Part #28 : Hari Yang Tidak Pernah Aku Bayangkan
Sekitar 6 sampai 7 bulan setelah jadian dengan Michelle..
Tak terasa sudah lebih dari setengah tahun gw berpacaran dengan sang gadis amoy impian.. Puji syukur hingga saat ini tak ada masalah besar yang menghalangi, hubungan sex gw dan Misel tetap rutin seperti biasa.. Namun dibalik rutin nya hubungan sex gw dengan Misel, gw juga menyimpan sebuah rahasia besar yaitu berhubungan sex dengan kakak dan adik gw.
Mbak Bella selalu meminta untuk disetubuhi ketika memiliki kesempatan. Sedangkan untuk Sindy, karena adik gw ini sudah mengerti akan nikmatnya berhubungan badan, Sindy sering datang ke gw untuk meminta dipuaskan.. Tentunya dengan sangat hati-hati agar tidak tercium oleh Misel, loh kalo mbak Bella tau gimana? Mbak Bella sepertinya sudah tau atas perbuatan gw dengan Sindy ini, tetapi dia seakan-akan mencoba untuk diam dan membiarkan gw melakukannya.. Entahlah gw juga tidak tahu kenapa mbak Bella membiarkan gw berhubungan badan lagi dengan orang lain selain dengan Misel dan dirinya.
Wulan? Meskipun kelihatannya gw dan Wulan ini biasa saja malah terkesan sedikit menjaga jarak, namun akhirnya sempat beberapa kali gw tak bisa mengendalikan nafsu juga dan berujung melakukan sex dengan Wulan.
Walaupun pada kenyataannya gw ini berulang kali mengkhianati Misel, namun semua itu atas dasar nafsu semata gak lebih.. Hati gw akan tetap untuk Misel sampai kapanpun dan tak akan ada yang bisa menggantikan nya.
Minggu 07.00
Pagi ini gw terbangun diatas kasur kamar rumah gw.. Yap sekarang gw sedang berada di rumah, karena Misel sedang pulang ke rumahnya selama seminggu akhirnya gw memutuskan untuk pulang ke rumah juga weekend ini..
Sejujurnya hubungan gw dengan Misel tak ada masalah apapun saat ini, tapi entah kenapa akhir – akhir ini Misel sering pulang ke rumah nya.. Entah hanya sehari, hanya 3 hari, atau bahkan pulang sampai seminggu seperti yang terjadi saat ini..
Pernah suatu ketika gw tanya kenapa jadi sering pulang, Misel hanya mengatakan sedang ada masalah keluarga yang ia hadapi dan belum siap jika ingin menceritakan ke gw.. Karena gw juga bukan tipe orang yang memaksa, akhirnya gw iyakan dan tetap menunggu curhatan dari Misel jika dia sudah siap menceritakan semua masalah yang sedang dihadapi nya akhir – akhir ini.
Gw dibangunkan ibu pagi ini, sebetulnya gw udah bangun subuh tadi untuk sholat namun ketiduran lagi karena mata rasanya masih ngantuk banget.. Gw bangun kemudian langsung mandi dan sarapan.. Setelah sarapan dan ngobrol2 bareng ayah ibu, gw memutuskan untuk ke kamar mengambil hape yang sedang dicas karena semalam sempat mati kehabisan batre saat main game sama teman-teman rumah.
Setelah gw menyalakan hape, langsung gw buka aplikasi wa untuk mengabari Misel dan kalau ada waktu sekalian video call, karena gw udah kangen gak bertemu dengannya seminggu ini.. Karena urusan Misel sepertinya cukup serius sehingga hanya sekedar vc pun tak bisa kami lakukan, karena hal itulah gw jadi kangen banget dengannya..
Namun betapa terkejut nya gw, yang tadinya bersemangat untuk menghubungi pacar gw ini, ternyata Misel sudah terlebih dahulu mengirimkan chat panjang banget pada jam 3 dini hari tadi.. Firasat gw langsung buruk, karena gw pengalaman banget kalau wanita sudah mengirim chat panjang seperti ini pasti ada sebuah masalah di dalamnya..
“Hmmmm hufffftttt” setelah menarik nafas dalam – dalam akhirnya gw beranikan diri untuk baca chat dari Michelle
.
.
.
Isi chat nya :
Misel : Selamat pagi sayangku
Kalau kamu udah baca chat aku, pasti udah bangun ya hehe
Kamu tau gak kalau aku itu sayang banget sama kamu? Sayaaaaaanggg bangetttt pokoknya sama kamu.. Di hati aku ini cuma ada kamu seorang, tak ada sedikitpun orang yang bisa menggantikan selain kamu sayang.
Aku mau berterimakasih sama kamu karena kamu juga udah sayang balik ke aku, kamu selalu perhatian ke aku, kamu selalu menjagaku, kamu selalu khawatirin aku dan banyak banget perlakuan kamu yang buat aku bahagia hihi.. Aku bahagia banget bisa mendapatkan kasih sayang yang tulus juga dari kamu, hingga sampai saat ini pun hanya kamu orang yang paling tulis mencintaiku sayang.
Tiada henti – hentinya aku selalu bersyukur karena telah dipertemukan orang seperti dirimu sayang, orang yang tampan, baik, perhatian, lucu, protective, penyayang dan segalanya.. Meskipun kadang suka ngeselin tapi aku suka semua sifat kamu hihi..
Namun aku harus minta maaf, aku minta maaf banget karena harus menyudahi hubungan indah kita berdua.. Bukan karena aku udah gak sayang kamu, di dalam dunia ini mungkin hanyalah aku orang yang paling sayang denganmu setelah ibumu.. Namun ada suatu hal yang tak bisa aku jelaskan sehingga membuatku tak bisa melanjutkan hubungan kita..
Maafin aku ya sayang, maaf banget aku harus pergi meninggalkanmu disaat aku sedang sangat sayang – sayangnya kepadamu. Aku harap kamu jangan sakit hati karena aku ya sayang, kamu boleh membenci aku se benci – bencinya kamu, tapi kamu jangan benci orang-orang di sekitar kamu ya sayang.
Di sekitarmu masih banyak banget kok orang yang menyayangimu sayang, seperti kak Bella, Sindy dan semuanya yang sayang sama kamu.
Kamu jaga kesehatan ya sayang jangan sampai sakit okay? Aku gak bisa bayangin betapa sedihnya aku kalau tahu kamu sakit.. Dulu waktu Sindy sakit kamu perhatian banget ke dia, waktu aku sakit bahkan lebih lagi, kamu selalu menemaniku 24 jam tanpa lepas sedikitpun. Bahagia banget rasanya kalau mengingat saat itu hihi.
Aku sekarang akan memulai hidup baru dengan meninggalkan kota ini sayang, aku akan pergi keluar pulau dan mencoba membuat kisah baru meskipun udah gak ada kamu lagi di sisiku. Sungguh berat dan sangat sedih rasanya aku akan meninggalkan kota ini dan meninggalkan kamu orang yang paling aku sayangi. Namun aku harus kuat di tempat baru nanti sehingga bisa membuat cerita baru dan membagikan nya kepada anak cucu kita kelak. Kamu juga harus kuat ya sayang? Aku yakin kamu pasti kuat menghadapi semuanya. Aku pun sama, aku harus kuat meskipun udah gak bersamamu lagi yang selalu menguatkanku disaat senang maupun sedih.
Maaf kita harus berpisah dengan cara seperti ini, bahkan bertemu denganmu untuk yang terakhir kalinya aja aku benar-benar gak sanggup. Semoga kamu segera menemukan wanita yang jauh lebih baik dari aku ya sayang, aku pun di tempat baru nanti akan mencoba untuk menemukan pria sepertimu, walaupun akan sangat sulit bagiku namun aku harus bisa jadi seperti kamu yang selalu kuat dalam menghadapi semuanya.
Jaga diri baik-baik di kota ini ya sayang, kalau di masa depan kita bertemu kembali, aku ingin mendengarkan kisah baru mu dengan wanita yang memang ditakdirkan untukmu. Aku pun sama akan menceritakan semua kisah hidupku yang baru.
Aku tak akan pernah melupakan kamu sampai kapanpun bahkan sampai aku mati.
Terima kasih atas semua kisah indah yang telah kamu bagikan bersamaku
Semoga tuhan selalu menjagamu
Semoga tuhan selalu memberkatimu
Dika, i’ll love you till i die ”
.
.
.
*Duaaarrrrrrrrr*
Kepala gw seakan tak bisa mencerna apa yang telah gw baca saat ini.. Gw hanya bisa melongo dengan tatapan kosong dan gak bisa mengatakan apapun, gw tampar-tamat pipi berharap apa yang gw lihat saat ini semuanya hanyalah mimpi. Namun tidak, semuanya adalah kenyataan..
“Apa maksudnya ini? Ada apa dengan semua ini? Kenapa tiba-tiba dia chat begini? Gw salah apa hingga Misel chat begini?” dan segudang pertanyaan lain menghujani kepala gw
Sungguh ini hal yang benar-benar diluar kendali otak gw, sampai sekarang gw tak bisa mengerti kenapa semua ini bisa terjadi…
Orang yang selama ini gw sayang, orang yang selama ini selalu memenuhi hati gw, orang yang paling gw jaga dengan sepenuh hati bisa mengucapkan kata perpisahan secara tiba-tiba begini.. Gw benar-benar gak bisa menerima semua kenyataan ini.
Ada beberapa menit otak gw seakan – akan blank tidak bisa memikirkan apapun.. Gw hanya bisa duduk di pinggir ranjang dengan tatapan kosong menghadap tembok kamar gw.
Beberapa menit kemudian akhirnya gw tersadar dan langsung mencoba menelpon wa Misel namun tidak aktif, gw coba telpon seluler pun sama tidak aktif.. Akhirnya gw langsung menghubungi sosmed nya namun yang bikin gw kaget sekali lagi adalah semua sosmed Misel sudah hilang, gw coba dengan beberapa second akun yang tak diketahui Misel pun sama. Gw tak bisa menemukan semua sosmed Misel.. Sepertinya dia sudah menghapus semua akun sosmed nya.
Menyadari Misel sudah tak bisa gw hubungi lagi sama sekali, gw langsung buru – buru memakai celana panjang, hoodie dan mengambil kunci motor..
“Mau kemana sayang?” tanya ibu gw yang melihat anaknya sudah rapih dan terlihat tergesa-gesa
“Dika mau ke kosan bu ada urusan kampus penting banget yang Dika lupa” jawab gw sembari berlalu keluar tanpa salim dengan kedua ortu gw terlebih dahulu
Gw pakai helm dan mengeluarkan motor gw dari garasi kemudian siap berangkat..
“Ada apa sih sampe buru – buru gitu? Hati hati ya sayang, Jangan ngebut!!” ucap ibu gw yang ikut keluar rumah
“Iya bu, Assalamualaikum” pamit gw kemudian berlalu meninggalkan rumah
Di perjalanan, gw pacu motor sport gw hingga menyalip puluhan atau bahkan ratusan kendaraan yang berada di depan gw.. Tak terhitung sudah berapa kali gw melakukan hard break karena ingin bersenggolan dan ingin menabrak pengguna jalan lain. Pikiran gw saat ini cuma satu, Michelle!!.
Perjalanan yang biasanya di tempuh dalam 40 menit atau bahkan lebih, kini hanya gw tempuh kurang dari 30 menit. Setelah sampai kosan, gw langsung bergegas ke kamar gw untuk mengambil kunci cadangan kamar Misel. Setelah dapat, gw langsung ke kamar Misel dan membuka gagang pintu nya, namun ternyata pintunya tak terkunci.
*Degggggg*
Gw deg – degan setelah mengetahui pintu dia tak terkunci, di hati gw akhirnya memiliki sebuah harapan. Tanpa babibu, gw langsung buka kamar Misel.
Ternyata…
Hal yang paling tak gw duga dan tak gw inginkan terjadi saat ini..
Kamar Misel sudah kosong.. Semua barang – barang Misel sudah tak ada sedikitpun, yang tersisa hanyalah perlengkapan dari kosan ini saja..
Gw tak bisa mempercayai semua ini.. Gw langsung berlutut lesu melihat kamar wanita pujaan hatiku sudah kosong tak tersisa.. Kamar yang mengandung sejuta kenangan gw dengan Misel, kamar yang biasa jadi tempat berteduh oleh wanita impianku telah kosong.. Semuanya benar-benar nyata kali ini, ini bukan mimpi.. Ini adalah kenyataan bahwa Misel sudah meninggalkan gw..
Gw tak bisa merespon apapun saat ini, hanya tetap berlutut lesu di dalam kamar Misel, wajah dan mata gw memerah akibat seluruh emosi yang campur aduk menerpa diri ini.. Namun entah mengapa air mata gw sama sekali tak mengalir sedikitpun.
“Arrrrrrggghhhhhhhh ANJINGGGGGG!!!!” teriak gw dalam hati yang entah kenapa tak bisa gw keluarkan
Beberapa saat kemudian gw berdiri dengan sendirinya, melangkah keluar dari kamar Misel..
“Eh mas Dika dari kamar Misel? Kenapa mas? Kan semalam udah dipindahin semuanya sama bapak dan sodara nya Misel mas.. Sampe aku kebangun tengah malam gara2 suara mereka pindahan.. Aku kira mas Dika udah tau” ucap seorang wanita penghuni kosan sekaligus tetangga kosan Misel yang melihat gw berjalan lesu keluar dari kamar Misel
“Makasih mbak” hanya ucapan itu yang keluar dari mulut gw sambil berjalan tertunduk menuju kamar gw
Setelah sampai depan kamar gw, gw lihat jendela kamar mbak Bella terbuka.. Secara tidak sadar badan gw bergerak menghampiri kamar mbak Bella lalu memasuki nya.
“Eh ganteng udah pulang” sapa mbak Bella ketika gw membuka kamar
“Loh kamu kenapa Dika??? Heyyy kamu kenapa??!” mbak Bella panik melihat mata gw merah dan berjalan lesu lalu langsung rebahan terlentang di kasur nya
Gw tak bisa menjawab ucapan mbak Bella, gw hanya bisa berbaring dan menatap langit-langit dengan tatapan kosong.. Menyadari ada suatu hal yang tak beres, mbak Bella langsung bangkit untuk menutup pintu lalu menghampiri gw yang sedang terbaring dengan mata merah namun tatapan nya kosong.
“Dikaaaa kamu kenapa heyyy??!! Jangan bikin aku panik dong astagaaa!!” ucap mbak Bella khawatir dengan keadaan gw sambil menggoyang – goyangan badan gw
Gw akhirnya memberikan hape gw ke mbak Bella yang layar nya sedang berada di room chat Misel.
“Ini apa? Kenapa Dika?” mbak Bella masih bingung dan tak mengerti maksud gw
“Baca mbak” ucap gw sangat pelan seperti kehabisan suara
Akhirnya mbak Bella mengerti dan langsung membaca semua chat Misel yang berada di layar hape gw…
“HAAAHHHHH??!!!” teriak mbak Bella yang kaget setelah membaca semua chat Misel
Mata mbak Bella melotot dan tangan kirinya menutupi mulutnya yang sedang menganga karena dia tak menyangka atas apa yang sudah dibaca nya.. Mbak Bella akhirnya mengerti kenapa gw jadi seperti ini..
“Liat kamar Misel mbak” ucap gw pelan namun kini mata gw udah gw tutupi dengan lengan kanan
Tak perlu konfirmasi lagi mbak Bella langsung bergegas menuju kamar Misel dan beberapa saat kemudian dia balik lagi lalu langsung menutup dan mengunci pintu kamar nya.. Dia kini duduk kembali di pinggir kasur menghadap gw. Tak lama kemudian mbak Bella menangis, menangis sesenggukan. Walaupun mata gw tertutup namun telinga gw bisa mendengar dengan jelas isak tangisnya.
“Hiksss apa maksudnya ini Dikaaaa!! hiksss” ucap mbak Bella di sela-sela tangisan nya
“Heiii dengerin!! Kamu kenapa sama Misel?? Ada masalah apa sama dia sampai kalian begini??!!” teriak mbak Bella dengan suara bergetar sambil menggoyang – goyang badan gw
“Aku juga gak tau mbak” ucap gw lirih
“Hikss Tolong jelasin semuanya Dikaaaaa!!! Hikss Aku gak rela sumpah! Hikss Aku gak rela kalian berpisah seperti ini!!” lanjut teriak mbak Bella sambil menangis
“Aku gak tau mbak, aku tiba – tiba dapet kabar dari Misel begitu, entah aku juga gatau salah aku apa sampe dia tega ninggalin aku dengan rasa sakit yang luar biasa seperti ini”
“Hati aku sakit banget mbak menerima semua kenyataan ini.. Otak aku gak bisa menerima semua kenyataan yang saat ini aku alami”
“Aku hancur mbak, aku hancur sehancur – hancurnya.. Mungkin ini adalah karma yang diberikan tuhan untukku. Aku orang jahat, aku pantas mendapatkan semua rasa sakit ini” ucap gw panjang lebar namun dengan nada lemah
Kini gw hanya diam karena pikiran gw masih berkecamuk memikirkan semua ini.. Sedangkan mbak Bella tetap menangis di samping gw.. Tak ada satupun kata yang terucap dari kami.. Lumayan lama kita berdua saling diam hingga akhirnya mbak Bella berhenti menangis.
Beberapa saat kemudian gw dengar mbak Bella bangun dari duduk nya kemudian berjalan menuju kamar mandi, terdengar beberapa kali guyuran air lalu mbak Bella kembali lagi duduk di sebelah gw yang masih terbaring sambil menutup mata dengan lengan kanan.
“Dik..”
“Dikaaa..”
“Dikaa bangun dulu” panggil mbak Bella namun gak gw respon
“iihhhh ayo bangun dulu” mbak Bella menarik lengan kanan gw hingga mata gw kini bisa memandang langit – langit lagi
“Dika kamu gak sakit kan” mbak Bella khawatir lalu memegang leher dan kening gw, gw hanya balas dengan geleng-geleng
“Dik.. Duduk yuk sebentar sayang.. Kita pikirin masalah ini sama-sama yuk” ucap mbak Bella yang kini lembut
“Kita harus pikirin semua ini dengan tenang, kalo kamu begini terus apa kamu bisa memperjuangkan Misel?” lanjut nya yang bikin gw nyesek
“Halah perjuangan – perjuangan tai anjing! Kalo ujung – ujungnya begini, buat apa lagi gw perjuangin kontol!” emosi gw dalam hati yang tak bisa diungkapkan di depan mbak Bella, karena mbak Bella adalah salah satu orang yang kusayangi.
“Dikaaa dengerin ya adikku sayang.. Aku yakin semua pasti akan ada jalan keluarnya kok, aku yakin masih ada kesempatan buat kamu, buat Misel, buat kita semua.. Walaupun kemungkinan kesempatan itu hanya 1 %, seenggaknya kita harus berusaha memperjuangkan nya..” ujar mbak Bella yang menusuk ke hati gw
Akhirnya gw duduk menuruti perintah mbak Bella, karena gw pikir ucapan mbak Bella ada benarnya juga.. Mungkin kini gw sedang diselimuti oleh emosi yang campur aduk sehingga tidak bisa sedikitpun untuk mencoba berpikir jernih.
Gw duduk bersandar di tembok diatas kasur mbak Bella, namun pandangan gw tetap kosong kedepan.. Mbak Bella langsung mengubah duduk nya di sebelah kanan gw, dia meraih kedua bahu gw lalu ditarik untuk tenggelam di dalam pelukan nya.
“Dikaaaa sabar ya sayang.. Aku tau semua ini terasa sakit banget buat kamu, aku bisa mengerti besarnya rasa cinta kamu ke Misel.. Aku juga mengerti semua kejadian ini gak akan bisa diterima oleh akal sehatmu, tapi seenggaknya kamu tenang ya sayang.. Kita pikirin baik baik okay?” ucap mbak Bella sembari mengusap – usap kepala dan punggung gw.
“Lagian kan ada aku disini, aku bakal terus nemenin kamu kok.. Kamu jangan mikirin semua masalah ini sendirian ya, aku siap untuk berbagi beban bersamamu Dika, jadi mari kita hadapi masalah ini sama-sama ya” lanjut nya yang masih mengelus – elus gw
Gw akhirnya merespon dengan menggeleng – gelengkan kepala di pelukan dia..
“Nggak mbak, semua ini biar aku yang mencari tahu dan menyelesaikan nya.. Aku gak mau mbak Bella ikut juga.. Aku yang mengawali, aku juga yang harus mengakhiri” ucap gw lemah di dalam pelukan nya
“Hussttttt nggak boleh gitu.. Aku tau kamu kuat, aku tau kamu selalu bisa menghadapi semua masalah.. Tapi untuk saat ini stop berperilaku sok kuat ya Dika, aku ini kakak kamu loh, aku tau banget kalo kamu lagi down sekarang.. Biarkan aku sebagai kakak kamu yang akan menemanimu dan berada disisi mu saat kamu butuh bantuan” ucap mbak Bella yang membuat hati gw terenyuh
“Ternyata mbak Bella se peka dan se sayang ini sana gw” ucap gw dalam hati
Akhirnya mbak Bella melepas pelukan nya lalu memandang gw yang kembali tertunduk lesu..
“Makasih ya mbak, aku jadi sedikit lebih tenang” ucap gw tulus
“Iya sama-sama sayang” jawab mbak Bella sembari mengelus-elus pipi gw
Akhirnya kita berdua kini mencari cara untuk mengetahui semua dibalik ini.. Tentunya pemikiran untuk bertemu kedua orang tua Misel adalah opsi nomor satu, namun kita mencari opsi lain agar semuanya jelas.
“Hmm kayaknya harus cari yang disekitar dulu deh.. Misalkan teman-teman Misel, atau yang jadi kepercayaan Misel selain aku dan kamu” ucap mbak Bella sembari berpikir
“SOFIA!!” teriak kita berdua bebarengan
“Astagfirullah kenapa aku gak kepikiran dari tadi sih” gerutu gw sembari mencari-cari kontak Sofia
“Udah gapapa Dika namanya juga lagi down, aku juga kalo lagi stres gak bisa mikirin apapun kok” mbak Bella memenangkan gw
Gw langsung telpon Sofia dan ternyata telpon nya tersambung.. Setelah diangkat gw langsung loudspeaker.
.
.
.
“Assalamualaikum” ucap Sofia mengangkat telpon
“Waalaikum salam Sof, ini aku Dika” jawab gw
“Iya tau, kan ada nama kontaknya Dik, kenapa?” potong Sofia
“Gini Sof, kamu tau gak Misel kenapa dan sekarang dia pergi karena apa?” tanya gw
“Hah?? Harusnya aku yang mau tanya itu ke kamu Dik” Sofia malah kaget atas pertanyaan gw
“Dia akhir – akhir ini jarang masuk kampus.. Pas aku tanya kenapa, dia cuma bilang ada masalah keluarga doang.. Terus tiba – tiba minggu lalu dia bilang lagi ngurus2 buat pindah kuliah, dan tadi malem aku dapat chat dia sekarang pindah ke luar pulau.. Aku yang mau tanya sebenarnya Misel kenapa Dik? Apa ada masalah dengan hubungan kalian? Aku liat dia bahagia banget soalnya selama pacaran sama kamu” papar Sofia yang ternyata tak menjawab sesuai keinginan hati gw.. Namun gw jadi tahu kalau Misel ternyata udah pindah kuliah dari minggu lalu.
“Maaf ya sebelumnya Sof, tapi aku juga pusing banget disini aku gatau harus ngomong apa, tapi aku juga kurang lebih nya sama seperti yang kamu rasakan Sof.. Aku bingung dengan semua ini makanya aku hubungi kamu buat nanyain tentang Misel, tapi ternyata kamu sama kayak aku ternyata” balas gw
“Yaudah nanti next time kita ketemuan aja ya Sof, nanti aku ceritain semuanya ke kamu. Sekarang aku lagi menyelesaikan masalah ini dulu.. Makasih ya sebelumnya Sof” lanjut gw
“Hmm oke deh Dik ditunggu ya kabar baik dari kamu” jawab Sofia
“Assalamualaikum” pamit Sofia
“Waalaikum salam”
.
.
.
“Nihil mbak” ucap gw lemas sambil geleng-geleng
“Udah gapapa sabar ya Dika.. Yuk cari cara lain” mbak Bella memenangkan gw sembari mengusap – usap pipi gw
Akhirnya kita berdua kembali memutar otak mencari cara kesana kesini namun tetap tak ada hasil.. Hingga akhirnya kita berdua memutuskan untuk datang dan bicara langsung kepada kedua orang tua Misel.
“Gak ada cara lain lagi Dik, cuma itu satu satunya.. Udah kamu tenang aja ya aku bakal tetap menemani kamu kok. Apapun yang terjadi, aku tetap jadi kakak yang selalu menemanimu Dika” ucap mbak Bella yang menenangkan hati gw kembali
Entahlah… Kalau mbak Bella udah keluar sifat dewasa nya begini tuh gw merasa benar-benar jadi adik yang perlu disupport oleh kakanya.. Mbak Bella seakan-akan menjadi pawang hati gw yang selalu mudah tenggelam oleh nafsu dan emosi.
“Hmmmmm huffftttttt.. Yuk mbak” ucap gw setelah menguatkan diri agar bisa bertemu kedua orang tua Misel
“Hayu.. Pake motor aku ya, aku aja yang nyetir. Aku gamau nanti malah kita berdua kenapa – kenapa karena emosi kamu masih belum stabil” sahut mbak Bella kemudian bersiap-siap.
Setelah mbak Bella udah siap, kita berdua menuju rumah Misel.. Namun sebelum melangkah keluar kamar kosan, mbak Bella menahan tangan gw.
“Dika.. Dengerin aku ya, aku gatau nanti apa yang akan terjadi disana. Tapi aku mohon sama kamu apapun hasilnya nanti, aku mau kamu harus terima ya. Walaupun amat – amit nanti hasilnya gak sesuai seperti yang kamu harapkan, setidaknya kita mengetahui alasannya.. Okay?” peringatan mbak Bella sembari mengelus-elus pipi gw
“Iya mbak, aku udah siap dengan semuanya kok” ucap gw tanpa keraguan
.
.
.
Pukul 10.00
Akhirnya kita berdua berjalan menuju rumah Misel yang masih berada di kota ini.. Setelah 30 menit kemudian sampailah kami di rumah Misel, rumah besar 2 lantai yang pernah gw kunjungi ini entah kenapa malah membuat hati gw menjadi sedikit sakit.
Yappp gw bukan pertama kali ke rumah Misel, gw sebelumnya udah dua kali main ke rumah Misel dan dikenalkan kepada kedua ortu nya.. Kedua ortu Misel sangat ramah dan sangat menyambut gw waktu dulu pernah main kesini, terakhir mungkin 2 bulan lalu gw main ke rumah Misel.
Sesampainya di gerbang gw pencet bell rumah nya, beberapa saat kemudian muncul lah pak Ngatmo sang security sekaligus supir bokap nya Misel.
“Mau cari siapa mas?” tanya nya
“Mau ketemu om Steven , sama tante Jessica pak (kedua ortu Misel)” jawab gw
“Ohh ini temen nya non Misel yang pernah kesini ya.. Monggo masuk dulu mas, nanti saya panggilkan bapak dan ibu” ucap pak Ngatmo sembari membukakan gerbang
Gw dan mbak Bella akhirnya masuk lalu duduk di ruang tamu setelah dipersilahkan oleh pak Ngatmo. Beberapa menit kemudian muncul lah kedua ortu Misel menghampiri kita berdua.
“Halo Dika, apa kabar? Sehat?” sapa bokap Misel
“Udah lama ya gak main kesini” timpal nyokap Misel lalu mereka berdua duduk di hadapan gw dan mbak Bella
“Baik om, tante” sahut gw namun sambil menunduk tak berani memandang mereka
Karena wajah tante Jessica ini mirip dengan Misel, jadi gw putuskan untuk tak memandangi wajah mereka agar bisa mengontrol emosi gw.
“Oh ya ini siapa?” tanya nyokap Misel ke mbak bella
“Saya Bella, kakaknya Dika tan” jawab mbak Bella sambil tersenyum
“Ohhhh oke oke” sahut nyokap Misel
“Gini om, tante, maksud aku sama Dika kesini adalah-” ucap mbak Bella berniat menjelaskan alasan kita kesini namun langsung dipotong
“Ssssssttttt udah gaperlu dijelasin, saya udah tau kok. Kita minum dulu ya biar santai” potong bokap nya Misel
“Baik om” jawab mbak Bella
Tak lama kemudian datang art (asisten rumah tangga) membawakan minuman untuk kami berempat…
“Nah hayu diminum dulu Bella, Dika” ajak nyokap Misel dengan ramah
Kedua ortu Misel beserta mbak Bella meminum minuman yang ada di meja, sedangkan gw hanya diam saja dan tetap tertunduk memandang ke arah meja yang berada di depan gw.. Mbak Bella paling mengerti akan gw sang adiknya ini, dia mengusap – usap punggung gw untuk menenangkan hati gw.
“Okehhh.. Jadi kalian mau mulai ceritanya dari mana?” ucap bokap Misel dengan nada santai namun wajahnya serius
“Semuanya om” sahut gw pelan
Gw lihat tangan tante Jessica menggenggam erat tangan om Steven sebelum akhirnya dia bercerita tentang Misel.
…………….
*Disini gw gabisa kasih dialog nya ya.. Gw hanya menjelaskan inti dan maksudnya saja..*
Jadi dua bulan lalu.. Seminggu setelah gw main ke rumah Misel, terjadi rapat keluarga untuk membahas hubungan Misel dengan gw, dihadiri oleh Misel, kedua ortu nya, beserta kakak – kakaknya Misel.
Meskipun umur hubungan kami ini masih terbilang seumur jagung yang memang belum jelas kemana akan pergi nya.. Namun karena Misel anak wanita satu – satunya dan gw adalah orang pertama yang dibawa Misel ke rumah, akhirnya hubungan kita berdua sudah dianggap serius oleh keluarga Misel. Sebenarnya ada satu hal lagi yang sangat penting untuk dibahas, karena hal itulah yang akhirnya menjadikan rapat keluarga ini terselenggarakan..
Apakah itu? Yap sama seperti tebakan yang ada di otak kita selama ini.. Yang jadi persoalan adalah “AGAMA”
Mulai dari sini NO SARA ya..
Agama adalah tembok paling tinggi dalam suatu hubungan hingga hanya beberapa orang saja yang bisa melewati nya..
Sebenarnya seluruh keluarga Misel tidak pernah masalah dengan kehadiran gw beserta apapun keyakinan yang gw anut.. Yang penting anak mereka bahagia aja sudah cukup untuk kedua orangtua nya.. Namun, ini persoalan dua insan yang akan menjadi satu. Karena Misel yang sering curhat ke nyokap nya kalau sayang banget dan cinta mati ke gw akhirnya mereka semua membahas persoalan ini.. Mereka gak mau kedepannya Misel dan gw merasakan sakit hati yang mendalam karena tak bisa bersatu.
Kedua orang tua Misel menjelaskan kalau tak pernah sedikitpun ada niatan untuk mengajak gw mengikuti keyakinan nya.. Namun mereka juga tidak bisa membiarkan anaknya pergi meninggalkan keyakinan yang sedari lahir dianut olehnya.
Iya gw sangat paham kalau keluarga Misel adalah keluarga yang agamis, Misel pun sama tentunya hanya sesekali saja dia bolos dari ibadah nya. Tapi selebihnya dia taat banget..
Sedangkan gw? Walaupun gw begini, jarang ibadah, ngomong kasar, ngentot sana sini, namun keluarga gw juga sebenarnya adalah keluarga yang agamis.. Jika di rumah, gw jadi anak yang taat ibadah dan dikenal baik oleh lingkungan sekitar.. Meskipun gw yang seperti kelihatan cuek kalau membahas masalah agama, namun jika harus meninggalkan agama yang selama ini selalu mengiringi langkah hidup gw, tentu saja itu suatu hal yang sangat mustahil buat gw.
Yap itulah inti permasalahan nya.. Yang biasanya gw selalu bisa melewati segala permasalahan, namun kini tembok yang menghadang benar-benar sangat tinggi bagi gw. Gw tak bisa merespon apa-apa dan tanpa sadar mata gw memerah kembali karena membendung emosi yang campur aduk di dalam diri gw, ingin rasanya meluapkan segala emosi gw saat ini namun tidak bisa. Mbak Bella yang menyadari hal itu langsung mengusap – usap punggung gw hingga akhirnya gw sedikit tenang.
Akhirnya gw mengerti betapa sulitnya tembok yang harus gw dan Misel hadapi, tembok ini adalah bukan tembok yang bisa dihadapi hanya dengan logika, namun harus dihadapi dengan segalanya dan dengan waktu yang tidak sebentar, bahkan mungkin sampai mati.
“Kalau masalah nya karena agama, lalu kenapa Misel sampai meninggalkan kota ini? Kan dengan cara memutuskan hubungan sudah cukup?” pertanyaan baru akhirnya muncul di benak gw
Om Steven akhirnya melanjutkan ceritanya..
Rapat keluarga saat itu ternyata tidak membuahkan hasil dan solusi yang memuaskan, justru membuat masalah baru untuk Misel yang kini menjadi kepikiran dengan kelanjutan kisah cinta mati nya dengan gw.. Misel jadi sering pulang untuk curhat dengan nyokap nya. Karena bagi Misel, hanya nyokap nya lah yang bisa ia lampiaskan untuk mengeluarkan semua unek – unek yang ada di hati nya.
Hingga akhirnya pada satu bulan lalu, terdapat kejadian yang sama sekali tak di duga oleh keluarga mereka..
Misel mencoba untuk bunuh diri..
*Degggggggg* gw yang mendengar hal itu seakan tidak percaya sama sekali atas apa yang telah gw dengar.. Karena sejauh ini ketika gw bersama Misel, tak ada sedikitpun yang menunjukkan kalau dia ini sedang stres dan banyak pikiran, dia selalu ceria seperti biasanya. Gw jadi teringat kalau satu bulan yang lalu Misel sempat pulang selama seminggu, jadi ternyata waktu itu…
Kini tatapan gw kembali kosong, emosi di dalam diri gw kembali tak karuan. Terdengar suara tangisan dari nyokap Misel mengiringi cerita dari suaminya.. Mbak Bella yang terbawa suasana pun ikut menangis sembari terus – menerus mengusap punggung gw.
Misel merasa sudah tak sanggup lagi memikirkan gimana caranya agar dia dan gw selalu bersama.. Misel tidak ingin melepaskan gw sedangkan dia juga tidak bisa untuk melepaskan keyakinan nya saat ini. Misel sadar kalau kedepannya kita berdua tak akan bisa bersatu, jadi dia waktu itu mengambil keputusan secara singkat untuk mengakhiri hidup nya.. Misel lebih memilih pergi dari dunia secepatnya daripada melihat masa depan nya yang akan berpisah dengan gw..
Untung kejadian itu masih diketahui nyokap nya, kemudian Misel langsung dibawa ke rs dan akhirnya nyawa nya masih bisa terselamatkan.. Semua keluarga nya langsung panik saat itu, kedua ortu Misel beserta para kakaknya merasa terpukul dan bersalah atas derita yang dialami oleh anak wanita satu – satunya dalam keluarga ini…
Singkat cerita, akhirnya seluruh keluarganya memutuskan untuk membebaskan Misel.. Mereka tak akan mengharapkan apapun lagi, semua keputusan berada di tangan Misel. Kalaupun memang nanti kedepannya Misel harus meninggalkan keyakinan nya lalu mengikuti gw, seluruh keluarganya akan menerima.. Mereka lebih takut akan kehilangan Misel daripada harus mengatur masa depan anaknya.
Namun setelah kejadian tersebut justru Misel membuat keputusan kalau ingin meninggalkan kota ini, meninggalkan gw, meninggalkan keluarga nya, dan meninggalkan seluruh kenangan di kota tempat dia dilahirkan dan dibesarkan ini. Misel akhirnya memutuskan ingin memulai hidup baru di luar pulau, jauh dari gw “sang cinta mati” yang tidak bisa digapai.
Keputusan Misel sudah bulat, ortu dan kakaknya sudah menawarkan opsi kota – kota lain di pulau ini namun tak Misel hiraukan.. Akhirnya kedua orang tua Misel beserta kakak – kakaknya mengalah dan menuruti permintaan Misel. Karena Misel sempat mengancam kalau keinginan nya dihalangi atau tak dituruti, dia akan melakukan hal yang sama seperti waktu itu (bunuh diri)..
Misel juga sempat berpesan kepada kedua ortu nya untuk bilang pada gw kalau jangan pernah mencoba menyusul Misel karena semua ini adalah keputusan yang sudah dipikirkan sangat matang olehnya, kalaupun gw memaksa kesana pasti tak akan bisa bertemu dengannya.. Dan jika memang ternyata bisa, mau tidak mau Misel akan melakukan hal gila seperti yang pernah dilakukan nya (bunuh diri).
Ternyata Misel sudah berangkat ke luar pulau sedari 3 hari yang lalu, namun baru hari ini semua kontak yang digunakan Misel tidak bisa dihubungi.. Bahkan menurut pengakuan kedua orangtua nya, mereka juga panik dan punya permintaan ke gw jika Misel menghubungi gw lagi dengan kontak baru langsung segera dibagikan karena kedua ortu Misel juga kini sama khawatir nya dengan gw..
Akhirnya gw pun menjelaskan semua yang gw alami kepada bokap dan nyokap Misel.. Dari keadaan hubungan gw dengan Misel hingga kejadian hari ini.. Namun gw tetap memandang ke meja, masih tidak sanggup jika melihat wajah tante Jessica yang mirip dengan Misel.
…………….
Setelah semua itu akhirnya kita berempat kembali ngobrol – ngobrol membahas persoalan Misel..
“Dika.. Ini tante dititipin amplop dari Misel, entah isi nya surat atau apa tante juga gatau.. Tolong di terima ya Dika, soalnya ini permintaan terakhir Misel sebelum berangkat kemarin” ucap tante Jessica sembari menyerahkan
“Makasih tan” jawab gw pelan namun tetap berdiam diri
Akhirnya mbak Bella yang mengambil surat tersebut.. Tak lama dari itu akhirnya gw dan mbak Bella pamit, ketika salim dengan bokap dan nyokap nya Misel, tak sengaja muka tante Jessica terlihat oleh pandangan gw yang membuat gw langsung terpikirkan Misel kembali..
Pukul 13.00
Kita berdua akhirnya berlalu dari rumah Misel.. Di perjalanan, gw yang di bonceng mbak Bella hanya bisa memeluknya dengan erat sembari menaruh dagu gw dipundaknya.. Emosi gw masih tidak karuan dan ingin banget gw keluarkan namun susah rasanya, hingga akhirnya..
“Mbak.. Jangan pulang dulu, cariin tempat sepi aku mau teriak sekenceng – kencengnya” ucap gw sembari semakin mengeratkan pelukan
Tanpa menjawab pertanyaan gw, mbak Bella langsung melajukan motornya ke tempat yang gw inginkan.. 30 menit kemudian kita berdua sampai di sebuah perbukitan, jalanan di sini cukup sepi walaupun siang hari. Mbak Bella kemudian menghentikan motornya di salah satu tikungan jalan, diujung tikungan tersebut adalah jurang namun terdapat pembatas jalan yang menghalau, di situ juga terdapat semacam satu bangku kayu panjang untuk menikmati pemandangan..
Gw langsung turun dan berjalan menuju ujung jurang tersebut.. Gw berdiri memegang pembatas jalan lalu membuka surat yang diberikan oleh nyokap nya Misel..
Isi surat nya:
Maafkan aku yang tidak bisa memperjuangkan cinta kita
Maafkan aku yang sudah mengambil keputusan secara egois
Maafkan aku yang selama ini sudah jatuh hati kepadamu
Jangan lupa selalu jaga kesehatan di sana, aku pamit ya..
Dika, i’ll love you till i die
Michelle
Setelah membaca itu langsung terbayang kembali semua tentang Misel, semua keindahan yang kita lalui ternyata hanya sesaat saja dan kini gw kehilangan semuanya secara tiba-tiba..
“ANJIIINNNNINGGGGG!!!”
“BANGSAAAAAAAAATTTTT!!!!”
“GBLKKKKKKKKKK!!”
“TOLOOOOOOOLLLLLL!!!”
“ARRRRRGGHHHHHH MISEEELL!!!!!”
Teriakan dan makian gw di tempat ini seakan-akan mengeluarkan semua emosi yang berada di dalam diri gw.. Setelah itu gw langsung terduduk lesu dengan tatapan kosong ke arah jurang dan secara tiba-tiba air mata gw akhirnya bisa keluar, mengalir sangat deras membasahi pipi gw..
Mbak Bella yang terkejut langsung menghampiri secara tergesa-gesa lalu langsung memeluk gw dari samping.. Akhirnya gw menangis di pelukan mbak Bella, menangis tersedu – sedu mengeluarkan semua kesedihan yang selama ini tak bisa gw keluarkan.. Mbak Bella yang melihat gw tak berdaya pun ikut menangis sembari terus memeluk gw dengan kasih sayangnya..
Lumayan lama gw nangis di pelukan mbak Bella hingga akhirnya gw bisa tenang.. Sepertinya gw saat ini memang sedang butuh pelukan, dan pelukan yang hangat dari mbak Bella sang kakak gw tersayang ini seakan-akan mengobati semuanya..
“Yang kuat ya Dika sayang.. Gapapa kok aku gak akan melarang kamu nangis, kamu bisa nangis sepuasnya dan membuang semua kesedihan kamu saat ini.. Namun habis ini kamu harus pulih kembali ya.. Ingat disini masih banyak banget orang yang sayang sama kamu. Mungkin kamu diberi cobaan saat ini adalah karena tuhan sayang sama kamu, tuhan juga sayang sama Misel.. Percayalah semua ini adalah rencana dari tuhan, daripada kalian berdua merasakan sakit hati lebih parah ketika sudah terlalu dalam hubungannya, makanya tuhan memisahkan kalian saat ini sehingga kamu bisa kembali menemukan wanita yang akan menjadi takdirmu..” ujar mbak Bella panjang lebar sembari memeluk gw
Gw tak menjawab namun hati gw menjadi semakin tenang mendengar ucapan mbak Bella..
“Semoga ini adalah rencana terbaikmu ya Allah, semoga Misel disana juga selalu mendapat perlindungan-Nya” doa yang terucap dalam hati gw
Bersambung