisa ngentot lagi ya mbak… Uuuuhhhhhh” desah pak Sudar sambil menyelipkan penisnya.

“Aaahhh iyahh pakkk… Mmpphhhhh” desah Nayla sambil memejam.

Pak Sudar langsung menggerakkan pinggulnya dengan kuat. Meski tak sekuat tusukan peserta lannya. Fisik pak Sudar yang sesuai dengan fetish alaminya sudah cukup untuk memuaskan nafsu Nayla. Pak Sudar terus menggerakkan pinggulnya maju mundur. Ia sangat beruntung bisa bertarung one by one dengan akhwat seksi itu. Matanya menatap mata Nayla dengan penuh nafsu. Tangannya mengelusi perutnya serta sebagian dada yang tidak terkena tumpahan spermanya dengan penuh nafsu. Melihat Nayla yang sudah ternodai oleh sperma orang-orang membuat nafsunya kian maju. Ia mempercepat sodokannya. Ia memperkuat hujamannya tuk memuaskan hasrat birahinya.

“Aaahhhhhh… Aahhhhh… Aaahhhhh” desah pak Sudar yang sudah merasakan adanya tanda-tanda.

“Aahhhh paakk… Aahhhh… Aahhh ayoo keluarkaann… Keluarin pakk cepett… Aku capeekk… Aku mau istirahat” Kata Nayla yang sudah kelelahan.

“Baik mbaakk… Saya aahhhh… Aahhhh… Saya akan mempercepatnyaa… Hennkgghhh !!!” desah pak Sudar memperkuat hujamannya.

“Aaahhhhhh… Aaahhhhh… Aaahhhhh” Nayla berteriak keras.

Tubuhnya terdorong maju mundur dengan cepat. Pak Sudar sudah seperti hewan buas. Ia menyetubuhinya dengan amat sangat beringas. Pak Sudar sudah seperti kesurupan saja. Gerakan susu bulat Nayla jadi semakin cepat seiring hujaman pak Sudar yang semakin kuat.

“Aaahhhhhh… Aahhhh… Saya gak kuat lagiii… Saya akan keluarr sebentar lagiii… Aahhhh terimaaa iniii… Terima pejuh saya iniii… Hennkgghhhh !!!!” desah pak Sudar saat menancapkan penisnya lalu mencabutnya segera untuk mengarahkannya ke wajah cantik Nayla.

“Aaahhhh paakkk… Mmmmppphhhh” Nayla memejam. Ia bersiap dipejuhi wajahnya oleh satpam tertua itu.

“Aaahhh ini diaa… Aaahhhh keluuaaarrr !!!”

Ccrroott… Crroott… Ccrroottt !!!

“Mmpphhh paakkk… Mmpphhhh”

Baik cadar ataupun kelopak mata Nayla yang sudah memejam terkena tumpahan spermanya. Pak Sudar sampai nyaris jatuh saat tubuhnya terhentak mengeluarkan spermanya. Pak Sudar sangat puas. Ia bangga sudah menodai seorang akhwat yang sudah bersuami itu.

“Hah… Hah… Hah… Saya sudah selesai pak… Hohohoh” tawa pak Sudar setelah melapor pada pak Urip.

“Hakhakhak… Ada yang masih belum dapet ?” Tanya pak Urip.

Kali ini dua orang bertubuh kekar mengangkat tangannya. Pak Amin dan Pak Rudi pun mengambil posisi untuk memuasi Nayla lagi.

Nayla hanya terengah-engah melihat dua pria berbadan kekar yang sudah bertelanjang bulat itu mendekat. Ia juga melihat sekitar ke arah pria-pria tua yang juga sudah bertelanjang bulat yang tengah beristirahat. Sebagian ada yang duduk di tepi ranjang, memandangi tubuh indah Nayla yang sudah bertelanjang.

“Luar biasa… Hebat sekali mbak sudah sekotor ini, hahaha” tawa pak Rudi yang takjub pada tubuh Nayla yang sudah ternodai sperma.

“Ini baru idola saya… Gak nyesel saya sudah mengidolakan mbak.. udah cantik, seksi, bisa dipake lagi… Hahaha” tawa pak Amin mengambil posisi.

Pak Amin memiringkan tubuh Nayla lalu tiduran di belakangnya. Penisnya yang kekar itu pun masuk membelah liang senggamanya dari belakang.

“Mmpphhh” desah Nayla yang sudah sangat lelah.

Sedangkan pak Rudi mengincar mulut Nayla. Ia pun duduk berlutut sambil menyelipkan penisnya ke dalam mulut akhwat cantik itu.

“Aaahhhh… Aahhh… Aaahhhh… Nikmat sekali… Aahhh… Aahhh” desah pak Amin yang langsung menggerakkan pinggulnya.

“Mmpphh paakk… Mmpphh… Mmpphh” desah Nayla tertahan.

“Aaahhh… Aaahhh… Sudah lama saya nunggu giliran untuk menggenjot tubuhmu, mbak… Hahaha gak sia-sia penantian saya… Saya akan melampiaskannya segera… Tunggu saja… Tunggu saja genjotan dari saya… Uhhhh” desah pak Amin mempercepat sodokannya.

Tubuh Nayla yang berbaring miring bergerak maju mundur dengan cepat. Payudaranya pun ikut bergoyang. Ukurannya yang tergolong besar membuat pergerakan payudara itu jadi semakin indah.

Para peserta yang sudah mengosongkan persediaan spermanya kembali tergoda pada pergerakan payudara itu. Belum lagi dengan teriakan manjanya yang menggetarkan nafsu birahi para pria.

“Mmmpphh… Mmmpphh… Mpphh paakk” suara lenguhan manja itu memenuhi ruangan kamar. Nayla benar-benar tak berdaya. Ia benar-benar memanen apa yang sudah ia tanam.

“Aaahhh… Aaahhh… Aahhhh terusss teriakk mbaakk… Teriaakk terus hahaha” desah pak Rudi yang masih asik dikulum oleh mulut Nayla. Ia sangat menikmati pertunjukan indah dari tubuh polos Nayla. Pinggulnya pun terus bergerak untuk menyumpal mulut manis Nayla.

“Aaahhhh… Aahhh… Aahhhhh rasakannn… Rasakan sodokan saya ini… Ouuhhhh” desah pak Amin yang hampir mendekati puncak kenikmatan.

Penisnya yang kekar menggesek-gesek lubang kenikmatan Nayla. Tusukannya yang kuat membuat ujung gundul penis itu sampai mentok menembus dinding rahim Nayla. Dengan tega pak Amin memuasi nafsu idolanya. Dengan tega ia menggunakan seluruh tenaganya tanpa memperdulikan keadaan idolanya.

“Aaahhh… Aahhh… Saya hampir keluaarr… Saya mau keluaarrr mbaakkk” desah pak Amin kewalahan.

“Hahaha akhirnya, sebentar lagi giliran saya tiba… Ayo keluarin paakk… Saya udah gak sabar pengen nusuk memeknya juga… Sini saya bantu yah… Uuhhhhh” desah pak Rudi sambil mendorong kepala Nayla ke arah selangkangannya.

“Mmpphhh paaakkk” mulut Nayla disumpal sampai mentok. Terasa ujung gundul penis itu menusuk pangkal kerongkongannya dengan kuat.

“Aaahhhh… Aaahhhh… Aahhhh saya gak kuat lagiii… Aahhh terima iniiii !!! Henkgghhh !!” Desah pak Amin yang langsung menarik penisnya keluar.

“Awas pakk… Saya mau mejuhin mukanya !” Lanjut pak Amin terburu-buru.

“Haha siapp pakk !”

Plopppp !

“Mmpphhh”

Nayla langsung terbaring dalam posisi terlentang lagi. Ia dengan pasrah pun menerima tiap semburan yang dikeluarkan oleh pak Amin pada wajah cantiknya.

Crroottt… Crroott… Croottt…

Satu, dua, tiga semburan membasahi cadar serta sebagian mulut Nayla yang tersingkap. Pak Amin terengah-engah. Ia sangat puas sudah menodai wajah cantik dari selebgram idolanya tersebut.

“Ayoo sini mbaak… Hahaha” ujar pak Rudi menarik tubuh Nayla ke arahnya.

“Aaahhh paakkk” Nayla terseret. Ia pasrah saat pak Rudi dengan penuh nafsu langsung menyumpal rahimnya dengan penis raksasa itu.

Jleeebbb !!

“Iyyaahhh… Mantaaappp”

“Aaahhh bapaaakkkk”

Nayla menjerit manja. Tubuhnya langsung tersentak maju mundur. Hujaman pak Rudi tidak pernah kendur. Hujamannya begitu keras tanpa memperdulikan keadaan Nayla yang sudah lemas.

Tangan pak Rudi mengelusi paha mulusnya. Pinggulnya berpacu. Nafsunya menggebu. Susu Nayla meloncat-loncat. Terasa jepitan vaginanya begitu hangat. Nafas pak Rudi terengah-engah. Tubuhnya telah dipenuhi oleh gairah.

“Aaahhhh… Aahhh… Aahhhh… Rasakann… Rasakann ini hahahha” tawa pak Rudi penuh kepuasan.

“Aaahhh paakkk… Aaahhh tolonggg… Aahhh pelaann pakk… Pelaaannnn” jerit Nayla sambil memejam sedangkan tangannya meremasi sprei ranjangnya.

“Pelan ? Enak aja, hahaha… Sebaliknya saya akan memperkuatnya… Uuuhhhh”.

“Aahhh paakk… Aahhhh… Ampunnn… Ampunnnn paakkk”

Jeritan Nayla yang dipenuhi oleh ketidakberdayaan menarik perhatian orang-orang. Orang-orang mulai kembali mengocoki penis mereka. Penis mereka kembali mengejang setelah mendengar teriakan Nayla.

“Aaahhhh… Aaahhh… Aaahhhhhhhh” jeritan Nayla yang semakin keras diam-diam juga melemahkan kekuatan pak Rudi. Pak Rudi tak kuat lagi. Dirinya sudah tiba di ambang batasnya lagi.

“Aaahhhh… Aahhh… Saya mau keluaarr… Aahhhh terima iniii… Rasakannn iniii… Uhhhhhh” jerit pak Rudi bergegas menarik penisnya lalu menumpahkannya di perut ratanya.

“Aaahhhh yahhhh… Ahhh… Hah… Hah… Hah” desah Nayla terengah-engah. Akhirnya ia diberi waktu untuk beristirahat sejenak. Kini tinggal tersisa satu pejantan. Nayla pun menoleh ke arah jam dinding kamarnya.

Hah… Hah… Hah… Udah jam setengah dua ?

Batin Nayla tak percaya.

“Hakhakhak… Non kangen saya kan ?” Tanya si empu tua yang akhirnya mendapatkan kesempatannya.

Nayla tak menjawab. Ia sangat lelah, bahkan ia tak memiliki tenaga untuk menjawab pertanyaan mudah itu.

“Hakhakhak, oh gak ngejawab yah ? Kayaknya saya harus ngelakuin sesuatu agar non mau ngejawab saya… Kayak gini misalnya, hennkgghhh !!!!” Ujar pak Urip yang langsung menusuknya secara tiba-tiba.

“Aaaaaaaahhhhh”

Sontak Nayla menjerit keras. Pak Urip hanya tersenyum sambil meminta tamu-tamu lainnya untuk mengelilingi Nayla.

“Ayok sini semuanya… Kita puasi non Nayla bareng-bareng” ajak pak Urip yang disambut riang gembira oleh pria-pria lainnya.

“Siaapp pakk” mereka semua menjawab kompak. Mulai dari Mang Yono yang keluar pertama sampai pak Sudar yang kembali bernafsu mulai berlutut mengelilingi Nayla. Mereka semua kembali mengocok penis mereka. Mereka tertawa cengengesan sambil menatap Nayla yang sudah ternoda.

“Hakhakhak gimana rasanya dipuasi sembilan orang non ? Cukup apa masih kurang ?” Tanya pak Urip sambil menggerakkan pinggulnya dengan cepat.

“Aaahhhh… Aahhhh… Aahhhh cukuppp… Aahh cukuppp paakk… Cukuppp” jawab Nayla yang membuat sembilan pria itu tertawa.

“Hakhakhak… Yakin ? Saya rasa non masih kurang puas deh ?” Tanya pak Urip lagi.

“Aahhhh… Aahhhh… Beneran paak… Aahhh bahkan kebanyakan” jawab Nayla yang membuat semua orang tertawa.

“Hakhakhak… Tenang non, non pasti akan masuk buku sejarah karena sudah melayani sembilan pria tua sekaligus dalam satu waktu… Non harusnya bangga… Kami aja bangga sudah mengeroyokmu kok… Aaaahhh… Aahhh” ujar pak Urip terus memacukan pinggulnya.

“Aaahhhh… Aaahhhh… Tapii iniii… Uuhhhhh” desah Nayla kewalahan.

“Tapi apa ? Tapi kenapa nonnn ? Hakhakhak” tawa pak Urip saat melihat raut wajah Nayla yang kewalahan meladeni sodokannya.

“Aaahhhhh… Aahhhh… Aku capekk paakkk… Akuu capekk bangett… Ouuhhh” desah Nayla terengah-engah.

“Hakhakhak sabar sayanngg… Ini masih belum seberapa… Saya aja baru mulai goyang kok… Hennkgghhh” desah pak Urip yang mulai serius.

“Aaahhhhh… Aaahhhhh… Aaaaahhhhhh” Nayla menjerit sekeras-kerasnya. Susunya gondal-gandul. Tubuhnya terdorong maju mundur. Para peserta yang melihatnya jadi semakin bersemangat mengocok. Saking kerasnya mereka mengocok bahkan bisa saja penis mereka menjadi bengkok.

“Hakhakhakhak… Aahhh… Aahhhh… Aaaaahhh mantaappnyaaa… Aahhhh mantap sekali tubuhmu ini nonnn… Aaahhhhh” desah pak Urip tertawa puas.

Nayla meremas sprei ranjangnya. Tenaga pak Urip sungguh luar biasa. Sodokannya amat kuat hingga membuatnya semakin tak berdaya.

“Aahhh… Aahhh… Aahhh paakkk saya mau keluar lagiii… Boleh gak ?” Tanya pak Tomi yang tak kuat melihat kebinalan Nayla.

“Hakhakhak yang mau keluar lagi ya keluarin aja… Silahkan tumpahin sperma kalian dimana aja !” Jawab pak Urip seenaknya.

“Aahhhh… Aahhh… Kalau gitu rasakann iniii… Aaahhh… Aahhh kelluaarrr !!!” Teriak pak Tomi si tukang nasi goreng bertubuh gendut.

Ia mendekati dada bulat Nayla. Ia pun menumpahkannya disana.

Crroottt… Croottt… Croottt…

“Aaahhhh… Aaahhhh… Aaaahhhhh” desah Nayla yang merasakan kehangatan di susu bulatnya.

“Hakhakhak… Makin penuh tuh susumu nonnn… Itu namanya susu apa pejuh ? Hakhakhak” tawa pak Urip mengejek Nayla.

“Aahhhhh… Aahhh… Saya gak kuat paakk… Saya izin mau keluar duluuu” ujar pak Surip si satpam gembrot yang ingin segera ngecrot.

“Keluarin aja gak usah bilang… Emangnya saya bapakmu apa yang kudu minta izin dulu ? Hakhakhak” tawa pak Urip.

“Aaahhhh… Aahhh… Terima iniii… Rasakann inii mbaakkk… Uuuhhhhhh” desah pak Surip ke arah wajah cantik Nayla.

“Mmppphhh paaakkk… Aaahhhhh… Aaaahhhh” wajah Nayla kembali bersimpuh sperma. Kali ini cadarnya benar-benar dibanjiri spermanya.

“Aaahhhh… Aahhh… Hakhakhak… Ayoo siapa lagiii ? Ayoo keluarin lagiii !” Ujar pak Urip dengan penuh semangat.

“Aaahhh paaakkk… Aaahh pelaannn… Pelaannn duluuu paakk… Aahhh akuu capeekkk” desah Nayla kewalahan.

“Hakhakhak mana ada ? Yang ada makin cepet iyaa… Hennkgghhh !!” Desah pak Urip memperkuat hujamannya.

“Aaahhh paakkk… Aaahhh… Ampunnn… Ampunn paakk… Aaaaahhhh” desah Nayla sambil memegangi dekapan tangan pak Urip di pinggangnya.

“Huahaha gilaaa… Gilaaa… Bikin nafsu banget nih… Aahhhh aahhhh… Saya jadi gak kuat lagiii… Rasakaannn iniiii” desah mang Yono ke arah wajah Nayla.

“Aaahhhh… Aahhhh… Mmpphhhhh” desah Nayla memejam.

“Aduhhhh… Saya juga gak kuat lagii nihhh… Mbak Nayla seksi banget… Saya jadi gak kuat pengen ngecrot lagii… Aaahhh rasakannn iniiii” ucap pak Sudar yang juga ke arah wajah cantik Nayla.

“Mmpphhh” desah Nayla yang sampai harus memejam.

“Hakhakhak… Ayo pakk… Gak coba keluarin juga ? Nikmat lohhh !” Kata pak Urip pada pak Paul yang masih asyik mengocok.

“Aaahhhh… Aaahhhh… Sebentar lagii… Tolong genjot mbak Nayla lebih kenceng lagii paakk” ujar pak Paul ke pak Urip.

“Hakhakhak kalau itu maumu, oke lah… Hennkgghhh !!!”

“Aaahhhh paakkk… Aaahhhh… Ampunnn… Ampuuunnnnn” jerit Nayla tak berdaya.

“Aaahhhh… Aaahhhh… Ini diaaa… Ini baruuu… Ouhhh saya gak kuat lagiii… Terima iniii !!!!” Desah pak Paul yang mengincar susu bulat Nayla.

Crroott… Croott… Croottt !!!

“Aaahhh kelluaarrr” jerit pak Paul sepuas-puasnya.

“Hakhakhak… Nah gitu donggg… Saya kan jadi bisa fokus menggenjotmu, non” ujar pak Urip sambil menatap wajah cantik Nayla.

Tampak Nayla mengiba dengan menggelengkan kepalanya. Yang ia inginkan hanyalah beristirahat sebentar. Ia sudah sangat lelah. Ia ingin mengistirahatkan tubuhnya yang sudah bersimpuh sperma.

Namun pak Urip tetaplah pak Urip. Nafsunya yang besar langsung mendorongnya untuk menyetubuhi rahimnya. Sodokannya yang diperkuat membuat pinggul Nayla terangkat. Susunya bergerak cepat. Nampak nafsu besar pak Urip yang membuat orang-orang menganggapnya hebat.

“Aaahhhhh… Aaahhhh… Aaahhhh… Saya udah gak kuat lagii… Saya mau keluaarr” desah pak Urip yang malah semakin memperkuat sodokannya.

“Aaahhh paaakkk… Aahhhh… Cepaaattt… Cepaatt keluarin paakk… Akuuu… Aaaahhhhhh” desah Nayla kewalahan.

“Aaahhhh… Aahhhh… Aaahhh… Baiklah… Rasakaann… Rasaakaann inii ouhhh dasar lonte mesummm… Dasar pecun bercadar… Dasarrr ceweekk binall… Aaahhh siaaallll… Terimaa iniii nonnn Naylaaaaa !!!” Pak Urip berteriak sekeras-kerasnya saat pinggulnya menancap begitu dalam di rahim majikan alimnya.

Jleeeebbbbb !!!

“Aaaaahhh paaaakkkk” wajah Nayla terangkat ke belakang. Ia kemudian menjerit sekeras-kerasnya saat sperma pembantu tuanya itu mulai masuk membasahi rahim hangatnya.

“Kelluaaarrrr !!!!”

“Aaaaaaaahhhhh”

Crroott… Croottt… Crroottt…

Pak Urip lega. Spermanya telah keluar membanjiri rahim majikannya. Tubuhnya nyaris ambruk, namun tangannya berhasil bertahan dengan bertumpu pada ranjang di kanan kiri wajah majikannya.

Mata mereka bertemu. Senyum pak Urip menyapa wajah majikannya yang cantik jelita. Pak Urip yang gemas ingin mencumbunya. Namun tertahan karena banyaknya sperma di wajah majikannya.

“Hah… Hah… Hah” Nayla terengah-engah. Setidaknya ia merasa lega karena sudah menuntaskan tugasnya. Akhirnya impiannya terwujud. Rasanya lelah sekali harus melayani sembilan orang sekaligus.

Seketika terdengar suara langkah kaki mendekat. Baik pak Urip atau pria-pria tua lainnya langsung menoleh ke arah pintu masuk kamar Nayla. Sekejap tercium aroba busuk yang membuat beberapa pria tua langsung mundur sambil menutupi hidungnya. Tiba-tiba pak Urip tersenyum. Nayla yang penasaran pun menolehkan wajahnya untuk melihat siapa yang baru saja berjalan ke kamarnya.

“Saya gak ketinggalan pestanya kan ? Buwahahaha”

Batin Nayla hingga matanya nyaris melompat keluar.

Bersambung

hamil muda
Cerita dewasa menikmati tubuh wanita yang sedang hamil muda
rintih kenikmatan
Rintihan Kenikmatan Sang Juwita Hati
Bercinta Dengan Frida Temen Kost Yang Paling Cantik
Mandi Bareng Dengan Tante Dewi
Ngentot baby sitter
Mbak Marni, Baby Sitter Yang Merawatku Dari Kecil
Foto bugil cewek thailand cantik telanjang di mobil
pegawai bank bca cantik
Bercinta Dengan Pegawai Bank Yang Masih Perawan Bagian Satu
Pacar sange gara gara cuma pakai daster
Ibu guru sexy
Ku gadaikan tubuh ku untuk melunasi hutang suami ku
Petualangan Sexs Liar Ku Season 2
Foto bugil gadis asia cantik putih toket bulat putih bersih
Foto tante bokong gede nungging di sodok kontol
Ngentot gadis bugil
Wanita Setengah Baya Yang Selalu Ku Inginkan
Ngentot dengan mahasiswi cantik di kost
memek cantik
Dapet ngentot gratis gara-gara dari sms nyasar
Pembantu binal
Mbak Yeyen Pembantu Binal Yang Suka Maksa