Part #9 : Ampun pa?
Kak angga jatuh lemas di atas tubuhku. kita berdua menarik nafas sejenak dan sempat berciuman. Aku kembali melihat ke arah pintu ternyata bayangan itu masih ada, semakin lama aku perhatikan bayangan itu makin jelas dan ternyata dia….
“PAPA….” aku berteriak melihat dia yang berdiri di depan pintuku. Kak angga yang terkejut langsung bangun mencabut batang kemaluannya. Papa melihat cairan peju kak angga yang meluber keluar dari lubang kemaluanku. Lalu ia berteriak.
“ANGGA… ANGGI… APA YANG SUDAH KALIAN LAKUKAN?” Teriak papa.
Aku dan kak angga terkejut tidak bisa berkata apa apa. Kak angga berusaha menjelaskannya.
“aa-anu pa. Kita…” blm selesai bicara papa langsung memukul wajak kak angga hingga dia jatuh ke lantai. Aku yang takut hanya bisa tertunduk menangis sambil menutupi tubuhku. Papa lalu mengangkat tubuh kak angga, memegang pundaknya, lalu mendorongnya ke tembok.
“KAMU INI BERANI-BERANINYA NGELAKUIN HAL ITU KE ANGGI. DIA ITU ADIK MU.. ANGGA!!.” Teriak papa yang marah.
“ma-maaf pa, aa-angga salah.” Kata angga.
“MAAF KATAMU? MAAF AJA CUKUP? LIAT APA YANG UDAH KAMU LAKUKAN. KAMU UDAH MENYETUBUHI ADIKMU SENDIRI, APA LAGI KAMU KELUARIN PEJU KAMU DI DALAM. KALAU ANGGI HAMIL KAMU MAU APA? MAU TARUH DIMANA MUKA KELUARGA KITA HAH..?” kata papa
“ee-engga kok pa, anggi punya pil supaya gk hamil. Sehabis main anggi langsung minum pil itu kok pa.” Jawab kak angga.
“APA? PILL? TERUS KALO DIA PUNYA PIL ITU KAMU BISA SEENAKNYA NGENTOT SAMA DIA GITU? ASTAGAA ANGGA..” balas papa.
“UDAH SEKARANG KAMU PAKE BAJU KAMU. KELUAR DARI RUMAH INI!!.” Kata papa.
“pa.. ampun paa maafin angga… ampun.”kata kak angga.
“UDAH KAMU KELUAR SEKARANG. JANGAN PULANG SEBELUM PAPA KASIH IJIN KAMU PULANG. TERSERAH KAMU MAU TIDUR DIMANA.” Kata papa.
Kak angga segera memakai bajunya lalu keluar rumah. Papa langsung keluar dan mengunci pagar rumah. Setelah itu dia kembali menemuiku. Aku yang saat itu masih menangis, tertunduk sambil menutupi tubuhku dengan selimut. Papa masuk kekamarku.
“anggi… sudah berapa lama kamu melakukan ini?” tanya papa.
“be-belum lama pa.” Jawab aku.
“belum lama katamu? Gak mungkin. Papa liat kamu tadi sangat menikmatinya, pasti kamu sudah lamakan melakukan hal ini.” Kata papa.
Aku hanya terdiam tidak menjawabnya.
“heh… jawab pertanyaan papa.” Kata papa sambil tangannya memegang daguku.
“uu-udah sekitar dua bulan pa” jawab aku.
“Tuh… sudah papa duga.”
“kamu ini masih 16 tahun. Masa depan kamu masih panjang, KAMU MAU JADI APA HAH?” teriak papa. Aku sempat terhentak kaget mendengar teriakannya.
“JAWAB KAMU MAU JADI APA? MAU JADI LONTE?” ucap papa yang marah.
“ee-engga pa anggi salah, anggi minta maaf pa” jawabku sambil menangis.
“kamu ini… kamu suka main begini hah? Suka?.” Tanyanya.
Aku hanya menggelengkan kepalaku.
“bohong kamu.. papa liat tadi kamu sangat menikmati permainan kalian. Kamu sukakan? Udah jadi lonte kamu ini.” Ucap papa.
“engga pa engga.” Jawabku.
Papa lalu menarik selimut yang menutupi badanku lalu tangannya memegang daguku.
“bohong kamu… kamu sukakan di giniin kan?.” Kata papa sambil tangannya meremas payudaraku.
“aduh paa.. jangann..”jawab aku sambil mencoba menepis tangan papa.
“diam kamu. Kalo kamu suka bilang jujur aja.” Ucap papa.
Papa mendorong tubuhku jatuh ke kasur, kedua tanganku di pegang oleh papa. Lalu papa mengangkat tanganku ke atas kepalaku. Tangan kanan papa kini bebas memainkan payudaraku.
“gimana kamu suka kan?” tanya papa.
“ampun pa.. anggi minta maaf.. udah pa cukup..emmm” jawab aku.
Tangan papa kini berpindah menuju selangkangan ku, menyentuh kemaluanku. Papa mulai mengusap kemaluanku dan memainkan klitorisku. Tubuhku menggeliat tidak karuan.
“ahh… hmmppff paa udah cukup… anggi minta maaf.” Ucapku.
Tapi papa tidak mendengarkan ucapanku itu, papa terus melanjutkan permainannya. Setelah beberapa menit kemudian tubuhku mengenjang. Aku mengalami orgasme.
“ouhhh paa…. hentikan…” ucapku.
Srrr…. srrr…. srrr…. kemaluanku mengeluarkan cairan kenikmatan membasahi kasurku.
“tuhh lihat.. ini tandanya kamu suka… masih gak mau ngaku?.” Ucap papa.
“hmm.. iya pa.. anggi suka.” Jawab aku yang sedang mengatur nafas.
Papa melepaskan tangan ku. Dia berdiri lalu melepas celananya. Aku melihat kemaluan papa sudah berdiri tegak, ukurannya tidak sebesar kak angga, tapi kepala kemaluannya cukup besar sama seperti punya papa keisya. Kemudian papa duduk di pinggir kasurku. Papa menyuruhku untuk turun kebawah untuk mengulum batang kemaluannya.
“nggi sini turun, sepong papa dong.” Ucap papa.
Aku menurutinya, aku pengang batang kemaluannya itu lalu aku masukan kedalam mulutku. Aku gerakan maju mundur kepalaku membuat papa mendesah keras.
“ouhhh anggii sayangg…. enak banget… kamu jago banget sayang…” ucap papa.
Aku semakin cepat memaju mundurkan kepalaku.
“stopp nggi… udah klo gini terus papa bisa keluar.”ucap papa. Aku melepaskan kemaluan papa. Papa lalu mengangkat tubuhku keatas pangkuannya. Lalu papa mengarahkan batang kemaluannya kearah lubang kemaluanku (gaya wot). Setelah pas aku menurunkan tubuhku.
Blesss…. batang kemaluan papa masuk semuanya. Aku menggerakan tubuhku naik turun.
“ouhh paa…..hmmpfff…” desah aku.
“ahhh sayang… punya kamu sempit banget… enak…” desah papa.
Beberapa menit kemudian papa memintaku merubah gaya.
“udah sayang… ganti gaya dong.. kamu nungging.” Ucap papa.
Aku menurutinya, aku turun dari pangkuan papa, naik kekasur lalu nungging(dogystyle).
Papa memasukan batang kemaluannya.
Blesss…..
Papa mulai menggenjot tubuhku dari belakang. Semakin lama gerakannya semakin cepat.
“ahhh…emmm….” desah papa.
Beberapa menit kemudian tubuhku kembali mengenjang.
“ouhh paa… aku mau keluar…”
Srrr…. srrr….
Aku kembali mengalami orgasme. Cairan kenikmatanku membasahi lubang kemaluanku. Tubuhku terasa lemas. Papa menghentikan aktifitasnya lalu mencabut batang kemaluannya. Papa bergerak menuju meja riasku mencari sesuatu. Setelah menemukannya. Papa kembali, papa memasukan lagi kemaluannya itu lalu menggenjot tubuhku lagi.
“sayang… kamu mau rasain yang lebih nikmat ngga?”tanya papa.
“ma-mau pa.” Jawab ku.
Ternyata benda yang papa ambil tadi adalah babyoil. Papa menuangkan minyak itu ketangannya. Lalu papa mengusap tangannya yang penuh minyak itu ke atas lubang pantatku. Papa memasukan dua jarinya kedalam lubang pantatku itu.
“hmm… pa… perihh..” ucapku.
“gak papa sayang..pertama perih sedikit.” Ucap papa sambil memaju mundurkan tangannya.
Papa mencabut batang kemaluannya. Lalu diarahkan tepat ke lubang pantatku. Papa mendorong tubunya sekuat tenaga. Lalu bless…. batang kemaluannya masuk kedalam lubang pantatku.
“aduhh paa… sakitt…” aku berteriak.
“ouhhh.. tahan sebentar sayangg… sakitnya cuman sebentar kok…” jawab papa.
Papa belum menggerakkan batang kemaluannya, membiarkan lubang pantatku terbiasa menerima batang kemaluannya. Setelah beberpa saat papa mulai menggerakan tubuhnya.
Benar rasa sakitnya sudah mulai hilang di gantikan dengan rasa nikmat.
“ahhh.. paa…hmmppff…”desahku.
“ouhh… sayang sempit bangett… enak..”desah papa.
Papa semakin cepat menggerakan batang kemaluannya, beberapa menit kemudian aku kembali orgasme
“ahhh,,, papaa…”
Srrr….. srrr…. cairan kenikmatanku keluar membasahi kasurku.
Beberapa menit kemudian papa juga mengalami orgasme. Dia mempercepat gerakannnya membuat lubang pantatku semakin panas dan perih tapi nikmat.
“akkhh anggi sayangg,, papa keluar….” ucap papa.
Crootttt.. croottt….
Papa mengeluarkan cairan pejunya di dalam lubang pantatku. Papa membiarkan sejenak kemaluannya mengecil di dalam lubang pantatku. Setelah mengecil papa mencabutnya.
Ploop…
Cairan peju papa meluber keluar dari dalam lubang pantatku. Lubang pantatku terasa perih , panas dan semakin lebar. Aku menyentuh lubang pantatku yang semakin lebar itu membersihkan peju papa yang masih ada di dalam. Papa lalu berbaring di sampingku.
“gimana kamu suka kan?” tanya papa.
Aku tidak menjawabnya karena masih sibuk, papa lalu mengusap kepalaku sambil berkata.
“maafin papa tadi ya papa ngomong kasar ke kamu.” Kata papa.
“papa gak akan cerita tentang kamu dan kak angga ke mama asal kamu juga mau melayani papa. Oke?”ucap papa. Aku tidak menjawabnya hanya menganggukkan kepala.
“kenapa? Perih ya?.” Tanya papa
“iya perih, panas pa.” Balas ku.
“yaudah kamu diamkan saja nanti juga hilang kok.” Ucap papa.
Papa lalu bangun dari tempat tidurku lalu memakai bajunya lagi,
“papa mau lanjut mancing dulu ya. Kamu istirahat aja dulu.” Ucap papa.
“sebentar pa..” cegat aku.
“ada apa?”
“ijinin kak angga pulang pa. Kasihan kak angga mau tidur di mana.” Kataku.
“hmm… yasudah nanti papa bilang ke kakak mu itu.”
Papa berjalan keluar rumah. Beberapa menit kemudian kak angga kembali masuk ke rumah. Kak angga melihat ku yang sedang berbaring di kamar.
“anggi kamu kenapa?.” Tanya kak angga.
“pantat aku perih kak.” Jawab aku.
“papa tadi ngelakuin itu ke kamu?” tanya kak angga. Aku hanya menganggukkan kepala.
“wah dasar orang tua kurang ajar… dia sendiri juga tega menyetubuhi anaknya sendiri.”ucap kak angga yang marah.
“udah kak.. gak usah dipikirin. Yang penting papa nggak akan cerita ke mama.” Balasku
Kak angga hanya terdiam.
“aku siapin air hangat buat kamu berendam mau? Mungkin sakitnya bakal ilang kalau berendam.” Tanya kak angga.
“boleh kak hehe…” balasku.
Kak angga pergi menyiapkan bathtub dengan air panas. Setelah siap kak angga menggendong tubuhku menuju bathtub. Aku berendam sejenak, rasa sakitnya sudah sedikit hilang. Setelah itu aku mandi membersihkan tubuhku.
Bersambung