Part #37 : Setelah 8 Tahun Gak Bertemu
Lumayan lama kita berdua berada di keadaan saling peluk ini, hingga…
“Dikaa..” panggil Misel lirih di dalam pelukanku
“Dikaaaa..” panggil nya lagi
Gw tak menjawab panggilan nya dan tetap memeluk tubuh Misel dengan sangat erat, rasanya tak ingin ku lepaskan tubuh wanita satu ini.. Jujur, di dalam hati gw ini merasa kangen banget dengan dirinya. Pelukan ini sudah seperti obat bagi gw untuk mengobati rasa kangen selama 8 tahun ini.
Setelah cukup lama gw memeluknya, akhirnya gw lepaskan dia dan kita berdua kini saling pandang berhadapan… Terlihat mata Misel sudah sangat sembab karena dia sudah sedari tadi menangis tiada henti. Mulut Misel mulai terbuka seperti ingin mengatakan sesuatu.
“Dika, aku pipis dulu ya.. Aku udah kebelet banget dari tadi” ucap Misel sembari menunduk tersenyum malu
Dia langsung berlari kecil ke dalam kamar mandi.. Gw hanya bisa berdiri terdiam melihat tingkah Misel saat ini, sungguh tingkah dan ekspresi nya tidak berubah semenjak jaman kita berpacaran dulu.
“Ini dia serius nih dia kencing disaat suasana begini? Tapi yang namanya kebelet mau gimana lagi sih.. Apalagi cewek ya” gumam gw dalam hati
Gw akhirnya kembali berdiri menghadap jendela, yang otomatis jadi membelakangi kamar mandi yang berada di dekat pintu kamar. Gw tatap keluar jendela dengan tatapan kosong, entah apa yg ingin gw pikirkan juga gak tahu.
Beberapa saat kemudian gw dengar pintu kamar mandi terbuka.. Misel berjalan lalu langsung memeluk gw dari samping kiri. Dia membenamkan wajahnya di bagian dada kiri gw, tangan nya melingkar di perut gw dengan sangat erat.
“Dika.. Maafin aku yaa”
“Maafin aku yang udah bertindak secara egois selama ini”
“Maafin aku yang udah meninggalkanmu tanpa alasan yang jelas”
“Aku tau aku salah, aku tau aku bodoh… Tapi hanya permintaan maaf yang bisa aku lakukan”
“Maafin aku ya.. sayang” papar Misel yang lagi – lagi membuat hati gw tersentak karena kata-kata terakhir nya
*Degggggg*
“Sayangg????!!! Lu bilang sayang??!! Setelah semua yang lu lakuin ini, lu masih bisa manggil gw sayang??” emosi gw dalam hati
Entah kenapa, setelah denger panggilan ‘sayang’ dari Misel seakan – akan membuat emosi gw kembali meningkat.. Gw sekarang benar-benar marah padanya, entah gw juga gak ngerti kenapa panggilan sayang dari Misel tiba-tiba bisa menyulut emosi gw yang sudah mereda tadi.
Gw lepaskan pelukannya, gw pegang kedua bahu nya sehingga kini kita berdua berhadapan kembali.. Terlihat tadi Misel menangis lagi di pelukan gw.
“Hmmmm huffffttttttt” gw tarik nafas dalam – dalam
.
.
“Maaf?? Maaf kamu bilang??” ucap gw dengan nada yang sedikit tinggi
“Kamu.. Kamu kemana aja selama ini hahh??!!”
“Kamu pernah gak mikirin keadaan aku selama ini??!!”
“Kamu tau gak sakit nya aku setelah ditinggal kamu waktu itu??!!”
“Asal kamu tau ya.. Aku ini hampir gila setelah kepergianmu!!”
“Aku down dan bahkan tidak bisa merespon apa-apa selama tiga bulan lamanya!!”
“Aku sampai dibawa ke psikolog oleh Wulan untuk memeriksa kejiwaan aku, karena apa?? Karena aku sudah seperti orang gila asal kamu tau!!” (sorry yg ini ane lupa ceritain ke thread)
“Kamu tau semua itu karena apa??!! Karena dulu itu aku cinta sama kamu!!”
“Aku benci mengakui nya, tapi dulu itu aku juga udah cinta mati sama kamu Misel!!”
“I’ll love you till i die?? Apa?? Mana buktinya?? Selama ini kamu pernah mencoba untuk kembali padaku?? Selama ini kamu pernah mencoba untuk menghubungi ku lagi??!! Mana??!! G A K – A D A”
“Terus setelah pertemuan kita yang tidak disengaja ini kamu bilang maaf?? Kamu bilang cinta sampai mati ke aku??”
Semua ucapan gw dengan nada yang sedikit tinggi itu seakan-akan mengeluarkan segala emosi yang ada di hati gw selama ini.. Emosi tentang hubungan kita yang tidak pernah bisa gw utarakan langsung kepadanya, kini telah gw keluarkan.. Gw seperti tak memikirkan apapun ketika berbicara semua itu, seakan semuanya keluar sendiri dari mulut gw sembari mengiringi luapan emosi yang keluar dari diri gw..
Setelah mendengar semua perkataan gw, Misel tak menjawab apapun.. Dia hanya tertunduk sembari menutup muka nya, dia hanya menangis di depan gw.. Menangis sesenggukan hingga badan nya ikut bergetar mengiringi isak tangis nya.
“Maaf.. Dika.. maaf…”
“Maaf.. Maaf.. Maaf.. ” ucap nya dengan nada gemetar sembari menggeleng – gelengkan kepalanya
Tiba-tiba Misel jatuh terduduk dengan kedua kaki nya menekuk kebelakang..
Tangis Misel makin menjadi.. Getaran di tubuhnya pun ikut mengiringi isak tangis yang semakin tersedu – sedu. Dia terus – menerus mengucapkan kata ‘maaf’ di sela-sela isak tangisnya.
Gw yang melihat dia seperti ini jadi merasa iba.. Ternyata kata-kata yg gw ucapkan bisa membuat Misel terpukul seperti ini. Semua emosi gw yang sudah gw keluarkan kini lenyap sudah, melihat Misel yang tidak bisa berkata apa-apa selain kata maaf tentu membuat hati gw juga menjadi merasa bersalah.
Gw akhirnya ikut duduk di depan Misel, gw pegang kedua tangan yang menutupi mukanya.. Gw buka tangan tersebut hingga kini wajahnya kembali terlihat. Gw raih wajahnya lalu gw cium kening Misel dengan lembut untuk menenangkan nya. Benar saja, tak lama kemudian tangisan Misel berhenti namun wajahnya tetap menunduk tidak berani menatap gw.
Melihat Misel yang sudah tenang, gw langsung peluk Misel.. Kita berdua kini saling dekap diatas lantai hotel, Misel juga membalas pelukan gw dengan melingkarkan tangannya begitu erat.
“Maafin aku ya udah kelepasan ngomong nya.. Td aku benar-benar gak bisa mengendalikan ucapanku, semuanya seperti keluar begitu aja” gw usap – usap punggung dan kepala nya
Misel menggelengkan kepalanya di pundak gw
“Nggak Dika.. Kamu gak perlu minta maaf, emang semua yang kamu omongin itu bener adanya kok.. Aku yang salah disini, maafin aku ya sayang”
*Degggg*
Lagi – lagi setiap Misel mengucapkan kata ‘sayang’ rasanya seperti ada yang menusuk hatiku.. Bukan perasaan cinta, namun perasaan sakit yang gw rasakan.
“Sel” panggil gw
“Iya kenapa Dika” sahutnya
“Boleh minta tolong jangan panggil aku dengan sebutan ‘sayang’?”
“Bukan maksud aku gak suka atau benci, aku gapernah benci kamu dari dulu sampai detik ini.. Tapi setiap kamu panggil aku dengan sebutan ‘sayang’, rasanya kayak tiba-tiba dada aku sakit aja gitu” ucap gw selembut mungkin agar Misel tidak marah
“Hikss.. Maaf ya Dika.. Hikss.. Kayaknya aku udah membuat trauma di hatimu sampai sekarang ya.. Hikss…” lagi-lagi Misel nangis di pelukan gw
Gw tak menjawab sampai tangisan Misel berhenti.. Setelah tangis nya terhenti, gw angkat tubuh nya lalu gw dudukkan di pinggir ranjang. Kini kita berdua duduk bersebelahan namun saling tatap, mata Misel sangat tajam menatap gw seperti tatapan yang mengandung penuh arti.. Gw pun sama, gw tatap kedua mata indah yang dulu pernah mengisi hari – hari gw ini dengan tatapan yang mengandung penuh arti.
Wajah Misel makin lama semakin mendekati wajah gw.. Kini wajah kita berhadapan sangat dekat sehingga gw bisa merasakan nafas Misel yang sudah mulai berat. Entah siapa yang mulai, kita berdua sudah berciuman.. Bibir Misel bergerak mencium gw sangat mesra, gw yang terbawa suasana membalas permainan bibir nya.. Lidah nya mulai bermain dan langsung disambut oleh lidah gw. Kita berdua saling lumat dan saling hisap tanpa sepatah katapun kita ucapkan.
Ku rasakan kini nafas Misel semakin memburu, permainan lidah nya sangat liar menghujani mulut gw. Tangannya dilingkarkan ke belakang kepala gw sangat erat sehingga untuk gw menyudahi percumbuan ini sangat mustahil rasanya.
“Mmhh Sel udah mmhh” ucap gw di sela-sela lumatan liar lidah Misel namun tak ia hiraukan
Misel masih melumat gw dengan liar nya, rasanya seperti orang yang sedang kesurupan, Misel sepertinya sudah sangat menginginkan ini setelah penantian panjang.. Tangan kiri Misel kini mengambilkan tangan gw yang berada di pinggang nya, dituntun nya tangan gw untuk ke pahanya. Tak hanya itu, tangan gw dituntun masuk kedalam rok nya. Misel membuka lebar pahanya hingga kini bisa kurasakan cd Misel yang ternyata sudah cukup basah.. Akhirnya gw mengetahui kalau Misel sudah sange semenjak bercumbu dengan gw.
Entah terbawa suasana atau gimana, tangan gw bergerak dengan sendirinya mengusap – usap vagina Misel dari luar cd.
“Mmhhhh ahhh ahhh mhhh” desah Misel di sela – sela lumatan nya
Mendengar desahan Misel, tangan kiri gw kini bergerak meraba payudaranya dan gw remas2 dengan lembut dari luar kemeja yang ia kenakan.. Misel semakin blingsatan setelah menerima rangsangan di payudara dan vagina nya.
Tiba-tiba..
Misel mendorong tubuh gw dengan keras sehingga kini gw rebahan ditindih oleh Misel diatas gw.. Dia lanjut mencumbu gw dengan liar, gw tak bisa melakukan apapun, gw hanya bisa menerima dan mengimbangi permainan lidah dia. Tubuh gw kini seperti sudah dikuasai oleh Misel yang terlihat seperti sedang memeperkosa gw.
Tangan Misel bergerak mengangkat kaus gw, dan gw hanya bisa menuruti keinginan nya hingga percumbuan kita pun akhirnya terlepas. Ku lihat muka Misel menatap gw dengan sangat bernafsu seperti orang yang sudah tidak sabar untuk menikmati tubuh gw. Kedua tangan nya kini bergerak untuk melepaskan celelana pendek gw, dan lagi-lagi gw hanya bisa menuruti nya tak bisa melawan ataupun mengatakan apapun. Setelah berhasil membuat gw telanjang bulat, Misel langsung melucuti semua pakaian nya hingga kini kita berdua sudah sama-sama bugil tak ada sehelai benangpun yang menutupi.
Penis gw yang sudah berdiri tegak maksimal langsung dikocok oleh tangan nya yang lembut.. Misel menatap gw sesaat dengan tatapan sayu dan senyuman nafsu nya sambil terus mengocok penis gw.
“Ahhhh” desah gw tiba-tiba setelah merasakan mulut Misel melahap penis gw
Mulut Misel naik turun menyepong penis gw dengan cepat cepat hingga membuat nafsu gw kini ikut tinggi.. Beberapa saat kemudian Misel naik ke atas gw dengan tetap menyepong penis gw.. Vagina mulus yang ditumbuhi sedikit bulu-bulu halus nya diarahkan ke atas wajah gw.
Gw yang mengerti akan maksudnya, kedua tangan gw kini bergerak untuk memegang pinggang Misel dan langsung gw lahap vagina nya.. Vagina yang dulu hampir setiap hari selalu memuaskan nafsu birahi gw kini kembali ku rasakan. Gw buka lubang vagina nya yang masih kemerahan dengan tangan kanan lalu langsung gw mainkan lidah gw di lubang vagina nya.. Lidah gw terus melumat mulut vaginanya hingga membuat Misel mendesah di sela-sela kuluman nya terhadap penis gw.
Beberapa saat kemudian Misel melepaskan sepongan nya lalu mulai mendesah – desah tak karuan setelah jari tengah gw kini ikut bermain mengocok – ngocok lubang vagina nya bersamaan dengan lidah gw.
“Ahhhh iya Dikaaahh disituhh ahhhhh”
“Ahhh aku kangen banget sama kamu ahhhh”
“Ahhh terusshhh sayang terusshhh ahhhhh” desahan dan racauan Misel menikmati permainan lidah dan jari gw
Walaupun Misel memanggil gw dengan sebutan ‘sayang’ lagi, namun karena nafsu juga sudah meliputi gw, gw pun tak memperdulikan nya.. Gw malah jd tambah bernafsu kalau bercinta trs dipanggil ‘sayang’ sama lawan main nya hehe.
Beberapa saat kemudian vagina Misel ku rasakan berkedut…
“Sayanggg.. Ohhhhhhhhhh” lenguhan panjang Misel dibarengi dengan getaran hebat di tubuh nya dan semburan cairan kenikmatan di jari gw
Badan Misel langsung ambruk diatas gw setelah merasakan orgasme yang pertama, vaginanya jatuh dibawah dagu gw membuat aroma khas nya makin tercium oleh gw.. Gw raih tubuhnya lalu gw rebahkan di samping kanan.
“Sel udah ya.. Km udh puas kan?” ucap gw yang kembali memiliki kesadaran setelah melihat Misel orgasme
Misel langsung bangkit lalu naik dan memeluk gw dari atas lagi..
“Aku kangen banget banget banget sama kamu Dikaa”
“Aku kangen banget ngerasain orgasme hebat kayak tadi”
“Ahhhh kangen banget rasanyaaaaaa hihi” ucap nya sembari mengatur nafas diatas tubuh gw
Tak lama kemudian Misel kembali menghujani gw dengan ciuman liar nya.. Karena liarnya ciuman Misel itu sehingga membuat suara saat bibir dan lidah kita beradu. Paha Misel tak tinggal diam, paha nya menggesek – gesek penis gw yang masih tegak maksimal. Beberapa menit kami saling cumbu hingga akhirnya Misel menghentikan aksi nya lalu langsung melahap penis gw kembali.. Dikulum nya penis gw dengan sangat liar sungguh jauh berbeda seperti Misel yang 8 tahun lalu gw kenal.
Misel melepaskan sepongan nya secara terburu-buru, lalu langsung berlutut diatas penis gw..
Baru sempat mau gw larang, namun….
*Blesssss*
“Ahhhhhhhh” lenguh kita berdua bersamaan ketika penis gw memasuki lubang vagina nya secara penuh
“Penuh banget sayang.. Kontol kamu emang yang paling terbaik selama ini” ucap Misel dengan wajah bernafsu nya
Gw tak menghiraukan ucapan Misel, karena gw sedang menikmati pijatan2 dinding vagina Misel yang ternyata masih terasa sempit ini bagi penis gw.. Gw pejamkan mata mencoba untuk tidak berpikir apa – apa.. Karena nafsu yang sudah menyelimuti gw, gw sekarang hanya ingin menikmati ‘pemerkosaan’ Misel terhadap gw.
Setelah diam beberapa saat, akhirnya Misel mulai menggoyangkan pinggul nya.. Goyangan Misel makin lama makin membuat gw diselimuti oleh nafsu kembali, seakan sekarang bayangan Silvi dan anak gw menghilang sudah..
“Ahhh sayang ahhhh ahhhh” desahan Misel mengiringi goyangan dirinya diatas tubuh gw
Nafsu gw yang kini sudah berada di ubun-ubun, langsung gw raih lengan Misel agar tubuh nya condong ke gw, gw tahan pinggul nya lalu gw memposisikan kaki menekuk seperti jongkok.
Muka Misel sedikit bingung atas perbuatan gw, namun…
“Ohhhh sayanghhh ohhhh ohhh terus sayang ohhh”
“Ohhh enak banget sayang ohhhh ohhh”
“Ohhhhh aku kangennn ohhhhh ohhhh sayanghh ohhhh” desahan dan racauan nya langsung keluar begitu saja setelah gw berikan penetrasi dari bawah
Wajah Misel terlihat sangat cantik dari bawah sini ketika dia sedang mendesah – desah sembari menatap gw.. Gw genjot vagina Misel dari bawah dengan tempo sedang tanpa jeda hingga beberapa saat kemudian..
“Ohhh aku ohhh keluar lagiii ohhhhhhhhhh”
Gw makin cepat genjotan gw hingga badan Misel kembali bergetar dengan hebatnya, mulutnya menganga seraya lenguhan panjang yang keluar dari mulutnya.. Gw langsung lepaskan penis gw, lalu langsung gw raba dan gw gesek2 klitoris nya dengan cepat sehingga membuat Misel terus mendesah2 ketika sedang orgasme.
Hingga….
*Srrrrrrrrr*
“Sayanggghhhh ohhhhhhhhhh”
Lenguhan panjang Misel kembali terdengar diiringi cairan kenikmatan yang muncrat dengan deras keluar membasahi pinggang dan kasur gw.. Badan nya seperti kaku melengkung keatas lalu seketika ambruk diatas gw setelah dia selesai menikmati orgasme hebat nya.
Nafas Misel terdengar sangat berat dan ngos – ngosan, badan nya lemas lunglai tak bergerak diatas tubuh gw. Gw dorong badan Misel lalu gw rebahkan telentang sebelah badan gw..
Gw kini beranjak untuk membersihkan pinggang dan perut gw yang basah karena air kencing + cairan cinta Misel.. Setelah dirasa bersih, gw balik lalu ambil tisu basah yg dibawakan istri, kemudian gw lap juga bagian pinggang dan perut Misel.
Beberapa menit setelah gw lihat Misel sudah bisa mengatur nafas, gw ubah tubuh hingga berposisi menunggig dihadapan gw.. Langsung gw arahkan penis ke lubang vagina nya.
“Ohhhh ohhhh sayang ohhhh” desah Misel kembali terdengar setelah penis gw keluar masuk dari belakang
Gw genjot dengan tempo sedang sehingga menimbulkan bunyi *Plokk… Plokk… Plokk…* saat pinggang gw bersentuhan dengan pantat Misel yang kini terlihat sedikit lebih semok dibandingkan jaman dulu.
“Kenapa memek nya masih sempit dan masih seenak ini ya padahal udah gak ketemu 8 tahun” tanya gw dalam hati
Setelah beberapa menit penis gw menyodok vagina Misel dari belakang, Misel terus mendesah desah tanpa henti hingga akhirnya gw rasakan vagina nya kembali berkedut.. Tak lama kemudian badannya kembali bergetar, kepalanya mendongak diikuti oleh lenguhan panjang dan cairan kenikmatan nya membasahi penis gw.
Badan Misel kembali ambruk tengkurap hingga penis gw terlepas dari vagina nya..
“Nanggung aku” ucap gw sembari membalikkan badan Misel hingga terlentang lalu gw masukkan lagi penis gw kedalam vagina nya
“Ohhhh iya sayang gapapa lanjutin aja ohhh enak banget ohhhh” jawab Misel sembari mendesah ketika penis gw kembali menghujani lubang vagina nya
Padahal baru selesai merasakan orgasme namun Misel langsung mendesah – desah tak karuan ketika gw genjot dengan gaya missionary secara cepat.. Makin lama genjotan gw semakin cepat, hingga..
“Aku mau keluar” ucap gw sembari terus menggenjot dengan cepat
“Ohhh iya sayang ohhhh keluarin aja ohhh keluarin sayang ohhhh” jawab nya sembari mendesah – desah
Blm sempat gw tanya dimana, kaki Misel langsung melingkar ke belakang pantat gw seperti menahan agar gw tidak mengeluarkan nya diluar.. Mengerti akan kode itu, gw makin mempercepat hingga dengan satu kali hentakan menyentuh dinding rahim nya, lalu..
*Crottt… Crott… Crott…*
“Mhhhhhhh” lenguhan tertahan gw ketika beberapa kali memuncratkan sperma ke dalam rahim Misel
“Ohhhhhhhh” bersamaan dengan itu, Misel juga melenguh dan cairan kenikmatan nya membasahi penis gw
Ternyata kita orgasme bersamaan..
.
.
.
Kini kita berdua terbaring terbaring terlentang setelah menikmati orgasme atas pertempuran barusan, nafas kita berdua masih ngos – ngosan serta keringat yang membasahi sekujur tubuh.
Kita berdua diam tanpa kata hingga Misel bergerak untuk memeluk gw dari samping kiri…
“Td keluarin di dalem gapapa kan?” tanya gw membuka obrolan
“Iya gapapa sayang.. Eh Dika hihi” jawab nya seperti sengaja salah sebut
“Yaudh syukur” sahut gw tanpa menoleh kearah nya
“Udah puas kan sekarang? Kangen nya udah terobati kan?” tanya gw dengan nada datar
“Puas banget Dikaaaa.. Aku sampe orgasme hebat gitu lohhh.. Memang kamu ini terbaik kalau soal memuaskan aku ya hihihi..”
“Maaf ya kasur kamu jd basah gara2 aku tadi” papar Misel
“Oh yaudh syukur.. Iya gapapa kok ini mah bed cover nya doang, ntar minta lagi gampang” balas gw santai
“Beruntung banget ya orang yang menjadi jodoh kamu sekarang Dika… Udah dapet orang kayak kamu, dapet keturunan yang gemesin pula mirip kayak kamu hihi”
“Seandainya aku yang jadi wanita itu, kayaknya setiap detik aku bakal selalu bahagia dan selalu bersyukur karena udah ditakdirkan hidup bersama kamu” ucap Misel yang tak ada henti – henti nya membahas ‘takdir’ dan ‘jodoh’
Gw sedikit kesal, gw rangkul lehernya hingga kini kepala Misel berada di sebelah telinga gw…
“Udah, sekarang aku mau denger semua ceritanya.. Aku mau kamu sekarang ceritain semuanya dari awal sampai akhir tanpa ada yang kamu tutup – tutupi lagi.. Bisa?” perintah gw
“Eh mmm.. I.. Iya Dika” sahut Misel yang seperti gugup
“Kalo kamu gak ceritain dengan jujur dan masih ada yang kamu tutup – tutupi, berarti ini adalah pertemuan pertama setelah 8 tahun sekaligus pertemuan terakhir untuk kita” lanjut gw
“Iya Dika iyaaa iyaaa.. Jangan gitu ih, iyaaaa.. Aku juga niatnya dari awal kesini itu mau ceritain semuanya kokkk.. Hmmmmm” rengek Misel yang sama seperti dulu
“Hahahah yaudah sok cepetan aku dengerin sampai berapa lama pun” ucap gw
“Jadi gini Dika…”
Akhirnya Misel mulai menceritakan disaat kejadian dia meninggalkan gw, memang sebagian besarnya sama seperti yang dikatakan oleh kedua orang tua Misel dulu..
(untuk yang ingin mengingat penjelasan ortu Misel, bisa dilihat di Update 28 – Page 151)
Namun ada satu hal yang benar-benar bikin gw emosi..
Ternyata selama ini Misel tidak pergi keluar pulau… Selama ini Misel hanya berada di kota ini.. Yaa hanya berada di ibu kota saja. Ternyata yang dikatakan kedua orangtua nya adalah bohong, soal komunikasi pun ternyata kedua orangtua nya selalu berkomunikasi dengan Misel.. Karena setelah dia pindah ke ibu kota, dia tinggal di tempat saudara nya (kerabat). Jadi otomatis kedua ortu nya tetap bisa berkomunikasi dengan Misel.
Setelah mengetahui itu, tentu saja hati gw menjadi panas.. Emosi gw secara tiba-tiba kembali muncul, ingin rasanya gw berteriak dan memaki sekencang mungkin namun tak bisa gw lakukan. Gw sadar ternyata gw telah dibodohi selama ini.
“NGENTOT LAH!! KENAPA GW BARU TAU INI SEMUA ANJING!!”
“KENAPA SEMUANYA BOHONG SAMA GW SI TAI!”
“KEKNYA MEMANG SEMUA ORANG LEBIH SUKA KALAU GW JADI GILA KETIMBANG LIHAT GW BAHAGIA!!” emosi dalam hati gw yang tak bisa gw ungkapan
Misel menceritakan semua ini dengan menangis, walaupun nada suaranya sudah bergetar namun dia sebisa mungkin untuk menceritakan semuanya kepadaku.
“Dikaa.. Hikss.. Maafin aku ya Dika, aku harap kamu jangan pernah benci orang tua aku yaa Hikss… Karena mereka gak salah, itu semua keinginanku.. Hikss… Aku yang mau mereka untuk ikut menyembunyikanku dari kamu juga, bahkan awalnya mereka gak mau menyembunyikan semuanya dari kamu. Tapi karena ancaman dari aku, akhirnya kedua ortu ku mengikuti apa mau aku. Sekali lagi maafin aku ya” papar Misel sembari menangis
“Hmmmm huffffttttttt” gw tarik nafas dalam – dalam
Beberapa saat gw hanya diam, lalu…
“Misel.. Terus kenapa kamu ngelakuin ini semua? Kamu pasti ada alasan khusus kan untuk semua ini? Aku yakin kalo kamu gabakal semudah itu untuk memutuskan meninggalkanku. Kan keluarga km udah membebaskan nya, seinget aku juga mereka tuh udah siap kalau kamu ternyata harus pindah keyakinan jadi kayak aku.. Terus kenapa kamu ngelakuin ini semua? Aku mau jawaban yang jujur dari lubuk hatimu” ucap gw dengan serius
“Iya.. Ada alasannya kok Dika” sahut Misel sembari tangan nya kini memeluk dan membelai wajah gw dari samping
“Kamu inget kan aku pernah ngelakuin itu sebelum aku meninggalkanmu? (bunuh diri). Kamu tau kenapa? Itu karena aku ingin mencoba merubah takdir kita, sayangku”
“Waktu itu aku bener – bener gak bisa nerima kalau aku dan kamu gak akan bisa bersama.. Aku memikirkan banyak hal sampai aku juga kepikiran untuk membuatmu masuk dan ikut dalam kepercayaanku, tapi aku tau itu salah.. Aku tau aku udah bodoh bangetttt sampe punya pikiran begitu, untungnya aku segera sadar dan membuang jauh-jauh pikiran itu. Namun aku juga bingung banget gimana caranya mengubah takdir agar kita selalu bersama? Aku tau tembok yang menghalangi kita itu sangat tinggi, tapi aku juga gak mau kalau aku gak berjuang sedikitpun.. Semakin aku memperdalam agama, justru aku semakin gatau gimana caranya agar kita bersama. Hingga akhirnya aku pernah marah sama tuhan.. Kenapa tuhan gak membiarkan kita selalu bersama? Kenapa tuhan gak menciptakan kita dengan keyakinan yang sama? Kenapa tuhan gak men takdirkan kita untuk bersama?”
“Aku dengan bodoh nya malah membuat keputusan untuk mengakhiri hidup.. Aku berpikiran kalau aku bisa menciptakan takdirku sendiri dengan meninggalkan dunia ini dan menantimu disana.”
“Tapi.. Lagi – lagi aku diberikan kenyataan bahwa takdir tuhan memang mutlak. Aku yang pernah berpikiran untuk meninggalkan dunia ini secepat mungkin, ternyata tetap tidak bisa. Tuhan masih belum membolehkan aku pergi dari dunia ini. Aku yang sempat kritis ternyata sekarang bisa hidup normal kembali dan bisa bertemu denganmu lagi saat ini.”
“Setelan kejadian itu memang keluargaku udah lepas tangan.. Mereka udah gak mau menuntut apapun lagi dari hubunganku dengan kamu bahkan mereka pun udah rela kalau kedepannya aku meninggalkan keyakinanku.”
“Tapi aku udah terlanjur malu.. Aku udah malu dengan tuhan, apalagi aku terlalu malu denganmu. Aku merasa gak pantes untuk bisa bersanding denganmu, aku gak pantes buat bisa jadi jodoh mu, dan aku merasa gak pantes buat jadi takdirmu.. Aku terlalu sombong karena merasa bisa memperjuangkan kita, padahal kenyataannya aku gak bisa merubah apapun”
“Setelah pemikiran yang panjang akhirnya aku memutuskan untuk pergi dari sana, aku benar-benar udah gak sanggup kalau untuk melanjutkan hubungan denganmu.. Hati ku udah terlalu lemah jika harus bersamamu tapi mengetahui kalau akhirnya kita harus berpisah.”
“Maafin aku ya Dika.. Semua ini hanya karena aku yang lemah, aku yang terlalu lemah gak bisa menghadapi semuanya dengan kepala dingin hingga bikin kamu jadi tersakiti”
“Aku juga terlalu takut untuk bisa bertemu denganmu hingga saat ini… Kalaupun hari ini kita gak sengaja bertemu, mungkin entah sampai kapan aku bisa berani untuk menemuimu..”
“Mungkin inilah yang dinamakan takdir, kita berdua gak mempunyai firasat apapun namun bisa bertemu hari ini…”
“Sampai detik ini perkataanku gak pernah berubah, aku tetap sayang sama kamu bahkan sampai aku mati”
“Gak ada sedikitpun aku melupakan mu hingga saat ini”
“Walaupun waktu kita bersama sangat singkat, namun hanya kamu lah yang bisa membuat aku se bahagia itu”
“Maafin aku ya Dika”
“Maafin aku ya sayang”
“Maafin aku..”
“Maaf.. Maaf.. Maaf”
Semua paparan Misel sembari terus menangis itu tak gw jawab atau gw potong sedikitpun, gw hanya mendengarkan semua ucapan nya.. Percayalah, disaat bicara dari hati ke hati seperti ini, kita harus menjadi telinga yang siap untuk mendengarkan semua ucapannya.
Setelah itu kami saling diam, tangan Misel tetap membelai – belai wajah gw, namun gw hanya menatap langit-langit kamar hotel ini sembari mencerna semua yang diutarakan olehnya.. Beberapa saat kemudian akhirnya gw berani untuk berbicara.
“Misel”
“Kamu tau gak tingkat paling tinggi dalam mencintai itu apa?”
“Tingkat paling tinggi dalam mencintai adalah mengikhlaskan.. Aku udah mengikhlaskan kamu semenjak aku sembuh dari keterpurukan, aku gak pernah sedikitpun menyalahkanmu atau bahkan membenci mu..”
“Memang aku tau untuk menyembuhkan luka itu tentu gak mudah, tapi aku juga harus bisa berlapang dada atas kepergianmu”
“Secara otomatis aku udah memaafkanmu dari dulu.. Aku justru yang harusnya minta maaf karena udah bikin kamu begini, aku udah membuat wanita cantik yang pernah aku cintai seperti ini”
“Aku selalu berdoa agar kamu selalu bahagia, aku selalu berdoa agar tuhan selalu melindungimu”
“Maafin aku ya Michelle Stephanie Gunawan”
Misel diam tak menjawab ucapan gw, namun tangan nya menarik wajah gw hingga kita bertatapan.. Kita berciuman beberapa saat kemudian kita berdua saling tatap.
“Makasih ya sayang” ucap Misel dengan senyuman bahagia nya di depan wajah gw
“Iya sama-sama Sel” gw balas senyuman nya
Gw kembali menatap langit-langit, sedangkan Misel tetap menatap dan memeluk gw dari samping..
“Btw gimana kehidupanmu saat ini? Udah punya suami kan ya… Anak udah ada?” tanya gw
“Kok tau aku udah punya suami?” tanya balik Misel
“Kan itu pak Anton bilang kalau kamu adalah adik iparnya.. Berarti kamu nikah sama adik nya pak Anton kan?” balas gw
“Hehehe iya Dika, kamu ini kebiasaan selalu cepat menangkap keadaan tapi masih suka gak peka kalau soal wanita heheh” ucapnya sambil cengengesan
“Boleh aku dengar kisah baru kamu? Kamu yang bilang sendiri kan jika kita bertemu kembali, kita harus menceritakan kisah baru kita masing-masing..” ucap gw
“Hihihi iya Dika sayanggg.. Kamu ternyata gak lupa ya, apa jangan-jangan kamu inget semua pesan yang aku tulis waktu itu?” tanya Misel
“Sejujurnya aku udah lupa.. Tapi setelah ketemu kamu saat ini, aku jadi inget semua kenangan itu” jawab gw jujur
“Maaf ya udah bikin kamu mengingat lagi kenangan pahit kamu sama aku” Misel kembali membelai – belai pipi gw
“Nggak kok.. Semua kenanganku gak ada yang namanya pahit, semuanya adalah kenangan indahku. Karena gak akan ada kenangan manis kalau tanpa kenangan pahit, begitu pula sebaliknya..” papar gw
“iihhh Dika.. Jangan gituuuu.. Aku baper lagi nanti sama kamuuu” rengek Misel sembari mencubit – cubit pipi gw
“Hahaha terus aku harus gimana, kan aku emang begini gak pernah berubah… Yaudah sok aku mau dengerin kisah baru kamu dulu” balas gw
“Iyaiya aku ceritain yaaa”
Akhirnya Misel menceritakan kisah baru nya setelah berpisah dengan gw..
Misel bercerita kalau dia juga sempat terpuruk beberapa bulan, bahkan awal2 perkuliahan nya di kampus baru membuat Misel sangat keteteran karena dia secara terus menerus memikirkan gw..
“Walaupun kita gak saling berkomunikasi, tapi aku tetap selalu memperhatikan km di semua sosmed km kok Dika”
“Aku gapernah sedikitpun untuk gak mantau kamu.. Setiap kamu update story, hati aku menjadi tenang.. Hingga setelah lebih dari satu tahun akhirnya aku bisa melihat kamu posting bersama seorang wanita cantik.”
“Jujur, aku sebenarnya sakit hati banget setelah kamu menemukan wanita baru Dik.. Tapi seiring berjalan nya waktu, aku malah jadi seneng banget ngikutin perjalanan kalian berdua… Aku kayak bahagia aja gitu kalo kalian lagi posting kebahagiaan kalian di sosmed. Aku yang tadinya juga sama menutup hati, kini bisa membuka hati untuk pria lain setelah 2 tahun aku pergi meninggalkanmu”
“Hingga akhirnya aku menemukan pria yang baik seperti kamu dan dia langsung siap untuk menikahi aku, itu adalah adiknya bang Anton. Aku udah menikah dari 4 tahun lalu Dik.. Maaf yaa aku mendahului kamu menikah heheh”
“Soalnya suamiku ini orangnya mirip dengan mu dari segi sifat dan perilaku, akhirnya hati aku pun luluh dan menerima pinangan nya”
“Kalau dibilang bahagia atas pernikahanku ya bahagia.. Namun aku masih ada perasaan sedikit bersalah karena menikah tanpa mengabari kamu terlebih dahulu, aku juga sebenarnya ingin kamu tahu kalau aku disini sudah menemukan kisah baru dan pria yang ditakdirkan untuk aku. Namun kembali karena aku yang terlalu takut untuk ketemu sama kamu lagi, jadilah aku menikah tanpa mengabari km terlebih dahulu”
“Akhirnya kebahagiaan aku menjadi lengkap setelah aku melihat kamu menikah juga satu tahun kemudian.. Kamu waktu nikah itu ganteng banget Dik hihi, istri kamu juga cantik banget.. Kalian memang pasangan yang sempurna sih kalo aku lihat.. Setelah kamu menikah, hatiku udah menjadi lega.. Udah gak ada penyesalan lagi dalam hatiku, akhirnya kita memiliki jodoh yang ditakdirkan masing-masing.. Tinggal bagaimana kita berdua berbagi kisah baru dimasa mendatang, dan ternyata hari ini lah saatnya kita membagi kisah kehidupan kita berdua yang baru”
“Apa ini seperti yang kamu bilang ya? Apa aku udh memasuki fase level tertinggi dalam mencintai?”
“Aku memang cinta kamu, tapi aku bakal lebih bahagia jika kamu bahagia juga meskipun itu dengan orang lain” cerita Misel panjang lebar namun sudah tidak menangis
Setelah cerita Misel yang panjang lebar itu, akhirnya gw menoleh kearahnya.. Terlihat senyuman bahagia Misel sembari menatap gw.
“Iya Misel, aku juga bahagia kok setelah mengetahui kalau kamu sudah menemukan jodohmu sendiri jauh sebelum aku.. Aku juga udah lega banget sekarang, soalnya aku gapernah tau kabar kamu, beda dengan kamu yang selalu tau kabarku.. Aku bersyukur banget ternyata kamu punya kisah baru disini, semoga kamu selalu bahagia ya” ucap gw sembari menatap mata nya
“Iya Dika aminnn… Yaudah sekarang giliran kamu dong hehehe” sahut Misel yang mengingatkan gw kalau harus cerita juga
“Eh iya juga.. Aku juga harus cerita ya”
Akhirnya kini gantian tinggal aku yang bercerita tentang kehidupanku setelah ditinggal Misel, berawal dari masa terpuruk ku hingga sekarang memiliki buah hati yang tampan dan lucu.. Namun gw tidak menceritakan soal ‘masa kenakalan’ hehe..
Cukup lama kami berdua ngobrol2 sambil bertelanjang bulat itu.. Misel selalu membelai – belai pipi gw atau dada gw disaat kita sedang mengobrol. Intinya dari hal ringan sampai yang berat kita bahas karena sudah lama banget kita berdua ini ingin bertemu namun baru bisa dipertemukan sekarang.
Akhirnya gw mengetahui kalau umur suaminya itu berbeda 6 tahun diatas Misel, suaminya bekerja di salah satu perusahaan besar juga.. Misel juga ternyata mengambil s2 yang satu jurusan dengan gw. Makanya sekarang dia bisa dimasukkan ke tim nya pak Anton.. Dia kini satu perusahaan dengan gw. Selain karena adik ipar pak Anton, Misel juga memiliki skill yg pas untuk masuk ke tim nya. Lagian waktu jaman – jaman pacaran, Misel sering belajar tentang data analyst ke gw jadi seharusnya dia bisa melahap semua tugas2 yg diberikan.
SPOILER:
Kenapa Misel bekerja? Karena suaminya yang sibuk dan dia jenuh kalau harus menjadi ibu rumah tangga.. Jadi akhirnya sang suami Misel mengizinkan dia untuk bekerja, apalagi sekarang jd anak buahnya kakak suaminya sendiri.. Jd udah pasti didukung sama suami nya.
.
.
.
Tak terasa hari sudah semakin malam, pas gw lirik jam ternyata sudah hampir jam 10 malam.. Padahal cuma ngobrol sama ngewe doang tp udh menghabiskan waktu hampir 4 jam lamanya hahaha.
“Udah mau jam 10 tuh.. Kamu gak dicariin suami?” tanya gw
“Eh iya bener udah mau jam 10 ya.. Yaudah aku pulang ya Dika” sahut nya
“Iya” jawab gw singkat, padat, besar namun agak kendur kayak toket nya mbak Bella wkwk
“Tapi aku numpang mandi dulu ahh” ucap Misel
Misel pun berlalu ke kamar mandi, beberapa menit kemudian dia sudah keluar lagi dan berdandan di kamar gw.
“Tumben cepet mandinya, dulu perasaan kalo mandi tuh lama” ledek gw sambil berjalan ke kamar mandi
“Hehehe kan ngejar waktu” sahut nya
Gw juga mandi.. Setelah selesai mandi, gw lihat Misel sudah rapih seperti waktu ketemu di starbak tadi.
“Aku pulang dulu ya Dika.. Mwaaahhh” pamit nya sambil mencium pipi gw terus berlalu keluar kamar dengan senyuman yang mengembang di wajahnya
“Iya Sel hati-hati ya” sahut gw
Setelah Misel pergi, gw pakai baju lalu duduk di pinggir ranjang..
“Entahlah apa yang telah terjadi dalam hidup gw ini.. Semoga ini hanyalah pertemuan pelepas rasa kangen antara dua orang yang pernah memadu kasih” batinku
Beberapa saat kemudian gw menerima panggilan vc di hape gw..
Setelah gw lihat, gw baru sadar…
*Deggggg*
“Silviiiii!!!”
“Iya gw kan sekarang udah punya keluarga, kenapa gw tadi ngelakuin hal itu dengan Misel??!! Berarti gw barusan selingkuh dong??!! ANJING LAHHH!!!”
“Kesetiaan yang udah gw jaga dengan sekuat tenaga selama menikahi Silvi ternyata hanya sampai detik ini doang gitu??!! BEGO BANGET GW.. BEGOOOO!!” emosi, penyesalan dan makian menghujani hati gw
Memang penyesalan itu selalu datang terlambat, gw benar-benar bodoh sudah bisa dikendalikan oleh nafsu lagi.. Gw benar-benar takut jika sampai kembali ke ‘masa kenakalan’ lagi.
“Nggak.. Gw gaboleh kembali ke masa itu” batinku
Setelah dihujani oleh penyesalan itu, akhirnya gw memberanikan diri untuk mengangkat vc dari Silvi sang istri gw sekaligus pujaan hati gw saat ini..
“Halo papa” sapa istriku sembari tersenyum
Bersambung